Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Variasi Temperatur Sintering terhadap Umur Tanur pada Industri Kerajinan Gong di Gianyar Widayana, Gede
JST (Jurnal Sains dan Teknologi) Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.348 KB) | DOI: 10.23887/jst-undiksha.v3i2.4479

Abstract

Keramik merupakan salah satu kerajinan tradisional yang telah ada sejak berabad-abad lalu. Salah satu jenisnya adalah tanur krus grafit yang banyak digunakan pada industri-industri pengecoran terutama untuk mencairkan logam. Dalam penggunaannya tanur krus grafit ini mengalami keretakan setelah pemakaian 5 atau 6 kali. Hal ini disebabkan karena material yang dipakai tidak memenuhi standar dan proses yang dilakukan masih belum sempurna.Penelitian ini dilakukan dengan merubah komposisi material yaitu terdiri dari fraksi halus 30%, fraksi kasar 40% dan clay 30% dan memakai proses sintering pada temperature 1000°C dan 1100°C  untuk meningkatkan kekuatan tanur sehingga diharapkan dapat memperpanjang umur tanur. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada temperature sintering 1100°C mendapatkan berat jenis, nilai porositas dan nilai abrasi yang lebih baik pada tanur sehingga umur tanur dapat diperpanjang hingga lebih dari 10 kali pakai.
Karateristik Medan Kecepatan Aliran Setelah Melewati Internal Flow Double Skewed Wall Cyclone (IFC2SW) Widayana, Gede
Jurnal Rekayasa Mesin Vol 4, No 2 (2013)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.196 KB)

Abstract

Efforts to improve the performance of the motor fuel is to add a cyclone before the carburetor that functions to increase the homogeneity of the mixture of air and fuel. In this study, conducted aerodynamic testing in line with Internal Flow Double Cyclone skewed Wall (IFC2SW) to be able to know how big the flow characteristics of the velocity field that arises after passing IFC2SW. The main parameters that will be used as an indicator is that the velocity profile obtained from the measurement of total pressure and static pressure in the duct cross section. Results showed that the characteristics of the velocity field after passing IFC2SW evenly along both the center channel and the channel wall.Keywords : Cyclone, Internal Flow Cyclone Double Skewed Wall
PEMANFAATAN ENERGI SURYA Widayana, Gede
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Vol 9, No 1 (2012): Edisi Januari 2012
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.187 KB) | DOI: 10.23887/jptk-undiksha.v9i1.2876

Abstract

Energi pada saat ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Selama ini penyangga utama kebutuhan energi masih mengandalkan minyak bumi .Sementara itu tidak dapat dihindarkan bahwa minyak bumi semakin langka dan mahal harganya. Dengan keadaan semakin menipisnya sumber energi fosil tersebut, di dunia sekarang ini terjadi pergeseran dari penggunaan sumber energi tak terbaharui menuju sumber energi terbaharui. Dari sekian banyak sumber energi terbahurui penggunaan energi melalui solar cell / sel surya merupakan alternatif yang paling potensial untuk diterapkan di wilayah Indonesia. Energi surya merupakan salah satu energi yang sedang giat dikembangkan saat ini oleh pemerintah Indonesia karena sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai potensi energi surya yang cukup besar. Energi surya adalah sangat luar biasa karena tidak bersifat polutif, tidak dapat habis, dapat dipercaya dan tidak membeli. Ada banyak cara untuk memanfaatkan energi dari matahari.Istilah “tenaga surya” mempunyai arti mengubah sinar matahari secara langsung menjadi panas atau energi listrik untuk kegunaan kita. Dua tipe dasar tenaga matahari adalah “sinar matahari” dan “photovoltaic” (photo- cahaya, voltaic=tegangan). Photovoltaic tenaga matahari melibatkan pembangkit listrik dari cahaya. Rahasia dari proses ini adalah penggunaan bahan semi konduktor yang dapat disesuaikan untuk melepas elektron, pertikel bermuatan negative yang membentuk dasar listrik. Untuk memanfaatkan potensi energi surya tersebut, ada 2 (dua) macam teknologi yang sudah diterapkan, yaitu:Teknologi energi surya fotovoltaik dan Teknologi energi surya termal.   Kata-kata kunci : Energi surya, solar cell, fotovoltaik, surya termal.
KARATERSTIK PRESSURE COEFFICENT (CP) PADA ALIRAN SETELAH MELEWATI CYCLONE DENGAN DUA DINDING EFEKTIF Widayana, Gede
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Vol 9, No 2 (2012): Edisi Juli 2012
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (632.715 KB) | DOI: 10.23887/jptk-undiksha.v9i2.2869

