Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

KOMBINASI BUMBU DAN ASAP CAIR DALAM MEMINIMALKAN PEMBENTUKAN HISTAMIN PADA IKAN KEMBUNG PEREMPUAN (Rastrelliger neglectus) ASAP [Combination of Spice and Liquid Smoke in Minimizing Histamine Formation in the Smoked Mackerel (Rastrelliger neglectus)] Meta Mahendradatta; Abu Bakar Tawali
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol. 17 No. 2 (2006): Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
Publisher : Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB Indonesia bekerjasama dengan PATPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.782 KB)

Abstract

Four spices (clove, cinnamon, tamarind and ginger) were combined and applied to produce smoked female mackerel. The use of liquid smoke was compared with redistilled liquid smoke. The result showed that there was lower histamine content in smoked fish treated with spices after the use of liquid smoke and redistilled liquid smoke at (1.00 – 1.20mg/100g) compared with the raw material (1.55mg/100g). Histamine content in all treatments increased during storage from 0.96 – 1.13 mg/100g to 6.40 -20.29mg/100g. The phenol content decreased during storage from 2.19% - 2.44% to 0.72% - 0.84%. Using of liquid smoke in combination with spice as well as without spice,resulted in decreasing of the free fatty acid (FFA) content until 20 days of storage then increased, whereas using redistilled liquid smoke, resulted decreased of FFA during 10 days storage before increased. Total psychrophilic microbe was not detectable at 0 and 10 days storage but then increased at 20 and 30 days storage to 6.5x103 – 10.1x103cfu/ml and 7.5x103 – 15.5x103cfu/ml, respectively. Overall, combination between clove-cinnamon and liquid smoke which was applied to female mackerel showed the best result i.e.: lower histamine content, lower FFA, lower total psychrophilic microbe and lower phenol content than other treatments. The acceptability of smoked fish treated with clove-cinnamon and liquid smoke after 30 days storage showed higher value than other treatments. Key words: histamine formation, redistilled liquid smoke, spices, short-bodied mackerel
PRODUKSI DAN KOMERSIALISASI SURABI DENGAN CAMPURAN IKAN GABUS UNTUK MENINGKATKAN NILAI GIZI PRODUK JAJANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN PINRANG Abu Bakar Tawali; Nandi Kuswandi Sukendar; Andi Rahmayanti; Jumriah Langkong; . Irwan; Lisa Angriani
Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP) Vol. 7 No. 2 (2022): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 7 NO. 2 MEI 2022
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v7i2.17900

