Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

KOMPETENSI PEMBUATAN INSTRUMEN PENGUKURAN HASIL BELAJAR OLEH GURU IPS SMP DI KOTA BANDUNG Mamat Ruhimat
Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Vol 21 No 2 (2018): DECEMBER
Publisher : Faculty of Tarbiyah and Teacher Training Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/lp.2018v21n2i4

Abstract

Abstrak:Penelitian ini bertujuan menganalisis kemampuan guru IPS Sekolah Menengah Pertama Kota Bandung dalam membuat alat ukur hasil belajar. Metode penelitian yang digunakan adalah survey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat ukur bentuk tes lebih dominan digunakan dibandingkan bentuk non tes, baik pada Ulangan Harian, Ujian Tengah Semester (UTS) maupun Ujian Akhir Semester (UAS). Selain itu, hanya sebagian kecil responden guru yang membuat soal dengan mengacu pada kisi-kisi, bahkan ada guru yang tidak membuat kisi-kisi. Alat ukur tes yang dibuat pun tidak melalui tahap uji validitas dan reliabilitas. Responden guru belum menunjukkan peningkatan kualitas dalam pengembangan alat ukur hasil belajar peserta didik. Peneliti merekomendasikan kepada semua pihak terkait untuk melakukan peningkatan, pembiasaan dan pengawasan terhadap guru untuk membuat alat ukur hasil belajar, khususnya bagi guru-guru IPS.Abstract:This study aimed to analyze the ability of the Social Studies Teachers of Junior High School of Bandung city in creating instruments to measure the students’ learning outcomes. This research used survey method. The result of this study showed that the test form was more dominant than non-test forms, both on Daily Tests and Middle or Final Semester Exams. In addition,  only a few teachers made questions referring to the question framework, and several teachers did not even use it. The instrument also did not pass the validity and reliability test. Teachers had not indicated the quality improvement in developing instrument to measure the students’ learning outcomes. Researcher recommended to all relevant parties to improve, habituate and supervise teachers to make learning outcome instruments, especially for Social Studies teachers.
Minat belajar geografi siswa SMA Negeri Se-Kabupaten Bangka Arvina Meyzilia; Darsiharjo Darsiharjo; Mamat Ruhimat
Jurnal Pendidikan Geografi: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi Vol 24, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.015 KB)

Abstract

Geography is one of the oldest branch in natural sciences but people's understanding is still low. This is also evidenced by the results of the national geography examination (UN) of students which are still relatively low compared to the national average. This study aims to determine the learning interest and geography learning difficulties of public high school students in Bangka Regency. This research is quantitative descriptive. The research respondents were all geography teachers in all public high school and 214 students grade XII in 2018. The data collection techniques used were documentation and questionnaires. Documentation is used to obtain data on the number of students who choose geography specialization subjects in 2018 National Examination. Questionnaires are used to obtain data on geography material that is considered difficult by students. In addition, questionnaires are also used to obtain data about material that is difficult and easy to teach by teachers to students. The results showed that the geography learning interest of social studies students in grade XII of the public high school in Bangka Regency was very low. 22.22% of students' interest in geography subjects has been categorized as high, 11.11% are moderate, and 66.67% are very low. Students believe geography material covers very wide area so that they feel very hard to be understood. So that geography teachers better implementing several media and appropriate learning method in order to improve understanding among students.Geografi merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang berumur tua namun pemahaman masyarakat masih rendah. Hal ini juga dibuktikan dengan hasil Ujian Nasional (UN) geografi siswa masih tergolong rendah dibandingkan dengan rata-rata nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat belajar dan kesulitan belajar geografi siswa SMA Negeri Se-Kabupaten Bangka. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Responden penelitian yaitu seluruh guru geografi di SMA Negeri se-Kabupaten Bangka dan 214 siswa kelas XII IPS di SMA Negeri se-Kabupaten Bangka. Metode yang digunakan untuk memperoleh data adalah dokumentasi dan angket. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data mengenai jumlah siswa yang memilih mata pelajaran peminatan geografi dalam UNBK tahun 2018. Angket digunakan untuk memperoleh data mengenai materi geografi yang dianggap sulit oleh siswa. Selain itu angket juga digunakan untuk memperoleh data mengenai materi yang sulit dan mudah diajarkan oleh guru kepada siswa. Hasil penelitian menunjukkan dari 214 responden hanya 42 siswa yang menyatakan tertarik dengan pembelajaran geografi. Rata-rata siswa menganggap materi geografi terlalu luas dan sulit untuk dipelajari secara mendalam. Berikut ini materi geografi yang dianggap sulit oleh siswa; Sistem Informasi Geografis, Penginderaan Jauh, Materi yang berhubungan dengan hitungan (skala, jarak, demografi), Litosfer, Geosfer, dan Tatasurya. Materi yang sulit dijelaskan guru kepada siswa adalah; Penginderaan jauh, Sistem Informasi Geografi (SIG) dan Dasar-dasar geografi. Kendala guru geografi dalam menjelaskan materi adalah kekurangan media pembelajaran yang memadai dan waktu pembelajaran.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um017v24i12019p025
Hubungan Antara Lokasi Sekolah terhadap Metode Mengajar Guru dan Hasil Ujian Nasional Geografi Arvina Meyzilia; Darsiharjo Darsiharjo; Mamat Ruhimat
Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial Vol. 4 No. 1 (2018): Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jiis.v4i1.13948

