Claim Missing Document
Check
Articles

Penggunaan cu-sil denture sebagai gigi tiruan transisi pada kasus periodontitis kronis Edwin Tandra; Endang Wahyuningtyas; Erwan Sugiatno
MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik) (Clinical Dental Journal) UGM Vol 3, No 3 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mkgk.60116

Abstract

Cu-Sil denture merupakan gigi tiruan yang memanfaatkan gasket elastis yang mengelilingi gigi penyangga sebagai retensi gigi tiruan. Gigi tiruan Cu-Sil digunakan pada penderita penyakit periodontal dengan kehilangan gigi, kegoyahan sisa gigi, dan kurangnya dukungan pada gigi untuk ditempatkan cengkram konvensional. Bahan elastis Cu-Sil mengelilingi servikal gigi penyangga, mencegah masuknya cairan dan makanan, sebagai bantalan dan memeganggigi asli dari plat gigi tiruan. Laporan kasus ini mengkaji penggunaan Cu-Sil denture sebagai gigi tiruan transisi pada kasus periodontitis untuk mempertahankan gigi penyangga, mengembalikan fungsi bicara, pengunyahan, penelanan dan estetik. Pasien laki- laki berusia 67 tahun datang dengan keluhan kehilangan banyak gigi rahang atas dan bawah, dan gigi yang tersisa pada rahang atas mengalami kegoyahan yaitu gigi 13, 12, dan 25. Pasien mengeluh kesulitan saat mengunyah makanan dan merasa penampilannya terganggu. Pasien ingin mempertahankan gigi yang masih ada. Tata laksana pasien terdiri dari anamnesa, pemeriksaan klinis, pencetakan model studi, pencetakan model kerja dengan alginat, menentukan relasi maksila-mandibula, penyusunan gigi, try in gigi tiruan Cu-Sil. Insersi menunjukkan retensi dan stabilisasi dan estetik baik. Dilakukan penambahan soft liner pada gigi tiruan ditempat gigi penyangga berada. Pada saat kontrol, gigi tiruan dapat dipakai mengunyah makanan, bicara pasien menjadi jelas, dan penampilan pasien sudah lebih baik. Cu-Sil denture sebagai gigi tiruan transisi pada kasus periodontitis dapat mempertahankan gigi penyangga,menambah retensi dan stabilisasi, mengembalikan fungsi bicara, pengunyahan, penelanan dan estetik.
Gigi tiruan sebagian lepasan immediate pada pasien dengan periodontitis agresif Iwa Arya Sakti; Suparyono Saleh; Erwan Sugiatno; Endang Wahyuningtyas
MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik) (Clinical Dental Journal) UGM Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mkgk.61412

Abstract

Gigi tiruan sebagian lepasan immediate adalah gigi tiruan yang proses pemasangannya dalam mulut pasien, dilakukan langsung setelah pencabutan gigi. Periodontitis agresif merupakan salah satu bentuk penyakit periodontal yang memiliki karakteristik berupa kerusakan jaringan periodontal yang parah dan cepat. Biasanya terjadi pada usia muda dengan kesehatan sistemik yang baik. Hal ini menyebabkan terjadinya kegoyahan hingga lepasnya gigi menjadi lebih cepat. Studi kasus ini bertujuan untuk mengkaji penatalaksanaan perawatan gigi tiruan sebagian lepasan immediate paska pencabutan gigi akibat periodontitis agresif untuk mengembalikan estetik, fonetik dan mastikasi. Pasien laki-laki usia 35 tahun datang ke RSGM UGM Prof Soedomo ingin mencabutkan gigi depan yang goyang dan ingin langsung memakai gigi tiruan karena pasien tidak mau terlihat ompong. Pada pemeriksaan intra oral gigi 16, 21, 25, 34, 44 dan 46 sudah hilang, gigi 13, 12, 11 dan 22 goyang derajat 3 serta gigi 14, 23 dan 24 goyang derajat 2. Pada gigi 33, 32, 31, 41, 42 dan 43 sudah dilakukan splinting karena mengalami kegoyahan dan resesi gingiva yang parah. Anamnesa, pemeriksaan klinis, splinting gigi 15, 14, 13, 23 dan 24, pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan immediate, pencabutan gigi 12, 11 dan 22 dilanjutkan pemasangan gigi tiruan sebagian lepasan immediate serta dilakukan pengecekan estetik, fonetik dan oklusi. Pada saat kontrol terlihat estetik pasien menjadi lebih baik, pengucapan menjadi lebih jelas serta proses mastikasi menjadi lebih baik. Gigi tiruan sebagian lepasan immediate dapat memperbaiki estetik, fonetik dan mastikasi paska dilakukan pencabutan secara langsung pada pasien dengan periodontitis agresif.
Gigi tiruan sebagian lepasan immediate sebagai solusi estetik pencabutan gigi anterior Hardi Prabowo; Endang Wahyuningtyas; Erwan Sugiatno; Heriyanti Amalia Kusuma
MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik) (Clinical Dental Journal) UGM Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mkgk.65732

