Agnesia Endang Tri Hastuti Wahyuni
Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Published : 27 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Confirmation test of suspected Mycobacterium avium subspecies paratuberculosis (MAP) isolated using PCR F57 Nugroho, Widagdo Sri; Adji, Rahmat Setya; Wahyuni, Aeth
Indonesian Journal of Animal and Veterinary Sciences Vol 13, No 2 (2008)
Publisher : Indonesian Animal Sciences Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.46 KB) | DOI: 10.14334/jitv.v13i2.605

Abstract

Seropositive and isolate suspected as Mycobacterium avium subspecies paratuberculosis (MAP) was detected at dairy cows in West Java. This bacteria causes Johne’s disease (JD) and potentially becomes a new emerging disease for Indonesian dairy cows. The aim of this study was to confirm the suspected local isolate as a MAP distinctively by PCR. Reculture of MAP reference isolate, suspected local isolate done by resuspending bacteria in PBS 0.5% and inoculating it in Herrold’s egg yolk medium with mycobactin J (HEYM) and than inoculating it in 37oC for 16 weeks. The cultures grew in various time, Mycobacterium avium subspecies avium was detected in 3rd week, MAP reference was detected in 7th week, and local isolate was detected in 14th week. The confirmation test was carried out by PCR with primer F57. The PCR F57 result showed that MAP suspected isolate was not a Mycobacterium avium subspecies paratuberculosis. Key Words: Local Isolate, Mycobacterium avium Subspecies Paratuberulosis, PCR F57
Virulence Characteristic of Avian Pathogenic Escherichia coli (APEC) Isolates Adrenalin, Sruti Listra; Imanjati, Lynda Nugrahaning; Fauziah, Ima; Prakasita3, Vinsa Cantya; Widyarini, Sitarina; Wahyuni, Agnesia Endang Trihastuti
Jurnal Sain Veteriner Vol 38, No 1 (2020): April
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (842.327 KB) | DOI: 10.22146/jsv.57368

Abstract

Avian pathogenic Escherichia coli (APEC) merupakan penyebab kolibasilosis pada unggas, salah satu penyakit pernapasan yang menyebabkan permasalahan yang serius di industri perunggasan. APEC dapat mengakibatkan tingginya jumlah kematian dan angka afkir, penurunan produksi, dan tingginya biaya pengobatan. Manifestasi kolibasilosis yang biasa terjadi adalah airsacculitis, perihepatitis, dan perikarditis. Serotipe APEC yang banyak diidentifikasi di lapangan adalah O1K1, O2K1, dan O78K80. Embryo lethality assay (ELA) adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui virulensi serotipe APEC. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik virulensi isolat APEC berbagai serotipe. Lima isolat APEC serotipe O1K1, O2K1, O78K80, O157H7, dan unknown serotype digunakan untuk pengujian virulensi dengan menginokulasikan bakteri ke dalam cairan alantois telur ayam berembrio spesific pathogenic free (TAB SPF) umur 12 hari. Masingmasing serotipe dibutuhkan telur sebanyak 10_butir, dengan dosis bakteri 100-500 CFU/ 0.1 ml. Candling dilakukan setiap hari, sampai umur embrio 18 hari, untuk menentukan jumlah kematian dan perubahan lesi patologi. Setelah diamati selama 6 hari, persentase TAB yang mati setelah diinokulasi dengan APEC serotipe O1K1, O2K1, unknown serotype adalah 100% (10/10), serotipe O78K80 90% (9/10), dan serotipe O157H7 70% (70%). Seluruh ayam yang mati mengalami lesi patologi adanya hemoragi daerah kranial dan ektremitas. Seluruh isolat E. coli dalam penelitian ini memiliki virulensi tinggi. 
Isolasi dan Sensitifitas Antibiotika terhadap Streptococcus spp dari Kambing PE Mastitis Subklinis Kronis Widodo Suwito; AETH Wahyuni; Widagdo Sri Nugroho; Bambang Sumiarto
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 6 No. 1 (2018): Januari 2018
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.714 KB) | DOI: 10.29244/avi.6.1.8-15