Abstract

Lokasi sekolah mempengaruhi hasil belajar siswa. Sekolah yang terletak di desa dan di kota memiliki hasil belajar yang berbeda. Sekolah yang terletak di kota memiliki hasil belajar yang lebih baik daripada sekolah yang terletak di desa (Musa, 2013; Owoeye dan Yara, 2011). Selain itu, penelitian Olurotimi, dkk (2013) melaporkan bahwa ada perbedaan efektifitas mengajar guru di desa dan di kota sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa. Salah satu pengukuran hasil belajar yang dilakukan pemerintah Indonesia adalah dengan Ujian Nasional (UN). Geografi merupakan salah satu mata pelajaran peminatan yang diikut sertakan dalam UN. Berdasarkan penilaian Puspendik, hasil UN Geografi di Kabupaten Bangka tahun 2017 tergolong dalam kategori sedang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskritif. Sampel penelitian yaitu seluruh SMA Negeri di Kabupaten Bangka. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa angket. Hasil penelitian menunjukkan (1) Ada hubungan positif antara lokasi sekolah terhadap hasil UN geografi siswa SMA Negeri Se-Kabupaten Bangka Tahun 2017, (2) Tidak ada hubungan positif antara lokasi sekolah terhadap metode mengajar guru geografi SMA Negeri Se-Kabupaten Bangka Tahun 2017, (3) Tidak ada hubungan positif antara metode mengajar guru terhadap hasil UN geografi siswa SMA Negeri Se-Kabupaten Bangka Tahun 2017.
TRANSFORMASI PENGETAHUAN KEGEMPAAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL SUKU SASAK DAN APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Dodik Kariadi; Floria Kabora; Enok Maryani; Helius Sjamsuddin; Mamat Ruhimat
Jurnal PIPSI (Jurnal Pendidikan IPS Indonesia) Vol 6, No 1 (2021): VOLUME 6 NUMBER 1 MARCH 2021
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26737/jpipsi.v6i1.2254

