Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Sustainable Landuse Model at Upper Cikapundung River – North Bandung Darsiharjo, Darsiharjo
Forum Geografi Vol 18, No 1 (2004)
Publisher : Forum Geografi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Land use in upper catchment of Cikapundung progressively do not in control, so that many land use disagree with required condition. The objectives of the research were to: 1) evaluating of existing land use suitability with to its land suitability; and 2) compiling simulation land use model which have been formulated to study the expense of conservation, beneficial crop type and conservation action alternative. In this research made three submodel (erosion submodel use USLE and Arsyad, runoff submodel use Bransby and Williams, and social economic submodel use B/C ratio and NPV); and than integrated to become one land use model in upper catchment by using computer program package “Poersim Version 2.5c”. The model is simulation by considering aspect land suitability, is then obtained by form land use sustainable. Land use in Cikapundung upper catchment equal to 70,52% disagree with land condition. The rate of occured erosion in dry land, pine forest and plantation of quinine have is abysmal of permissible erosion, while in natural forest, rice field, and grass land still is normal. Run off coefficient from all region per year go up equal to 0,3878%. And B/C dry land equal to 3,33. To maintain thickness of land and reducing runoff coefficient but admiting of to support life  farmer, minimum 10% from rest of obtained production in using to defray activity of conservation. Crop vegetable type which still profit is potato, chickpea, and pepper so long as minimizing 5% from rest of obtained production to be used for the activity of conservation, appropriate action conservation type is credit terrace because can be done step by step every process farm so that farm can be exploited on an sustainable.
MANFAAT EKONOMI AIR PANAS DAN DAYA DUKUNG FISIK DI SARI ATER HOTEL AND RESORT Hanifah, Sani Dwi; Darsiharjo, Darsiharjo
Jurnal Pariwisata dan Perhotelan Indonesia Vol 12, No 2 (2015): Jurnal Manajemen Resort dan Leisure
Publisher : Manajemen Resort dan Leisure

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jurel.v12i2.1463

Abstract

Masyarakat perkotaan kini membutuhkan rekreasi yang mudah dijangkau dan tidak memerlukanwaktu yang banyak. Trend Back to nature sedang menjadi gaya hidup masyarakat modern.Masyarakat banyak memilih pergi ke tempat-tempat yang alami dan merasakan sensasi yangmungkin jarang didapat dalam kegiatan sehari-hari. Bentuk tempat wisata yang dirasa Back tonature salah satunya adalah pemandian air panas yang dibangun untuk spa, tempat berendam,dan ada juga untuk terapi kesehatan. Salah satu tempat berendam yang menjadi pelopor adalahSari Ater Hotel and Resort. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai ekonomi dari airpanas sebagai objek utama Sari Ater dengan metode Travel Cost Method dan bagaimana dayadukung fisik di Sari Ater. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai ekonomi Sari Ater Hotel andResort sebesar Rp. 75.829.104.100. dan daya dukung fisik Sari Ater Hotel and Resort dapatmenampung hingga 8.334 wisatawan per harinya.Kata kunci: manfaat ekonomi, air panas, daya dukung fisik
DAMPAK PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) BANYAN TREE RESORT DALAM MENDUKUNG KONSEP SUSTAINABLE TOURISM DEVELOPMENT DI DESA UNGASAN BALI Manik, Molinda Hotmauly Br; Darsiharjo, Darsiharjo; Rahmafitria, Fitri
Jurnal Pariwisata dan Perhotelan Indonesia Vol 12, No 1 (2015): Jurnal Manajemen Resort & Leisure
Publisher : Manajemen Resort dan Leisure

