Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Identifikasi Fasilitas Geopark Stone Garden : Studi Kasus Cipatat Kabupaten Bandung Barat Alvy Nabilazzahra; Weishaguna
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsurp.v3i2.8502

Abstract

Abstract. Geopark Stone Garden is one of the tourism potentials in West Java and involves a cultural heritage site that has knowledge, high historical meaning, is unique and has aesthetic value, the community believes these karst rocks were once the seabed which experienced land rise, so that hills were formed with coral rocks. According to Wawan as the manager, the karst of Geopark Stone Garden is called Limestone, which is a sedimentary rock that forms on the seabed in millions of years, through geological processes the rock deposits are finally lifted to the sea surface and form plains or glamping stone mountains. The purpose of this research is to identify the availability, function, and condition of the facilities at Geopark Stone Garden. The method of collecting data in this study was by means of field observations in the form of photo documentation, the analytical method used was weighted scoring based on the Guttman scale measurement scale. The results of the scoring weighting are, availability for each facility is available or scattered, then for facilities that are not functioning properly, namely facilities, gates, and directions, then for facilities that are not in good condition, namely facilities, gates, toilets, tourist information boards, road network, garbage bins, directions, parking lots, sewage drainage, places of worship, and gazebos. The need for maintenance or rejuvenation of every facility in Geopark Stone Garden Abstrak. Geopark Stone Garden merupakan salah satu potensi wisata di Jawa Barat dan melibatkan situs warisan budaya yang memiliki ilmu pengetahuan, makna sejarah yang tinggi, keunikan dan memiliki nilai estetika, masyarakat percaya bebatuan karst ini dulunya adalah dasar laut yang mengalami kenaikan daratan, sehingga terbentuklah bukit dengan bebatuan karang. Menurut Wawan selaku pengelola, karst Geopark Stone Garden ini bernama Batu Gamping, yaitu batu endapan yang terbentuk di dasar laut dalam kurung waktu jutaan tahun, melalui proses geologi akhirnya endapan batu tersebut terangkat ke permukaan laut dan membentuk dataran atau pegunungan batu glamping. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi ketersediaan, fungsi, dan kondisi fasilitas di Geopark Stone Garden. Metode pengumpulan data pada penelitian ini dengan cara observasi lapangan berupa dokumentasi foto, metoda analisis yang digunakan yaitu pembobotan skoring berdasarkan skala pengukuran skala guttman. Hasil dari pembobotan skoring yaitu, ketersediaan untuk setiap fasilitas sudah tersedia atau tersebar, selanjutnya untuk fasilitas yang tidak berfungsi dengan baik yaitu fasilitas, gapura, dan petunjuk arah, selanjutnya untuk fasilitas yang tidak baik kondisinya yaitu fasilitas, gapura, toilet, papan informasi wisata, jaringan jalan, tempat sampah, petunjuk arah, tempat parkir, drainase air kotor, tempat ibadah, dan gazebo. Perlunya perawatan atau peremajaan pada setiap fasilitas di Geopark Stone Garden.
Arahan Perencanaan Tapak pemakaman Srengseng Sawah Linda Wardani; Weishaguna; Fachmy Sugih Pradifta
Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsurp.v3i2.8831

Abstract

Abstract. This study aims to provide guidance regarding the Srengseng Sawah cemetery site. The background of this study is the lack of clear guidance on the cemetery site in Srengseng Sawah. This research uses a Mixed Methods approach with data collection techniques through interviews, field observations, and literature studies. The results of this study will produce recommendation guidance in the form of zoning and cemetery structures that are in line with local cultural characteristics and sustainability. Zoning will consider aspects such as land availability, layout, and spatial structure. The cemetery structure will consider the theory of neighborhood, which takes into account the distance, functional importance of each facility, and the layout of facilities. It is expected that the results of this study can contribute to the development of sustainable cemetery sites in Srengseng Sawah. The generated recommendation guidance can serve as a guideline for the government, relevant stakeholders, and the community in planning and managing cemetery sites in Srengseng Sawah. Additionally, this research can also serve as a reference for further research in the fields of urban planning, architecture, and cemetery planning Abstrak. Studi ini bertujuan untuk memberikan arahan terkait tapak pemakaman Srengseng Sawah. Latar belakang studi ini adalah belum adanya arahan yang jelas terkait tapak pemakaman di Srengseng Sawah. Penelitian ini menggunakan pendekatan Mix Methode dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi lapangan, dan studi literatur. Hasil penelitian ini akan menghasilkan rekomendasi arahan berupa zonasi dan struktur pemakaman yang sesuai dengan karakteristik budaya setempat dan berkelanjutan. Zonasi akan mempertimbangkan aspek-aspek seperti ketersediaan lahan, tata letak dan struktur ruang. Struktur pemakaman akan mempertimbangkan teori neighbourhood yang mempertimbangkan jarak, kepentingan fungsi setiap fasilitas dan tata letak fasilitas. Diharapkan hasil studi ini dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan tapak pemakaman yang berkelanjutan di Srengseng sawah Rekomendasi arahan yang dihasilkan dapat menjadi pedoman bagi pemerintah, pemangku kepentingan terkait, dan masyarakat dalam merencanakan dan mengelola tapak pemakaman di Srengseng Sawah. Selain itu, penelitian ini juga dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya dalam bidang perencanaan perkotaan, arsitektur dan perencanaan pemakaman.
Arahan Penataan Promenade Setu Babakan Edwina Fernanda; Weishaguna
Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota Volume 3, No. 2, Desember 2023, Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota (JRPWK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrpwk.v3i2.2750

