Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Pelatihan Budidaya Ikan Lele di Desa Cikopomayak, Jasinga, Kab. Bogor, Jawa Barat Tohirin, Tohirin
SYUKUR (Jurnal Inovasi Sosial dan Pengabdian Masyarakat) Vol. 3 No. 2 (2020): Oktober
Publisher : Faculty of Economics and Business, University of Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In order to re-empower local economic potential, a breakthrough is needed in exploiting every advantage and opportunity to create business activities. In Cikopomayak Village, Jasinga District Bogor and Karang Asih Cikarang Residents through the Zoom Application or online, most of the people's livelihoods are farmers and small traders. The higher life needs have made the people of Cikopomayak Village and the people of Karang Asih Cikarang have to add more income. Cikopomayak Village and and Karang Asih Cikarang Residents have very good market potential, but not many people are able to fill this potential. One of the efforts that can be done is to cultivate catfish with a 120liter jumbo bucket plus kale cultivation. This business is deemed suitable for development by the community to maintain food security at home. For this reason, the importance of preparing food for families is very easy, especially during the current pandemic.
Analisis Implementasi Pervasive Learning Model untuk Memaksimalkan Capaian Pembelajaran Geografi Sanisah, Siti; Tohirin, Tohirin; Kusmarniaty, Kusmarniaty; Rukakyah, Siti
Jurnal Basicedu Vol. 8 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v8i1.7155

Abstract

Diantara penyebab kurang maksimalnya capaian pembelajaran Geografi adalah monotonnya penerapan model pembelajaran. Survey ini bertujuan untuk menganalisis penerapan pervasive learning model untuk memaksimalkan capaian pembelajaran Geografi. Subyek penelitian adalah 34 orang guru Geografi. Data diperoleh dari wawancara, observasi, dan dokumentasi yang dianalisis dengan pendekatan desktiptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden sudah menerapkan pervasive learning model dengan type 3.33, 70:20:10, dan kombinasi dengan dasar pertimbangan kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran, penguasaan guru terhadap model pembelajaran, kesiapan siswa, dukungan lingkungan belajar, kepala sekolah, dan kebijakan. Pembelajaran formal diterapkan dengan physical classroom, performance review, game-based learning, rodshows dan e-learning, informal dengan metode mentoring, websites, buku, coaching, case study, workshop, serta discussions, video, game-based learning, dan comments dalam pembelajaran sosial. Tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran, minimnya sarana dan prasarana pembelajaran, dukungan kepala sekolah dan lingkungan belajar, dan kesiapan siswa.
STRATEGI DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PADA MASA PANDEMI COVID-19 Yuliani, Sri; Hartanto, Dicki; Tohirin, Tohirin
TSAQIFA NUSANTARA: Jurnal Pembelajaran dan Isu-Isu Sosial Vol 2, No 02 (2023): Vol. 02. No. 02 2023 (September)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/tsaqifa.v2i02.25801

Abstract

This study examined strategies in an effort to increase students' interest in learning social studies in junior high schools during the Covid 19 period. The method used in this study is a qualitative method based on relevant references related to strategies to increase students' interest in learning. The results of this study concluded that the teaching strategies used in online learning was only chat only (google form, video, and quiz) and combining online chat and video conferencing (google form, google meet, video, and quiz). The first strategy is by applying Google Form. Google Forms is a Google product that can be used to create tests or online learning assessments. It was found that Google forms were used by all schools to find out student attendance, some shared them in WhatsApp groups whose members were teachers and students and others shared them in Google Classroom. Teachers are advised to learn more online teaching strategies. Teachers are also advised to explore and develop online teaching strategies that were suitable for students. It was also recommended to investigate how online teaching strategies influence learning success, beside it was recommended to explore other problems teachers encounter during the online teaching process.
Internalization Of Resilience Values In Islamic Religious Education Learning Haryanti, Tutik; Tohirin, Tohirin; Anwar, Khairil
-
Publisher : AR-RASYID : Jurnal Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/arrasyid.v4i2.22004