Abstract

Kasus stunting sudah menjadi permasalahan nasional, hampir seluruh wilayah Indonesia mengalami permasalahan yang sama, tak terkecuali di kabupaten Pinrang. Prevalensi kasus stunting di Kabupaten Pinrang menyentuh angka 27,60%. Kondisi ini menjadi perhatian khusus pemerintah Kabupaten Pinrang untuk menekan kasus gizi buruk (stunting). Salah satu potensi sumberdaya perikanan yang dimiliki Kabupaten Pinrang adalah ikan gabus. Potensi sumber daya ikan gabus hanya di pasarkan dalam bentuk segar sehingga perlu adanya pemanfaaatan sumber potensi lokal di wilayah Kabupaten Pinrang.Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendiseminasikan hasil penelitian produk berupa surabi ikan gabus yang memiliki kandungan nutrisi tinggi untuk mengatasi kasus stunting di Kabupaten Pinrang. Kegiatan ini meliputi kordinasi dengan mitra, persiapan teknologi dan produk yang akan didifusikan, pembuatan prototipe produk surabi, pembuatan leaflet produksi surabi, sosialisai dan demonstrasi pelatihan pembuatan surabi. Melalui kegiatan ini, diharapkan permasalahan stunting di Kabupaten Pinrang dapat teratasi serta masyarakat mampu secara mandiri memproduksi dan memasarkan produk Surabi ikan gabus. Selain itu, kegiatan diharapkan mampu membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan masyarakat, serta mendukung ketersediaan pangan sumber protein yang murah bagi masyarakat. Hasil pengabdian dikatakan berhasil yang ditandai dengan adanya peningkatan pengetahuan berdasarkan nilai pre-post test dan produk yang dihasikan pada saat pelatihan pembuatan produk menjadi kategori sangat baik. Kata kunci: Ikan gabus, pinrang, stunting, surabi.   ABSTRACT Stunting cases have become a national problem; almost all parts of Indonesia experience the same problem, not least in Pinrang District. The prevalence of stunting cases in Pinrang District touched 27.60%. This condition is a special concern for the Pinrang District government to suppress cases of malnutrition (stunting). One of the potential fisheries resources owned by Pinrang District is snakehead fish. The potential of snakehead fish resources is only marketed in fresh form, so it is necessary to utilize potential local sources in the Pinrang District area. These activities include coordination with partners, preparation of technology and products to be diffused, making prototype s of Surabi products, making Surabi production leaflets, socialization, and demonstrations of Surabi making training. Through this activity, it is hoped that the stunting problem in Pinrang district can be resolved and the community is able to independently produce and market snakehead fish Surabi products. In addition, the activity is expected to be able to create jobs, increase people's income, and support the availability of cheap protein sources for the community. The results of the service are said to be successful, which is marked by an increase in knowledge based on the pre-post test scores and the products produced during the training of making products are categorized as very good. Keywords: Snakehead fish, pinrang, stunting, surabi.
Ekstraksi albumin ikan gabus (Channa striata) pada titik isoeletriknya Muhammad Asfar; Abu Bakar Tawali; Pirman Pirman; Meta Mahendradatta
Jurnal Agercolere Vol 1 No 1 (2019): Jurnal Agercolere
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Ichsan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.443 KB) | DOI: 10.37195/jac.v1i1.55

Abstract

The high content of albumin in snakehead fish and proof of efficacy in clinical trials against several diseases, as well as the expensive commercial albumin preparations, making a snakehead fish alternative as a cheap source of albumin. The purpose of this study was to optimize the extraction, purification of albumin from snakehead fish to obtain higher levels of albumin. For that need to be investigated to obtain the isoelectric point of albumin extract with the greatest yield. Treatment research is the use of solvents is 0.9% NaCL and dilute HCL and extraction is by heating and without heating. The parameters tested were the determination of the isoelectric point, moisture content, albumin, and yield. The results obtained showed that the isoelectric point of albumin is at pH 4.6 with 62.9% albumin, 7.8% moisture content and yield of 11.6%.
PENDAMPINGAN TEKNOLOGI DAN PEMASARAN PRODUK KEPITING KAMBU KHAS PULAU SALEMO, DESA MATTIRO BOMBANG, KABUPATEN PANGKAJENE KEPULAUAN Tawali, Abu Bakar; Karim, Muhammad Yusri; Asfar, Muhammad; Hasanuddin, Nurul Fathanah; Clausthaldi, Fadhil Rizki; Irwan, Irwan; Nadhifa, Dwi Ghina
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 9 No. 1 (2023): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 9 NO. 1 OKTOBER 2023
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v9i1.31234

