Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, POLA TIDUR DAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA MASYARAKAT USIA 40-60 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANANWETAN KOTA BLITAR Nurjanah, Nisa; Indrawati, Veni
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 8, No 1 (2023):
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jimkesmas.v8i1.32135

Abstract

AbstrakHipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan serius. Pada tahun 2019 prevalensi hipertensi di kota blitar naik menjadi 40,7%. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan, diketahui salah satu Kecamatan dengan kasus hipertensi terbanyak di Kota Blitar pada tahun 2021 yaitu Kecamatan Sananwetan dengan kasus sebanyak 17.184 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi, pola tidur dan pola makan dengan kejadian hipertensi pada masyarakat usia 40-60 tahun di wilayah Kerja Puskesmas Sananwetan Kota Blitar. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini melibatkan 59 responden berusia 40-60 tahun dengan menggunakan instrumen penelitian berupa tes pengetahuan gizi, kuesioner PSQI, recall 3 x 24 jam dan kuesioner FFQ. Analisis data menggunakan uji chi-square dan regresi logistik. Penelitian menunjukkan tidak ada hubungan pengetahuan gizi dengan kejadian hipertensi pada masyarakat usi 40-60 tahun di wilayah kerja puskesmas Sananwetan Kota Blitar dengan nilai P > 0,05 (P = 0,113). Pola tidur berhubungan dengan kejadian hipertensi pada masyarakat usia 40-60 tahun di wilayah kerja puskesmas Sananwetan Kota Blitar dengan nilai P < 0,05 (P = 0,010).  Pola makan berhubungan dengan kejadian hipertensi pada masyarakat usia 40-60 tahun di wilayah kerja puskesmas Sananwetan Kota Blitar meliputi asupan natrium  P=0,002, asupan lemak P=0,002, asupan karbohidrat P=0,005 dan  hasil frekuensi makanan P=0,006. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola makan (asupan lemak) merupakan variabel yang paling berhubungan dengan kejadian hipertensi pada masyarakat usia 40-60 tahun di wilayah kerja Puskesmas Sananwtan Kota Blitar dengan nilai Odds Rasio sebesar 4,337.Kata Kunci : Hipertensi, Pengetahuan Gizi, Pola Tidur, Pola Makan.
Improving high school students’ basic skills to analyze nutrition value labels of food products Sulandjari, Siti; Indrawati, Veni; Sholihah, Lini; Pratama, Satwika Arya
PERDIKAN (Journal of Community Engagement) Vol. 5 No. 2 (2023)
Publisher : IAIN Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/pjce.v5i2.10443

Abstract

The nutrition label is important for commercial food products to be available in the market and is compulsory to be included in the package. This paper's objective is to present the training description and its effectiveness in improving students' knowledge regarding creating nutrition labels for food products based on BPOM regulation. An experimental with Community Based Research approach was used in this study. A total of 26 female students from Senior High School (SHS) 1 Karas were involved in a one-day training. Based on the observation, most students were fairly participated during the training (33.4%). There was a significant increase in the respondents' knowledge after vs. before the training (45.77 vs. 32.69, p-value<0.05). We found a trend that students who performed low participation tended to have a lower post-test score. The student's participation during the training seems to correlate positively with the post-test score. We confirmed this relationship with Spearman rho's test, in which the correlation was 0.85 (p-value<0.05), suggesting that the correlation was strong enough. Our study demonstrated that one training session had a significant impact on the first-grade SHS students' knowledge of analyzing the nutrition value label on the food product. Engaging students to participate in the class actively can enhance the student's understanding. More intensive training with innovative methods that facilitate shy students.
Daya Terima dan Kandungan Gizi Kue Mochi Substitusi Tepung Kacang Merah dan Penambahan Sari Daun Katuk Wifa, Dhitta Oktrianissa; Indrawati, Veni
HARENA : Jurnal Gizi Vol 4 No 2 (2024): HARENA: Jurnal Gizi (April 2024)
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/harena.v4i2.4973