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk isolasi dan sensitifitas antibiotika terhadap Streptococcus spp dari susu kambing PE mastitis subklinis kronis di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Sebanyak 10 sampel susu kambing PE mastitis subklinis kronis dari Kabupaten Sleman digunakan dalam penelitian ini. Kriteria kambing PE mastitis subklinis kronis dengan uji California Mastitis Test (CMT) dua kali yaitu saat laktasi dan laktasi berikutnya dengan hasil positif (++) atau (+++) yang diikuti dengan penghitungan jumlah sel somatik (JSS) dengan metode Breed. Isolasi Streptococcus spp., dengan kultur dalam media blood agar selanjutnya di inkubasikan pada suhu 37°C selama 24 jam. Sensitifitas antibiotika terhadap Streptococcus spp., dengan agar difusi menggunakan kertas cakram antibiotika yang sudah diketahui konsentrasinya. Saat uji CMT pertama terdapat dua sampel positif (++) dan delapan sampel positif (+++) dengan rataan JSS masing-masing 2.400.000 sel/ml dan 4.475.000 sel/ml, sedangkan uji CMT kedua terdapat empat sampel positif (++) dan enam sampel positif (+++) dengan rataan JSS masing-masing 2.775.000 sel/ml dan 4.550.000 sel/ml. Susu kambing PE mastitis subklinis kronis dari Kabupaten Sleman dapat diisolasi Streptococcus spp., sebanyak 8 isolat dengan tipe hemolitik α, β, dan γ masing-masing 2, 1, dan 5 isolat. Streptococcus spp., resisten terhadap penisilin sedangkan terhadap tetrasiklin, ampisilin, eritromisin, dan sulfonamide masih sensitif. Penelitian ini menunjukkan bahwa Kambing PE mastitis subklinis kronis dari Kabupaten Sleman disebabkan oleh Streptococcus spp., dengan penisilin resisten, sedangkan tetrasiklin, ampisilin, eritromisin, dan sulfonamide masih sensitif.
MP-16 Characterization of Avibacterium paragallinarum Caused Infectious coryza/Snot: Satellite Colony Phenomenon Agnesia Endang Tri hastuti Wahyuni; Charles Rangga Tabbu; Sidna Artanto; Tati Aryani; Vinsa Cantya Prakasita
Hemera Zoa Proceedings of the 20th FAVA & the 15th KIVNAS PDHI 2018
Publisher : Hemera Zoa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.497 KB)

Abstract

Infectious coryza (IC) is an acute upper respiratory disease of poultry that can appear in all ages. Some of clinical signs that are commonly seen in IC are rhinitis, facial swelling or edema, lacrimation, anorexia, and retarded growth in young poultry [1.2.3]. The disease can be found worldwide, especially in tropical countries [4]. Infectious coryza is very important in the chicken farm industry in developed and developing countries, including Indonesia [5]. The large economic losses due to IC such as increased number of culling, decreased egg production (10-40%), decreased body weight, stunting growth, and some mortality (2-10%) [4].Avibacterium paragallinarum which was previously classified as Haemophilus paragallinarum is a causative agent of infectious coryza in laying and broiler chickens, quail, pearl chicken, turkey, and peacocks [4,6,7,8]. The bacteria is commensal in the mucous membrane of the upper respiratory system, is sensitive to preservation and does not last long outside the host body [8]. Factors X and V are needed for the growth of several types of A. paragallinarum. According to in vitro growth requirements, A. paragallinarum can be either nicotinamide adenine dinucleotide (NAD) independent or NAD-dependent. The reduced form of NAD (NADH; 1.56-25 µg/ml) and the oxidized form (20-100 µg/ml) is required for in vitro growth in most isolates A. paragallinarum that show satellitic colony on a medium [9]. The description of the need for V factor of field isolates A. paragalinarum has been few reported. The aim of this research is to find out the phenomenon of satellite colonies from a variety of poultry isolates.
Confirmation test of suspected Mycobacterium avium subspecies paratuberculosis (MAP) isolated using PCR F57 Widagdo Sri Nugroho; Rahmat Setya Adji; Aeth Wahyuni
Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner Vol 13, No 2 (2008): JUNE 2008
Publisher : Indonesian Center for Animal Research and Development (ICARD)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.46 KB) | DOI: 10.14334/jitv.v13i2.605