Abstract

Abstract. Arrangement directions need to be carried out in overcoming the lack of direction in structuring the promenade at Setu Babakan. The urgency of this research is based on the existence of an interest in policy urgency, urgency in Islamic values, and urgency of real problems. The existence of this problem makes an impetus in the emergence of a goal, namely the direction of a better promenade arrangement. The theory that is used as a reference for arranging this promenade uses the waterfront theory which has Betawi characteristic ornaments. The approach method taken is qualitative with data collection methods namely primary (field observations and interviews) and secondary (literature study). The analytical method used is comparative analysis, namely making comparisons between the existing conditions and the design principles of the waterfront area which are assessed based on the criteria. Based on the results of the analysis, it results that there is a different assessment between the existing conditions and the criteria applied in the design principles of the waterfront area so the direction for the arrangement of the Setu Babakan promenade is needed to become a recommendation for the direction of the arrangement. Abstrak. Arahan penataan perlu dilakukan dalam mengatasi kurangnya arahan dalam penataan promenade di Setu Babakan. Urgensi penelitian ini didasari pada adanya kepentingan dalam urgensi kebijakan, urgensi dalam nilai islam, dan urgensi masalah nyata. Adanya permasalahan ini menjadikan suatu dorongan dalam munculnya suatu tujuan yakni adanya arahan penataan promenade yang lebih baik. Teori yang dijadikan sebagai acuan untuk menata promenade ini menggunakan teori waterfront yang terdapat ornamen ciri khas Betawi. Metode pendekatan yang diambil yakni secara kualitatif dengan metode pengumpulan data yakni secara primer (observasi lapangan dan wawancara) dan sekunder (studi literatur). Metode analisis yang digunakan yakni analisis komparasi yaitu melakukan perbandingan antara kondisi eksisting dengan prinsip perancangan kawasan tepi air yang dinilai berdasarkan kriterianya. Berdasarkan hasil analisis menghasilkan bahwa terdapat penilaiannya yang berbeda antara kondisi eksisting dengan kriteria yang diterapkan dalam prinsip perancangan kawasan tepi air, sehingga adanya arahan penataan promenade Setu Babakan diperlukan untuk menjadi rekomendasi arahan penataan.
Kajian Elemen Pembentuk Citra Path Koridor Jelekong Kabupaten Bandung Dinda Farizia; Weishaguna
Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota Volume 4, No. 1, Juli 2024, Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota (JRPWK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrpwk.v4i1.3593