Abstract

Kepiting kambu merupakan produk olahan hasil laut yang menjadi ciri khas Masyarakat di Pulau Salemo, Desa Mattiro Bombang, Kecamatan Liukang Tuppabiring Utara, Kabupaten Pangkep. Kepiting kambu ini merupakan produk yang berupa cangkang kepiting rajungan kemudian diberi isian, Adapun isian dari kepiting kambu saat ini di Pulau Salemo telah beragam seperti isian sayur, otak-otak, bakso dan isian kelapa. Pada tahun 2022 di Pulau Salemo telah dibentuk KUB yaitu KUB Salemo di Desa Mattiro Bombang yang memproduksi kepiting kambu, hanya saja proses penjualan atau pemasarannya masih sangat terbatas. Oleh sebab itu, perlu upaya untuk melakukan pendampingan terkait teknologi dan pemasaran produk kepiting kambu di Pulau Salemo. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengaplikasikan teknologi surimi pada isian otak-otak sebagai varian baru dari kepiting kambu di Pulau Salemo serta teknik pemasaran yang tepat terkait penjualan kepiting kambu sehingga produk yang dihasilkan memiliki pasar yang lebih luas. Kegiatan ini dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu kordinasi dengan mitra dan persiapan pengabdian, persiapan teknologi, sosialiasi dan pendampingan, serta pelatihan pembuatan kepiting kambu. Hasil pengabdian dikatakan berhasil berdasarkan nilai pre-post test masyarakat karena ada peningkatan pengetahuan setelah sosialisasi dan pendampingan yang dilakukan. Kata kunci: Pemasaran, kepiting kambu, Desa Mattiro Bombang. ABSTRACT Kambu crab is a processed seafood product that characterizes the community on Salemo Island, Mattiro Bombang Village, North Liukang Tuppabiring District, Pangkep Regency.This kambu crab is a product in the form of a crab shell and then given a filling, the filling of kambu crabs currently on Salemo Island has varied such as vegetable filling, brain-brain, meatballs and coconut filling. In 2022 on Salemo Island, a KUB was formed, namely KUB Salemo in Mattiro Bombang Village, which produces kambu crabs, but the sales or marketing process is still very limited. Therefore, it is necessary to provide assistance related to technology and marketing of kambu crab products on Salemo Island, Mattiro Bombang Village. The purpose of this activity is to provide technology and assistance related to proper marketing related to the sale of kambu crabs so that the products produced have a wider market and are known by consumers not only in the Mattiro Bombang Village area. This activity was carried out in several stages, namely coordination with partners and preparation for service, preparation of technology, socialization and assistance, and training in making kambu crabs. The results of the service are said to be successful based on the community's pre-post test scores because there is an increase in knowledge after the socialization and assistance carried out. Keywords: Marketing, kambu crab, Mattiro Bombang village
PRODUK SURABI IKAN: INOVASI JAJANAN SEHAT DENGAN NILAI GIZI TINGGI UNTUK ANAK-ANAK DI PULAU SAMATELLU LOMPO, PANGKAJENE KEPULAUAN Tawali, Abu Bakar; Mahendradatta, Meta; Karim, Muhammad Yusri; Muhpidah, Muhpidah; Angriani, Lisa; Nabilah, Azzahra; Sulkifli, Ela; Nadhifa, Dwi Ghina
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 10 No. 1 (2024): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 10 NO. 1 OKTOBER 2024
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v10i1.37298

Abstract

Stunting merupakan masalah kesehatan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan, dengan angka prevalensi mencapai 30%. Salah satu upaya untuk mengurangi angka stunting di daerah ini adalah melalui inovasi pangan berbasis sumber daya lokal, khususnya ikan. Artikel ini membahas program pengolahan ikan menjadi surabi, jajanan tradisional yang diperkaya dengan nutrisi, untuk meningkatkan asupan gizi anak-anak di Pulau Samatellu Lompo. Program ini mencakup survei potensi bahan baku, persiapan teknologi pengolahan, pelatihan pembuatan surabi ikan, serta pendampingan dalam proses komersialisasi produk. Hasil dari program ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan peserta tentang pentingnya konsumsi ikan dan keterampilan dalam pengolahan surabi. Evaluasi pre-test dan post-test menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pemahaman peserta terkait pengolahan pangan bergizi. Melalui kegiatan ini, diharapkan produk surabi ikan dapat membantu meningkatkan asupan gizi anak-anak, sekaligus membuka peluang ekonomi bagi masyarakat setempat. Surabi ikan diposisikan sebagai solusi inovatif untuk mengatasi masalah stunting di daerah kepulauan ini, dengan potensi komersialisasi yang besar. ABSTRACT Stunting is a health issue in Pangkajene and Kepulauan (Pangkep) Regency, South Sulawesi, with a prevalence rate reaching 30%. One of the efforts to reduce the stunting rate in this area is through food innovation based on local resources, particularly fish. This article discusses a program that processes fish into surabi, a traditional snack enriched with nutrition, to improve children's nutritional intake on Samatellu Lompo Island. The program involves a survey of raw material potential, preparation of processing technology, training on surabi fish production, and assistance in the commercialization process. The results of this program show an increase in participants' knowledge about the importance of fish consumption and skills in making surabi. Evaluations from pre-test and post-test show a significant improvement in participants' understanding of nutritious food processing. Through this activity, it is expected that surabi fish products can help improve children's nutritional intake while also providing economic opportunities for the local community. Fish surabi is positioned as an innovative solution to tackle the stunting problem in this island area, with great commercialization potential. Keywords: Fish, Pangkep, stunting, surabi.
PEMBUATAN OTAK-OTAK BERBASIS SURIMI UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SINJAI Mahendradatta, Meta; Dirpan, Andi; Tawali, Abu Bakar; Wakiah, Nurul; Riskawati, .
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 4 (2018): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 4 NO. (EDISI KHUSUS) NOVEMBER 2018
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v4iK.5424