Abstract

Perkembangan di bidang otomotif belakangan ini sangat pesat, perbaikan demi perbaikan terus dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan unjuk kerja mesin. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan pembuatan desain baru secara keseluruhan yang lebih baik atau dengan memberikan peralatan tambahan pada mesin yang sudah ada. Generasi terbaru dari cyclone adalah jenis Internal Flow Cyclone, sedikit berbeda dari dari tipe sebelumnya, cyclone jenis ini ditempatkan setelah karburator sebelum masuk ruang bakar. Penambahan ini berguna untuk meningkatkan homogenitas campuran udara dan bahan bakar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghilangkan daerah separasi inlet cyclone sehingga menghasilkan generasi kedua dari cyclone yaitu Cyclone dengan Dua Dinding Efektif kemudian dicari seberapa besar karateristik Pressure Coefficent (Cp) Pada Aliran Setelah Melewati Cyclone dengan Dua Dinding Efektif ini. Cyclone dengan dua dinding efektif mampu menguragi effect blockage pada daerah central area of inner passage dan pada outer passage , terlihat dari semakin mengecilnya harga Pressure Coefficent (Cp) pada kedua area tersebut.   Kata-kata kunci : Pressure Coefficent (Cp), Cyclone, Internal Flow Cyclone
BIO-DIESEL DARI TANAMAN JARAK PAGAR SEBAGAI BAHAN BAKAR PENGGANTI SOLAR Widayana, Gede
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Vol 7, No 2 (2010): Edisi Juli 2010
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.17 KB) | DOI: 10.23887/jptk-undiksha.v7i2.2845

Abstract

Bio Diesel, bahan bakar alternatif, transesterifikasi
PENGEMBANGAN PENGGERAK SOLAR PANEL DUA SUMBU UNTUK MENINGKATKAN DAYA PADA SOLAR PANEL TIPE POLIKRISTAL Wendryanto, Wendryanto; Widayana, Gede; Sutaya, I Wayan
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha Vol 5, No 3 (2017)
Publisher : UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjtm.v5i3.20293