Abstract

Kehilangan gigi anterior dapat menimbulkan berbagai masalah terutama estetik dan psikologis pasien. Gigi tiruan sebagian lepasan immediate adalah gigi tiruan yang proses pemasangannya dalam mulut pasien, dilakukan langsung setelah pencabutan gigi. Studi kasus ini bertujuan untuk mengkaji penatalaksanaan perawatan gigi tiruan sebagian lepasan immediate pasca pencabutan gigi anterior untuk mengembalikan dan menjaga fungsi estetik, fonetik dan mastikasi. Pasien perempuan usia 51 tahun datang ke RSGM UGM Prof. Soedomo ingin mencabutkan gigi depan yang goyang dan ingin langsung memakai gigi tiruan karena pasien tidak mau terlihat ompong. Pada pemeriksaan intraoral gigi 23, 27, 31, 41 dan 46 sudah hilang, gigi 32 dan 42 goyang derajat 3. Kebersihan mulut sedang dan tidak memiliki riwayat penyakit sistemik. Anamnesa, pemeriksaan klinis intra oral dan ekstra oral, pencetakan model kerja, peradiran gigi 32 dan 42 di model kerja, pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan immediate, perendaman gigi tiruan lepasan dengan rivanol, pencabutan gigi 32 dan 42, serta pemberian spongostan pada soket gigi 32 dan 42. Pemasangan gigi tiruan sebagian lepasan immediate dilakukan setelah pencabutan gigi dan pengecekan estetik, fonetik dan oklusi. Pada saat kontrol terlihat estetik pasien menjadi lebih baik, pengucapan menjadi lebih jelas serta proses mastikasi menjadi lebih baik. Gigi tiruan sebagian lepasan immediate dapat memperbaiki estetik, fonetik dan mastikasi pasca dilakukan pencabutan gigi anterior dan pemasangan secara langsung pada pasien.
Rehabilitasi Prostetik Protesa Jari dengan Bahan Silikon Rtv untuk Mengembalikan Bentuk dan Estetik Ayu Agung Subiantari; Endang Wahyuningtyas; Haryo Mustiko D
Majalah Kedokteran Gigi Indonesia Vol 21, No 1 (2014): August
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1863.961 KB) | DOI: 10.22146/majkedgiind.8524

