Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Implementation of Reading Spaces through Community Literacy Movement Activities in the Quran Learning Center of Tambun Selatan Village Khasanah, Fata Nidaul; Untari, Dhian Tyas; Zahra, Fina; Ramadhani, Bianca Salikha; Khofifah, Siti Nur
IJCS: International Journal of Community Service Vol. 3 No. 2 (2024): July-December
Publisher : PT Inovasi Pratama Internasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55299/ijcs.v3i2.1104

Abstract

The Community Literacy Movement is an initiative aimed at strengthening lifelong learning awareness by utilizing the collective abilities of the community. A reading corner is an example of using a small space to make books more accessible and encourage interest in reading. Establishing a reading corner offers wide-ranging benefits, as it is expected to stimulate the community's interest in reading. The partner for this initiative is the Quran Learning Center (TPA) in Tambun Selatan. The challenges faced by the partner include the lack of dedicated infrastructure to promote a reading culture and a shortage of reading materials as basic literacy resources. These factors contribute to the low literacy culture in the area. The proposed solution involves transforming a room into a reading corner by providing the necessary infrastructure to support literacy activities. Additionally, training sessions will be conducted as part of a knowledge-sharing effort to provide information on the use of information technology to enhance learning activities at the TPA. Overall, the partner has found the proposed program beneficial, with the evaluation survey results showing a 100% satisfaction rate.
Menumbuhkan Minat Literasi melalui Mendongeng pada Kalangan Anak Usia Dini di TPA Tambun, Bekasi Khasanah, Fata Nidaul; Untari, Dhian Tyas; Zahra, Fina; Khofifah, Siti Nur; Ramadhani, Bianca Salikha
Dedikasi Sains dan Teknologi (DST) Vol. 4 No. 2 (2024): Artikel Riset Nopember 2024
Publisher : Information Technology and Science (ITScience)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47709/dst.v4i2.4935

Abstract

Urgensi utama dari kegiatan ini yakni rendahnya literasi merupakan suatu masalah yang kompleks dan membutuhkan upaya pergerakan sebagai bentuk perhatian terhadap Indonesia. Oleh karenanya Indonesia perlu melakukan implementasi program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan tujuan meningkatkan dan memajukan kesejahteraan manusia. Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) dijadikan sebagai mitra dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat. Pemilihan mitra dikarenakan terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi mitra kondisi saat ini, diantaranya a) Minimnya bahan buku bacaan sebagai media literasi; b) Tidak adanya program yang dapat dijadikan sebagai media untuk menumbuhkan budaya literasi untuk mewujudkan pendidikan berkualitas yang berkelanjutan. Solusi yang ditawarkan yakni berupa pengadaan buku bacaan yang disesuaikan dengan kebutuhan mitra, solusi kedua yakni dengan membuat program kegiatan yang nantinya dapat menumbuhkan budaya literasi di lingkungan mitra melalui mendongeng. Hasil dari kegiatan secara keseluruhan mitra merasakan kebermanfaatan dari program yang diusulkan dan dari hasil angket evaluasi prosentase yang dicapai 100%.
Menumbuhkan Minat Literasi melalui Mendongeng pada Kalangan Anak Usia Dini di TPA Tambun, Bekasi Dhian Tyas Untari; Khasanah, Fata Nidaul; Fina Zahra; Bianca Salikha Ramadhani; Siti Nur Khofifah
Jurnal ABDI RAKYAT Vol. 1 No. 2 (2024): JURNAL ABDI RAKYAT
Publisher : Universitas Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46923/jar.v1i2.399

Abstract

The main urgency of this activity is that low literacy is a complex problem and requires movement efforts as a form of attention to Indonesia. Therefore, Indonesia needs to implement the Sustainable Development Goals (SDGs) program with the aim of improving and advancing human welfare. The Al-Quran Education Park (TPA) is used as a partner in the implementation of community service. The selection of partners is due to several problems faced by partners in current conditions, including a) the lack of reading book materials as literacy media; b) There is no program that can be used as a medium to foster a literacy culture to realize sustainable quality education. The solution offered is in the form of procurement of reading books that are tailored to the needs of partners, the second solution is to create an activity program that can later foster a literacy culture in the partner environment through storytelling. As a result of the overall activities, partners felt the benefits of the proposed program and from the results of the percentage evaluation questionnaire that was achieved 100%.
Why Women Involvement in Making Online Learning Policies for Elementary School is Important? Akbar, Moh. Rifaldi; Zahra, Fina; Sukmawati, Dian; Kristina, Dina; Suciati, Titis Nurwulan
Marwah: Jurnal Perempuan, Agama dan Jender Vol 24, No 2 (2025): MARWAH
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/marwah.v24i2.33164

Abstract

The pandemic causes double pressure on women. Women must adjust to pandemic conditions that force them to face additional tasks at home. Women must supervise, assist, and complete the learning of their children who are in elementary school while studying at home. At the same time, policies based on women's perspectives are minimal in regional contexts. This study argues that mothers and older sisters are the socially stressed category in implementing online learning during the Covid-19 pandemic. Three factors contribute to the minimal involvement of women in policy making. The first is the ideological factor, the second is the internal factor, and the third is the external factor. The ideological factor is the awareness that women should not have a stake in public policymaking. Internal factors are conditions in a woman's nuclear family that cause her to experience emotional pressure. External factors are conditions outside the nuclear family that cause pressure on women, both physically and mentally. Women have an essential role in the continuity of online education at home involving elementary school students. Therefore, the involvement of women in making learning policies with a disaster background for elementary school students is essential in the future.
Revitalisasi Kesenian Pojhien Bondowoso Melalui Upaya Viralitas di Media Sosial Instagram dan Tiktok Ni Luh Ayu Sukmawati; Fina Zahra; Ghanesya Hari Murti; Mushthofa Kamal
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 4 Nomor 2 (October 202
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v4i2.3874

Abstract

Penelitian ini bertujuan merevitalisasi Kesenian Pojhien di Kabupaten Bondowoso melalui strategi viralitas di media sosial Instagram dan TikTok dengan memanfaatkan teori viral success dan memetic success sebagai landasan konseptual. Kegiatan dilaksanakan bersama komunitas Pojhien Unik selama satu bulan melalui empat tahapan utama, yakni persiapan, perencanaan program, pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi. Metode yang digunakan bersifat partisipatif dan berbasis komunitas, meliputi observasi lapang, pendampingan produksi konten, pengelolaan akun media sosial, serta analisis metrik digital menggunakan dasbor Instagram, TikTok Studio, dan beberapa alat analitik lain. Hasilnya menunjukkan bahwa penerapan enam dimensi viralitas—positivity, high-arousal emotions, packaging, positioning, prestige, dan participation—mampu meningkatkan paparan dan interaksi terhadap konten Pojhien secara signifikan. Akun Instagram @pojhien.unik memperoleh sekitar 18.200 tayangan, 505 interaksi, dan jangkauan 7.637 akun, sementara akun TikTok @pojhien.unik meraih sekitar 4.400 tayangan dengan mayoritas penonton berusia 18–24 tahun. Sebagian besar penonton berasal dari non-pengikut dan menemukan konten melalui fitur For You atau Explore, yang menunjukkan potensi penyebaran organik. Temuan ini mengindikasikan bahwa media sosial dapat menjadi medium efektif untuk pelestarian kesenian tradisi bila dikelola secara strategis dan partisipatif, sekaligus memperkuat kapasitas komunitas lokal dalam ekosistem budaya digital.