Abstract

ABSTRAK     Prototipe ini didesain agar panel surya mampu senantiasa tegak lurus dengan matahari dengan menggunakan Arduino Nano 3.0 Atmega 328 CH340G sebagai control otomatis, serta komponen lain seperti sensor cahaya (LDR) dan motor DC. Prinsip kerja dari mikrokontroler ini dalam penggerak panel surya 2 sumbu ini yaitu output dari sensor LDR diolah oleh mikrokontroler Arduino Nano 3.0 Atmega 328 CH340G dengan menggunakan bahasa pemrograman. Apabila sensor LDR tidak tegak lurus terhadap matahari, maka akan memiliki nilai tahanan yang berbeda. Jika terjadi perbedaan maka mikrokontroler akan merespon dan menggerakkan motor agar medapat nilai resistansi yang sama. Dari hasil pengujian dengan membandingkan panel surya yang statis, dengan pengerak 1 sumbu dan dengan penggerak 2 sumbu, didapat bahwa panel surya yang dilengkapi dengan penggerak 2 sumbu memiliki daya serap energi matahari yang lebih optimal. Hal ini dibuktikan dengan pengukuran tegangan listrik yang dihasilkan panel surya lebih besar apabila dibandingkan dengan panel surya yang statis maupun yang dengan penggerak 1 sumbu. Dari data yang didapat, terjadi peningkatan tegangan mulai pukul 09.00 dan tegangan maksimal yang didapat terjadi pada pukul 12.00, setelah itu terjadi penurunan tegangan yang dihasilkan. Kata-kata kunci : Arduino Nano 3.0 Atmega 328ch340g, Motor DC, Penggerak Panel Surya 2 Sumbu.ABSTRACTThis prototype is design for has be able to track the position of the sun with using an Arduino Nano 3.0 Atmega 328 CH340G for automatic control, with another component as well as LDR censor, and DC motor. The principle of this microcontroller in solar tracker dual axis is output of LDR censor processed by microcontroller Arduino Nano 3.0 ATmega 328 CH340G with assembly. If the LDR cencor not perpendicular with sun light, so cencor LDR have a deiferification the value of resistance. If that happens, so microcontroller will respond and move the DC motor to get the same value of resistance. Of the test result of compare static solar energy, solar tracker with one axis, and solar tracker with dual axis, be obtained that solar tracking with dual axis have a power to exploit of the sun light is more optimally. This can be proved with measuring of electrical voltage greater than static solar energy as well solar tracker with one axis. From the obtained of data, the increase of electrical voltage start from at 09.00 am and maksimum electrical voltage can be reach from 12.00 am, after that happen decline of electrical voltage. Key Words: Arduino Nano ATmega 328 CH340G, DC Motor, Solar Tracker Dual Axis,
Pengaruh Ukuran Katup Terhadap Torsi Dan Daya Pada Sepeda Motor Honda Supra Fit Rahman, Mohammad Debi; Wigraha, Nyoman Arya; Widayana, Gede
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha Vol 5, No 3 (2017)
Publisher : UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjtm.v5i3.20283

Abstract

ABSTRAKModifikasi katup bertujuan agar pemasukan campuran bahan bakar dan udara lebih banyak masuk ke ruang bakar sehingga mendapatkan efisiensi volumetrik yang ideal untuk meningkatkan performa mesin kendaraan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan ukuran katup standar dan  modifikasi terhadap torsi dan daya pada sepeda motor honda supra fit. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode eksperimen dengan menggunakan parameter uji Dynotest. Dari hasil penelitian pengujian torsi yang telah dilakukan dimana pada kondisi katup standar menghasilkan torsi tertinggi pada 5500 RPM sebesar 4,35 N.m, sedangkan daya tertinggi diperoleh pada 7000 RPM sebesar 3,76 Hp. modifikasi menghasilkan torsi tertinggi pada 7500 RPM sebesar 5,24 N.m, sedangkan daya tertinggi diperoleh pada 8000 RPM sebesar 5,73 Hp. Dengan analisa paired sample t-test yaitu membandingkan torsi dan daya pada katup standar dan modifikasi dari hasil yang telah didapatkan dimana hasil yang lebih baik diperoleh pada modifikasiKata kunci : Honda supra fit, katup standar, modifikasi, daya, torsiABSTRACTThe valve modification aims at bringing fuel and air mixture in bigger amount into combustion chamber, so as to achieve the ideal volumetric efficiency to improve engine performance. This study aimed at determining the size to the ratio of standard valves and modification to the torque and power on the Honda Supra Fit motorcycle. In this research the researcher used experimental method by using Dynotest parameter. From the research results, the torque testing has been done where the standard valve condition producing the highest torque at 5500 RPM amounted to 4.35 N.m, while the highest power is obtained at 7000 RPM amounted to 3.76 Hp. The modification produced the highest torque at 7500 RPM of 5.24 N.m, while the highest power was obtained 8000 RPM amounted to 5.73 Hp. The data were analysed through t-test sample paired analysis which was comparing the torque and power on the standard and modified from the results of student were obtained where the better results is demonstrated in modified machine.Keywords: Honda Supra Fit, standard valve, modivied, torque, power
PENGARUH MEDIA PENDINGINAN TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO HASIL PENGELASAN OXY ACETYLENE PADA MATERIAL BAJA ST-37 Priadi, Made Angga; Nugraha, I Nyoman Pasek; Widayana, Gede
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjtm.v5i2.10397