Abstract

Tangan memiliki fungsi utama untuk menggenggam dan meraba. Organ ini dipergunakan untuk sarana komunikasi penting yang menunjukkan bahasa tubuh dan kontak sosial. Amputasi pada jari atau sebagian jari tangan merupakan kasus yang paling sering dijumpai sebagai bentuk hilangnya sebagian tangan yang dapat menimbulkan dampak buruk secara fisik, psikologis, maupun kerugian secara ekonomi bagi individu. Rehabilitasi prostetik pada  amputasi jari menjadi pertimbangan ketika rekonstruksi mikro vaskular merupakan kontraindikasi atau perawatan mengalami kegagalan. Tujuan dari studi kasus ini adalah  mengkaji rehabilitasi prostetik protesa jari menggunakan bahan silikon RTV untuk mengembalikan bentuk dan estetik. Pasien telah menyetujui kasusnya dipublikasikan untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Pasien laki- laki, 24 tahun datang dengan keluhan kehilangan sebagian jari telunjuk kanan . Riwayat trauma disebabkan oleh tangan kanannya tergilas mesin bubut 6 tahun yang lalu. Tatalaksana kasus : Anamnesa, pemeriksaan klinis, dan rehabilitasi prostetik protesa jari dengan ahan silikon RTV. Protesa jari dengan estetik yang baik dapat memberi dukungan psikologis terhadap pasien.Rehabilitation Finger Prosthesis with RTV Silicone to Restore Form and Esthetic. The hand has basic functions like grasping and feeling. It is a mean of communication and is of mayor importance for body language and social contact. Finger and partial finger amputations are some of the most frequently encountered forms of partial hand loss causing devastating physical, psychosocial and economic damage to an individual.  Prosthetic rehabilitation of amputed finger is considered when micro vascular reconstruction is contraindicated or unsuccessful. The purpose of  case study is to review rehabilitation finger prosthesis with RTV silicone to restore form and esthetic. Case : A 24 year old male patient with the complaint of the partially lost right index  He had a history of trauma to his right hand on a mechanical  lathe 6 years ago : History talking, clinical examination, rehabilitation finger prosthetic with silicon RTV. A well fabricated esthetic prosthesis can help in providing the patient with psycological support.
Retainer Kaitan Presisi Ekstrakorona Pada Kasus Kennedy Klas I Rahang Bawah Fajar Kartika; Endang Wahyuningtyas; Erwan Sugiatno; Heriyanti AK
Majalah Kedokteran Gigi Indonesia Vol 21, No 1 (2014): August
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2225.447 KB) | DOI: 10.22146/majkedgiind.8557

Abstract

Rehabilitasi gigi yang hilang dengan gigi tiruan sebagian lepasan adalah untuk memperbaiki fungsi pengunyahan, estetika, fungsi bicara, mempertahankan gigi dan jaringan yang masih ada, menjaga stabilitas oklusi, serta mengembalikan kenyamanan pasien. Penggunaan gigi tiruan dengan retainer kaitan presisi menjadi pilihan karena dapat meningkatkan kenyamanan pasien dalam memakai gigi tiruan. Kaitan presisi adalah suatu perangkat interlocking kecil untuk menghubungkan gigi tiruan dengan gigi pegangan yang dapat memberikan manfaat biomekanik dan estetis. Laporan kasus ini bertujuan memberikan informasi tentang gigi tiruan dengan kaitan presisi ekstrakorona pada kasus Kennedy klas I rahang bawah untuk meningkatkan kenyamanan pasien dalam memakai gigi tiruan. Pasien perempuan usia 56 tahun datang ke klinik Prostodonsia RSGM Prof. Soedomo ingin dibuatkan gigi tiruan baru. Pasien sebelumnya telah mengunakan gigi tiruan kerangka logam pada rahang atas (RA) dan rahang bawah (RB), namun merasa kurang percaya diri dan tidak nyaman dengan gigi tiruannya. Pasien ingin dibuatkan gigi tiruan yang tidak menggunakan plat yang melintang pada rahang bawahnya. Pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan rahang bawah dengan retainer kaitan presisi ekstrakorona. Tatalaksana perawatan 1)Pencetakan rahang untuk model diagnostik, 2)Preparasi gigi penyangga, 3)Pencetakan model kerja dan pembuatan mahkota sementara, 4)Try in coping kaitan presisi RB, 5)Pencatatan hubungan RA-RB, 6)Prosesing lab, 7)Insersi, 8)Kontrol. Gigi tiruan sebagian lepasan rahang bawah dengan retainer kaitan presisi ekstrakorona dapat digunakan pada kasus Kennedy klas I untuk meningkatkan kenyamanan pasien.Mandibular Extracoronal Precission Attachment Retainer On Mandibular Kennedy Class I Cases. Rehabillitation of missing teeth with removable partial denture is to restore mastication, aesthetic, speech functional, preserve the teeth and remaining tissue, maintaining the occlusal stabilities, and to restore patient comfort of using removable partial denture. Removable partial denture with precision attachment become an option because it can increase patient comfort when using denture. Precision attachment is a small interlocking device to connect prosthesis and abutments that offer a variety of solutions to the challenge of balance between biomechanical benefit and aesthetic appeal. This case report aims to provide more option of removable partial denture with extracoronal precision attachment on mandibular Kennedy class I cases to enhance patient comfortability when using dental prosthesis. A 56 years old female patient came to the Prosthodontics clinic of RSGM Prof. Soedomo want to made a new denture. The patient had previously been using metal frame denture on the upper jaw and mandible, but feel less confident and uncomfortable with the denture. Patient want to be made a new denture that do not use transverse plate on the lower jaw. Removable partial denture with extracorona precision attachment for the lower jaw was suggested. The case management were: 1) Jaw impression for diagnostic model, 2) Abutment preparation, 3) Working cast impression and temporary crown make, 4) Lower jaw precision attachment try in coping, 5) Upper and lower jaw relation recording, 6) Lab. Processing, 7) Insertion, 8) Control. Conclusion: Removable partial denture for lower jaw with extracorona precision attachment can be used to improved patients comfort.
Gigi Tiruan Overlay Thermoplastic Resin Pada Pasien Celah Bibir dan Palatum Elka Ayu Amalia; Heriyanti Amalia Kusuma; Endang Wahyuningtyas
Majalah Kedokteran Gigi Indonesia Vol 21, No 2 (2014): December
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1663.912 KB) | DOI: 10.22146/majkedgiind.8753

