Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

ANALISIS PROSES MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN GAYA BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATERI OPERASI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN PECAHAN Firdaus, Hana Puspita Eka
Gammath : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Matematika Vol 1, No 1 (2016): Gammath : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.831 KB) | DOI: 10.32528/gammath.v1i1.421

Abstract

Berdasarkan observasi yang dilakukan di SD Negeri Umbulsari 1 pada 18 Juni 2013, diperoleh dugaan adanya perbedaan proses menyelesaikan masalah matematika yang dilakukan oleh 3 siswa yang bergaya belajar yang berbeda. Ketiga siswa tersebut bergaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik, oleh karena itu dilakukan penelitian di sekolah yang serumpun dengan SD Negeri Umbulsari 1 yaitu SD Negeri Kesilir 1 untuk memahami lebih jauh perbedaan yang terjadi dalam proses menyelesaikan masalah matematika yang dilakukan oleh 3 siswa yang bergaya belajar berbeda. Gaya belajar dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi tiga yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik. Sedangkan tahapan proses menyelesaikan masalah matematika yang dipilih adalah tahap proses menyelesaikan masalah matematika menurut Polya, yaitu (1) memahami masalah, (2) merencanakan cara penyelesaian, (3) melaksanakan rencana, dan (4) melihat kembali.Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan kesimpulan (1) siswa yang bergaya belajar visual selama memahami masalah matematika membaca lembar soal dengan gerakan mata yang cepat serta mengarah ke bawah. Ketika merencanakan cara penyelesaian siswa yang bergaya belajar visual sering mencoret-coret kertas hitungan sambil memikirkan rencana penyelesaian masalah matematika. Selama melaksanakan rencana penyelesaian masalah matematika, siswa yang bergaya belajar visual melaksanakan rencana yang telah dibuat dengan teratur. Ketika memeriksa kembali siswa yang bergaya belajar visual menghitung ulang hasil perhitungan yang telah diperolehnya; (2) Siswa yang bergaya belajar auditorial selama memahami masalah matematika bersuara pelan ketika membaca lembar soal penyelesaian masalah matematika. Selama merencanakan rencana penyelesaian, siswa yang bergaya belajar auditorial terlihat berbicara pada diri sendiri sambil sesekali menengadahkan kepala untuk memikirkan cara penyelesaian soal penyelesaian masalah matematika. Ketika melaksanakan rencana penyelesaian masalah matematika yang telah direncanakan sebelumnya, siswa yang bergaya belajar auditorial terlihat ragu-ragu dalam menuliskan rencana penyelesaian yang telah dipikirkannya. Ketika memeriksa kembali soal penyelesaian masalah matematika yang telah dikerjakan, siswa yang bergaya belajar auditorial sering terlihat ragu-ragu dalam menuliskan perbaikan penyelesaian masalah matematika; (3) Siswa yang bergaya belajar kinestetik selama memahami masalah matematika membaca lembar soal sambil memainkan pensil di tangannya. Selama merencanakan cara penyelesaian, siswa yang bergaya belajar kinestetik memikirkan cara penyelesaian masalah matematika sambil melipat-lipat pojok lembar soal. Ketika melaksanakan rencana, siswa yang bergaya belajar kinestetik melaksanakan rencana yang telah dipikirkan sebelumnya sambil sesekali menggaruk-garuk wajahnya. Ketika memeriksa kembali siswa yang bergaya belajar kinestetik membaca kembali penyelesaian masalah matematika sambil melakukan aktivitas fisik berupa melipat-lipat ujung taplak meja.Kata Kunci: Proses Menyelesaikan Masalah Matematika, Gaya Belajar, Operasi Perkalian dan Pembagian Pecahan
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa melalui Model Pembelajaran Gerlach dan Ely Pada Sub Pokok Bahasan Prisma Fina Nur Azizah; Asmedy Asmedy; Hana Puspita
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Vol 1, No 1: Mei-Oktober 2017
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/kontinu.1.1.14-29