Abstract

Pemerintah Kabupaten Sinjai menetapkan kawasan perikanan sebagai salah satu bidang potensial dalam meningkatkan perekonomian masyarakat. Permasalahan yang ditemukan yaitu sumberdaya ikan yang melimpah dengan harga jual yang rendah. Pemahaman dan penggunaan teknologi yang terbatas menyebabkan pemahaman masyarakat terhadap teknologi pengolahan ikan sangat minim. Dalam RPJMD Kabupaten Sinjai, faktor-faktor penentu keberhasilan dalam program pemberdayaan masyarakat dan desa yaitu pembinaan terhadap kelompok binaan. Difusi teknologi pembuatan otak-otak berbasis surimi dilakukan terhadap kelompok masyarakat penghasil ikan di kabupaten Sinjai. Tujuan dari program ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan mengenai pengolahan ikan pada kelompok mayarakat di Kabupaten Sinjai. Tahapan pertama dari program ini adalah uji coba pembuatan surimi dan otak-otak dalam skala laboratorium, standarisasi proses dan produk yang menghasilkan SOP (Standard Operational Procedure).Tahapan kedua adalah transfer teknologi pembuatan otak-otak berbasis surimi dilakukan dengan cara pelatihan dan pendampingan.  Diharapkan dari kegiatan ini mampu memberi manfaat dalam bentuk usaha mandiri sehingga pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat sendiri, menekan angka kemiskinan, dan membuka lapangan pekerjaan yang baru. Kata Kunci: Otak-Otak, Surimi, Pemberdayaan, Sinjai.
DIFUSI TEKNOLOGI PEMBUATAN ABON IKAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING PRODUK PERIKANAN DAN PENDAPATAN MASYARAKAT DI KABUPATEN SINJAI Tawali, Abu Bakar; Asfar, Muhammad; Mahendradatta, Meta; Rahmaniar, .; Hariyati, .
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 4 (2018): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 4 NO. (EDISI KHUSUS) NOVEMBER 2018
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v4iK.5432

Abstract

Kabupaten Sinjai memiliki potensi perikanan yang cukup berlimpah. Akan tetapi, sumber daya alam tersebut belum dilolah dengan baik. Hal ini menyebabkan hasil perikanan memiliki daya simpan yang tidak cukup panjang dan nilai jual yang rendah. Permasalahan perikanan kabupaten Sinjai juga terdapat dalam  RPJMD Pemda kabupaten Sinjai yakni rendahnya produktivitas dan daya saing usaha kelautan dan perikanan. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah difusi teknologi pembuatan abon ikan untuk meningkatkan daya saing produk perikanan dan pendapatan masyarakat. Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan tahapan; pertama survei lokasi, melakukan uji coba pembuatan abon ikan dalam skala laboratorium dan melakukan standarisasi proses dan produk yang menghasilkan SOP (Standard Operational Procedure) dan prototype produk, kedua difusi teknologi kepada masyarakat dalam bentuk pelatihan dan pendampingan proses pembuatan abon ikan kepada masyarakat kabupaten Sinjai. Kegiatan pengabdian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing dari produk perikanan sehingga akan berdampak terhadap meningkatnya pendapatan masyarakat Sinjai.Kata kunci: Abon ikan, difusi teknologi, Sinjai.
Physicochemical Properties of Pempek Made with Snakehead Fish (Ophiocephalus striatus) Premix Flour Safarni, Rizka Aulia; Tawali, Abu Bakar; Abdullah, Nurlaila
Jurnal Biologi Tropis Vol. 25 No. 3 (2025): Juli-September
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v25i3.9861