Abstract

Kasus celah bibir dan palatum, adalah kasus yang memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi dalam hal perbaikan bila dibandingkan dengan kasus kecacatan lain yang disebabkan oleh cacat bawaan maupun dapatan lain. Karena kasus celah bibir dan palatum meminta perhatian khusus pada tahap-tahap perbaikannya, serta memerlukan kolaborasi antar disiplin ilmu kedokteran untuk mendapatkan hasil yang optimal. Prostodonsi adalah salah satu bidang kedokteran gigi yang memegang peranan menentukan hasil akhir dari rangkaian perawatan yang telah dilakukan. Gigi tiruan overlay adalah gigi tiruan lepasan yang digunakan untuk mengurangi penyempitan rahang atas dan perbedaan dalam dimensi vertikal. Tujuan dari artikel ini adalah membahas perawatan yang lebih nyaman dengan gigi tiruan overlay thermoplastic resin untuk kasus celah bibir dan palatum. Seorang pasien perempuan, 25 tahun, datang dengan keluhan ingin perbaikan estetik pada regio anterior rahang atas, untuk menutupi defek sisa hasil operasi penyatuan celah palatum yang telah dilakukan ketika balita. Tatalaksana kasus: 1) Anamnesa, 2) Pemeriksaan klinis dan radiografis, 3) Pencetakan model studi, 4) Pencetakan model kerja, 5) Pemasangan pada artikulator, 6) Penyusunan gigi, 7) Pasang coba model malam, 8) Processing laboratorium, 9) Insersi, 10) Kontrol. Kesimpulan: Perawatan pasien celah palatum dengan gigi tiruan overlay thermoplastic resin memberikan kenyamanan, perbaikan estetis sehingga menimbulkan dampak psikologis yang baik pada pasien. Thermoplastic Resin Overlay Denture On Cleft Lip And Palate Patient (A Case Report). Background: Cleft lip and palate has a degree of difficulities in habilitativeness among other congenital or acquired handicaps. Because this case requires a special attention on the habilitation stage, also requires an interdiciplinary collaboration in medical professions in order to achieve optimal results. Prosthodontics is a part in dentistry that has a role in determining the final results of a series of treatments that have been performed. Overlay denture is a removable prosthesis which are used to alleviate maxillary constriction and discrepancies in vertical dimension. Purpose: To give more comfortable treatment with overlay denture on cleft lip and palate case. Case: A 25 years old female patient, with the chief complaint of the aesthetic on her maxillary anterior region. Requires a treatment to covered her defect, post cleft lip and palate operations that have been performed when she was a child. Case management: 1) Anamnesis, 2) Clinical and radiographic examination, 3) Study model impressions, 4) Working model impressions, 5) Articulator mounting, 6) Artificial teeth arrangement, 7) Wax model try-in, 8) Laboratorium processing, 9) Insertion, 10) Control. Conclusion: Treatment of a cleft lip and palate case with a thermoplastic resin overlay denture can delivered comfort, and aesthetic improvement which can gives the patient a positive physiological impact.
Penangan Pasien dengan Riwayat Stroke dengan Gigi Tiruan Lengkap Overdenture Anak Agung Istri Putri; Endang Wahyuningtyas; Titik Ismiyati
Majalah Kedokteran Gigi Indonesia Vol 19, No 2 (2012): December
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4924.274 KB) | DOI: 10.22146/majkedgiind.15517

