Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

DAMPAK COVID-19 TERHADAP USAHA SOMA PAJEKO DI DESA DALUM KECAMATAN SALIBABU KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD PROVINSI SULAWESI UTARA Mamentiwalo, Marlen Vita; Rantung, Steelma V.; Wasak, Martha P.; Longdong, Florence V.; Kotambunan, Olvie V.; Tombokan, John L.
AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan Vol 9, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/akulturasi.9.1.2021.34617

Abstract

AbstractThe purpose of this study was to determine how the impact of Covid-19 on labor, marketing and income in the Malalugis soma pajeko business in Dalum Village, Salibabu District, Talaud Islands Regency, North Sulawesi Province.The method in this study was a census on 2 Soma Pajeko business owners and 8 crew members (Ship's crew) using structured questions in the form of a questionnaire, while the data collected were primary data and secondary data. The analysis in this research is quantitative and qualitative analysis.The results of research and discussion of Covid-19 affect the soma pajeko business in Dalum Village, there are workers who have to find side jobs to increase family income. Fish on the market decreased, which is usually 6000-7000 per kg, but due to Covid-19 the price of fish became 5000 per kg as a result, the income in the Soma Pajeko business decreased.Income at the Soma Pajeko business 1. Thanks to the business, which usually net income per trip is Rp. 16,200,000 because the selling price of fish in the market decreases, the income also decreases to Rp. 13,500,000. While in the Soma Pajeko 2. Malalugis business, which usually net income is Rp. 54,000,000 per trip. Due to the covid-19, income has decreased to Rp. 45,000,000 per trip. Covid-19 has no effect on the number of catches but on the marketing of the catch.Keywords: Covid-19, Soma Pajeko, Dalum Village AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dampak Covid- 19 terhadap tenaga kerja, pemasaran dan pendapatan pada usaha soma pajeko Malalugis di Desa Dalum Kecamatan Salibabu Kabupaten Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi Utara.Metode dalam penelitian ini adalah sensus pada 2 pemilik usaha soma pajeko dan 8 ABK (Anak Buah Kapal) dengan menggunakan pertanyaan terstruktur yaitu berupa kuisioner, sedangkan data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder. Analisis dalam penelitian ini yaitu analisis kuantitatif dan kualitatif.Hasil penelitian dan pembahasan Covid-19 mempengaruhi usaha soma pajeko yang ada di Desa Dalum ada tenaga yang harus mencari pekerjan sampingan untuk menambah pendapatan keluarga.Pemasaran ikan harus terhambat akibat adanya Pembatasan Sosial Berkala Besar (PSBB) akibatnya ada ikan yang mengalami kemunduran mutu, harga ikan di pasaran menurun yang biasa 6000-7000 per kg tapi karena ada covid-19 harga ikan menjadi 5000 per kg akibatnya pendapatan pada usaha soma pajeko mengalami penurunan.Pendapatan pada usaha soma Pajeko 1.Berkat Usaha yang biasanya hasil bersih per trip adalah Rp.16.200.000 dikarenakan harga jual ikan dipasaran menurun pendapatan juga menurun menjadi Rp.13.500.000. sedangkan pada usaha soma pajeko 2. Malalugis yang biasanya hasil bersih Rp.54.000.000 per trip Karena adanya covid-19 pendapatan menurun menjadi Rp.45.000.000 per trip. Covid-19 tidak berpengaruh pada Jumlah tangkapan tapi pada pemasaran hasil tangkapan.Kata Kunci: Covid-19, Soma Pajeko, Desa Dalum
Weight-Length and Condition Factor of Snakehead Fish Channa striata (Bloch, 1793) from Tondano Lake North Sulawesi Musa Amanpokptis; John L. Tombokan; Nego Elvis Bataragoa; Fransine B. Manginsela
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol. 10 No. 1 (2021)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1094.423 KB) | DOI: 10.35800/jpkt.10.1.2019.25070