Abstract

Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Pedoman Perencanaan Program Gerakan 1000 HPK untuk menurunkan masalah gizi dengan fokus awal kehamilan sampai usia dua tahun. Penting bagi ibu menyusui untuk meningkatkan produksi ASI, salah satunya dengan mengonsumsi bahan pangan bergizi seperti kacang merah dan daun katuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya terima (warna, aroma, rasa, dan tekstur) dan kandungan gizi proksimat kue mochi substitusi tepung kacang merah dan penambahan sari daun katuk. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni. Tempat pengembangan formula kue mochi adalah di Laboratorium Pengelolaan Makanan I PKK Unesa. Panelis yang digunakan adalah ibu menyusui di Kelurahan Klakahrejo sebanyak 30 panelis. Teknik pengumpulan data yakni uji hedonik dengan memberi sampel produk kepada panelis, dan uji kandungan gizi dengan menguji sampel produk terbaik berdasarkan hasil uji hedonik di laboratorium. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis. Berdasarkan hasil uji hedonik menunjukkan formula 1 paling disukai, dan tidak ditemukan adanya pengaruh nyata pada tiap perlakuan terhadap daya terima kue mochi. Hasil analisis data menyatakan tidak ada pengaruh nyata terhadap warna, aroma, rasa, dan tekstur pada kue mochi substitusi tepung kacang merah dan penambahan sari daun katuk dibuktikan dengan nilai P>0,05. Hasil uji kandungan gizi produk terpilih adalah F1 dengan nilai per 100 g yakni energi 301,27 kkal, karbohidrat 45,38 g, protein 8 g, lemak 9,75 g, serat kasar 0,88 g, kadar air 36,08 g, dan kadar abu 0,79 g. Penelitian selanjutnya disarankan dapat mengetahui umur simpan kue mochi substitusi tepung kacang merah dan penambahan sari daun katuk. 
Daya Terima dan Kandungan Gizi Cookies Substitusi Tepung Kacang Merah dan Kurma sebagai Alternatif Makanan Tambahan untuk Anak Sekolah (6 – 12 tahun) Ramadiani, Amanda; Indrawati, Veni
HARENA : Jurnal Gizi Vol 4 No 2 (2024): HARENA: Jurnal Gizi (April 2024)
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/harena.v4i2.4981

Abstract

Makanan tambahan dapat disajikan dalam bentuk makanan lengkap atau kudapan seperti cookies. Cookies sering digunakan untuk makanan tambahan mudah untuk dimakan dan berbahan dasar tepung terigu yang dapat dimodifikasi dengan tambahan tepung atau bahan lainnya, salah satunya tepung kacang merah dan kurma. Kacang merah merupakan jenis kacang-kacangan yang sering dikonsumsi di Indonesia. Kurma merupakan salah satu buah yang kaya akan vitamin dan mineral. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya terima cookies substitusi tepung kacang merah dan kurma serta kandungan gizi energi, protein, dan kalsium pada formula yang paling disukai. Jenis penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 9 perlakuan F1 (10% & 5%), F2 (20% & 5%), F3 (30% & 5%), F4 (10% & 10%), F5 (20% & 10%), F6 (30% & 10%), F7 (10% & 15%), F8 (20% & 15%), F9 (30% & 15%). Pembuatan produk dilakukan di Laboratorium Gedung A3, UNESA. Data dikumpulkan menggunakan instrumen berupa angket uji hedonik dengan skala 1 – 7 dengan penilaian terhadap karakteristik produk meliputi warna, bentuk, aroma, tekstur, dan rasa dari cookies. Panelis tidak terlatih berjumlah 35 orang. Analisis data statistik menggunakan uji non parametrik Kruskall-Wallis Test, apabila terdapat pengaruh yang nyata maka dilanjutkan uji Mann Whitneyy. Hasil penelitian didapatkan adanya pengaruh nyata terhadap bentuk, tekstur, dan rasa pada cookies, namun tidak berpengaruh nyata terhadap warna dan aroma. Uji kandungan energi menggunakan metode bom kalorimetri dengan hasil 331,80kkal/100g, protein menggunakan SNI 01-2891-1992 (Kjeldahl) dengan hasil 12,73g/100g, dan kalsium menggunakan SNI 06-6989.12-2004 (Titrimetri) dengan hasil 49mg/100g cookies. Perlunya pengembangan lebih lanjut untuk memodifikasi substitusi tepung kacang merah dan kurma untuk meningkatkan nilai kesukaan panelis terhadap produk cookies. 
Pengaruh Subtitusi Tepung Sorgum (Sorghum bicolor L. Moench) dan Penambahan Tepung Daun Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr) terhadap Tingkat Kesukaan, Mutu Organoleptik dan Kandungan Gizi Mie Basah sebagai Altenatif Makanan untuk Ibu Menyusui Irdati Ainina Fataya; Veni Indrawati
Jurnal Ilmu Kesehatan dan Gizi Vol. 3 No. 1 (2025): Jurnal Imu Kesehatan dan Gizi
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jig.v3i1.3521

Abstract

Breast milk (ASI) is the primary and best food for infants because it contains almost all the nutrients in the right composition to meet the needs of the baby for optimal growth and development. Breastfeeding mothers require additional nutrients such as carbohydrates, protein, and iron. One of the food ingredients that contains carbohydrates, protein, and iron is sorghum and katuk leaves. Sorghum is rich in carbohydrates and protein, while katuk leaves contain lactagogue, which helps increase breast milk production. This study aims to analyze the effect of sorghum flour substitution and the addition of katuk leaves in wet noodles on the level of preference, organoleptic quality, and nutritional content of wet noodles as an alternative food for breastfeeding mothers. This study used a true experimental method with a 3x2 factorial design, involving three levels of sorghum flour substitution (10%, 20%, 30%) and two levels of katuk leaf flour addition (2%, 4%). A preference test was conducted with 35 panelists, while an organoleptic quality test was conducted with 25 panelists using a hedonic scale, analyzed with Friedman, Wilcoxon, and Two-Way Anova tests. The results showed that sorghum flour and katuk leaf flour substitutions significantly affected preference levels in terms of color, aroma, texture, and taste, with formula X1Y1 being the most preferred. Sorghum flour and katuk leaf flour substitution affected the organoleptic quality parameters of color and texture but did not influence aroma and taste. The best nutritional content of noodles from the preference test in formula X1Y1 (10% sorghum, 2% katuk leaves) per 100 grams was 6.08% protein, 42.51% carbohydrates, and 3.11% iron.
Mung Bean and Soy Snack Bars as an Alternative Snack for Athletes Gerarda Lisa Yuwanti; Veni Indrawati; Choirul Anna Nur Afifah; Lini Anisfatus Sholihah
Journal of Physical Education Health and Sport Vol. 11 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpehs.v11i1.5863