Abstract

Latar belakang. Pada kondisi sistemik tertentu yang tidak memungkinkan untuk dilakukan pencabutan seperti pada pasien dengan riwayat stroke perawatan dengan overdenture merupakan alternatif yang paling tepat. Overdenture adalah gigi tiruan lengkap atau sebagian yang didukung oleh mucoperiostium dan beberapa gigi atau akar gigi asli yang telah dilakukan perawatan saluran akar, untuk menghambat proses resobsi tulang alveolaris sehingga retensi dan stabilisasi gigi tiruan lengkap dapat ditingkatkan. Tujuan. Laporan kasus ini untuk mengetahui penanganan pasien dengan riwayat stroke dengan Gigi Tiruan Lengkap (GTL) overdenture. Kasus. Pasien wanita, 58 tahun dating atas kemauan sendiri ke RSGM Prof. Soedomo Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada, ingin dibuatkan gigi tiruan rahang atas dan rahang bawah, karena gigi tiruan yang dipakai sebelumnya sudah tidak nyaman diapakai mengunyah, pasien dengan riwayat stroke, saat ini masih dalam perawatan. Gigi yang masih tinggal adalah gigi 28, gigi 42 dan gigi 43, oleh karena merupakan kontra indikasi pencabutan, maka gigi yang masih tinggal tidak dicabut dan direncanakan sebagai gigi penyangga GTL overdenture dengan kaitan coping pada gigi 28, kaitan magnet pada gigi 42 dan base root pada gigi 43, selanjutnta diinsersikan GTL overdenture rahang atas dan rahang bawah, yang diperiksa: retensi, stabilisasi, oklusi, estetika dan fonetik. Kontrol dilakukan 1 minggu kemudian diperiksa keluhan pasien saat memakai GTL: pada pemeriksaan subyektif dan obyektif, diperiksa retensi, stabilisasi, oklusi, estetik dan fonetik. Hasil. Perawatan GTL overdenture dengan menggunakan gigi yang masih tinggal dengan kombinasi penyangga overdenture pada pemeriksaan subyektif pasien merasa lebih nyaman, pada pemeriksaan obyektif overdenture dapat meningkatkan retensi, stabilisasi, oklusi, estetika, fonetik. Kesimpulan. Pemakaian GTL overdenture dapat meningkatkan retensi, stabilisasi, oklusi, estetika dan fonetik. Overdenture merupakan perawatan pilihan untuk pasien dengan keadaan sistemik tertentu yang tidak mungkin dilakukan pencabutan. Background. In certain systemic conditions that do not allow for such revocation in patients with a history of stroke care with overdenture is the most appropriate treatment alternative. Overdenture is a complete or partial dentre supported by mucoperiostium and several teeth or tooth roots that have been carried out root canal treatment to inhibit the process of alveolar bone resobtion so retention and stabilization of a complete denture can be improved. Purpose. Of this case report to determine the management of patients with a history of stroke with Complete Denture (CD) overdenture. Case. The patient was a woman, 58 years old to come on their own to the Hospital Soedomo Faculty of Dentistry, University of Gadjah Mada, want to made a denture maxilla and mandible, as previously worn dentures that are nor comfortable to wear chew, patients with a history of stroke, while still in treatment. Teeth that remain are 28 teeth, tooth 42 and tooth 43, is contraindicated because of the revocation, the teeth that are left are not revoked and planned as CD overdenture abutment coping with regard to the teeth 28, the magnetic connection of the teeth 42 and the base root on tooth 43, the next is inserted CD overdenture maxillary and lower jaw, which examined: retention stabilization, occlusion, aesthetics and phonetics. Controls performed 1 week later examined patient complaints when using CD the subjective and objective examination, examined retention, stabilization, occlusion, esthetics and phonetics. Results. CD overdenture treatment using gear that is still living with the combination of buffer overdenture on a subjective examination of the patient feel more comfortable, the overdenture objective examination can improve retention, stabilization, occlusion, esthetics, phonetics. Conclusion. CD overdenture usage can increase retention, stabilization, occlusion, aesthetics, and phonetics. Overdenture is the treatment of choice for patients with certain systemic conditions that are nor possible revocation.
Perbedaan Kekuatan Geser Reparasi Gigi Tiruan Cekat dengan Resin Komposit Packable dan Flowable (Uji Laboratoris pada permukaan logam NiCr) Endang Wahyuningtyas; Suparyono Saleh; Sri Budi Barunawati
Majalah Kedokteran Gigi Indonesia Vol 19, No 2 (2012): December
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4344.973 KB) | DOI: 10.22146/majkedgiind.15533