Abstract

This article aims to discuss the importance of internalizing resilience values in Islamic Religious Education (PAI) learning at state junior high schools in East Bintan District. Resilience, as the ability to rise from various life challenges, has a very significant role in shaping students' character and personality. Through the PAI approach, resilience values can be instilled by utilizing Islamic teachings which emphasize steadfastness, patience and sincerity in facing life's trials. Using a qualitative descriptive approach, this article explains how PAI teachers can integrate resilience values through teaching methods that involve modeling, providing motivation, and using relevant religious texts. Apart from that, this article also describes the benefits of internalizing resilience in helping students develop positive attitudes, manage stress, and foster enthusiasm to continue learning even when faced with difficulties. In conclusion, the internalization of resilience values in PAI not only strengthens students' religious aspects, but also forms a generation that is more resilient in facing life's challenges.
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK KORBAN KEJAHATAN PASCA INKRACHT: PERSPEKTIF HUKUM KELUARGA ISLAM DAN SISTEM HUKUM NASIONAL INDONESIA Umi Kalsum; Rajab, Khairunnas; Tohirin, Tohirin; Karman, Karman
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 8 No. 2 (2025): Volume 8 No. 2 Tahun 2025
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v8i2.46421

Abstract

Artikel ini mengkaji tentang Anak sebagai korban suatu tindak pidana yang dalam proses hukumnya hingga incracht atau berkekuatan hukum tetap (perkara telah diputus dan si pelaku telah divonis) namun tidak dikelola negara dengan benar. Anak sebagai Pelaku sangat intens diperhatikan oleh negara melalui regulasi yang signifikan dalam memperhatikan hak-hak dan kepentingan anak. Bagaimana dengan Nasib anak sebagai Korban? Regulasi ada namun belum tepat sasaran atau bahkan belum ada mekanisme yang benar-benar berpihak pada anak sebagai korban ini. Ada yang bernasib bak jatuh tertimpa tangga karena  seakan terjadi pembiaran atau dilepas begitu saja setelah proses hukum selesai (incracht). Artikel ini juga merupakan Langkah pemula untuk dilakukannya Penelitian dengan judul yang sama yang bertujuan untuk menganalisis bentuk perlindungan hukum terhadap anak korban kejahatan setelah putusan pidana berkekuatan hukum tetap (inkracht) dalam perspektif Hukum Keluarga Islam dan kaitannya dengan sistem hukum nasional Indonesia. Realitas di lapangan menunjukkan bahwa negara cenderung abai terhadap pemulihan dan perlindungan jangka panjang bagi anak korban kejahatan, sehingga membuka peluang terjadinya trauma berulang, keterlantaran, bahkan kejahatan ulang. Hukum Keluarga Islam memuat prinsip-prinsip hadhanah, maqashid al-shariah, dan tanggung jawab kolektif dalam melindungi anak sebagai bagian dari sistem nilai yang holistik. Karena Islam memberikan perhatian yang Istimewa terhadap hak-hak anak. Tak terkecuali terhadap hak-hak anak korban kejahatan pascha incracht, artinya negara seharusnya mengambil alih atas nasib anak sebagai Korban bukan hanya melindungi anak sebagai Pelaku, dengan regulasi yang tepat sasaran dan sinergisme antar lembaga terkait. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dan sosiologis dengan metode kualitatif, serta studi kasus terhadap beberapa peristiwa yang menggambarkan ketidakhadiran negara dalam perlindungan anak korban, seperti kasus anak Audrey Balqis Zvanka di Pontianak dan Kasus anak Laila di Batam. Hasil penelitiannya bisa saja menunjukkan bahwa Hukum Keluarga Islam dapat menjadi dasar normatif dan moral bagi pembentukan kebijakan perlindungan anak pasca-inkracht yang lebih responsif dan berkeadilan.
Implementation of the Independent Learning Curriculum in Islamic Religious Education Subjects Based on Humanistic Theory at Senior High School Nadhuha, Nadhuha; Murniati, Andi; Tohirin, Tohirin
Ahlussunnah: Journal of Islamic Education Vol. 4 No. 1 (2025): April
Publisher : STIT Ahlussunnah Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58485/jie.v4i1.293