Abstract

Pada penelitian ini ditemukan beragam masalah dalam pembelajaran meski strategi pembelajaran yang dipakai cukup bervariasi dan kemampuan berpikir kritis siswa masih rendah. Pemilihan subjek dan lokasi peneliti adalah karena kemampuan berpikir kritis siswa rendah dan belum pernah menggunakan model pembelajaran Gerlach dan Ely dalam pembelajaran matematika .Masalah pada penelitian ini adalah bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII-C MTs Negeri Glenmore setelah dilakukan model pembelajaran Gerlach dan Ely pada sub pokok bahasan prisma? Tujuan pada penelitian untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII-C di MTs Negeri Glenmore setelah dilakukan model pembelajaran Gerlach dan Ely pada sub pokok bahasan prisma.Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas.Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIII-C di MTs Negeri Glenmore.Penelitian ini dilaksanakan pada 3 Mei 2016 sampai 21 Mei 2016. Peneliti menggunakan empat metode pengumpulan data diantaranya yaitu: observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Instrument yang digunakan adalah lembar observasi, pedoman wawancara dan soal tes.
ANALISIS PROSES MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN GAYA BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATERI OPERASI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN PECAHAN Hana Puspita Eka Firdaus
Gammath : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Matematika Vol 1, No 1 (2016): Gammath : Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Matematika
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/gammath.v1i1.421

Abstract

Berdasarkan observasi yang dilakukan di SD Negeri Umbulsari 1 pada 18 Juni 2013, diperoleh dugaan adanya perbedaan proses menyelesaikan masalah matematika yang dilakukan oleh 3 siswa yang bergaya belajar yang berbeda. Ketiga siswa tersebut bergaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik, oleh karena itu dilakukan penelitian di sekolah yang serumpun dengan SD Negeri Umbulsari 1 yaitu SD Negeri Kesilir 1 untuk memahami lebih jauh perbedaan yang terjadi dalam proses menyelesaikan masalah matematika yang dilakukan oleh 3 siswa yang bergaya belajar berbeda. Gaya belajar dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi tiga yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik. Sedangkan tahapan proses menyelesaikan masalah matematika yang dipilih adalah tahap proses menyelesaikan masalah matematika menurut Polya, yaitu (1) memahami masalah, (2) merencanakan cara penyelesaian, (3) melaksanakan rencana, dan (4) melihat kembali.Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan kesimpulan (1) siswa yang bergaya belajar visual selama memahami masalah matematika membaca lembar soal dengan gerakan mata yang cepat serta mengarah ke bawah. Ketika merencanakan cara penyelesaian siswa yang bergaya belajar visual sering mencoret-coret kertas hitungan sambil memikirkan rencana penyelesaian masalah matematika. Selama melaksanakan rencana penyelesaian masalah matematika, siswa yang bergaya belajar visual melaksanakan rencana yang telah dibuat dengan teratur. Ketika memeriksa kembali siswa yang bergaya belajar visual menghitung ulang hasil perhitungan yang telah diperolehnya; (2) Siswa yang bergaya belajar auditorial selama memahami masalah matematika bersuara pelan ketika membaca lembar soal penyelesaian masalah matematika. Selama merencanakan rencana penyelesaian, siswa yang bergaya belajar auditorial terlihat berbicara pada diri sendiri sambil sesekali menengadahkan kepala untuk memikirkan cara penyelesaian soal penyelesaian masalah matematika. Ketika melaksanakan rencana penyelesaian masalah matematika yang telah direncanakan sebelumnya, siswa yang bergaya belajar auditorial terlihat ragu-ragu dalam menuliskan rencana penyelesaian yang telah dipikirkannya. Ketika memeriksa kembali soal penyelesaian masalah matematika yang telah dikerjakan, siswa yang bergaya belajar auditorial sering terlihat ragu-ragu dalam menuliskan perbaikan penyelesaian masalah matematika; (3) Siswa yang bergaya belajar kinestetik selama memahami masalah matematika membaca lembar soal sambil memainkan pensil di tangannya. Selama merencanakan cara penyelesaian, siswa yang bergaya belajar kinestetik memikirkan cara penyelesaian masalah matematika sambil melipat-lipat pojok lembar soal. Ketika melaksanakan rencana, siswa yang bergaya belajar kinestetik melaksanakan rencana yang telah dipikirkan sebelumnya sambil sesekali menggaruk-garuk wajahnya. Ketika memeriksa kembali siswa yang bergaya belajar kinestetik membaca kembali penyelesaian masalah matematika sambil melakukan aktivitas fisik berupa melipat-lipat ujung taplak meja.Kata Kunci: Proses Menyelesaikan Masalah Matematika, Gaya Belajar, Operasi Perkalian dan Pembagian Pecahan
ETHNOMATEMATICS ON CABBAGE CULTIVATION PATTERN Hana Puspita Eka Firdaus; Yoga Dwi Windy Kusuma Ningtyas
AdMathEduSt: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Vol 9, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/admathedust.v9i1.21514