Abstract

Abstract. In 2011, the Regent of Bandung Regency designated Kelurahan Jelekong as an arts and culture-based tourism village, driven by painting and wayang, which are the pillars of art and culture in Jelekong. Although arts and culture are thriving in the Jelekong corridor, there is no clear signposting between art venues, which is important in shaping the image of the area. This research aims to explore the image-forming elements of the Jelekong corridor path, using figure ground, outline, semiotic, and descriptive analysis with observation, mental map, mapping, interview, and literature study techniques. The results show that the image-forming elements of the path in the Jelekong corridor consist of buildings, street furniture, and signage. These elements have their own structure and meaning. There are three groups of building functions in the Jelekong cultural arts corridor: trade and services, mixed functions, and residential. Signage most adopts Sundanese culture, while buildings and street furniture need better design to strengthen the image of the Jelekong corridor. Abstrak. Pada tahun 2011, Bupati Kabupaten Bandung menetapkan Kelurahan Jelekong sebagai desa wisata berbasis seni dan budaya, didorong oleh seni lukis dan wayang yang menjadi pilar seni dan budaya di Jelekong. Meskipun seni dan budaya berkembang pesat di koridor Jelekong, belum ada penunjuk arah yang jelas antar tempat kesenian, yang penting dalam membentuk citra wilayah. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi elemen pembentuk citra path koridor Jelekong, menggunakan analisis figure ground, outline, semiotik, dan deskriptif dengan teknik observasi, mental map, pemetaan, wawancara, dan studi pustaka. Hasilnya menunjukkan elemen pembentuk citra path di koridor Jelekong terdiri dari bangunan, street furniture, dan signage. Elemen-elemen ini memiliki struktur dan makna tersendiri. Terdapat tiga kelompok fungsi bangunan di koridor seni budaya Jelekong : perdagangan dan jasa, fungsi campuran, dan permukiman. Signage paling mengadopsi budaya Sunda, sedangkan bangunan dan street furniture membutuhkan desain yang lebih baik untuk memperkuat citra koridor Jelekong.
Mengenali Isu Strategis Pengembangan Kawasan Desa Wisata Edukasi Kopi Rasagalor, Kabupaten Bandung Widagdo, Rama Arianto; Weishaguna; Burhanudin, Hani; Saraswati; Asyiawati, Yulia; Barwanto, Lutfhi Ahmad; Pratama, Aldy; Ferbiyandani, Mochamad Rifky; Nurhasanah, Halimah; Serdani, Sherly Defannya
Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan) Vol. 8 No. 1 (2024): Journal of Regional and Rural Development Planning (Jurnal Perencanaan Pembangu
Publisher : P4W IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jp2wd.2024.8.1.11-29

Abstract

Determining the correct strategic issues when developing an area is crucial so that the solution can effectively be implemented to the existing dynamics. Unfortunately, determining strategic issues is often disregarded or not taken seriously during the planning process. A Similar mistake of not defining strategic issues appropriately looms over the development of Mekarmanik Village, which is based on the Rasagalor Coffee Educational Tourism Concept. This research aims to understand the development dynamics happening in Mekarmanik Village so that the correct issue could be determined. By using data and information gathered from literature studies, focus group discussions, and field observations two types of analysis were done to correctly determine strategic issues that fit with the existing condition of Mekarmanik Village, namely case study, content analysis, and descriptive analysis. The result shows that the strategic issues of developing Mekarmanik Village as a tourism village are specific education, tourism concept exploration, and physical infrastructure improvement.
Pemetaan Peran Stakeholder dalam Program Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni Fadhila Nur Amalia; Weishaguna; Nia Kurniasari
Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota Volume 4, No. 2, Desember 2024, Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota (JRPWK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrpwk.v4i2.4935

Abstract

Abstrak. Program Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni menjadi fokus pembangunan di Kabupaten Purwakarta, tercantum dalam Peraturan Bupati No 48 Tahun 2022, Rencana Strategis Dinas Tata Ruang dan Permukiman 2018-2023, dan Peraturan Daerah No 03 Tahun 2021. Beberapa studi terdahulu menunjukkan bahwa pelaksanaan program Rutilahu menghadapi berbagai kendala, seperti kurangnya koordinasi, minimnya sosialisasi, keterbatasan sumber daya manusia, peran swadaya masyarakat yang belum optimal, banyaknya rumah tidak layak huni, dan sasaran program yang tidak tepat. Desa Bojong Barat dipilih sebagai sampel karena penerapan prinsip Ta'awun, keteraturan, dan ketertiban oleh stakeholder, serta relevansi dengan Perdes No. 13 Tahun 2021 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa 2021-2026. Tujuan studi ini, yaitu terpetakannya peran stakeholder dalam Program Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni di Desa Bojong Barat dengan menggunakan metode purposive sampling dan teknik pengumpulan data primer serta sekunder. Analisis data dilakukan menggunakan metode analisis MACTOR. Hasil analisis menunjukkan bahwa Pemetaan peran stakeholder dalam Program Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni di Desa Bojong Barat Kabupaten Purwakarta berdasarkan analisis MACTOR Matrix of  Direct and Indirect Influences (MDII) didapat 4 tipologi komposisi. Abstract. The Repair of Uninhabitable Houses program is the focus of development in Purwakarta Regency, listed in Regent Regulation No. 48 of 2022, the Strategic Plan of the Spatial Planning and Settlement Office 2018-2023, and Regional Regulation No. 03 of 2021. Several previous studies have shown that the implementation of the Rutilahu program faces various obstacles, such as lack of coordination, lack of socialization, limited human resources, the suboptimal role of community self-help, the large number of uninhabitable houses, and inappropriate program targets. Bojong Barat Village was chosen as a sample due to the application of the principles of Ta'awun, order and regularity by stakeholders, as well as relevance to Perdes No. 13 of 2021 concerning the 2021-2026 Village Medium-Term Development Plan. The purpose of this study is to map the role of stakeholders in the Improvement Program for Non-Habitable Houses in West Bojong Village using purposive sampling method and primary and secondary data collection techniques. Data analysis was conducted using the MACTOR analysis method. The results of the analysis show that mapping the role of stakeholders in the Uninhabitable House Repair Program in West Bojong Village, Purwakarta Regency based on the MACTOR Matrix of Direct and Indirect Influences (MDII) analysis obtained 4 typologies of composition.
Perspektif Qur'an dan Teknologi dalam Penilaian Kualitas Udara: Studi Kasus Kawasan Industri Pertambangan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat Sabillah, Fajrin Rizqi; Nirmala, Caesar Dewangga Duta; Putri, St Widyastuti Sasmita; Agustin, Restu Sekar; Justitia, Iqlima Putri; Haryono, Rizky Nur; Weishaguna, Weishaguna
Jurnal Wilayah dan Kota Vol. 11 No. 01 (2025): April 2025
Publisher : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34010/jwk.v11i01.14998