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jurel.v12i1.1051

Abstract

Peningkatan kunjungan wisatawan ke pulau Bali di khawatirkan akan membawa dampak buruk seperti kerusakan lingkungan, sehingga sebagian dari masyarakat masih ada yang memiliki pemikiran negatif terhadap pembangunan pariwisata saat ini. Mereka beranggapan bahwa pariwisata akan merusak lingkungan dan membawa dampak buruk bagi kebudayaan yang sudah mereka pegang selama ini. Dampak tersebut juga di khawatirkan akan merusak keberlangsungan masa yang akan datang. Dalam mengatasi hal-hal negatif seperti disebutkan di atas maka saat ini beberapa perusahaan memiliki departemen yang bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan atau kewajiban sosial perusahaan yang kita kenal sebagai program Corporate Social Responsibility (CSR). Penelitian ini akan meneliti dampak pelaksanaan CSR terhadap suistainibility di Desa Ungasan Bali. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Terdapat dua variabel dalam penelitian yaitu CSR dan Sustainable Tourism Development. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis t-test dengan metode paired sample test. Responden dalam penelitian ini yaitu masyarakat Banjar Kelod Desa Ungasan Bali sebanyak 90 responden. Berdasarkan hasil penelitian, tanggapan masyarakat terhadap program CSR yang dilaksanakan oleh Banyan Tree Ungasan Resort di desa Ungasan Bali adalah sangat baik dan sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Sustainable Tourism Development di Desa Ungasan, Bali sebelum dan sesudah dilaksanakannya program corporate social responsibility Banyan Tree Ungasan Resort menurut tanggapan masyarakat mengalami peningkatan. Penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan atau perubahan secara signifikan atau nyata sebelum dan sesudah pelaksanaan program corporate social responsibility Banyan Tree Ungasan Resort.
PENDIDIKAN PETANI DAN ALTERNATIF PEMANFAATAN LAHAN BERKELANJUTAN DI DAERAH HULU SUNGAI CIKAPUNDUNG Darsiharjo, Darsiharjo
Jurnal Gea Vol 6, No 2 (2006)
Publisher : Rizki Offset

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia sampai saat ini masih dianggap sebagai negara agraris, karena sebagian kebutuhan hidup masyarakatnya masih bertumpu pada hasil pertanian. Di sisi lain, mata pencaharian bertani yang dilakukan oleh sebagian masyarakat sering menimbulkan kerusakan dan dianggap tidak berkelanjutan, yang ditandai oleh banyaknya lahan pertanian di tempat yang tidak direkomendasikan sehingga menimbulkan erosi, sedimentasi, banjir, longsor, dan tanah semakin tandus serta tidak ekonomis. Dalam berbagai seminar, diskusi, dan laporan penelitian, petani sering dijadikan kambing hitam dalam mempercepat kerusakan lahan, sementara solusi untuk memperbaiki dan mencegah kerusakan lahan sering tidak dipahami dan sulit dilaksanakan oleh petani. Para konseptor dan pakar kadang-kadang tidak pernah mencoba dan memberikan contoh secara langsung bentuk pemanfaatan lahan yang produktif secara berkelanjutan. Pendidikan petani tidak hanya diukur dari pendidikan formal yang dimiliki oleh petani saja, melainkan harus diukur dari pengalaman dan praktik langsung di lahan pertanian, sehingga kriteria yang digunakan untuk mengukur keberhasilan petani harus sesuai antara pendekatan teoretis dengan pendekatan praktik di lapangan. Kesadaran petani akan kehidupan masa depan sebagai salah satu modal untuk mendidik petani menjadi petani yang kompetitif dan komparatif dalam mencari berbagai solusi pemanfaatan lahan berkelanjutan dengan biaya rendah. Kata Kunci: Pendidikan petani, pemanfaatan lahan, daerah hulu sungai.
ANALISIS RANTAI NILAI INDUSTRI KREATIF DI DESA WISATA JELEKONG KABUPATEN BANDUNG Darsiharjo, Darsiharjo; Galihkusumah, Ahmad Hudaiby
Jurnal Pariwisata dan Perhotelan Indonesia Vol 11, No 1 (2014): Jurnal Manajemen Resort dan Leisure
Publisher : Manajemen Resort dan Leisure

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jurel.v11i1.2900

Abstract

STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA MINAT KHUSUS ARUNG JERAM DI SUNGAI PALAYANGAN Darsiharjo, Darsiharjo; Kastolani, Wanjat
Jurnal Pariwisata dan Perhotelan Indonesia Vol 13, No 1 (2016): Jurnal Manajemen Resort dan Leisure
Publisher : Manajemen Resort dan Leisure

