Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Analisa Kekuatan Sekat Bergelombang Kapal Tanker Menggunakan Metode Elemen Hingga Zaki Rabbani; Achmad Zubaydi; Septia Hardy Sujiatanti
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (760.625 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.27785

Abstract

Pemasangan sekat bergelombang dalam tangki muat kapal tanker memiliki keuntungan dalam hal permbershan tangki dan penambahan kapasitas tangki muat. Pada tangki muat yang berukuran besar perlu dilakukanperlu dilakukan pemasangan konstruksi tambahan berupa lower stool dan diafragma sekat. Dalam sisi lain, pemasangan konstruksi tersebut dapat mengurangi volume tangki dan mengganggu proses pembersihan tangki. Penelitian ini akan membahas analisis kekuatan sekat bergelombang dengan konstruksi tambahan berupa lower stool dan diafragma sekat untuk mendapatkan ukuran konstruksi yang optimum. Data sekat bergelombang diperoleh dari data konstruksi kapal tanker 17500 LTDW dengan tinggi lower stool 1280 mm dan tebal diafragma sekat 14 mm. Dari data tersebut ditentukan variasi tinggi lower stool sebesar 895 mm, 1280 mm, dan 1790 mm; serta tebal diafragma sebesar 14 mm, 13 mm, dan 11 mm. Analisis dilakukan pada model variasi sekat bergelombang menggunakan metode elemen hingga. Dari proses analisis diperoleh nilai tegangan maksimum, deformasi maksimum, berat, dan volume konstruksi sekat. Tegangan maksimum terkecil terjadi pada tinggi lower stool 1790 mm, sedangkan perubahan ketebalan tidak berpengaruh pada tegangan maksimum konstruksi sekat. Nilai deformasi maksimum terkecil terjadi pada tinggi lower stool 1790 mm, dan tebal diafragma sekat 14 mm. Variasi yang memiliki berat paling rendah memiliki tinggi lower stool 895 mm, dengan tebal diafragma 11 mm. Volume tangki muat mengalami pengurangan terendah pada variasi tinggi lower stool 895 mm, dan tebal diafragma sekat 11 mm. Perhitungan tegangan ijin menunjukkan bahwa variasi dengan tinggi lower stool 895 mm tidak memenuhi kriteria. Dengan demikian, ukuran variasi mencapai nilai optimum pada tinggi lower stool 1280 mm dengan tebal diafragma 11 mm. Konstruksi tersebut memiliki nilai tegangan maksimum 278 MPa, deformasi maksimum sebesar 8,283 mm, berat konstruksi 59,167 ton, dan volume konstruksi 79,548 m3
Analisa Kekuatan Sekat Bergelombang Kapal Tanker Menggunakan Metode Elemen Hingga Zaki Rabbani; Achmad Zubaydi; Septia Hardy Sujiatanti
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (687.282 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.33232

Abstract

Pemasangan sekat bergelombang dalam tangki muat kapal tanker memiliki keuntungan dalam hal permbershan tangki dan penambahan kapasitas tangki muat. Pada tangki muat yang berukuran besar perlu dilakukanperlu dilakukan pemasangan konstruksi tambahan berupa lower stool dan diafragma sekat. Dalam sisi lain, pemasangan konstruksi tersebut dapat mengurangi volume tangki dan mengganggu proses pembersihan tangki. Penelitian ini akan membahas analisis kekuatan sekat bergelombang dengan konstruksi tambahan berupa lower stool dan diafragma sekat untuk mendapatkan ukuran konstruksi yang optimum. Data sekat bergelombang diperoleh dari data konstruksi kapal tanker 17500 LTDW dengan tinggi lower stool 1280 mm dan tebal diafragma sekat 14 mm. Dari data tersebut ditentukan variasi tinggi lower stool sebesar 895 mm, 1280 mm, dan 1790 mm; serta tebal diafragma sebesar 14 mm, 13 mm, dan 11 mm. Analisis dilakukan pada model variasi sekat bergelombang menggunakan metode elemen hingga. Dari proses analisis diperoleh nilai tegangan maksimum, deformasi maksimum, berat, dan volume konstruksi sekat. Tegangan maksimum terkecil terjadi pada tinggi lower stool 1790 mm, sedangkan perubahan ketebalan tidak berpengaruh pada tegangan maksimum konstruksi sekat. Nilai deformasi maksimum terkecil terjadi pada tinggi lower stool 1790 mm, dan tebal diafragma sekat 14 mm. Variasi yang memiliki berat paling rendah memiliki tinggi lower stool 895 mm, dengan tebal diafragma 11 mm. Volume tangki muat mengalami pengurangan terendah pada variasi tinggi lower stool 895 mm, dan tebal diafragma sekat 11 mm. Perhitungan tegangan ijin menunjukkan bahwa variasi dengan tinggi lower stool 895 mm tidak memenuhi kriteria. Dengan demikian, ukuran variasi mencapai nilai optimum pada tinggi lower stool 1280 mm dengan tebal diafragma 11 mm. Konstruksi tersebut memiliki nilai tegangan maksimum 278 MPa, deformasi maksimum sebesar 8,283 mm, berat konstruksi 59,167 ton, dan volume konstruksi 79,548 m3
Studi Perbandingan antara Integrally Stiffened Plate (Combo Plate) dengan Pelat Berpenegar Konvensional Pada Geladak Uun Kusnul Khotimah; Achmad Zubaydi; Totok Yulianto
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (591.677 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.34968