Abstract

Sampling was done in two places, Tolour village and Kaweng village. Samples were taken from fishermen in July and August 2018. Total samples collected were 35 individuals, 20 indivduals from Tolour and 15 from Kaweng. Furthermore, the fish were brought the Faculty of Fisheries and Marine Science, and data recording was in the Freshwater Bioecology Laboratory. They consisted of 16 males and 19 females. Male length ranged from 25.8 to 43.2 cm, and female from 22.0 to 39.6 cm. The weight of males ranged from 157-755 g and female between 38-422g.Weight-length relationship in this study was W = 0.0017L3.4517 for sex combination, W = 0.0116L2.9161 for males and W = 0.0009L3,6426 for females. The growth pattern for combied sex was isometric (b = 3.457). The growth pattern was isometric (b = 2.9161) for male and allometric positive (b = 3.6426) for females. The relative condition factor (Kn) of all individuals was 1.06 ± 0.44, 1.01 ± 0.13 for males and 1.01 ± 0.58 for femaleKey Words: Tondano Lake, Snakehead Fish, Weight-length, condition factor ABSTRAKPengambilan sampel dilakukan di dua tempat yaitu, Kelurahan Tolour Kecamatan Tondano Timur dan Desa Kaweng Kecamatan  Kakas. Sampel diambil dari hasil tangkapan nelayan pada Bulan Juli dan  Agustus 2018. Sampel yang terkumpul  sebanyak 35 ekor, 20 sampel dari Tolour dan 15 dari Kaweng. Selanjutnya ikan dibawah ke Laboraturium Bioekologi Air Tawar  FPIK untuk pengambilan data. Sampel yang digunakan sebanyak 35 individu yang terdiri atas jenis kelamin jantan 16 individu dan betina 19 individu. Ukuran panjang ikan jantan berkisar antara 25,8-43,2 cm, dan ikan betina berkisar antara 22,0-39,6 cm.  Ukuran berat ikan jantan berkisar antara 157-755 g dan ikan betina beratnya berkisar antara 38-422g. Hubungan panjang berat ikan gabus dalam penelitian ini adalah W= 0,0017L3,4517 untuk gabungan jantan betina, W = 0,0116L2,9161 untuk jenis kelamin jantan  dan W = 0,0009L3,6426 untuk jenis kelamin betina.  Pola pertumbuhan untuk gabungan jantan dan betina adalah isometric (b=3,457).  Pola pertumbuhan ikan gabus adalah pola pertumbuhan isometrik (b=2,9161)   untuk jantan dan allometrik positif (b=3,6426) untuk jenis kelamin betina. Faktor kondisi relative (Kn) seluruh individu adalah 1,06  ± 0,44. Faktor Kondisi  jantan adalah 1,01 ± 0,13. Jenis kelamin betina faktor kondisi adalah 1,01 ± 0,58.Kata kunci: Tondano, ikan gabus, berat-panjag, factor kondisi
Some Biological Aspects of Freshwater Lobsters, Cherax quadricarinatus, in Ralik River of Southeast Minahasa and in Tondano Lake of Minahasa Rinaldi Kuhu; Rose O.S.E Mantiri; John L. Tombokan
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 7 No. 1 (2019): ISSUE JANUARY-JUNE 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.7.1.2019.21444