Abstract

Gempa bumi adalah getaran bumi yang berdampak destruktif bagi manusia. Oleh karena itu, belajar dari pengalaman yang telah memberikan wawasan yang berguna terhadap masalah-masalah yang disebabkan oleh ancaman gempa bumi. Maka sebuah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengetahuan kegempaan masyarakat yang didasarkan pada kearifan lokal, dilakukan di pulau Lombok. Metode penelitian yang digunakan adalah paradigma kualitatif dengan dua tahapan, yakni tahapan analisis hermeneutik dan fenomenologis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Lombok dari pengalaman gempa di masa lalu yang dialami oleh nenek moyangnya telah mendapatkan transfer pengetahuan berupa kearifan lokal yang dipelihara secara turun temurun yakni berupa sesengak betegel eleq sabuk belo. Kesimpulannya bahwa masyarakat terdahulu sebenarnya telah memiliki pengetahuan-pengetahuan berupa kearifan lokal yang dijaga dan diwariskan kepada generasi muda dan saluran yang bisa digunakan melalui pendidikan khususnya pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
PEMAHAMAN GURU GEOGRAFI TERHADAP KONSEP DAN PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DI SMA NEGERI PULAU BUTON Amniar Ati; Mamat Ruhimat; Ahmad Yani
Edusentris VOL 6, NO 2 (2019): JULI
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.586 KB) | DOI: 10.17509/edusentris.v6i2.464

Abstract

Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah kemampuan dalammenilai hasil belajar siswa. Berdasarkan kurikulum 2013, penilaian autentik merupakanpenilaian yang sangat tepat untuk menilai hasil belajar peserta didik. Tujuan utama dalampenelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah pemahaman guru geografi terhadapkonsep dan pelaksanaan penilaian autentik di SMA Negeri Pulau Buton. Metode penelitianyang digunakan adalah metode survey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secarakeseluruhan pemahaman guru geografi terhadap konsep penilaian autentik di SMA NegeriPulau Buton adalah sangat baik. Seluruh guru sudah melaksanakan penilaian autentik, namunpada proses pelaksanaannya masih ada guru geografi yang belum melaksanakan penilaianautentik secara sempurna. Pemahaman guru geografi yang baik terhadap konsep penilaianautentik tidak berdampak secara signifikan terhadap tingkat pelaksanaan penilaian autentikdalam proses pembelajaran.
Geography Teachers' Skills in Developing HOTS-Oriented Assessment Instruments in Metro City Suhendro Suhendro; Dede Sugandi; Mamat Ruhimat
International Journal of Applied Business and International Management Vol 6, No 1 (2021): April 2021
Publisher : AIBPM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.56 KB) | DOI: 10.32535/ijabim.v6i1.1089

Abstract

HOTS-oriented assessment is to improve students' high-level thinking skills in the classroom. The purpose of this study is to determine and analyze the skills of geography teachers in developing HOTS-oriented questions both theoretically and practically. The results show that their skills are theoretically and practically low. Teachers’ training to improve their competence in developing HOTS-oriented assessment instruments is necessary.
PENGARUH PARTISIPASI MAHASISWA PENDIDIKAN IPS DALAM MENGIKUTI PROGRAM KAMPUS MENGAJAR TERHADAP MINAT MENJADI GURU IPS Ajeng Risti Amaliya; Mamat Ruhimat; Asep Dahliyana
Jurnal Pijar Vol 1 No 3 (2023): Jurnal Pijar : Studi Manajemen dan Bisnis
Publisher : PT Naureen Digital Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study focuses on the influence of Kampus Mengajar programme towards interest in becoming social science teacher. The purpose of this study was to analyze the influence of Kampus Mengajar programme towards the interest in becoming social science teacher. The study uses quantitative approach to the descriptive method. This study was conducted in Universitas Pendidikan Indonesia, faculty of social science education, social science education study programme. The sample of this study is active college students from batch 2019 and 2020 who are attended and currently participating in Kampus Mengajar programme. The data was collected using questionnaire. The result showed that (1) there is an influence from social science education students who participate in Kampus Mengajar programme towards interest in becoming social science teacher with tcount (3.965) is greater than ttable (1.66) with significant level of 0.05; (2) there is a quite good participation from social science students in Kampus Mengajar programme towards interest in becoming social science teacher. The conclusion of this study indicate that Kampus Mengajar programme can help increasing social science education students' interest in becoming social science teacher.
Pengaruh Literasi Media Internet Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Di Era Covid-19 Rifqi Nasrikin; Kokom Komalasari; Mamat Ruhimat
Jurnal Civic Hukum Vol. 8 No. 1 (2023): Mei 2023
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jch.v8i1.23605