Abstract

In the people of South Jember, especially in Wuluhan District, activities that cannot be separated from mathematics are buying and selling, farming and building houses. One of the interesting activities that also use mathematics in the field of agriculture, namely the determination of cabbage planting patterns. Based on the results of interviews with cabbage farmers in Wuluhan District, the cabbage planting pattern is regulated by pay attention of sunlight, irrigation, and ease of maintenance. So that there is a size and distance that must be regulated on the land when planting cabbage. This type of research is qualitative. Data collection technique used are observation, interviews, and documentation. This study was analyzed using the Nasution Circular model namely by reducing data, displaying data, and drawing conclusions. The results of this study are (1) the line spacing used is at least 60 cm; (2) the minimum distance between cabbage is 50 cm; (3) the cabbage planting hallway at least 80 cm; and (4) the distance of the cabbage plant from the edge of the land at least 60 cm. The distance is determined and is used by farmers as a condition for the cabbage plant can grow optimally. The size is determined by considering irrigation factors, ease of maintenance, and maximization of fertilizer absorption.
PELATIHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS SEBAGAI PENGEMBANGAN PROFESI GURU SEKOLAH DASAR Hana Puspita Eka Firdaus; Yeni Mardiyana Devanti
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 4 (2021): November
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.806 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v4i4.2866

Abstract

Identifikasi permasalahan pada mitra dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat (PKM) ini antara lain (1) bagaimana meningkatkan motivasi guru untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas?; (2) Bagaimana meningkatkan pengetahuan dan pemahaman guru dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas?; (3) Bagaimana cara memberikan pengetahuan dan praktik penyusunan rancangan Penelitian Tindakan Kelas? Berdasarkan identifikasi permasalahan mitra tersebut, maka dari kesepakatan dan hasil diskusi pengusul dengan mitra, solusi yang ditawarkan kegiatan PKM yang diusulkan adalah (1) Peningkatan motivasi guru untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas; (2) Pelatihan untuk  meningkatkan pengetahuan dan pemahaman guru dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas; (3) Pelatihan untuk memberikan pengetahuan dan praktik penyusunan rancangan Penelitian Tindakan Kelas. Adapun rencana pelaksanaan kegiatan PKM ini terdiri dari empat tahapan, yaitu (1) sosialisasi program, (2) koordinasi pelaksanaan, (3) pelaksanaan, dan (4) evaluasi hasil kegiatan.  Luaran yang akan dihasilkan dari pelaksanaan PKM ini adalah (1) Meningkatnya kesadaran dan motivasi guru dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas; (2) Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman guru dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas; dan (3) Rancangan rencana Penelitian Tindakan Kelas.
Analisis kemampuan numerasi matematis siswa dalam menyelesaikan masalah TIMSS ditinjau dari gender Alfarisi Alfarisi; Christine Wulandari Suryaningrum; Hana Puspita Eka Firdaus
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/dpi.v12i1.6046