Abstract

Latar Belakang. Resin komposit merupakan bahan pilihan untuk reparasi Gigi Tiruan Cekat porcelain fused to metal (PFM) Karena estetis baik dan manipulasi mudah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan kekuatan geser perlekatan resin komposit pada permukaan logam Gigi Tiruan Cekat dengan menggunakan resin komposit jenis packable dan jenis flowable. Metode penelitian. Subjek penelitian berupa logam NiCr (Noritake, Japan) berbentuk silinder dengan diameter 10 mm dan tinggi 3 mm. Penelitian dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing terdiri dari 10 subjek. Kelompok pertama reparasi dengan resin komposit packable (Z250™ 3M ESPE, USA) dan kelompok kedua reparasi dengan resin komposit flowable (Dyad flow, Kerr, USA). Permukaan subjek dikasari dengan wheel diamond bur, dietsa dengan asam fosfat 37 % (Scotchbond™, 3M ESPE, USA) kemudian dicuci dan dikeringkan, selanjutnya diaplikasikan silan (Rely X™ Ceramic Primer, 3M ESPE, USA) dan bonding (Adper™ Single Bond, 3M ESPE, USA). Permukaan kemudian dilapisi dengan resin komposit packable dan flowable, disinari selama 40 detik. Subjek penelitian direndam di dalam distilled water dan dimasukkan ke dalam incubator dengan suhu 37°C selama 7 hari. Uji kekuatan geser dilakukan dengan menggunakan Universal Testing Machine. Data dianalisis dengan uji t. hasil uji t menunjukkan terdapat perbedaan bermakna kekuatan geser reparasi gigi tiruan cekat pada permukaan logam (p<0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah kekuatan geser reparasi pada permukaan logam dengan menggunakan resin komposit flowable yang mengandung bahan coupling agent lebih tinggi dibandingkan reparasi pada permukaan porselen dengan menggunakan resin komposit packable. Background. One of selected material by repairing the fixed partial denture was composite resin because of its good aesthetics and low manipulation. The aim. This research was aimed at identifying the differences of shear bond strength of composite resin on metal surface by using different composite resins, namely packable and flowable composite resins. Method. The research subjects were cylinders with 10 mm in diameter and 3 mm in height. The research subjects with metal material of NiCr (Noritke, Japan) involved two groups. The first group comprising 10 repair subjects with composite packable (Z250™, 3M ESPE, USA) and 10 repair subjects with flowable composite (Dyad flow, Kerr, USA). The surface of the subjects were roughned with wheel diamond bur and etched with 37% phosphate acid (Scotbond™, 3M ESPE, USA) were applied. The surface was then coated with packable and flowable composite resins and light-cured for 40 seconds. The research subjects were immersed in distilled water and put into the incubator at temperature of 37°C for 7 days. The shear bond strength test was conducted using the Universal Testing Machine. Data were analyzed using t-test. The result. The research result showed that there were differences of shear bond strength of repair between packable and flowable composite resins. The result of t-test indicated significant diffrences on metal surface (p<0,05). The conclusion of this research is that shear bond strength of repair with flowable composite which contain coupling agent has higher shear bond strength than that of packable composite resin.
Pembuatan Protesa Maksilofasial Hidung dengan Retensi Magnet Owin Bambang Wijanarko; Endang Wahyuningtyas; Suparyono Saleh
Majalah Kedokteran Gigi Indonesia Vol 19, No 2 (2012): December
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4046.528 KB) | DOI: 10.22146/majkedgiind.15540