Abstract

Pencemaran udara akibat aktivitas pertambangan di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, telah menyebabkan peningkatan konsentrasi polutan berbahaya seperti SO₂, NO₂, dan CO, yang menurunkan kualitas udara hingga kategori "berbahaya" menurut analisis Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU). Masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana memecahkan perbedaan perspektif umat Islam dan sains terkait pencemaran udara di kawasan ini. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kualitas udara berdasarkan perspektif Al-Qur'an dan teknologi modern guna mengidentifikasi strategi mitigasi yang efektif. Metodologi yang digunakan mencakup analisis data spasial menggunakan citra satelit Sentinel-5P melalui platform Google Earth Engine (GEE) untuk memantau perubahan kualitas udara secara temporal dari tahun 2018 hingga 2023, serta metode Maudhu'i (tematik) untuk menggali perspektif Al-Qur'an terkait pelestarian lingkungan. Inovasi penelitian ini terletak pada pendekatan integratif antara teknologi pemantauan berbasis satelit dengan prinsip-prinsip spiritual dalam Al-Qur'an, memberikan solusi berbasis data yang akurat sekaligus membangun kesadaran moral masyarakat untuk menjaga lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan lingkungan di kawasan pertambangan memerlukan sinergi antara teknologi dan etika, guna mencapai keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.
PENGUATAN NILAI BUDAYA DALAM PENILAIAN POTENSI WISATA KAMPUNG ADAT CIREUNDEU Ali Sabani; Ayu Safira; Dela Nurul Padilah; Wafa Cantika Mugia Utami; Syarafina Al Hazmi; Indah Aras Puspita; Weishaguna
Pranatacara Bhumandala: Jurnal Riset Planologi Vol. 6 No. 1 (2025): Pranatacara Bhumandala: Jurnal Riset Planologi
Publisher : UNHI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/t0smsa08

Abstract

Kampung Adat Cireundeu, yang terletak di Kota Cimahi, merupakan salah satu destinasi wisata budaya yang mempertahankan kearifan lokal serta tradisi adat yang diwariskan secara turuntemurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penguatan nilai budaya dalam penilaian potensi wisata dengan menggunakan pendekatan komponen 4A, yaitu Attraction, Accessibility, Amenity, dan Ancillary, yang telah dimodifikasi untuk mempertimbangkan kearifan lokal. Metode penelitian yang digunakan adalah mix method, dengan analisis kuantitatif berupa pembobotan pada komponen 4A dan pendekatan kualitatif untuk eksplorasi nilai budaya. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dengan pengelola serta anggota pokdarwis, dan kajian literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tarik utama Kampung Adat Cireundeu terletak pada kebudayaan lokal yang erat dengan alam dan tradisi leluhur, yang menjadi nilai jual utama bagi wisatawan. Komponen aksesibilitas, amenitas, dan fasilitas tambahan juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi potensi pengembangan destinasi wisata ini. Penelitian ini menyarankan bahwa untuk mengembangkan Kampung Adat Cireundeu sebagai destinasi wisata budaya yang berkelanjutan, perlu ada perhatian terhadap pemeliharaan kearifan lokal dan pengelolaan yang melibatkan masyarakat secara aktif. Simpulan utama dari penelitian ini adalah bahwa penguatan nilai budaya dalam pengembangan pariwisata dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat lokal, serta meningkatkan daya tarik wisatawan dengan mempertahankan keunikan budaya yang ada.
Eksplorasi Potensi Desa Mekarmanik Menjadi Desa Wisata Berkelanjutan di Kabupaten Bandung Asyiawati, Yulia; Weishaguna, Weishaguna; Pratama, Aldy
Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota Vol 21, No 2 (2025): JPWK Volume 21 No. 2 June 2025
Publisher : Universitas Diponegoro Publishing Group, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/pwk.v21i2.63832