Abstract

Snack bars are snacks that are suitable to be consumed after exercise. This research aims to determine the effect of substitution of mung bean flour and addition of soybean flour on the acceptability of a snack bar, as well as the nutritional content of carbohydrates, proteins, and BCAA of the best formula. This research is a pure experiment, with 3x2 factorial research design. The panelists consist of 35 untrained panelists, namely 35 inkai karate athletes at ADLI KBD. The research data were obtained by filling out organoleptic acceptability test questionnaires, then analyzed with Friedman and Wilcoxon test. While the nutritional content is obtained through laboratory tests. The substitution of mung bean flour and the addition of soybean flour significantly affect the aroma (p=0.02), texture (p=0.00), and taste (p=0.00); But it does not significantly affect the color (p=0.40). The best formula were the substitution of 10% mung bean flour and the addition of 5% soybean flour. A piece of snack bar (50g) contains 28.05g carbohydrates; 7.03g protein; and 28.47mg BCAA (10.52mg leucine; 12.05mg isoleucine; 5.9mg valine). One snack bar can fulfill 77,2% of carbohydrates and 72,8% protein needs. Athletes need to consume two pcs after exercise to reach 10% of their daily nutrition needs.
Faktor Asupan terhadap Status Gizi Balita Wasting di Wilayah Kerja Puskesmas Sidotopo Wetan Surabaya Ryka Novitasari; Veni Indrawati
OBAT: Jurnal Riset Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol. 3 No. 4 (2025): July: OBAT: Jurnal Riset Ilmu Farmasi dan Kesehatan
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Kesehatan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/obat.v3i4.1553

Abstract

Wasting affects health and threatens children potential. Direct factors such as food intake need to be maximized to improve nutritional status. This study aims to determine the differences in energy and macronutrient intake, food parenting, and exclusive breastfeeding history in wasting and non-wasting toddlers in the working area of Sidotopo Wetan Health Center Surabaya. This study is a case control study. Total respondents were 88 toddlers aged 7-60 months, consist 44 wasting toddlers taken with total sampling technique and 44 non-wasting toddlers taken with purposive sampling technique with age and gender matching. Energy intake and macronutrients were obtained by 3x24 hour food recall questionnaire, food parenting patterns obtained from filling out FPSQ (Feeding Practices and Structure Questionnaire) and FPSQ-M (Milk Version) questionnaires, exclusive breastfeeding history obtained through interviews with questionnaires, anthropometric data measured using digital scales and microtoas. Data analysis used independent t-test and Mann Whitney test. The results of this study showed there were significant differences in energy intake (p=0.000), carbohydrates (p=0.023), protein (p=0.000), fat (p=0.000), and exclusive breastfeeding history (p=0.003) and there was no significant difference in food parenting (p=0.632) between wasting and non-wasting toddlers. Parents are expected to pay attention to food intake and provide exclusive breastfeeding.
Hubungan Kebiasaan Sarapan, Asupan Zat Besi, dan Siklus Menstruasi dengan Kejadian Anemia pada Siswi SMA Negeri 12 Surabaya Salsabilah, Ivanda; Indrawati, Veni
JGK: Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol 5 No 1 (2025): Jurnal Gizi dan Kesehatan
Publisher : Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36086/jgk.v5i1.2847

Abstract

Anemia terjadi ketika kadar hemoglobin tubuh lebih rendah dari kadar normalnya (≥12 g/dL) dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kebiasaan sarapan, asupan zat besi, dan siklus menstruasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kebiasaan sarapan, asupan zat besi, dan siklus menstruasi, berhubungan dengan kejadian anemia pada siswi SMA Negeri 12 Surabaya. Penelitian ini adalah kuantitatif melaui pendekatan cross-sectional dan sampel sekundernya terdiri dari 85 murid yang dipilih secara Proportional Random Sampling. Analisis data menggunakan distribusi frekuensi dan uji chi-square non-parametrik. Hasil uji statistik menunjukkan adanya korelasi antara kebiasaan sarapan dan anemia (p=0,023), tetapi tidak antara asupan zat besi (p=0,321) dan siklus menstruasi (p=0,530) dengan anemia. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kebiasaan sarapan memiliki hubungan dengan kejadian anemia pada siswi SMA Negeri 12 Surabaya, sedangkan asupan zat besi dan siklus menstruasi tidak memiliki hubungan dengan kejadian anemia pada siswi SMA Negeri 12 Surabaya.