Abstract

Seropositive and isolate suspected as Mycobacterium avium subspecies paratuberculosis (MAP) was detected at dairy cows in West Java. This bacteria causes Johne’s disease (JD) and potentially becomes a new emerging disease for Indonesian dairy cows. The aim of this study was to confirm the suspected local isolate as a MAP distinctively by PCR. Reculture of MAP reference isolate, suspected local isolate done by resuspending bacteria in PBS 0.5% and inoculating it in Herrold’s egg yolk medium with mycobactin J (HEYM) and than inoculating it in 37oC for 16 weeks. The cultures grew in various time, Mycobacterium avium subspecies avium was detected in 3rd week, MAP reference was detected in 7th week, and local isolate was detected in 14th week. The confirmation test was carried out by PCR with primer F57. The PCR F57 result showed that MAP suspected isolate was not a Mycobacterium avium subspecies paratuberculosis. Key Words: Local Isolate, Mycobacterium avium Subspecies Paratuberulosis, PCR F57
Karakterisasi Hemaglutinin Streptococcus agalactiae dan Staphylococcus aureus Penyebab Mastitis Subklinis Pada Sapi Perah = Characterization of Haemagglutinin of Streptococcus agalactiae and Staphylococcus aureus on ... Agnesia Endang Tri Hastuti Wahyuni; I Wayan Teguh Wibawan; Michael Haryadi Wibowo
Jurnal Sain Veteriner Vol 23, No 2 (2005): DESEMBER
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.366

Abstract

Streptococcus agalactiae dan Staphylococcus aureus merupakan dua bakteri utama penyebab mastitis subklinis pada sapi perah di Indonesia. Pada mastitis subklinis kemampuan adesi mempunyai peran lebih penting dari pada kemampuan invasi. Hemaglutinin merupakan faktor yang berperan dalam proses adesi, sebagai langkah awal kolonisasi bakteri pada permukaan set epitel ambing. Tujuan dari penelitian ini adalah mengisolasi dan mengkarakterisasi hemaglutinin dari S. agalactiae dan S. aureu. Penentuan hemaglutinin S. agalactiae dan S. aureus dengan uji hemaglutinasi menggunakan eritrosit sapi perah 1%. Isolasi hemaglutinin dilakukan dengan afinitas kromatogarfi dan analisis dengan Sodium Dodecyl Sulphate-Polyacrilamide Gel Electrophoresis (SDS-PAGE). Hasil penelitian diketahui bahwa hemaglutinin S. agalactiae dan S. aureus dapat ditentukan dengan SDS-PAGE dengan berat molekul 28 kDa pada S. agalactiae dan 27 kDa pada S. aureus.
Deteksi Molekuler Virus Infectious Bursal Disease (IBD) pada Samp l Bursa Fabrisius yang Diperoleh dari Ayam Terdiagnosa Penyakit IBD Michael Haryadi Wibowo; Radhian Fadiar; Dito Anggoro; Sidna Artanto; Surya Amanu; Agnesia Endang Tri Hastuti Wahyuni
Jurnal Sain Veteriner Vol 33, No 2 (2015): Desember
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1648.66 KB) | DOI: 10.22146/jsv.17890

Abstract

Kasus penyakit Infectious Bursal Disease (IBD) dewasa ini masih sering ditemukan pada peternakan ayam komersial baik layer maupun broiler di Indonesia. Diagnosis penyakit IBD sejauh ini mengandalkan lesi patologik spesifik dan kultur in ovo dengan mengamati lesi makroskopis embrio, serta diidentifikasi dengan uji agar gel presipitasi (AGP). Penelitian ini bertujuan menerapkan diagnosis dengan teknik reverse transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR) dari sampel Bursa Fabrisius (BF) sebagai konfirmasi pada kasus terdiagnosa IBD. Deteksi serologis virus IBD dengan uji AGP dengan sumber antigen chorioallantoic membrane (CAM) dan embrionya, untuk melihat potensinya sebagai sumber antigen uji AGP. Sampel BursaFabrisius sebanyak 5 yang diperoleh pada kasus terdiagnosa IBD, dikoleksi dari peternakan ayam komersial di Yogyakarta. Konfirmasi diagnosis dilakukan dengan metode RT-PCR. Sampel positip uji RT-PCR yang mengamplifikasi fragmen gen VP2. Isolasi virus IBD yang dilakukan kultur in ovo pada telur ayam berembrio (TAB) antibodi negatif terhadap virus IBD, berumur 11 hari. Desposisi materi inokulasi dilakukan pada (CAM), diinkubasi selama lima hari. Panen virus dilakukan dengan mengkoleksi membran korioalantois dan embrio, selanjutnya diamati lesi makroskopis yang timbul akibat infeksi virus IBD. Membran korioalantois dan embrioselanjutnya digerus dan diproses sebagai suspensi antigen yang digunakan dalam uji AGP. Hasil uji RT-PCR terhadap lima sampel Bursa Fabrisius yang dikoleksi dari peternakan ayam terdiagnosa penyakit IBD, tiga sampel menunjukkan hasil positif teramplifikasi fragmen gen VP-2 virus IBD dengan produk amplifikasi sebesar 440 bp, sedangkan dua sampel sisanya menunjukkan hasil negatif. Uji AGP dengan sumber antigen CAM menunjukkan hasil positip 2 dari 3 sampel yang diuji, sedangkan sumber antigen embrio menunjukkanhasil negatif. Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa uji RT-PCR dapat digunakan dalam mendeteksi virus IBD dari sampel BF terdiagnosa IBD. Uji AGP dengan sumber antigen CAM menunjukkan hasil lebih baik dari pada embrionya.
Kasus-kontrol kejadian antraks di kabupaten Sumba Barat Daya Marseni Banne Ringgi; Agnesia Endang Tri Hastuti Wahyuni; Setyawan Budiharta
Jurnal Sain Veteriner Vol 29, No 2 (2011): DESEMBER
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6056.639 KB) | DOI: 10.22146/jsv.39515

