Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan

Evaluasi Ruang Publik Berdasarkan Aspek Kenyamanan (Studi Kasus: Taman Riyadhah Kota Lhokseumawe) Detasha Lazuana; Cut Nursaniah; Zulfikar Taqiuddin
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Vol 6, No 4 (2022): Volume 6, No.4, November 2022
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.534 KB) | DOI: 10.24815/jimap.v6i4.20231

Abstract

Sebuah ruang publik yang nyaman, aman dan dapat menjadi ruang untuk melakukan interaksi sosial disebut ruang publik yang convivial. Tujuan dari ruang publik itu sendiri yaitu untuk terpenuhinya kebutuhan masyarakat kota. Keberhasilan suatu ruang publik salah satunya dapat dilihat dari ada atau tidak adanya aktivitas di dalam ruang publik tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan meningkatkan kualitas kenyamanan beraktivitas di taman kota sebagai ruang publik. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner tertutup. Analisis data menggunakan teori Shaftoe (2008), kemudian diberi bobot berdasarkan skala Likert. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi saran atau rekomendasi ruang publik yang convivial serta sesuai dengan kebutuhan masyarakat Kota Lhokseumawe.
Penerapan Arsitektur Modern pada Perancangan Galeri Seni dan Budaya di Banda Aceh Tasir, Nur Izzah; Edytia, Muhammad Heru Arie; Taqiuddin, Zulfikar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Vol 8, No 2 (2024): Volume 8, No.2, Mei 2024
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimap.v8i2.28236

Abstract

Banda Aceh merupakan daerah yang memiliki kekayaan seni yang beragam. Kehadiran seni ini tercipta oleh beragam budaya dan sejarah Aceh dari masa lampau. Kekayaan seni di Aceh kini berkembang pesat terlihat dari banyaknya pagelaran pameran seni yang dilakukan oleh seniman setempat. Namun, ruang ekspresi seni di Aceh berupa galeri seni masih terbatas dan belum mumpuni khususnya untuk karya seni rupa. Dampaknya, para pelaku seni terbatas dalam mengekspresikan diri dan kian meredup. Agar para pelaku seni dapat terus eksis di Aceh, diperlukan galeri seni dan budaya sebagai sarana untuk mewadahi aktivitas kesenian tersebut. Perancangan galeri seni dan budaya di Kota Banda Aceh dengan penerapan arsitektur modern diharapkan dapat menjadi wadah untuk meningkatkan eksistensi para seniman rupa di Aceh. Perancangan galeri seni dan budaya di Banda Aceh mengadopsi tema arsitektur modern dengan aliran kubisme. Aliran kubisme dicetuskan oleh Le Corbusier dan terinspirasi seni yaitu lukisan Pablo Picaso. Aliran kubisme yang berawal yang dari seni diharapkan dapat menginterpretasikan makna seni rupa di perancangan galeri seni dan budaya di Banda Aceh melalui desain dan fasad bangunan. Penerapan arsitektur modern pada perancangan galeri seni dan budaya di Kota Banda Aceh diterapkan dengan menghadirkan prinsip bangunan geometris susunan kubus, mengedepankan fungsional dan efisiensi ruangan, desain minimalis, kejujuran penggunaan material dan kesan simetris pada fasad bangunan.
Perancangan Museum Kebudayaan Gayo dengan Tema Historicism di Kota Takengon Sarita, Rahma; Rauzi, Era Nopera; Taqiuddin, Zulfikar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Vol 8, No 2 (2024): Volume 8, No.2, Mei 2024
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimap.v8i2.26355