Abstract

Latar belakang masalah. Restorasi dari cacat masalah. Restorasi dari cacat yang disebabkan tumor di daerah fasial sangat menantang bagi dokter bedah dan ahli prostodonti. Maxillofacial prosthetics adalah cabang kedokteran gigi yang berhubungan dengan cacat baik kongenital maupun yang didapat pada kepala dan leher. Cacat yang didapatkan dibagi menjadi cacat intraoral dan ekstraoral. Cacat intraoral meliputi mandibula, lidah, palatum, keras, sedangkan cacat ekstraoral meliputi daerah lainnya pada kepala dan leher. Tujuan. Laporan kasus ini adalah untuk rehabilitasi daerah wajah pasien dengan memperbaiki fungsi dan estetik dengan membuat protesa maksilofasial hidung sehingga pasien tidak merasa malu. Laporan kasus. Pasien laki-laki, 74 tahun datang atas kemauan sendiri, dan rujukan dari THT ingin dibuatkan hidung dan langit-langit atas buatan karena hidung sudah diamputasi. Dibuatkan prothesa maksilofasial hidung dari bahan silikon karena mempunyai tekstur yang hampir sama dengan kulit, kemudian dipasang kaitan magnet yang dilekatkan dengan obturator sehingga retensi bertambah baik. Protesa dipasang pada kacamata agar mudah cara menggunakan. Kesimpulan. Pasien merasa lebih nyaman ketika bernafas dan berbicara setelah memakai protesa maksilofasial hidung dengan retensi magnet ini. Protesa maksilofasial dapat membantu pasien baik dari sisi estetik maupun fungsional. Background. Restoration of facial defects resulting from ablation of facial neoplasm or anyother reasons is a challenge for the head and neck surgeon, plastic surgeon and prosthontist. Maxillofacial prosthetics is a branch of dentistry that deals with congenital and acquired defects of the head and neck. Acquired defects can be divided into intraoral and extraoral. Intraoral defects may involve the mandible, tongue, soft palate, or hard palate, while extraoral defects may involve any other area of the head or neck. The aim. Of making maxillofacial prosthetics is to make better aesthetics and functional so the patients will not be ashamed with their appearance. Case report. A man age 74 years old came to the prosthodontics clinic of RSGMP Prof. Soedomo, bringing reference letter from ear nose and throat specialist (ENT). She wants to make a nose prostheses because her nose was amputated. Nose prostheses with magnetic attachmet has been made for this patient using silicon material which have almost the same texture as the original one. This prostheses was attached on eye glasses so the patient can use and remove it easily. The result of using nose prostheses is the patient has better aesthetic. Beside that the function of speech and breathing can also be aided. So the conclusion is that the usage of maxillofacial prosthetic on post amputated nose patient can aid both aesthetic and functional.
Protesa Maksilofasial dengan Hollow Bulb Paska Hemimaxillectomy pada Kasus Kehilangan Seluruh Gigi Rahang Atas Fei In; Endang Wahyuningtyas
Majalah Kedokteran Gigi Indonesia Vol 17, No 1 (2010): August
Publisher : Faculty of Dentistry, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2093.884 KB) | DOI: 10.22146/majkedgiind.16020