Abstract

This study aims to analyze the implementation of the Independent Learning Curriculum in Islamic Religious Education subjects at SMK Akbar Pekanbaru based on Humanistic theory. The Independent Learning Curriculum emphasizes flexible learning, based on students' needs and potential, and provides space for students to explore learning independently. Humanistic theory emphasizes self-development, self-actualization, and the importance of positive relationships between teachers and students. This study used qualitative methods with data collection techniques in the form of interviews, observation, and documentation. The results of the study indicate that the implementation of the Independent Learning Curriculum at SMK Akbar Pekanbaru in Islamic Religious Education subjects based on humanistic theory is implemented through: 1) learning that is fun, free, non-monotonous and emphasizes student activity through the development of cognitive, affective and psychomotor aspects, and teachers use cooperative learning models,direct instruction, and small discussion learning models. 2) Supporting factors for success include educators' understanding of humanistic theory, active students, and adequate facilities and infrastructure. 3) Inhibiting factors include limited space for educators to interact with students, resources, and teacher training that still need to be considered for optimal learning.
PELAKSANAAN UANG JEMPUTAN DALAM ADAT PERKAWINAN ORANG MINANG PARIAMAN DI KOTA DUMAI PERSPEKTIF PSIKOLOGIS DAN SOSIOLOGIS Pasla, Jimmi; Rajab, Khairunnas; Tohirin, Tohirin; Jamal, Khairunnas; Jera, Almi
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 8 No. 2 (2025): Volume 8 No. 2 Tahun 2025
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v8i2.46913

Abstract

Fokus penelitian ini adalah bagaimana pertukaran uang Japuik, juga dikenal sebagai uang jemputan, digunakan dalam pernikahan masyarakat pariaman di Kota Dumai dan bagaimana status sosialnya berpengaruh jika dilihat dari perspektif psikologis dan sosiologis. Untuk menentukan besar nominalnya uang jemputan ditentukan berdasarkan kesepakatan yang dibuat oleh kedua belah pihak sampai mereka menyetujui jumlah yang akan diberikan kepada pihak laki-laki. Dengan cara musyawarah dapat mengubah tradisi ini. Dengan berkembangnya zaman, tradisi ini tidak lagi seperti sebelumnya, yang mewajibkan bagi  perempuan menyerahkan uang kepada keluarga laki-laki berdasarkan status sosial dan gelar mereka. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Metode observasi, dokumentasi, dan wawancara mendalam digunakan untuk mengumpulkan data. Metode pengumpulan data meliputi survei langsung di lokasi penelitian (Kelurahan Jayamukti dan Kelurahan Tanjung Palas) dan beberapa sumber literatur. Teori pertukaran sosial Levi-Strauss digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Uang Jemputan di Kelurahan Jayamukuti dan Kelurahan Tanjung Palas di Kota Dumai disesuaikan dengan kebutuhan dan persetujuan keluarga saat proses pertukaran dilakukan, tidak selalu mengikuti standar konvensional. Sebagai contoh, di Pariaman ada sistem selo yang diperuntukkan bagi ninik mamak, tetapi di Kota Dumai hal tersebut belum bisa dterapkan, sebab kedua telah pihak telah setuju untuk tidak memberatkan pihak perempuan. Uang jemputan dianggap penting untuk pelestarian adat oleh sebagian masyarakat, tetapi ada juga yang menolak karena tidak etis. Bagi orang minang pariaman di Kota Dumai, uang jemputan dilihat berdasarkan status sosial si pria; jika tinggi status sosialnya pria tersebut, maka juga tinggi uang jemputan yang akan diterimanya.
ANALYSIS OF FAMILY ISSUES FROM A PSYCHOLOGICAL PERSPECTIVE AS AN EFFORT TO RECONSTRUCT ISLAMIC FAMILY LAW IN INDONESIA selinah, Selinah; Hairunnas, Hairunnas; Tohirin, Tohirin
Hukum Islam Vol 25, No 1 (2025): Islamic Law
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/hi.v25i1.37554