Abstract

The purpose of this study was to determine the relationship between the length of weight, the growth patterns and the biological conditions of freshwater crayfish, Cherax quadricarinatus, in two different locations namely river and lake.  Sampling in Ralik river of Southeast Minahasa, used a sibu-sibu fishing gear (salapa) by traversing the river (opposite the current) from the point of the pick up location until the sampling point taken. As for sampling at Tondano Lake of Minahasa, it was carried out by buying directly from local fishermen who used bubu as a fishing tool. Furthermore, samples from these two locations were analyzed at the Freshwater Bioecology Laboratory of FPIK UNSRAT Manado.The results obtained from this study are the linear equation of the relationship of the length of weight in the river for male lobsters W = -1.761049+ 3.1153 log L, and W = -1.647836 + 2.957268 log L for female lobsters; in the lake W = -1,494 + 2,8495 log L for males and females W = -1,388 + 2,7198 log L. The growth pattern of male and female lobsters in river and males in the lake is isometric; whereas females in allometric lakes. The value of the biological condition of the river male losbters ranged from 0.90 to 1.14 with an average value of 1.004 ± 0.06, whereas in lake male lobster the value of the condition factor ranged from 0.83 to 1.23 with an average value of 1.004 ± 0.09. The value of the condition of river female lobsters with a range between 0.82-1.18 with an average value of 1.004 ± 0.89 and the condition factor of lake female lobsters ranged from 0.90 to 1.11 with an average value of 1.001 ± 0.06. This shows that the body condition of a fat lobsters were good enough. Keywords: Freshwater Lobster, Long-weight, Growth pattern, Factor of biological conditions. ABSTAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan panjang berat, pola pertumbuhan faktor kondisi biologis dari lobster air tawar Cherax quadricarinatus di dua lokasi berbeda yaitu sungai dan danau. Pengambilan sampel di Sungai Ralik, Minahasa Tenggara menggunakan alat tangkap sibu-sibu (salapa) dengan cara menyusuri sungai (berlawanan arus) dari titik lokasi pengambilan sampai batas pengambilan sampel dilakukan. Adapun pengambilan sampel di Danau Tondano Minahasa, dilakukan dengan cara membeli langsung dari nelayan lokal yang memakai bubu sebagai alat tangkap. Sampel-sampel yang diperoleh selanjutnya dianalisis di Laboratorium Bioekologi Perairan Tawar FPIK UNSRAT Manado.Hasil yang didapat dari penelitian ini yakni persamaan linier hubungan panjang berat di sungai untuk jantan W = -1,761049+ 3.1153 log L, dan W = -1,647836 + 2,957268 log L untuk betina; di danau W = -1,494 + 2,8495 log L untuk jantan dan betina W = -1,388 + 2,7198 log L. Pola pertumbuhan lobster jantan dan betina di sungai dan jantan di danau adalah  isometrik; sedangkan betina di danau allometrik. Nilai faktor kondisi biologis lobster jantan sungai berkisar antara 0,90-1,14 dengan nilai rata- rata 1,004±0,06, sedangkan lobster jantan danau berkisar antara 0,83-1,23 dengan nilai rata-rata 1,004±0,09. Nilai faktor kondisi lobster betina sungai berkisar antara 0.82-1.18 dengan nilai rata-rata 1,004±0,89 dan lobster betina danau berkisar antara 0,90-1,11 dengan nilai rata-rata 1,001±0,06. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi badan lobster cukup baik. Kata kunci : Lobster air tawar, Panjang-berat, Pola pertumbuhan, Faktor kondisi biologis.
The Coral Fish in the Coastal Areas, Likupang Kampung Ambong Village, East Likupang District, North Minahasa Regency Ari B. Rondonuwu; Ruddy Dj. Moningkey; John L. Tombokan
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 7 No. 1 (2019): ISSUE JANUARY-JUNE 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.7.1.2019.21885