Abstract

Kemampuan numerasi adalah keterampilan dalam menggunakan, memahami, serta menganalisis matematika untuk mengerjakan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian memiliki tujuan mencari tahu perbedaan kemampuan numerasi matematika siswa dalam mengerjakan masalah TIMSS (Tren in Internasional  Mathematics and Science Study) dilihat dari gender yaitu pengkatagorian berdasarkan jenis kelamin. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Berdasarkan studi pendahuluan dari 28 siswa hanya terdapat 4 siswa yang mampu  mengerjakan masalah TIMSS. Oleh karena itu, subjek yang terpilih sebanyak 4 siswa kelas VIII E salah satu SMP  di kabupaten Jember provinsi Jawa Timur dengan 2 siswa laki-laki serta 2 siswa perempuan. Instrumen menggunakan 2 soal masalah TIMSS terkait pemecahan masalah di kehidupan sehari-hari, wawancara, serta dokumentasi. Selain itu, analisis data menggunakan pertama reduksi data, kedua penyajian data, serta terakhir penarikan kesimpulan, dilanjutkan pengujian kesahihan data menggunakan triangulasi sumber. Peneliti memilih subjek berlandaskan indikator kemampuan numerasi dari 4 siswa sebagai subjek penelitian tersebut menunjukkan kemampuan numerasi siswa laki-laki lebih unggul daripada siswa perempuan. Perbedaan kemampuan numerasi siswa dilihat berdasarkan 3 komponen indikator kemampuan numerasi. Perbedaan dikarenakan kemampuan penalaran siswa laki-laki lebih baik dibandingkan siswa perempuan dalam mengerjakan masalah di kehidupan nyata. Siswa laki-laki juga lebih unggul dalam pemahaman konsep mengerjakan masalah matematika. Kata kunci: Kemampuan Numerasi ; Masalah TIMSS ; Gender
Analysis Critical Thinking Skills in Solving Statistical Problems in Terms of Self Concept Agustina, Khusnul Hotimatus; Suryaningrum, Christine Wulandari; Firdaus, Hana Puspita Eka
IndoMath: Indonesia Mathematics Education Vol 6, No 2 (2023): August 2023
Publisher : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30738/indomath.v6i2.62

Abstract

This study aims to describe the critical thinking skills of class VIII B students at a private junior high school in Jember Regency. This type of research uses descriptive qualitative. Data collection techniques used questionnaires, written tests, and interviews. The subjects used by the researchers were class VIII B at a private junior high school in Jember Regency. Subject data obtained 3 self-concept classifications including high self-concept, moderate self-concept, and low self-concept. Based on the three self-concept classifications, students' critical thinking skills are then analyzed in 4 indicators, namely interpretation, analysis, evaluation, and inference. The results of the study show that students' critical thinking skills in each self-concept have different classifications. Students with high (positive) self-concept have high (critical) critical thinking skills, students with moderate self-concept have moderate (sufficient) critical thinking skills, while students with low (negative) self-concept have critical thinking skills with low (lack) in problem-solving.
Proses Berpikir Siswa Ketika Memecahkan Masalah Matematika Berdasarkan Sikap Siswa Firdaus, Hana Puspita Eka; Ningtyas, Yoga Dwi Windy Kusuma; Hasanah, Siti Ulfatun
JEMS: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/jems.v10i2.13242

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir siswa SMP Kelas VIII dalam memecahkan masalah matematika berdasarkan sikap siswa pada permasalahan matematika. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif  kualitatif.  Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, soal tes, dan pedoman wawancara. Subjek penelitian adalah enam siswa yaitu 2 siswa yang memiliki sikap matematika tinggi, 2 siswa yang memiliki sikap matematika sedang, dan 2 siswa yang memiliki sikap matematika rendah. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa siswa dengan sikap matematika tinggi cenderung memiliki proses berpikir konseptual. Siswa dengan sikap matematika sedang cenderung memiliki proses berpikir semikonseptual. Siswa dengan sikap matematika rendah cenderung memiliki proses berpikir komputasional.
Kelancaran Prosedural Matematis Mahasiswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Firdaus, Hana Puspita Eka
Prosiding Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya 2019: Prosiding Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.779 KB)