Abstract

Dalam upaya untuk memanfaatkan potensi sumberdaya alam, warisan budaya dan sejarah budaya serta sumber daya alam yang melimpah, pengembangan desa wisata menjadi strategi yang menarik dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal sambil mempertahankan identitas budaya dan keberlanjutan lingkungan. Kenyataannya Desa Mekarmanik yang mempunyai potensi belum dapat menjadi desa wisata karena belum teridentifikasinya potensi wisata yang dimiliki. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis potensi sumber daya alam, budaya, dan sosial di Desa Mekarmanik sebagai dasar memberikan rumusan pengembangan desa wisata berkelanjutan yang adaptif terhadap kebutuhan masyarakat desa. Melalui pendekatan kualitatif dengan metode observasi lapangan, wawancara mendalam, FGD dan analisis likert, studi ini mengidentifikasi enam aspek pariwisata berkelanjutan: daya tarik wisata/atrakraksi, aksesibilitas, amenitas, kelembagaan, sosial masyarakat, dampak ekonomi, dan kelestarian lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Desa Mekarmanik memiliki potensi sangat baik untuk dijadikan sebagai desa wisata berkelanjutan karena mempunyai kekayaan sumberdaya alam berupa panorama pertanian dan perkebunan yang mempesona, warisan sejarah, serta tradisi budaya lokal yang masih terjaga. Namun, pengembangannya menghadapi tantangan seperti keterbatasan aksesibilitas, kurangnya sarana dan prasarana pendukung wisata. Jenis wisata yang direkomendasikan agar dapat terujudnya kelestarian lingkungan adalah ekowisata, eduwisata, agrowisata, wisata minat khusus.
Strategi Pengembangan Wisata Budaya di Desa Margacinta Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran Aif Nanang Nurrohman; Weishaguna
Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota Volume 5, No. 1, Juli 2025, Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota (JRPWK)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrpwk.v5i1.6568

Abstract

Abstrak. Studi ini membahas pengembangan wisata budaya di Desa Margacinta. Desa ini memiliki potensi wisata budaya yang otentik dan beragam tetapi menghadapi berbagai tantangan. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan wisata budaya yang diperlukan Desa Margacinta agar dapat menjadi destinasi wisata budaya unggulan di Kabupaten Pangandaran. Metode yang digunakan mencakup pendekatan mix methods, dengan metode analisis supply and demand, analisis deskriptif kualitatif, dan analisis SWOT. Hasil analisis menunjukkan bahwa meskipun desa ini memiliki kekuatan seperti seni pertunjukan badud yang terdaftar sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional, terdapat kelemahan pada kualitas sumber daya manusia dan fasilitas yang belum memadai. Peluang dukungan pemerintah dan kemitraan yang dapat dimanfaatkan, sementara ancaman persaingan dengan destinasi lain perlu diwaspadai. Strategi yang diusulkan meliputi pengadakan program pemberdayaan masyarakat. Perlu adanya peningkatan komponen 5A wisata budaya. Menjadikan wisata budaya sebagai sektor yang diprioritaskan. Membuat paket wisata budaya dan kegiatan budaya. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Desa Margacinta dapat menjadi destinasi wisata budaya unggulan di Kabupaten Pangandaran sekaligus sebagai upaya dalam mempertahakan warisan budaya. Abstract. This study discusses the development of cultural tourism in Margacinta Village. The village has authentic and diverse cultural tourism potential but faces various challenges. This study aims to formulate a cultural tourism development strategy that Margacinta Village needs in order to become a leading cultural tourism destination in Pangandaran Regency. The method used includes a mixed methods approach, with supply and demand analysis methods, qualitative descriptive analysis, and SWOT analysis. The results of the analysis show that although the village has strengths such as the badud performance art which is registered as a National Intangible Cultural Heritage, there are weaknesses in the quality of human resources and inadequate facilities. Opportunities of government support and partnerships can be utilized, while threats of competition with other destinations need to be watched out for. The proposed strategies include organizing community empowerment programs. There is a need to increase the 5A components of cultural tourism. Making cultural tourism a prioritized sector. Creating cultural tourism packages and cultural activities. With these steps, Margacinta Village is expected to become a leading cultural tourism destination in Pangandaran Regency as well as an effort to preserve cultural heritage.