Abstract

The aims of this study, 1). To find out the number of species and the abundance of coral fishes; 2). To find out the biomasssa of target fish in carnivorous and herbivorous groups. Data collection was carried out at 5 meters depth using the Underwater Visual Census (UVC) method. The area observation is 150 m2. Coralivorous fish are found with 8 species and are categorized as medium. 28 species of target fish were found from carnivorous fish (13 species), and herbivorous fish (15 species).  For total individual number that is 81 individuals and a density that is 3240 individuals/Ha. The highest number of individuals is found in herbivorous fish. The high value of the ecological index shows the stability of the community and the ability of the environment that allows species of fish to grow and develop in their habitat. The target fish is generally in the class size of 16-20 cm and 21-25 cm. In general, reef fish from the group of herbivores are most commonly found in this location.Keywords: Coral Fishes, Likupang Kampung Ambong ABSTRAK Tujuan penelitian, yaitu 1). Untuk mengetahui jumlah spesies dan kelimpahan individu ikan karang; 2). Untuk mengetahui biomasssa ikan target kelompok karnivora dan herbivora.  Pengambilan data dilakukan pada kedalaman 5 meter dengan metode Underwater Visual Census (UVC). Luas areal pengamatan adalah 150 m2.   Ikan koralivora yang ditemukan berjumlah 8 spesies dan dikategorikan sedang.  Ditemukan 28 jenis ikan target dari ikan karnivora (13 spesies), dan ikan herbivora (15 spesies).  Untuk kelimpahan individu total yaitu 81 individu dan densitas 3240 individu/Ha.  Jumlah individu tertinggi ditemukan pada ikan herbivora.  Tingginya nilai indeks ekologi menunjukkan kemantapan komunitas dan kemampuan lingkungan yang memungkinkan jenis-jenis ikan untuk bertahan dan berkembang pada habitatnya.  Ikan target umumnya pada kelas ukuran 16 - 20 cm dan 21 – 25 cm.  Pada umumnya ikan karang dari kelompok herbivora yang paling banyak ditemukan di lokasi ini. Kata Kunci: Ikan Karang, Likupang Kampung Ambong, Biomassa
Coral Fishes the Famili Chaetodontidae in Coral Reef Waters of Para Island Sub District Tatoareng, Sangihe Kepulauan Regency Ari B. Rondonuwu; Unstain N.W.J. Rembet; Ruddy Dj. Moningkey; John L. Tombokan; Alex D. Kambey; Adnan S. Wantasen
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 1 No. 4 (2013): Edisi September - Desember 2013
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.1.4.2013.3705

Abstract

This study aims to determine the distribution and abundance of reef fish families chaetodontidae in coral reef waters of Para Island Sub District Tatoareng. This study was conducted at 4 stations. Data collected was done using visual census on the 50-meter transect line at 5 meters depth. In addition to revealing the number of species and abundance of individuals chaetodontidae, data analysis aimed to determine number of species, individual abundance, and the community index. Based on the identification, obtained 27 species from 3 genera and 217 number of individuals.  The highest number of species found at station Para 1.  7 species are always found in all observation stations, Chaetodon kleinii, C. punctatofasciatus, C. lunulatus, C. trifascialis, C. vagabundus, Heniochus varius, H. chrysostomus. The species with the largest number of individuals that is Chaetodon kleinii (45 individuals). Chaetodontidae fish species diversity index ranged between 2.207-2.866. Dominance Index are categorized low in the range of 0.078-0.122.  Similarity index are categorized high in the range of 0.922-0.971. Keywords : coral fishes, chaetodontidae, coral reef, Para Island
Vertical Distribution Of Hard Corals In Southern Siladen Island John L. Tombokan; Unstain N. W. J. Rembet; Silvester B. Pratasik
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 5 No. 1 (2017): ISSUE JANUARY - JUNE 2017
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.5.1.2017.14972

Abstract

This study was aimed at provide information on hard coral distribution in southern Siladen Island. The work was done using SCUBA gear Line Intercept Transect (LIT). Thirty m long-line transects were placed at the reef flat, 5 m depth, 10 m depth, 15 m depth, and 20 m depth. A total of 44 hard coral genera was recorded, and the highest number of genre was found at 5 m depth. Coral species diversity was also high enough at the reef flat (1.032) and 5 m depth (1.28). Coral reef condition at 10 m depth was good enough as well and categorized as productive due to much higher percent of the biotic component than the abiotic component. The dominant life forms consisted of tabulate Acropora and branching corals at the reef flat, encrusting corals, branching corals, and foliose corals at 5 m, encrusting corals at 10 and 20 m depth, and massive corals, encrusting corals, and branching corals at 15 m depth, respectively. Keywords: coral reef, distribution, LIT, vertical zonationl.   Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menyediakan informasi tentang distribusi karang batu di sebelah selatan pulau Siladen. Penelitian ini dilakukan menggunakan alat selam SCUBA dan metode transek intersep garis. Tali transek sepanjang 30 m diletakkan di rataan terumbu, kedalaman 5, 10, 15, dan 20 m. Total 44 genera karang batu ditemukan pada penelitian ini, dan jumlah genera terbanyak ditemukan pada kedalaman 5 m. Keanekaragaman spesies karang juga cukup tinggi di daerah rataan terumbu (1,032) and 5m (1,28). Kondisi terumbu karang pada kedalaman 10 m juga cukup baik dan dikategorikan produktif karena tingginya komponen biotik dibandingkan dengan komponen abiotik. Bentuk pertumbuhan yang dominan masing-masing terdiri dari Acropora meja dan karang bercabang di rataan terumbu karang, karang encrusting, karang bercabang, dan foliose pada kedalaman 5 m, karang encrusting pada kedalaman 10 dan 20m, serta karang masif, karang encrusting dan karang bercabang pada kedalaman 15m.   Kata kunci: Terumbu karang, distribusi, Transek Intersep Garis, Zonasi vertikal.
The Survival Rate and Growth of Juvenile Crayfish (Cherax quadricarinatus) With Different Types of Shelter Jimmy Mamuaya; Winda M. Mingkid; Ockstan J. Kalesaran; Hengky J. Sinjal; Reiny A. Tumbol; John L. Tombokan
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 7 No. 2 (2019): ISSUE JULY - DECEMBER 2019
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.7.2.2019.24510