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jurel.v13i1.2029

Abstract

Sungai Palayangan merupakan salah satu destinasi wisata yang berada di selatan Kota Bandung. Terletak di selatan Kota Bandung dimana terkenal dengan objek wisatanya. Wisata arung jeram yang menjadi daya tarik utama yang dimiliki oleh Sungai Palayangan. Namun arung jeram di Sungai Palayangan masih belum dikembangkan dan dimaksimalkan semua potensinya yang ada. Lalu belum adanya suatu sistem rewarding dan juga cenderung lebih monoton atraksi yang ada disana. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangan wisata minat khusus arung jeram di Sungai Palayangan seperti apa yang sesuai dengan keadaan yang ada Penelitian ini menggunakan metode kualitatif,Teknik analisis data yang digunakan adalah SWOT.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa strategi yang sesuai adalah strategi difersifikasi yaitu strategi yang menggunakan kekuatan (strenght) internal sebuah perusahaan untuk menghindari atau mengurangi ancaman (threat) dari luar. Saran untuk pihak pengelola Sungai Palayangan agar membuat sebuah acara bersih sungai yaitu berarung jeram sekaligus membersihkan sungai dari sampah, memperbaiki dan menambah fasilitas-fasilitas yang ada, dan memberikan sebuah rewarding yang berwujud sebuah sertifikat bagi wisatawan yang telah melakukan arung jeram. Kata Kunci        : Wisata Minat Khusus, Arung Jeram, dan Sungai Palayangan.
KONSEP RESORT YANG BERKELANJUTAN (KASUS RESORT DI INDONESIA) Darsiharjo, Darsiharjo
Jurnal Pariwisata dan Perhotelan Indonesia Vol 11, No 2 (2014): Jurnal Manajemen Resort dan Leisure
Publisher : Manajemen Resort dan Leisure

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jurel.v11i2.2926

Abstract

KONSEP PENATAAN RUANG SITU BAGENDIT SEBAGAI KAWASAN WISATA ALAM DENGAN FUNGSI LINDUNG DI KABUPATEN GARUT Darsiharjo, Darsiharjo
Jurnal Pariwisata dan Perhotelan Indonesia Vol 13, No 1 (2016): Jurnal Manajemen Resort dan Leisure
Publisher : Manajemen Resort dan Leisure

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jurel.v13i1.2017

Abstract

Peraturan daerah Jawa Barat No. 1 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelestarian dan Pengendalian Pemanfaatan Kawasan Lindung menetapkan Situ Bagendit sebagai kawasan lindung, dengan maksud dan tujuannya adalah melindungi kawasan situ dari kegiatan budidaya yang dapat mengganggu kelestarian fungsi situ itu sendiri. Pemanfaatan pariwisata yang tidak terkendali di kawasan ini menyebabkan ruang-ruang di dalam kawasan menjadi tidak kondusif. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan solusi jalan tengah antara dua fungsi operasionalisasi Situ Bagendit sebagai kawasan lindung juga sebagai kawasan wisata. Penelitian ini merujuk teori tentang penataan ruang dari Wilson dan Piper (2010) yang mengangkat konsep penataan lahan proporsional untuk menyeimbangkan antara permintaan untuk pengembangan dengan kebutuhan untuk melindungi lingkungan demi mencapai tujuan secara sosial dan ekonomi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif serta analisis data menggunakan model Miles dan Huberman (1984) disempurnakan dengan analisis kesesuaian lahan untuk pengembangan kawasan wisata alam. Konsep ini membagi tiga area penataan, yaitu penataan ruang wisata pada area badan air Situ Bagendit, penataan ruang wisata pada area bagian-bagian tertentu sempadan Situ Bagendit, serta penataan ruang lindung pada bagian-bagian sempadan tertentu Situ Bagendit. Konsep ini menjadi solusi jalan tengah guna tetap memberikan kesempatan kepada penduduk sekitar berkegiatan ekonomi di dalam kawasan dengan tetap memperhatikan kesesuaian lahan juga perlindungan kawasan. Hal ini menjadi perhatian bagi pihak-pihak terkait terutama Pemprov Jawa Barat dan juga Pemkab Garut untuk betul-betul konsen dalam penyelenggaraan kawasan lindung yang dimanfaatkan menjadi kawasan wisata agar tetap terjaga fungsinya serta berkelanjutan
PENGEMBANGAN GEOPARK CILETUH BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT SEBAGAI KAWASAN GEOWISATA DI KABUPATEN SUKABUMI Darsiharjo, Darsiharjo
Jurnal Pariwisata dan Perhotelan Indonesia Vol 13, No 1 (2016): Jurnal Manajemen Resort dan Leisure
Publisher : Manajemen Resort dan Leisure