Abstract

Snakehead fish (Ophiocephalus striatus) contains high-quality protein (25.1%) and albumin (6.224%), which supports cell and tissue regeneration. However, its snake-like appearance reduces consumer appeal. This study aimed to determine the optimal formulation of premix flour for pempek production with snakehead fish flour and to evaluate its nutritional content. The research involved five stages: production of fish flour, formulation of premix flour, pempek preparation, organoleptic testing using the hedonic method, and proximate analysis. A total of 15 treatment combinations were tested with four levels of fish flour substitution (10%, 20%, 30%, 40%). The best formulation, based on organoleptic parameters (taste, aroma, texture, color), was 40% snakehead fish flour, 29.2% tapioca flour, 29.2% sago flour, and 1.6% seasoning. Nutritional analysis of pempek from this formulation showed a moisture content of 36.65%, ash 2.08%, protein 24.64%, fat 5.47%, and carbohydrate 31.17%. This study concludes that snakehead fish flour can be effectively used in pempek production to enhance its protein content and nutritional value while maintaining acceptable sensory characteristics.
PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUNGA TELANG (Clitoria ternatea) PADA TEPUNG PREMIKS SURABI IKAN GABUS (Channa striata) SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL Angriani, Lisa; Februadi Bastian; Abu Bakar Tawali
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol. 10 No. 4 (2025): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63071/avh2bq14

Abstract

Surabi merupakan pangan olahan tradisional Indonesia berbahan dasar tepung beras yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai pangan fungsional. Beberapa penelitian telah mengembangkan produk surabi dari berbagai jenis tepung, akan tetapi belum ada yang mengembangkan dengan penambahan komponen bioaktif hingga menjadi tepung premix. Ikan gabus mengandung protein albumin yang dapat berperan sebagai antiinflamasi. Bahan lain, seperti bunga telang ditemukan mengandung antosianin yang berperan sebagai antioksidan dan antimikroba. Tepung premix dengan penambahan Konsentrat ikan gabus dan bunga telang diharapkan mampu meningkatkan sifat fungsional produk yang dihasilkan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menentukan formula terbaik tepung premix surabi ikan gabus dengan  ekstrak bunga telang  yang dapat diterima konsumen dari segi organoleptik dan untuk memperoleh informasi gizi produk tepung premix surabi ikan gabus dengan ekstrak bunga telang. Parameter pengujian pada penelitian ini melitpui uji organoleptik metode hedonik dan penentuan karaktersitik kimia berdasarkan analisis FTIR (Fourier Transform Infrared Spectroscopy). Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa penambahan ekstrak bunga telang dengan konsentrasi yang lebih tinggi (0,7%) memberikan peningkatan pada aspek warna. Hasil analisis FTIR mengungkapkan perbedaan karakteristik kimia berdasarkan variasi rasio tepung beras, konsentrat ikan gabus, dan konsentrasi ekstrak bunga telang. Peningkatan konsentrasi ekstrak bunga telang meningkatkan intensitas pita hidroksil (~3300 cm⁻¹), menunjukkan adanya interaksi antara senyawa fenolik bunga telang dengan protein dan karbohidrat. Rasio konsentrat ikan gabus yang lebih tinggi meningkatkan intensitas pita C-H alifatik (2920–2850 cm⁻¹) dan karbonil (1700–1600 cm⁻¹), yang menunjukkan peningkatan kandungan protein dan lemak. Formulasi dengan rasio tepung beras:konsentrat ikan gabus 75:25 dan ekstrak bunga telang 0,7% (A1B3) menunjukkan preferensi terbaik secara keseluruhan yang menjadikannya sebagai formula terbaik yang dapat diterima oleh konsumen dan memenuhi kriteria produk fungsional.
PEMENUHAN NUTRISI ANAK DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI INOVASI SURABI IKAN DI DESA TELLUMPANUA, KECAMATAN TANETE RILAU, KABUPATEN BARRU Tawali, Abu Bakar; Yuansah, Sunrixon Carmando; Irwan, Irwan; B, Muh. Ridwan; Tawali, Suryani; Nabilah, Azzahra; Angriani, Lisa
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 11 No. 1 (2025): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 11 NO. 1 OKTOBER 2025
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v11i1.46591

