Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PERAN MAJELIS BUDDHAYANA INDONESIA (MBI) TERHADAP PENANAMAN NILAI INTERSEKTARIAN PADA MASYARAKAT BUDDHA DI LAMPUNG Tejo Ismoyo; Rapiadi Rapiadi; Susanto Susanto
Jurnal Pendidikan Buddha dan Isu Sosial Kontemporer (JPBISK) Vol 3 No 1 (2021): Juni
Publisher : STAB Bodhi Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan bagaimanakah nilai intersektarian berkembang pada masyarakat Buddha di Lampung dan bagaimanakah peran Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) terhadap penanaman nilai intersektarian pada masyarakat Buddha di Lampung tahun 2018. Belum meratanya penanaman nilai intersektarian pada masyarakat Buddha di Lampung, hal ini terlihat pada saat melaksanakan puja bakti. Umat Buddha di Lampung masih cenderung puja bakti mengunakan paritta (tradisi Theravada). Penanaman nilai intersektarian di provinsi lampung yang belum merata menyebabkan pelaksanakan puja bakti masih difokuskan pada tradisi Theravada. Walaupun masih didominan pada tradisi Theravada, akan tetapi masih ada beberapa masyarakat melaksanakan puja bakti secara khusus menggunakan tradisi Mahayana dan Tantrayana. Nilai intersektarianpun masih belum sepenuhnya diterapkan sehingga terjadi dominasi pengunaan satu mahzab saja yang diangap paling baik, dan terjadi kesenjangan dalam bentuk kurang hormatnya terhadap mahzab lain. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Tempat dilaksanakan penelitian di Provinsi Lampung, waktu yang digunakan adalah 6 bulan, dimulai dari Juli sampai Desember 2018. Adapun Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data primer dan sekunder. Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif dengan membuat gambaran yang dilakukan dengan cara (1) reduksi data atau penyederhanaan (data reduction), (2) paparan/sajian data (data display), dan (3) penarikan kesimpulan. Provinsi Lampung terdiri dari 164 wihara yang berada di bawah naungan Sangha Agung Indonesia (SAGIN). Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) sebagai pembatu tugas Sangha Agung Indonesia (SAGIN) membimbing Umat Buddha dalam menanamkan nilai intersektarian agar berkembang pada masyarakat Buddha di Lampung. Nilai intersektarian berkembang pada masyarakat Buddha di Lampung, tidak terlepas dari peran Sangha Agung Indonesia (SAGIN) dan Majelis Buddhayana Indonesia (MBI). Berkembangnya nilai intersektarian di Provinsi Lampung Melalui Tokoh Majelis Buddhayana Indonesia (MBI), Melalui Ceramah Dhamma dan Melalui Kunjungan Sangha. Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) memiliki peran penting dalam menanamkan nilai intersektarian dalam perkembangan agama Buddha di Provinsi Lampung. Berikut peran penting Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) dalam menanamkan nilai intersektarian: Membina Melalui Ceramah Dhamma, Pelayanan Puja Bhakti Keliling, Kunjungan Kasih, dan Pelatihan Pandeta.
PERAN MAJELIS BUDDHAYANA INDONESIA (MBI) TERHADAP PENANAMAN NILAI INTERSEKTARIAN PADA MASYARAKAT BUDDHA DI LAMPUNG Tejo Ismoyo; Rapiadi Rapiadi; Susanto Susanto
Jurnal Pendidikan Buddha dan Isu Sosial Kontemporer (JPBISK) Vol 3 No 1 (2021): Juni
Publisher : STAB Bodhi Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan bagaimanakah nilai intersektarian berkembang pada masyarakat Buddha di Lampung dan bagaimanakah peran Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) terhadap penanaman nilai intersektarian pada masyarakat Buddha di Lampung tahun 2018. Belum meratanya penanaman nilai intersektarian pada masyarakat Buddha di Lampung, hal ini terlihat pada saat melaksanakan puja bakti. Umat Buddha di Lampung masih cenderung puja bakti mengunakan paritta (tradisi Theravada). Penanaman nilai intersektarian di provinsi lampung yang belum merata menyebabkan pelaksanakan puja bakti masih difokuskan pada tradisi Theravada. Walaupun masih didominan pada tradisi Theravada, akan tetapi masih ada beberapa masyarakat melaksanakan puja bakti secara khusus menggunakan tradisi Mahayana dan Tantrayana. Nilai intersektarianpun masih belum sepenuhnya diterapkan sehingga terjadi dominasi pengunaan satu mahzab saja yang diangap paling baik, dan terjadi kesenjangan dalam bentuk kurang hormatnya terhadap mahzab lain. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Tempat dilaksanakan penelitian di Provinsi Lampung, waktu yang digunakan adalah 6 bulan, dimulai dari Juli sampai Desember 2018. Adapun Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data primer dan sekunder. Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif dengan membuat gambaran yang dilakukan dengan cara (1) reduksi data atau penyederhanaan (data reduction), (2) paparan/sajian data (data display), dan (3) penarikan kesimpulan. Provinsi Lampung terdiri dari 164 wihara yang berada di bawah naungan Sangha Agung Indonesia (SAGIN). Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) sebagai pembatu tugas Sangha Agung Indonesia (SAGIN) membimbing Umat Buddha dalam menanamkan nilai intersektarian agar berkembang pada masyarakat Buddha di Lampung. Nilai intersektarian berkembang pada masyarakat Buddha di Lampung, tidak terlepas dari peran Sangha Agung Indonesia (SAGIN) dan Majelis Buddhayana Indonesia (MBI). Berkembangnya nilai intersektarian di Provinsi Lampung Melalui Tokoh Majelis Buddhayana Indonesia (MBI), Melalui Ceramah Dhamma dan Melalui Kunjungan Sangha. Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) memiliki peran penting dalam menanamkan nilai intersektarian dalam perkembangan agama Buddha di Provinsi Lampung. Berikut peran penting Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) dalam menanamkan nilai intersektarian: Membina Melalui Ceramah Dhamma, Pelayanan Puja Bhakti Keliling, Kunjungan Kasih, dan Pelatihan Pandeta.
Agama Buddha dan Peranan Kebudayaan Tionghoa Pada Masyarakat di Cianjur Yuri Kuswoyo; Rubiyati Rubiyati; Rapiadi Rapiadi
Jurnal HUMMANSI (Humaniora, Manajemen, Akuntansi) Vol 4 No 1 (2021): Jurnal HUMMANSI (Humaniora, Manajemen, dan Akuntansi
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Komputer YOS SUDARSO Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (613.832 KB) | DOI: 10.33488/1.jh.2021.1.283