Abstract

An experiment was designed to assess the relative performance of three shelter types on the survival and growth of red-claw crayfish (Cherax quadricarinatus).  A 13 days old juvenile crayfish with an average length of 10 mm were cultured in 400 ml water of glass bowl and were provided with one of 3 types of shelter over 19 days.  The various shelter types assessed were dried coconut leaves, bamboo and Hydrilla.  Juveniles in each bowl were fed with Artemia twice a day morning and in the afternoon. There was no significant effect (P>0.05) of shelter type on the survival rate; however, there was a significant effect (P<0.05) on growth with dried coconut leaves (5.33%) performing significantly better than Hydrilla (2.33%) and bamboo (2.00%).  This experiment showed that the shelter types provided had a significant effect on the growth but not in their survival.Keywords: Survival rate, Growth, juvenile Cherax quadricarinatus, ShelterABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sintasan hidup dan  pertumbuhan  juvenil lobster air tawar (C. quadricarinatus) dengan shelter yang berbeda. Juvenil lobster yang berumur 13 hari dengan panjang rata rata 10 mm dipelihara dalam wadah toples kaca dengan diberikan ketiga perlakuan selama 19 hari.  Ketiga jenis perlakuan adalah daun kelapa kering, bambu dan Hydrilla.  Juvenil diberi pakan Artemia 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari.  Hasil penelitian menunjukkan ketiga perlakuan tidak berbeda nyata terhadap sintasan hidup (P>0.05), namun berbeda nyata (P< 0.05 ) untuk pertumbuhan dengan daun kelapa kering (5.33%), Hydrilla (2.33%) dan bambu (2%).     Penelitian ini menunjukkan bahwa jenis shelter memberikan pengaruh nyata  terhadap pertumbuhan namun tidak berbeda nyata untuk sintasan hidup.Kata kunci: Sintasan hidup, Pertumbuhan, Juvenil Cherax quadricarinatus, Shelter
Macroalgae Community Structure in Tanjung Merah Waters, Bitung City Achmad, Febrio V.; Kepel, Rene Ch.; Mandagi, Stephanus Vianny; Tilaar, Ferdinand F.; Tombokan, John L.; Ngangi, Edwin L. A.
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 9 No. 1 (2021): ISSUE JANUARY - JUNE 2021
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.9.1.2021.34427