Abstract

Wilayah pesisir Kecamatan Tanete Rilau di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, menghadapi tantangan besar dalam pemenuhan gizi anak, khususnya masalah stunting, meskipun memiliki sumber daya laut yang melimpah dan potensi pertumbuhan ekonomi. Prevalensi stunting di Kabupaten Barru mengalami fluktuasi, dengan tren yang mengkhawatirkan terkait pola konsumsi anak-anak yang mulai bergeser ke camilan olahan tidak sehat yang tinggi gula, garam, dan bahan pengawet. Untuk mengatasi tantangan ini, Universitas Hasanuddin telah mengembangkan produk dan teknologi inovatif berbasis sumber daya lokal, khususnya Surabi Ikan. Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan gizi anak, memberdayakan masyarakat lokal, khususnya kelompok perempuan seperti Tim Penggerak PKK Desa Tellumpanua, serta menciptakan peluang usaha baru. Proyek ini berfokus pada peningkatan kesadaran akan camilan bergizi, alih teknologi pembuatan Surabi Ikan, dan mendorong munculnya wirausaha baru di bidang makanan sehat berbasis rumah tangga. Metodologi pelaksanaan kegiatan meliputi persiapan lokasi dan teknologi, alih teknologi melalui pelatihan pembuatan Surabi Ikan, pelatihan dan pendampingan pengelolaan serta pemasaran produk, serta monitoring dan evaluasi. Program ini berupaya memanfaatkan sumber daya ikan yang melimpah di Kabupaten Barru untuk meningkatkan kualitas camilan anak sekaligus mendorong solusi berkelanjutan berbasis masyarakat, mengombinasikan unsur budaya tradisional dengan bahan lokal bergizi untuk mengatasi masalah kekurangan gizi, menumbuhkan kewirausahaan, dan memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat di Tellumpanua. Kata kunci: Pemberdayaan masyarakat, surabi ikan, sumberdaya lokal. ABSTRACT The coastal region of Tanete Rilau District in Barru Regency, South Sulawesi, faces significant challenges in child nutrition, particularly stunting, despite its abundant marine resources and potential for economic growth. The prevalence of stunting in Barru Regency fluctuates, with a concerning trend in children's consumption patterns shifting towards unhealthy processed snacks high in sugar, salt, and preservatives. To address these challenges, Hasanuddin University has developed innovative products and technologies based on local resources, specifically Surabi Ikan (Fish Surabi). This community service program aims to improve child nutrition, empower local communities, especially women's groups such as the PKK Mobilization Team of Tellumpanua Village, and create new business opportunities. The project focuses on raising awareness about nutritious snacks, transferring technology for making Surabi Ikan, and encouraging the emergence of new healthy food-based entrepreneurs at the household level. The methodology includes location and technology preparation, technology transfer through training on making Surabi Ikan, training and assistance in product management and marketing, and monitoring and evaluation. The program seeks to leverage the abundant fish resources in Barru Regency to improve the quality of children's snacks while promoting sustainable community-based solutions, combining traditional cultural elements with nutritious local ingredients to address malnutrition, foster entrepreneurship, and contribute to the overall well-being of the community in Tellumpanua. Keywords: Community empowerment, local resources, surabi ikan.