Abstract

Various cultures developed in Indonesia from Sabang to Merauke. Likewise, Chinese culture in Indonesia has its own characteristics. Chinese culture in Indonesia has blended with native Indonesian culture. The culture of the Chinese community is very familiar to the Indonesian people, both from the type of food (Chinese Food), art, dance, even Barongsai. Every Cap Go Meh celebration there is always a Barongsai dance in various cities in Indonesia as well as in Cianjur City. This Barongsai dance is part of Chinese culture. The Cap Go Meh celebration is something to look forward to for both the Buddhist community and local residents who are able to unite diversity and are able to unite human beings in the archipelago (Indonesia), especially in Cianjur with religious, ethnic and cultural backgrounds that have spiritual value that is not apart from the influence of Buddhist teachings. The purpose of writing articles on Buddhism and the Role of Chinese Culture in the community in Cianjur is to be able to provide understanding and understanding of local values ​​that exist in Buddhist communities that have been integrated into the tradition so that Buddhists in each region have their own characteristics. This research is a qualitative research that is library research in which the research uses literature studies and books and also the results of field surveys.
Self-Healing Bagi Mahasiswa Dalam Pandangan Agama Buddha Tri Anggraini; Annas Setiawan; Dicky Renaldi; Rapiadi Rapiadi
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 5 No. 2 (2023): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v5i2.14117