Abstract

Media pendingin merupakan suatu substansi yang berfungsi dalam menentukan kecepatan pendinginan yang dilakukan terhadap material yang telah diuji dalam perlakuan panas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kekerasan dan pengamatan struktur mikro material baja ST-37 yang dipengaruhi media pendinginan air, udara dan oli serta penelitian ini dapat memberikan bahan referensi bagi lingkup pendidikan teknik mesin dan sebagai acuan di dunia industri dalam menggunakan media pendingin pada proses pengelasan. Adapun jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Terdapat dua jenis variable yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas yang berupa media pendingin air, media pendingin udara dan media pendingin oli dan variabel terikatnya berupa sifat kekerasan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dimana kekerasan daerah logam induk dengan media pendingin air memperoleh nilai rata-rata sebesar 63,10 Kg/mm2, pendingin udara memperoleh nilai rata-rata sebesar 65,61 Kg/mm2, dan media pendingin oli memperoleh nilai rata-rata sebesar 62,68 Kg/mm2. Kekerasan pada daerah HAZ dengan media pendingin air memperoleh nila rata-rata sebesar 68,49 Kg/mm2, media pendingin udara memperoleh nilai rata-rata sebesar 71,05 Kg/mm2 dan media pendingin oli memperoleh nilai rata-rata sebesar 70,34 Kg/mm2. Kekerasan pada daerah logam las dengan media pendingin air memperoleh nilai rata-rata sebesar 60,99 Kg/mm2, media pendingin udara memperoleh nilai rata-rata sebesar 61,79 Kg/mm2 dan media pendingin oli memperoleh nilai rata-rata sebesar 60,79 Kg/mm2. Berdasarkan dari hasil yang telah didapatkan baik pada logam induk, daerah HAZ dan logam Las dimana tingkat kekerasan yang lebih baik diperoleh dari proses pendinginan udara dibandingkan dengan media pendingin air dan media pendingin oli dari proses pengelasan oxy acytelene.Kata Kunci : Baja ST-37, Kekerasan Material, media pendinginan. The cooling media is a substance which has a function to determine the speed refrigeneration which carried out of the material that has been tasted by heat treatment. The objective of the research is to know the level of hardness and the observation of steel ST-37 material which is affected by cooling media such as water, air, and oil. Also this research may give a reference for Engineering Department of Education and industry in using cooling media for welding process. There is a method that use in this research, that is called quantitative research. There are two variables that use in this research. Independent variable and dependent variable. An independent variable are water, air, and oil cooling media. On the other hand, a dependent variable is nature of hardness. In this research the researcher got a results where the mean of hardness of the base metal area with the water cooling media is 63.10 Kg/mm2, in air conditioning is 61Kg/mm2, and the oil cooling is 62.68 Kg/mm2. The mean of a hardness in Heat Affected Zone (HAZ) by water cooling media 68,49 Kg/mm2, air cooling media is 71,05 Kg/mm2 and an air cooling is 70,34 Kg/mm2. The mean of Hardness in the weld metal area with water cooling media is 60,99 Kg/mm2, air-cooling media is 61,79 Kg/mm2 and oil-cooling media is 60,79Kg/mm2. Based on the result which has been gotten from base metal, Heat Affected Zone (HAZ), and weld metal where the best hardness level is obtained from air-cooling process rather than water cooling media and oil cooling media from oxy acytelene welding process.keyword : Cooling media, steel ST-37, hardness properties.
PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP KEKUATAN IMPACT DAN KEKERASAN MATERIAL ST 37 MENGGUNAKAN PROSES PENGELASN GAS TUNGSTEN ARC WELDING (GTAW) Kolo, Jaeme Martins; Nugraha, I Nyoman Pasek; Widayana, Gede
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjtm.v5i2.10398