Abstract

Kelancaran prosedural matematis merupakan kemampuan yang penting dikuasai oleh siswa. Kemampuan ini berkaitan dengan pemahaman siswa pada suatu konsep matematis serta penyelesaian masalah matematika. Melalui kelancaran prosedural matematis siswa dapat mengetahui tingkat pemahamannya terhadap suatu konsep matematis. Selain itu melalui kelancaran prosedural matematis siswa dapat menyelesaikan masalah matematika dengan baik. Mengingat pentingnya kelancaran prosedural matematis bagi siswa, maka mahasiswa calon guru matematika pun harus menguasainya dengan baik sebagai bekalnya untuk membimbing siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan kelancaran prosedural matematis mahasiswa ketika menyelesaikan masalah tentang Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel. Sehingga berdasarkan pada fokus penelitiannya, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang menempuh matakuliah matematika dasar. Sedangkan obyek dalam penelitian ini adalah kelancaran prosedural matematis mahasiswa ketika menyelesaikan masalah matematika. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu melalui studi dokumentasi dan wawancara. Studi dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai kelancaran prosedural matematis mahasiswa ketika menyelesaikan masalah matematika. Sehingga dokumen dalam penelitian ini adalah hasil pekerjaan mahasiswa ketika menyelesaikan masalah matematika tentang sistem persamaan linier tiga variabel. Wawancara dilakukan untuk memperoleh kejelasan tentang hasil pekerjaan mahasiswa menyelesaikan masalah matematika tentang sistem persamaan linier tiga variabel. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data model sirkuler yaitu reduksi data, display data, dan mengambil kesimpulan. Hasil yang diperoleh adalah (1) persentase kelancaran prosedural matematis mahasiwa pada soal nomor 1 adalah 55%, pada soal nomor 2 adalah 37,5%, dan kelancaran prosedural matematis mahasiswa untuk kedua soal tersebut adalah 46,25%; (2) Upaya yang dilakukan dosen untuk meningkatkan kemampuan kelancaran prosedural matematis matematis mahasiswa adalah (a) membekali dan memastikan mahasiswa menguasai konsep yang diberikan dengan benar; (b) Memantau dengan seksama ketika mahasiswa melakukan prosedur penyelesaian masalah agar dosen dapat segera memberikan bimbingan dan arahan jika terdapat kekeliruan; dan (c) Memacu mahasiswa untuk menyampaikan kesulitan dan pemahamannya tentang suatu konsep atau prosedur agar dosen memahami kesulitan dan pemahaman mahasiswa tentang suatu konsep tertentu.
Penyelesaian Masalah Matematika oleh Siswa Bergaya Belajar Visual Firdaus, Hana Puspita Eka
Prosiding Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya 2018: Prosiding Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1457.54 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses siswa bergaya belajar visual dalam menyelesaikan masalah matematika. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kesilir I di Kabupaten Jember dengan pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa bergaya belajar visual paling dominan di kelas 5. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah proses menyelesaikan masalah matematika yang dilakukan oleh siswa bergaya belajar visual. Adapun tahapan yang ada dalam proses menyelesaikan masalah matematika adalah tahapan yang dikemukakan oleh Polya yaitu tahap memahami masalah, tahap merencanakan cara penyelesaian, tahap melaksanakan rencana, dan tahap melihat kembali. Masalah matematika yang digunakan dalam penelitian ini adalah perkalian dan pembagian pecahan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan angket gaya belajar untuk memilih 1 subjek penelitian yang memiliki gaya belajar visual paling dominan, soal penyelesaian masalah matematika tentang perkalian dan pembagian pecahan, observasi untuk memperoleh data tentang tindakan subjek penelitian selama menyelesaikan masalah matematika, serta wawancara untuk mendukung data observasi. Tahapan analisis data dalam penelitian ini yaitu tahap reduksi data, tahap display data, dan tahap verifikasi data. Pada tahap reduksi data, yang dilakukan adalah menyeleksi data angket gaya belajar, data hasil wawancara, dan data hasil observasi. Sedangkan keabsahan data dalam penelitian ini adalah menambah waktu penelitian serta melakukan observasi secara kontinue sehingga peneliti semakin memahami karakteristik subyek penelitian secara mendalam. Hasil dalam penelitian ini yaitu ketika memahami masalah siswa bergaya belajar visual membaca lembar soal yang diberikan dengan pandangan ke bawah dan gerakan mata bergerak cepat. Selain itu selama memahami masalah, siswa bergaya belajar visual membaca soal tersebut dengan bersuara pelan dan menggunakan jarinya untuk petunjuk selama membaca. Saat merencanakan cara penyelesaian, perilaku yang ditunjukkan oleh siswa bergaya belajar visual adalah terlihat berbicara sendiri dan mencoret-coret kertas hitungan sembari memikirkan cara penyelesaian masalah matematika tentang perkalian dan pembagian pecahan yang diberikan. Ketika melaksanakan rencana, siswa bergaya belajar visual menjalankannya sesuai dengan rencana penyelesaian yang telah dibuat sebelumnya. Sedangkan saat memeriksa kembali jawabannya, siswa bergaya belajar visual membaca hasil penyelesaiannya dengan bersuara pelan sembari memainkan pensil yang dipegangnya. Selanjutnya siswa bergaya belajar visual menghitung kembali hasil perhitungan yang telah ditemukan.