Abstract

Problems of natural, technical and social nature are factors that explain the existence of anthrax in the District of Southwest Sumba (DSS).
Karakteristik Avibacterium paragallinarum Isolat Lapang : Inokulasi pada Telur Ayam Berembrio umur 7 hari Lynda Nugrahaning Imanjati; Sruti Listra Adrenalin; Ima Fauziah; Vinsa Cantya Prakasita; Sitarina Widyarini; Agnesia Endang Tri Hastuti Wahyuni
Jurnal Sain Veteriner Vol 38, No 3 (2020): Desember
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.46408

Abstract

Infectious coryza (IC) adalah penyakit bakterial yang menyerang saluran pernapasan ayam, yang dapat bersifat akut sampai kronis yang disebabkan Avibacterium paragallinarum. IC merusak saluran pernapasan bagian atas, terutama rongga hidung. Pengamatan perubahan makroskopik pada embrio yang mengalami kematian setelah inokulasi pada telur ayam berembrio (TAB) specific pathogenic free (SPF) sebagai salah satu karakteristik isolat A. paragallinarum belum banyak dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik isolat A. paragallinarum melalui inokulasi pada telur ayam berembrio TAB SPF umur 7 hari. TAB SPF umur 7 hari berjumlah 50 butir dibagi menjadi 5 kelompok masing-masing terdiri dari 10 butir yaitu kelompok kontrol negatif, A. paragallinarum serotipe A/221; serotipe B/Spross; serotipe B/2448; dan serotipe C/2447. Bakteri terlebih dahulu dikultur pada media cair dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC. Suspensi bakteri dengan volume 0,2 ml (6x108 cfu/ml) diinjeksikan pada TAB SPF, diinkubasi pada suhu 37oC dan diamati adanya kematian sebanyak 2 kali sehari. Embrio yang mati dilakukan skoring perubahan makroskopik. Embrio yang berasal dari TAB SPF pada kelompok yang diinokulasi A. paragallinarum serotipe A/ 221, B/Spross, B/2448, and C/2447 mengalami hemoragi dan kekerdilan. Keseluruhan isolat A. paragallinarum bersifat patogen pada telur ayam berembrio.
Virulence Characteristic of Avian Pathogenic Escherichia coli (APEC) Isolates Sruti Listra Adrenalin; Lynda Nugrahaning Imanjati; Ima Fauziah; Vinsa Cantya Prakasita; Sitarina Widyarini; Agnesia Endang Trihastuti Wahyuni
Jurnal Sain Veteriner Vol 38, No 1 (2020): April
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.46494

Abstract

Avian pathogenic Escherichia coli (APEC) is a cause of colibacillosis in poultry, one of the respiratory disease that causes serious problems in the poultry industry. The APEC can cause high mortality and culling, decreased production, and high costs of treatment. Manifestations of colibacillosis are airsacculitis, perihepatitis, and pericarditis. The APEC serotypes that are widely identified in the field are O1K1, O2K1, and O78K80. Embryo lethality assay (ELA) is a method for determine the virulence of APEC serotypes. The aim of this study was to determine the virulence characteristic of APEC isolates. Five APEC serotypes O1K1, O2K1, O78K80, O157H7, and unknown serotype were used for ELA method by inoculated E. coli into chorioallantoic of specific pathogen free 12-days old embryos. Each group of 10 embryos, inoculated E. coli dose of 100-500 CFU/ 0,1 ml. Candling was carried out for 6 days (18-days old embryo) to determined the mortality and pathological lesions. The percentage of embryo mortality post-inoculated with APEC O1K1, O2K1, unknown serotypes were 100% (10/10), O78K80 serotype was 90% (9/10), and O157H7 serotype was 70% (70%). Lesions of all embryos were cranial and extremity hemorrhage. In this study, E. coli isolates had high virulence.