Abstract

Kekuatan hasil lasan dipengaruhi oleh tegangan busur, besar arus, kecepatan pengelasan, besarnya penembusan dan polaritas listrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketangguhan, kekerasan dan pengamatan struktur mikro material ST 37 yang dipengaruhi oleh variasi arus 90 amper, 110 amper dan 130 amper serta penelitian ini dapat memberikan bahan referensi bagi lingkup pendidikan teknik mesin dan sebagai acuan di dunia industri dalam menggunakan variasi arus pada proses pengelasan. Adapun jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Adapun jenis variabel yang digunakan yaitu variabel bebas yang berupa variasi arus pengelasan 90 amper, 110 amper dan 130 amper dan variabel terikat berupa sifat mekanik hasil pengelasan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dimana rata-rata ketangguhan impact pada variasi arus 90 amper memperoleh nilai impact 0,481 J/mm2, rata-rata ketangguhan impact pada variasi arus 110 amper memperoleh nilai impact 0,482 J/mm2 dan rata-rata ketangguhan impact pada variasi arus 130 amper memperoleh nilai impact 0,483 J/mm2. Dari hasil penelitian kekerasan vickers pada daerah logam las dengan variasi arus 90 amper memperoleh nilai rata-rata sebesar 63,98 Kg/mm2, variasi arus 110 amper memperoleh nilai rata-rata sebesar 87,44 Kg/mm2, dan variasi arus 130 amper memperoleh nilai rata-rata sebesar 74,93 Kg/mm2. Kekerasan pada daerah HAZ dengan variasi arus 90 amper memperoleh nila rata-rata sebesar 54,58 Kg/mm2, variasi arus 110 amper memperoleh nilai rata-rata sebesar 80,74 Kg/mm2 dan variasi arus 130 memperoleh nilai rata-rata sebesar 70,61 Kg/mm2. Kekerasan pada daerah logam induk dengan variasi arus 90 amper memperoleh nilai rata-rata sebesar 59,66 Kg/mm2, variasi arus 110 amper memperoleh nilai rata-rata sebesar 89,94 Kg/mm2 dan variasi arus 130 memperoleh nilai rata-rata sebesar 78,91 Kg/mm2. Berdasarkan dari hasil yang telah didapatkan baik pada hasil ketangguhan impact dan kekerasan logam induk, HAZ dan daerah logam las dimana hasil ketangguhan impact yang lebih baik diperoleh dari memvariasikan arus 130 amper di bandingkan dengan variasi arus 90 amper dan variasi arus 110 amper dan tingkat kekerasan yang lebih baik diperoleh dari memvariasikan arus 110 amper dibandingkan dengan variasi arus 90 amper dan variasi arus 130 amper dari proses pengelasan Gas Tungsten Arc Welding (GTAW). Kata Kunci : Kata kunci : variasi arus, ketangguhan impact dan Kekerasan, Material ST 37 The strength of the weld is influenced by the arc voltage, the magnitude of the current, the speed of welding, the magnitude of the penetration and the electrical polarity. This study aims to determine the level of toughness, hardness and observation of microstructure ST 37 material influenced by current variations of 90 amperes, 110 amperes and 130 amperes and this study can provide reference materials for the scope of mechanical engineering education and as a reference in the industrial world in using variations Current in the welding process. The type of method used in this study is the experimental method. The types of variables used are independent variables in the form of welding current variations of 90 amperes, 110 amperes and 130 amperes and the dependent variable in the form of mechanical properties of welding. From the results of the research that has been done where the average impact toughness on the variation of 90 amperes current gain value of 0.481 J/mm2, the average impact toughness on the variation of 110 amperes current gain value of 0.482 J/mm2 and the average impact toughness on variation A current of 130 amperes obtains an impact value of 0.483 J/mm2. From the result of research of vickers hardness on weld metal area with variation of 90 amperes current get average value equal to 63,98 Kg/mm2, variation of 110 amperes current get average value equal to 87,44 Kg/mm2, and variation of current of 130 amperes obtain Average value of 74.93 Kg/mm2. Hardness in the HAZ region with a current variation of 90 amperes obtains an average of 54.58 Kg/mm2, a 110 amperes current variation obtains an average value of 80.74 Kg/mm2 and a current variation of 130 obtains an average value of 70,61 Kg/mm2. Hardness in the parent metal region with a current variation of 90 amperes obtains an average value of 59.66 Kg/mm2, a 110 amperes current variation obtains an average value of 89.94 Kg/mm2 and a current variation of 130 obtains an average value of 78,91 Kg/mm2. Based on the results obtained both on impact toughness and hardness of parent metal, HAZ and weld metal areas where better impact toughness results obtained from varying the current of 130 amperes in comparison with the variation of 90 amperes current and 110 amperes current variation and the level of hardness Preferably obtained from varying the 110 ampere current compared to the current variation of 90 amperes and the current variation of 130 amperes of the Tungsten Arc Welding (GTAW) welding process. keyword : Keywords: current variation, impact toughness and Hardness, Material ST 37
PENGARUH PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PERTALITE DENGAN MINYAK TERPENTIN DAN MINYAK ATSIRI TERHADAP PENURUNAN EMISI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR SUPRA X 125 Saputra, Randy Andry; Wigraha, Nyoman Arya; Widayana, Gede
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Undiksha Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjtm.v5i2.11690