Abstract

Banyak hal yang dapat dilakukan mahasiswa dan orang tua untuk mengurangi kelelahan, kebosanan, dan imobilitas yang menimbulkan kecemasan psikologis. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah menyembuhkan diri sendiri. Penyembuhan diri atau self- healing adalah sesuatu yang bisa dilakukan siapa saja. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Melalui praktek meditasi yang tekun, ulet, sabar dan menggunakan cara-cara yang benar , maka akan didapatkan manfaat-manfaat bagi yang baik manfaat berhubungan dengan batin maupun kesehatan fisik. Self healing secara harfiah berarti penyembuhan diri sendiri. Menurut Crane & Ward , Self-healing dianggap sebagai proses terapeutik atau penyembuhan yang dilakukan diri sendiri melalui proses keyakinan seseorang, didukung oleh lingkungan dan mendukung faktor eksternal.
Bandwagon Effect Pada E- Commerce Dala Perspektif Buddhis Janita Dewi; Dharmayana Dharmayana; Sriwahyuningsih Sriwahyuningsih; Rapiadi Rapiadi
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 5 No. 2 (2023): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v5i2.14119

Abstract

Di era globalisasi ini, harus kita akui bahwa peradaban manusia telah memasuki tahapan baru dengan revolusi komunikasi, dampak dari globalisasi adalah munculnya revolusi budaya, yang umumnya dialami oleh kelompok yang lebih tua, perubahan budaya oleh generasi muda saat ini berkenaan dengan teknologi informasi yang semakin berkembang, peningkatan akses internet semakin cepat, dan dampaknya bagi masyarakat adalah mengubah gaya hidup yang semakin terlihat oleh pengguna internet khususnya mahasiswa. Bandwagon effect adalah fenomena psikologi yang membuat seseorang mengikuti tren, gaya, sikap, maupun perilaku orang lain. Bandwagon effect biasanya tidak memberi dampak serius jika aspek yang dipengaruhi berupa mode, musik, ataupun budaya. Namun, apabila tren yang muncul berkaitan dengan kesehatan, ikut-ikutan dapat menyebabkan konsekuensi serius dan merusak. Adapun tujuan dari penelitian ini agar mengetahui pengaruh dari dampak bandwagon effect sebagai prilaku sosial secara individu maupun kolektif terutama pada pandangan buddhisme. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi Pustaka (Library Research). Adapun metode pengumpulan data penelitian ini diambil dari sumber data, baik sumber primer maupun skunder. Untuk memperoleh hasil yang benar dan tepat dalam menganalisis data, penulis menggunakan teknik analisis isi (Content Analysis) Hasil dari penelitian ini adalah Bandwagon Effect Pada E- Commerce dalam pandangan Buddhis.
Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa Sekolah Minggu Buddha Dengan Model Pembelajaran Berbasis HOTS Priono; Emilia Putri Wahyuni; Edi Kristianta Ginting; Rapiadi
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 7 No. 1 (2023): April 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.761 KB)

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran sekolah minggu Buddha dengan menerapkan model Pembelajaran High Order Thinking Skills efektif untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa. Penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian kuantitatif dengan pendekatan Pre-Eksperimental design. Penelitian ini dilakukan di sekolah minggu Buddha yang berada di vihara Bodhisattva Bandar Lampung. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi Sekolah Minggu Buddha kelas remaja yaitu siswa SMB berjumlah 96 siswa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pembelajaran sekolah minggu buddha berbasis HOTS terbukti dapat meningkatkan kemampuan berpikir kristis di Sekolah Minggu Buddha (SMB) Bodhisattva Bandar Lampung.
A Case Study of Communication Skills Implementation: The Effective Communication of School Teachers during the Covid-19 Pandemic Edi Sumarwan; Rapiadi Rapiadi; Iin Avitasari; Sidartha Adi Gautama; Wistina Seneru
Journal of Communication, Religious, and Social Sciences (JoCRSS) Vol. 1 No. 1 (2023)
Publisher : LPPM STIAB JINARAKKHITA LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60046/jocrss.v1i1.6

