Air bagi masyarakat Bali adalah sesuatu yang sangat penting, tidak hanya sekedar jenis mineral di dunia untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia sehari hari (profan), melainkan sesuatu yang ‘hidup’, yang memberikan dampak bagi kehidupan manusia dari berbagai aspek kehidupan. Terlebih lagi masyarakat Bali yang menganut prinsip Tri Hita Karana yang telah mendarah daging dari dahulu kala. Air kini tid ak hanya dianggap sebagai pemenuh kebutuhan pokok manusia, tapi juga berfungsi sebagai penjernih, bahkan penyucian batin orang Bali, atau sering disebut dengan Tirtha. Proses untuk penyucian batin orang Bali dengan media air suci ini menempatkan sumber mata air suci (beji) ini tidak hanya menjadi kawasan suci untuk umat Hindu, tapi menjelma menjadi daya tarik wisata populer yang dikunjungi wisatawan nusantara tapi juga wisatawan mancanegara. Salah satu mata air suci/beji yang perlu menjadi perhatian untuk diteliti adalah Beji Sempuana. Beji ini air sucinya dimanfaatkan masyarakat Desa setempat, tapi juga warga Desa Kerobokan Utara,sebelum memulai suatu upacara Agama Hindu seperti Piodalan di areal Pura Dalem Nataran Tegal Jaya, Dalung ataupun Ngerit (pembakaran mayat secara masal). Selain itu, di lokasi ini juga terdapat relief pahatan batu besar di dinding sungai yang sudah ada sejak zaman dahulu, sehingga Pemerintah Kabupaten Badung menempatkannya menjadi kawasan cagar budaya. Secara geografis, beji ini terdapat di sempadan Sungai/Tukad Sempuana yang perlu diamankan dari pencemaran lingkungan, akibat alih fungsi lahan di Desa Dalung dan sekitarnya. Metode yang digunakan dalam penelitian, yaitu observasi ke obyek penelitian, wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada tokoh masyarakat dan warga setempat. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif Kualitatif, yaitu memberikan ulasan interpretasi atau makna terhadap data dan informasi yang diperoleh. Sehingga menghasilkan beberapa strategi umum (Grand Strategy) pengembangan di lokasi dengan menggunakan SWOT Analisis. Maka itu, dipandang penting identifikasi potensi dan ditemukan strategi pengembangannya untuk dijadikan daya tarik wisata terkemuka dan aman pada masa pandemic corona 19 ini, tidak hanya untuk masyarakat Desa Dalung, tapi juga untuk masyarakat luas. Kata kunci: Strategi pengembangan, mata air suci, daya tarik wisata, pandemi Corona