Abstract

This study examines the reconstruction of Islamic family law in Indonesia by integrating a family psychology approach to strengthen household resilience and prevent breakdowns caused by early marriage, infidelity, divorce, and domestic violence. From the perspective of fiqh munakahat, the reconstruction of Islamic family law is directed towards redefining marriage norms, including psychosocial maturity requirements, financial responsibility, and the division of parenting roles to achieve justice and compassion within the family. Literature review and policy analysis methods were used to examine the emotional readiness of couples, premarital financial literacy, and sharia-based conflict resolution mechanisms. The results of the study indicate that it is necessary to: (1) revise the Marriage Law to emphasise the integration of psychosocial requirements in Islamic marriage licensing; (2) create a psychosocial-based premarital module that must include training in effective communication, emotion management, and conflict resolution strategies in accordance with the principles of al musawah and al ta‘awun to reduce the risk of divorce; (3) involve family psychologists in premarital counselling at BP4 and religious court mediation to enhance couples' coping abilities; (4) establish effective Family Consultation Institutions (LKK) at the sub-district/village level as interdisciplinary education centres. The implementation of this reconstruction framework is expected to produce proactive, holistic Islamic family law that is oriented towards psychological resilience and the well-being of the community
Nikah Misyar dalam Perspektif Fikih Klasik dan Kontemporer: Kajian Normatif Atas Keabsahan dan Implikasinya Kholiq, Abdul; Rajab, Khairunnas; Jamal, Khairunnas; Jera, Almi; Tohirin, Tohirin
HUKUMAH: Jurnal Hukum Islam Vol 8, No 1 (2025): HUKUMAH
Publisher : STAI Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55403/hukumah.v8i1.1101

Abstract

Nikah misyar merupakan bentuk pernikahan yang memenuhi rukun dan syarat syar‘i, namun di dalamnya terdapat kesepakatan bahwa pihak istri melepaskan sebagian haknya, seperti nafkah atau tempat tinggal. Meskipun istilah ini tidak ditemukan secara eksplisit dalam literatur fikih klasik, konsep serupa dapat dilacak dalam pembahasan para ulama mengenai akad nikah yang disertai syarat tambahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pandangan mazhab fikih klasik mengenai keabsahan nikah misyar, mengkaji pendapat ulama dan lembaga fatwa kontemporer, serta menilai implikasinya terhadap maqashid al-shariah dan hukum keluarga modern. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan normatif-yuridis, memanfaatkan bahan hukum primer berupa sumber-sumber fikih klasik, fatwa kontemporer, serta bahan hukum sekunder dari artikel jurnal ilmiah dan penelitian terdahulu yang terverifikasi. Hasil kajian menunjukkan bahwa keempat mazhab fikih besar mengakui keabsahan nikah misyar apabila terpenuhi rukun dan syarat formil, meskipun terdapat perbedaan dalam menilai implikasinya terhadap hak-hak istri. Ulama dan lembaga fatwa kontemporer membolehkan praktik ini dengan syarat ketat, tetapi mengingatkan risiko sosial dan moral yang mungkin timbul. Dari perspektif maqashid al-shariah, nikah misyar dapat menjaga kehormatan dan mencegah zina, namun berpotensi mengabaikan tujuan pernikahan yang lebih luas seperti kestabilan rumah tangga dan perlindungan terhadap perempuan dan anak. Oleh karena itu, meskipun sah secara syar‘i, penerapan nikah misyar memerlukan regulasi yang memastikan perlindungan hak-hak dan kemaslahatan sesuai prinsip syariat.