Abstract

Pasien paska hemimaxillectomy menimbulkan adanya defect yang menyebabkan gangguan fungsi bicara, penelanan, pengunyahan, estetik serta kejiwaan penderita dan dapat menimbulkan masalah pada rehabilitasinya. Setelah dilakukan hemimaxillectomy, pasien perlu memakai protesa maksilofasial paska bedah dan protesa maksilofasial dengan hollow bulb. Tujuan penulisan laporan ini untuk menginformasikan bahwa defect palatum paska hemimaxillectomy pada kasus kehilangan seluruh gigi rahang atas dapat dibuatkan suatu protesa maksilofasial dengan hollow bulb untuk mengembalikan fungsi bicara, penelanan, pengunyahan dan estetik. Pasien laki-Iaki berusia 68 tahun datang ke RSGM atas rujukan dari R.S.Dr. Sardjito. Saat datang pasien merasa terganggu dengan adanya pembengkakan dan defect pada palatum. Kemudian dilakukan pemeriksaan subyektif, obyektif dan radiografi. Operasi hemimaxillectomy dilakukan oleh dokter THT R.S Sardjito. Obturator paska bedah dipasang segera setelah operasi. Kemudian dibuatkan protesa maksilofasial dengan hollow bulb setelah 2 minggu paska hemimaxillectomy. Pada rahang bawah dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik. Pada waktu insersi diperiksa retensi, stabilisasi, oklusi, estetik dan pengucapan. Kontrol dilakukan 1 minggu dan 1 bulan setelah pemakaian. Hasil pemakaian protesa maksilofasial retensi, stabilisasi, oklusi, estetik dan pengucapan baik. Kesimpulan laporan kasus ini adalah protesa maksilofasial dengan hollow bulb paska hemimaxillectomy pada kasus kehilangan seluruh gigi rahang atas merupakan alat rehabilitasi yang harus segera dibuat sehingga pasien dapat hidup normal, mengembalikan fungsi bicara, fungsi pengunyahan, penelanan, estetik dan kejiwaan penderita.
Co-Authors Adella Syvia Maharani Adena, Afif Surya Adi Kristanto Tandadjaja Agnes Endra Purdiana Anak Agung Istri Putri Ayu Agung Subiantari Ayu Agung Subiantari, Ayu Agung Chrisdina Puspita Sari Christine Anita Wardaningrum Dewi Yanti Dimas Anggayuno Dwi Prabowo Edwin Tandra Elka Ayu Amalia Elka Ayu Amalia, Elka Ayu Eri Setia Romadhon Erwan Sugiatno Erwan Sugiatno Erwan Sugiatno Erwan Sugiatno Erwan Sugiatno, Erwan Esti Tjahjanti Fajar Kartika Fajar Kartika, Fajar Farid Munandar Fei In Fransiscus Wihan Pradana Gandis Harumi Gunawan Sri Sarjono Gunawan, Cynthia Hardi Prabowo Hardita, Ardhianing Haris Okta Akbar Sy Haryo Mustiko D Haryo Mustiko D, Haryo Haryo Mustiko Dipoyono Haryo Mustiko Dipoyono Heriyanti AK Heriyanti AK, Heriyanti Heriyanti Amalia Heriyanti Amalia Kusuma Heriyanti Amalia Kusuma Heriyanti Amalia Kusuma Heriyanti Amalia Kusuma Heriyanti Amalia Kusuma Heriyanti Amalia Kusuma, Heriyanti Amalia I Gede Putu Sukrasena Sugiantara Intan Ruspita Iwa Arya Sakti Jaya Atmaja, Herman Lubena Lubena, Lubena Mara Gustina Maria Theresia Esti Tjahjanti Melita Setiana Mohammad Faid Fahlevy Murti Indrastuti Murti Indrastuti Nova Mayasari Owin Bambang Wijanarko Pradana, Franciscus Wihan Pramudya Aditama Pramudya Aditama Rahmadani, Ina Indah Rosa Sharon Suhono Rosa Sharon Suhono, Rosa Sharon Rudy S Rudy S Santoso, Tania Sarjono, Gunawan Sri Sigit Ariawan Sri Budi Barunawati Suparyono Saleh Suparyono Saleh Surdin Suzy Ratna Dinarti Tandra, Edwin Tandra, Edwin Titik Ismiyati W. Widjijono Windha Kharina Yuwono, William