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jurel.v13i1.2036

Abstract

Geopark adalah taman bumi yang termasuk dalam kawasan konservasi, yang memiliki unsur geodiversity (keragaman geologi), biodiversity (keragaman hayati, dan cultural diversity (keragaman budaya) yang di dalamnya memiliki aspek dalam bidang pendidikan sebagai pengetahuan di bidang ilmu kebumian pada keunikan dan keragaman warisan bumi dan aspek ekonomi dari peran masyarakat dalam pengelolaan kawasan sebagai geowisata. Adanya aktifitas pariwisata dalam kegiatan geowisata di suatu Geopark yang dijalankan oleh masyarakat adalah komponen penting dalam keberhasilan pengelolaan Geopark. Kunci Keberhasilan pengembangan dan pengelolaan Geopark ada pada peran dan partisipasi masyarakat lokal yang aktif dan paham akan pengertian geopark itu sendiri, sayangnya di kawasan Geopark Ciletuh masih ada sebagian masyarakat yang belum paham akan pengertian  geopark dan masih melakukan penambangan batu dan penebangan hutan yang bertentangan dengan prinsip geopark yaitu sustainable development. Adanya bantuan dari pemerintah baik nasional atau daerah dan dari PT. Bio Farma melalui program CSR (Corporate Social Responsibility) di Geopark Ciletuh lambat laun telah memperlihatkan hasil yang positif walaupun belum secara total dan menyeluruh di karenakan kawasan ini memiliki lahan yang cukup luas dan masyarakat yang harus dibina pun banyak. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan metode Miles Huberman sebagai teknik analisis data untuk memilah data yang dikumpulkan peneliti melalui informan dengan menggunakan cara purposive sampling sebanyak mungkin, yang kemudian direduksi, dijadikan sebuah display data dan diambil kesimpulan dari pengumpulan data tersebut, ditambah analisis tapak sebagai penentuan zonasi menurut potensi lahan masing-masing. Nantinya hasil penelitian yang menggunakan metode di atas akan berbentuk matriks pengembangan tiap potensi wisata disana dengan tabel dan dijelaskan secara deskriptif.Kata Kunci: Geopark, Geowisata, Partisipasi Masyarakat.
PEMANFAATAN FENOMENA PERUBAHAN RUANG SIMPANG AMD BATOH DALAM PROSES PEMBELAJARAN GEOGRAFI DI SMA NEGERI 5 BANDA ACEH Adista, Deki; Rohmat, Dede; Darsiharjo, Darsiharjo
Jurnal Pendidikan Geografi Gea Vol 15, No 1 (2015)
Publisher : Indonesia University of Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/gea.v15i1.4186

Abstract

Pendidik geografi Kota Banda Aceh beranggapan bahwa media pembelajaran selalu berkaitan dengan peralatan elektronik, sebagai pendidik terhadap media dan sumber belajar dilingkungan sekitar untuk mendukung proses pembelajaran geografi seperti fenomena-fenomena yang bersifat kontekstual pada daerah lokal untuk pemahaman konsep peserta didik terkait perubahan ruang Simpang AMD Batoh. Tujuan penelitian menganalisis pemahaman konsep perubahan ruang peserta didik sebelum dan sesudah serta keunggulan dan kelemahan pembelajaran metode insiden dengan media gambar/ foto dan ilustrasi dalam proses pembelajaran geografi. Metode penelitian Quasi Eksperiment. Populasi seluruh peserta didik kelas XI IS SMA Negeri 5 Banda Aceh sebanyak 98 peserta didik, sampel sebanyak 49 peserta didik. Teknik pengumpulan data soal test prestasi, lembar kerja siswa dan lembar observasi dan angket. Teknik analisis data statistik korelasi dan rumus N-Gain. Tidak terdapat perbedaan signifikan antara hasil pre-test dan post-test pemahaman konsep perubahan ruang serta antara kelas metode insiden dan kelas media gambar/ foto dan ilustrasi dalam proses pembelajaran geografi. Kedua sampel homogen pada taraf kesalahan α = 0,05, populasi berdistribusi normal pada taraf kesalahan α = 0,05, pengujian hipotesis diterima pada taraf kesalahan α = 0,05. Rekomendasi penelitian diharapkan kepada guru mata pelajaran geografi agar lebih mengedepankan fenomena-fenomena bersifat konten lokal untuk pemahaman konsep perubahan ruang peserta didik dalam proses pembelajaran geografi.