Abstract

This study aims to provide an overview of internet media literacy in social studies learning among state junior high school students in the city of Bandung, an overview of students' critical thinking skills in social studies learning in public junior high schools in the city of Bandung, and the effect of internet media literacy on students' critical thinking skills in social studies learning in Junior High School in the City of Bandung. The research method used in this study is a survey. The data collection tool used in this study was a questionnaire, which was carried out by distributing a set list of questions or written statements to respondents to answer. The results of the study show that the effect of internet media literacy on students' critical thinking skills in social studies learning is 45%. This percentage is relatively large, a small part of students' critical thinking abilities in social studies learning is influenced by internet media literacy variables. So it can be said that internet media literacy has such an effect on students' critical thinking skills, especially in social studies learning for Bandung City Middle School students.
Kajian Nilai-Nilai Saba Budaya Baduy sebagai Modal Sosial untuk Menjaga Lingkungan dari Ancaman Kerusakan Akibat Pariwisata Bagja Waluya; Elly Malihah; Mamat Ruhimat; Erlina Wiyanarti
SOSIETAS Vol 11, No 2 (2021): Sosietas: Jurnal Pendidikan Sosiologi
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.293 KB) | DOI: 10.17509/sosietas.v11i2.41617

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengeksplor nilai-nilai Saba Budaya Baduy dalam menjaga lingkungan dari ancaman kerusakan akibat pariwisata dan sebagai modal sosial. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian mendeskripsikan bahwa Saba Budaya merupakan nilainilai kearifan lokal Suku Baduy yang bermakna silaturahmi. Sebagai kearifan lokal, maka bentuk tata nilai, persepsi, perilaku, dan respons masyarakat Suku Baduy pada wisatawan yang datang bermakna silaturahmi pada saudara jauh. Dengan demikian, mereka harus menyambut dan menjamu tamunya (wisatawan). Sebaliknya, pada wisatawan juga berlaku adab dan aturan bertamu yang berlaku di Baduy. Silaturahmi dalam Saba Budaya terkandung nilai-nilai saling menghormati, saling menyayangi, saling menjaga, saling memperhatikan satu sama lain tanpa menghilangkan kesan bersenang-senang seperti halnya tujuan berwisata.
Tingkat Kecerdasan Ekologis Siswa Sekolah Menengah Umum di Wilayah Bandung Utara Muhamad Abdul Azis; Mamat Ruhimat; Bagja Waluya
Syntax Idea 1249-1258
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/syntax-idea.v5i9.2494

Abstract

The North Bandung Area (KBU) has a function as a rainwater catchment area in the Bandung Basin. However, today, KBU has experienced land conversion, especially agricultural land into built-up land. If land conversion in KBU cannot be controlled and continues to experience land use changes, public knowledge about the environment in KBU will be increasingly eroded and cause disharmony between the community and its physical environment. The purpose of this research is to identify the level of ecological intelligence of high school students in KBU. The method used in this research is the survey method and the approach used is quantitative. The location of this research was conducted in 12 State Senior High Schools (SMAN) which are included in the North Bandung Area (KBU). The result of this research: Ecological intelligence of public high school students in KBU in the knowledge aspect falls into the high category (1.50), in the attitude aspect falls into the high category (1.98), the skill aspect falls into the high category (1.86), and the participatory aspect falls into the high category (1.91). In general, the ecological intelligence of students of 12 public high schools in KBU as measured through four indicators is classified as high category (1.81). It is recommended to conduct similar research at different levels and or in private schools.