Abstract

This study analyzes effective communication in Buddhist Religious Education (BRE) learning during the Covid-19 pandemic at Bandar Agung Elementary School 4, Bandar Sribhawono Subdistrict. The study utilizes a qualitative approach and a case study method. Data is collected through observation, interviews, and documentation, which are then analyzed using the Miles and Huberman data analysis model. The research findings indicate that teachers use WhatsApp and video calls as communication channels for distance learning. Teachers also involve parents or family members of the students as communication intermediaries. Interactive teaching methods such as questioning, discussions, and lectures are employed. The study also identifies communication barriers such as limited internet access and technological proficiency. Teachers address these barriers by directly communicating with students and parents through home visits. This research highlights the importance of effective communication in BRE learning during the Covid-19 pandemic and the strategies used to overcome communication challenges.
The Influence of Communication Skills toward Social Interaction Students in Buddhist College Iin Avitasari; Wistina Seneru; Edi Sumarwan; Resdhi Wibawa; Rapiadi
Journal of Communication, Religious, and Social Sciences (JoCRSS) Vol. 1 No. 1 (2023)
Publisher : LPPM STIAB JINARAKKHITA LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60046/jocrss.v1i1.11

Abstract

Effective social interaction is essential to everyday life, especially in an educational environment. Students of Jinarakkhita College of Lampung undergoing lectures need good speaking skills to interact with fellow students and related parties in the campus environment. This study aims to analyze the influence of speaking skills on student social interaction at STIAB Jinarakkhita Lampung. The research method used was a quantitative study using questionnaires distributed to the active student population on the campus. The results showed that the ability to speak significantly influenced the social interaction of students at STIAB Jinarakkhita Lampung. Students with good speaking skills tend to express their thoughts and ideas better clearly and in structure, facilitating effective communication in various social interaction situations. In addition, good speaking skills also affect students' ability to listen well and understand other people's perspectives. With good speaking skills, students can avoid misunderstandings and increase empathy for others, which in turn will strengthen healthy and harmonious social interactions in the campus environment. This research has important implications for academics and decision-makers at STIAB Jinarakkhita Lampung in designing strategies and activities to develop speaking skills for students. By improving speaking skills, it is hoped that social interaction on campus can be improved, create an inclusive environment, support each other, and contribute positively to students' educational experience at STIAB Jinarakkhita Lampung
Pelatihan Penggunaan Aplikasi Guru Buddhis Digital untuk Guru Smb Vihara Buddha Dipasasana Lampung Timur Rapiadi; Edi sumarwan; Mila wati; Benny saputra
Jurnal Pengabdian dan Pengembangan Inovasi kepada Masyarakat (PENAMAS) Vol. 1 No. 1 (2023)
Publisher : LPPM STIAB JINARAKKHITA LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60046/penamas.v1i1.19

Abstract

This community service activity purposes to introduce the use of the digital Buddhist teacher application for SMB Buddhist temple teachers in Dipasasana, East Lampung, so that activities in education can be carried out properly. The target of dedication is the Buddhist monastery in Dipasasana, with a total of 5 participants. Service activities are carried out using various methods, ranging from surveys, focus group discussions, demonstrations, performances, and mentoring. The training materials provided include an introduction to digital Buddhist teacher applications. The results of the service activities show success, with indications in the form of high enthusiasm and motivation to utilize the participant's digital Buddhist teacher application at each stage of the training activity.
Communication Skill-Based Writing Instruction (Csbwi) To Promote Extrovert Students in Writing Vike Aprilianin Marwintaria Saputri; Ayu Andriyaningsih; Widiyanto; Wistina Seneru; Rapiadi
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v8i8.13506

Abstract

This study aims to discover the relationship between extrovert students' and their writing ability at the university level. The study was conducted from March to April 2023 at the Jinarakkhita Buddhist College Bandar Lampung. The population of the research was the second-semester Buddhist Education Department students in the academic year 2022-2023. The researchers used a rubric score to analyze and measure the students' recount text writing ability before and after treatment. The data were collected by administering essay writing pre-tests and post-tests. The data were collected from a writing test used to assess students' writing abilities, and a series of analyses were performed, beginning with examining the reliability of the questionnaire and the association between the score and students' personalities. The result showed increased pre-test and post-test average scores from 49.9 to 65.1. In addition, this study found that second-semester students' writing abilities have improved due to the use of communication skill-based writing instruction (CSBWI) to promote extrovert students' as they are more expressive in conducting ideas.