Abstract

Kota Takengon merupakan kota dengan dataran tinggi yang terletak di tengah Provinsi Aceh yang didiami oleh Suku Gayo, ialah daerah yang kaya dengan sumber daya alam beserta sejarah dan adat istiadat kebudayaannya. Namun seiring dengan perkembangan zaman yang disertai pertumbuhan penduduk yang tidak terlalu peduli dan memperhatikan budaya, menyebabkan kekayaan budaya dan adat semakin pudar sehingga nyaris menghilang. Maka dibutuhkan sebuah wadah atau instansi yang dapat menarik perhatian masyarakat untuk lebih peduli lagi terhadap budaya yang dimiliki, dengan menghadirkan sebuah museum yang dapat menjadi sarana yang bersifat edukatif, konservatif, rekreatif, dan pemberdayaan budaya untuk seluruh elemen masyarakat agar mengenal kebudayaan Suku Gayo melalui rancangan yang dapat menarik perhatian serta upaya meningkatkan nilai ekonomi, pariwisata dan pendidikan, sekaligus sarana pusat pengenalan kekayaan budaya bagi masyarakat lokal dan wisatawan luar. Metode perancangan yang digunakan adalah analisis makro dan mikro seperti analisis tapak, analisis kondisi lingkungan sekitar, analisis pengguna dan kebutuhan ruang, organisasi dan program ruang, analisis sistem struktur dan konstruksi bangunan, analisis sistem utilitas dan konsep perancangan. Dalam perancangan museum kebudayaan Gayo menggunakan tema historicism yang pengacu pada budaya dan juga dipengaruhi oleh sejarah atau memunculkan kembali nilai-nilai ketradisionalan.
Penerapan Tema Arsitektur pada Pusat Pengembangan Kebudayaan Islam di Banda Aceh Munisa, Nanda; Djamaluddin, Masdar; Taqiuddin, Zulfikar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Vol 8, No 1 (2024): Volume 8, No.1, Februari 2024
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimap.v8i1.26760

Abstract

Provinsi Aceh merupakan provinsi di Indonesia yang mayoritas penduduknya pemeluk agama Islam. Di dalam upaya untuk mendukung misi Pemerintah Aceh untuk dapat terus memperkuat pelaksanaan syariat Islam dan budaya keacehan di dalam kehidupan masyarakat Aceh, dibutuhkan adanya wadah untuk memfasilitasi kegiatan kebudayaan Islam dimulai dari pengenalan, pembelajaran dan pengembangan budaya Islam. Pusat pengembangan kebudayaan Islam dinilai sebagai salah satu fasilitas yang dapat berperan sebagai tempat pemusatan kegiatan kebudayaan Islam dan wadah untuk mengkaji kebudayaan Islam yang dilakukan oleh seniman, budayawan muslim, maupun masyarakat luas yang juga dinilai dapat menjadi penguat citra Provinsi Aceh sebagai daerah Serambi Mekkah. Metode perancangan yang dilakukan di dalam perancangan ini adalah dengan melakukan analisis tapak, analisis pengguna, analisis kegiatan serta analisis besaran ruang. Arsitektur tropis dipilih sebagai tema pada perancangan ini dikarenakan Kota Banda Aceh merupakan daerah beriklim tropis dan arsitektur tropis juga dapat meminimalisir dampak negatif yang diberikan oleh bangunan terhadap lingkungan maupun manusia yang berada di sekitarnya dimana hal tersebut sesuai dengan ajaran Islam untuk tidak merusak alam dan lingkungan. Penerapan tema pada hasil rancangan diterapkan pada konsep massa bangunan yang dihadapkan ke arah depan, orientasi bangunan utara-selatan, penggunaan shading pada bangunan, pemilihan material yang dapat menghambat panas penggunaan unsur air pada tapak.
Analisis Fenomena Kenyamanan Termal Dan Kepuasan Pengunjung Pada Area Gunongan Dan Kandang Sebagai Bangunan Bersejarah Salsabila, Salwa; Rauzi, Era Nopera; Taqiuddin, Zulfikar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Vol 7, No 3 (2023): Volume 7, No.3, Agustus 2023
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimap.v7i3.25132

Abstract

Kandang merupakan bangunan bersejarah tertua di Kota Banda Aceh yang menarik perhatian pengunjung dan wisatawan asing. Namun, disayangkan bahwa kondisi area sekitarnya seringkali terasa panas dan kurang nyaman pada waktu dan lokasi tertentu Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kenyamanan berdasarkan persepsi pengunjung dan menganalisis kenyamanan termal menggunakan indeks PET (Physiologically Equivalent), SET (Standard Effective Temperature), and PMV (Predicted Mean Vote). Metode yang digunakan adalah metode campuran mixed method dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Dilakukan pada Juni 2022-Mei 2023, mempertimbangkan pengunjung terbanyak. Hasil kuesioner menunjukkan hanya 2 dari 6 titik lokasi yang nyaman di pagi dan sore hari. Indeks termal (PET, PMV, SET) menunjukkan kondisi termal Kandang tidak memenuhi standar kenyamanan ASHRAE-55. Optimalisasi kenyamanan termal dapat dilakukan di 2 lokasi dengan peneduh seperti kanopi agar pengunjung bisa tinggal lebih lama di sana.