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh dalam pencampuran bahan bakar pertalite dengan minyak terpentin dan bahan bakar pertalite dengan minyak atsiri terhadap emisi gas buang dengan variasi pencampuran zat adiktif tersebut, penelitian ini menggunakan sepeda motor supra X 125. Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen dengan menggunakan tabel dan grafik untuk mengolah data tersebut, Dengan menggunakan alat uji emisi Neomotect CG450 untuk mengukur emisi gas buang HC, CO, dan CO2. Hasil penelitian pencampuran bahan bakar pertalite dengan minyak terpentin kadar HC yang mengalamipenurunanterendahpadapersentase 20%, untuk pencampuran bahan bakar pertalite dengan minyak terpentin sebesar 410 ppm,padakadar CO Pencampuran terendah terjadi pada persentase 15%, pada pencampuran bahan bakar pertalite dengan minyak terpentin sebesar 2,07 %Vol, sedangkan pada pencampuran bahan bakar pertalite dengan minyak atsiri sebesar 3,24 %Vol, padakadar CO2Pencampuran terendah terjadi pada persentase 15%, pada pencampuran bahan bakar pertalite dengan minyak terpentin sebesar 2,05 %Vol, sedangkan pada pencampuran bahan bakar pertalite dengan minyak atsiri sebesar 2,26 %Vol. sedangkan pada pencampuran bahan bakar pertalite dengan minyak atsiri sebesar 490 ppm.Jadi melalui penelitian ini bahan bakar yang ideal untuk penurunan emisi gas buang yaitu pencampuran bahan bakar pertalite dengan minyak terpentin lebih dapat membuat penurunan emisi gas buang dibandingkan dengan pencampuran pertalite dengan minyak atsiri. Kata Kunci : Emisi Gas Buang, Pertalite, Minyak Terpentin, Minyak Atsiri. This study conducted to determine the influence of mixing Pertalite fuel with turpentine oil and Pertalite fuel with essential oil on gas emission with the mixing variation of addictive substance. This study used motorcycle supra X 125. The research method used in this study was experimental method using tables and graphs to process the data. This study used emission test, namely Neomotect CG450 to measure the gas emissions of HC, CO, and CO2. That decreases at the lowest percentage of 20%, for mixing Pertalite fuel with turpentine oil 410 ppm, at the lowest CO concentration occurs at 15%, at mixing Pertalite fuel with turpentine oil 2.07% Vol, while for mixing Pertalite fuel with Oil Volatile 3.24% Vol, at CO2 level The lowest mixing occurs at 15% percentage, at mixing Pertalite fuel with turpentine oil 2.05% Vol, while at mixing Pertalite fuel with volatile oil 2, 26% Vol. While at mixing Pertalite fuel with essential oil equal to 490 ppm.The result of this study showed that on mixing the Pertalite fuel with turpentine oil, So based on this study, the ideal fuel for the reduction of exhaust emissions is that on the mixing Pertalite fuel with turpentine oil can further reduce exhaust emissions compares to mixing Pertalite fuel with essential oils.keyword : Gas Emissions, Pertalite, Turpentine Oil, Essential Oil.