Abstract

Seaweed is a component of coastal ecosystems that makes a major contribution to the Indonesian economy. This marine plant is a potential food source and industrial raw materials that can be used to improve people's welfare as these marine macroalgae are widely distributed in Indonesian waters. This study was carried out because of its important role for the ecosystems and the economy of the country. The purpose of this research is to determine the community structure of this macroalgae in the waters of Tanjung Merah Village of Matuari District of Bitung City. The data were collected from January 2021 to March 2021 using a transect of 1 x 1 m2 which was placed along a 100 m line transect with 5 m intervals. The macroalgae found were 6 species consisting of 2 types of Chlorophyta class and 4 species of Rhodophyta class. The macroalgae diversity index of around is 1.06 categorized as moderate diversity; the index of dominant is 0.44 moderate and the evenness index is 1.79 or low.Keywords: Macroalgae; Community; Diversity.AbstrakRumput laut merupakkan komponen ekosistem wilayah pesisir yang memberikkan kontribusi yang besar bagi ekonomi Indonesia. Potensi sumberdaya hayati laut Sulawesi Utara, khususnya Kota Bitung yang cukup potensial untuk dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan dan bahan baku industri guna peningkatan kesejahteran masyarakatkarena makroalga termasuk salah satu sumberdaya hayati laut yang banyak terdapat di perairan Indonesia. Makroalga memiliki potensi besar untuk dikembangkan, karena memiliki peranan penting baik dari aspek ekologi dan memiliki nilai ekonomi.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas makroalga yang ada di perairan Kelurahan Tanjung Merah Kecamatan Matuari Kota Bitung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2021 sampai Maret 2021. Data dikumpulkan dengan cara di sampling menggunakan kuadrat berukuran 1x 1 m2 yang diletakkan pada garis transek sepanjang 100 m dengan interval 5 m. Makroalga yang ditemukan 6 spesies yang terdiri atas Kelas Chlorophyta berjumlah 2 jenis, dan kelas Rhodophyta 4 jenis. Indeks keanekaragaman makroalga sekitar 1.06 dikategorikan sedang, indeks dominasi 0.44 dikategorikan rendah dan untuk indeks kemerataan 1,79 dikategorikkan rendah.Kata kunci: Makroalga; Komunitas; Keanekaragaman
Gastropod Community On Seagrass Ecosystem in Makalisung coast Kaseger, Cindy; Lalita, Jans Djoike; Tilaar, Ferdinand Frans; Tombokan, John L.; Mandagi, Stephanus V.; Ngangi, Edwin L. A.
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 9 No. 2 (2021): ISSUE JULY-DECEMBER 2021
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v9i2.34974

Abstract

The aim of the research is to know various species of gastropods and gastropod community structure through species density, percent density, dominant species, and association of species of gastropods on seagrass ecosystem. Research with the method of quadrat transect is put perpendicular to the coastline. Gastropod species are found in the seagrass ecosystem on the Makalisung coast consist of 9 species, 7 families, and 4 ordos. Gastropod community structure on seagrass ecosystem is found with species density is highest Cymbiola nivosa as big as 0.64 (ind/m2) with highest percent density 34.04 %. Diversity of species of gastropods on four-station that H’> 1 highest in fouth station as big as H’= 1.72. The dominance of species is highest Cymbiola nivosa as big as C=0.44, where the result of research in generally dominancy C < 0.25 belong to low. Association of species of gastropods on seagrass ecosystem found three characteristics, (1) classifying of positive association is Cypraea tigris and Monetaria annulus, Cypraea tigris and Cymbiola nivosa, Strombus labiatus and Cyclope pellucida, Strombus labiatus and Cymbiola nivosa, Monetaria annulus and Cerithiun nodulosum, Cymbiola nivosa and Cerithiun nodulosum; Cerithiu nodulosum and Angaria dephinus and Faunus ater. (2) Classification of not associated Angaria dephinus and association close to zero (0,04) is Monetaria annulus and Cymbiola nivosa. (3) Classifying of negative association based on the result of the research shows most of the negative pairs of gastropod species on seagrass ecosystem.Keywords: Gastropod; Density; Diversity; Dominance; AssociationAbstrakTujuan penelitian ini adalah mengetahui jenis-jenis Gastropoda dan struktur komunitas Gastropoda melalui Kepadatan spesies (Ind/m2), Kepadatan relatif (%), Dominansi spesies (C), dan asosiasi antarspesies Gastropoda pada ekosistem lamun. Penelitian dengan metode garis transek kuadrat yang ditempatkan tegaklurus garis pantai. Spesis gastropoda yang ditemukan di ekosism lamun pantai Makalisung, terdiri atas 9 spesies , 7 famili,  dan 4 ordo. Struktur komunitas gastropoda di ekosistem lamun ditemukan dengan kepadatan total spesis tertinggi pada Cymbiola nivosa sebesar 0,64 (ind/m2) dengan kepadatan relatif tertinggi 34,04 %; keanekaragaman spesis gastropoda keempat stasiun H’> 1 di mana tertinggi stasiun 4 sebesar H’= 1,72; dominansi total tertinggi adalah spesis Cymbiola nivosa sebesar C=0,44, di mana hasil penelitian secara umum dominansi C < 0,25 adalah tergolong rendah. Asosiasi spesis gastropoda di ekosistem lamun ditemukan tiga ciri, (1) klasifikasi golongan asosiasi positif adalahCypraea tigris dan Monetaria annulus,Cypraea tigris dan Cymbiola nivosa, Strombus labiatus dan Cyclope pellucida, Strombus labiatus dan Cymbiola nivosa, Monetaria annulus dan Cerithiun nodulosum, Cymbiola nivosa dan Cerithiun nodulosum; Cerithiu nodulosum dan Angaria dephinus dan Faunus ater. Klasifikasi golongan tidak berasosiasi (2) Angaria dephinus dan asosiasi mendekati zero (0,04) yaitu Monetaria annulus dan Cymbiola nivosa. Dan klasifikasi golongan asosiasi negatif, hasil penelitian sebagian besar menunjukkan asosiasi negatif pasangan spesis gastropoda di ekosistem lamun.Kata kunci : Gastropoda, Kepadatan, Diversitas, Dominansi, Asosiasi.
Condition of Coral Reefs in the Waters of Kalasey Satu Village, Minahasa Regency, North Sulawesi Pitoy, Israel; Rembet, Unstain N. W. J.; Rondonuwu, Ari B.; Wantasen, Adnan S.; Kambey, Alex D.; Manu, Gaspar; Tombokan, John L.
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 11 No. 1 (2023): ISSUE JANUARY-JUNE 2023
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v11i1.45892

Abstract

The waters of Kalasey I Village have various resources and environmental services that are the potential to be utilized sustainably, such as tourism. The development activities in the tourism sector look so fast in this area with the establishment of several tourism infrastructures, such as diving centers, cottages, resorts,s and restaurants. These activities are thought to be able to affect the coral reef ecosystem. This study aims to determine the coral reef conditions, especially the reef flat, based on the percent cover of the live corals. Data collection was carried out at a depth of 3 meters with 3 replications using an Underwater Photo Transect (UPT) technique. Data obtained were analyzed using Coral Point Count with excel extension (CPCe) software. Based on the percent cover of live corals, the condition of coral reefs in the Kalasey 1 village waters was classified as poor with a coral cover percentage of 2.93%. Keywords: Tourism development, Underwater Photo Transect (UPT), percent cover, coral point count (CPCe) Abstrak Perairan di Desa Kalasey I memiliki berbagai sumberdaya serta jasa lingkungan yang berpotensi untuk dimanfaatkan secara berkesinambungan seperti potensi pariwisata. Kegiatan pembangunan di sektor pariwisata terlihat begitu pesat di wilayah ini dengan berdirinya sejumlah infrastruktur pariwisata seperti diving center, cottage, resort dan rumah makan, dimana aktivitas tersebut diduga dapat mempengaruhi ekosistem terumbu karang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi terumbu karang, khususnya rataan terumbu (reef flat), berdasarkan persentase tutupan karang di perairan Desa Kalasey I Kecamatan Mandolang Kabupaten Minahasa. Pengambilan data dilakukan pada kedalaman 3 meter dengan 3 ulangan, menggunakan teknik Underwater Photo Transect (UPT) dan data yang diperoleh dianalisis menggunakan software Coral Point Count with excel extension (CPCe). Diperoleh hasil kondisi terumbu karang tergolong dalam kategori miskin dengan persentase tutupan karang sebesar 2.93 %. Kata kunci: Pembangunan pariwiata, Underwater Photo Transect (UPT), persen tutupan, coral point count (CPCe)