Abstract

Combo plate merupakan produk dari perkembangan teknologi dalam bidang konstruksi. aerospace. Keuntungan jenis pelat tersebut adalah mampu menghemat biaya dan mempercepat waktu produksi . Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui perbandingan kekuatan  combo plate dengan pelat berpenagar konvensional meliputi continous weld, chain weld dan staggered weld bila digunakan dalam konstruksi kapal. Perbandingan dilakukan dengan membandingkan nilai tegangan dari 3 variasi beban (lateral, bending dan puntir) dan  3 variasi besar beban. Adapun model yang digunakan dalam penelitian ini ada 4 yaitu combo plate, continuous weld, chain weld dan staggered weld. Pada variasi pelat berpenegar konvensional dilakukan perbandingan tegangan sisa menggunakan metode elemen hingga. Hasil akhir yang didapat adalah combo plate memiliki tegangan paling kecil pada beban lateral yaitu saat beban 1000 N/m2 tegangan terbesar bernilai 66.03 MPa, beban lateral 2000 N/m2 menghasilkan nilai tegangan terbesar 132.07 MPa dan pada beban  3500 N/m2 menghasilkan tegangan terbesar 231.13 MPa sementara pada momen bending dan puntir memiliki tegangan paling besar dibanding pelat berpenegar konvensional. Untuk nilai tegangan sisa paling besar adalah continous weld sebesar 90.05 Mpa.
Analisis Tegangan Lambung Kapal Tanker Akibat Tubrukan Sholichatul Ilmiah; Achmad Zubaydi
Jurnal Teknik ITS Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.851 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v8i2.48810

Abstract

Ketika suatu kapal mengalami tubrukan, struktur lambung ganda dari kapal yang bertabrakan dapat mengalami deformasi plastik yang besar dan fraktur. Maka dari itu perlu dilakukan analisis lebih lanjut mengenai tubrukan yaitu respon kapal terhadap beban tubrukan serta kemungkinan – kemungkinan jika tubrukan terjadi di titik yang berbeda. Analisis dilakukan dengan finite element method. Cakupan analisis yaitu konstruksi wing tank yang diberi beban eksternal oleh konstruksi haluan kapal yang menubruk dengan kecepatan dinas. Tubrukan disimulasikan terjadi di dua lokasi, yaitu di antara web frame (skenario 1) dan tubrukan pada web frame (skenario 2). Hasil yang didapatkan berupa tegangan von mises, deformasi, internal energy dan kinetic energy. Hasil analisis menunjukkan bahwa tegangan von mises maksimum global; pelat contact (side plate); web frames; longitudinal pada waktu 0,02 s untuk skenario 1 dan skenario 2 (tubrukan di web frame) adalah 653 MPa dan 2130 MPa; 653 MPa dan 591 MPa; 176 MPa dan 2130 MPa; 192 MPa dan 293 MPa. Nilai deformasi maksimum global; pelat contact (side plate); web frames; longitudinal pada waktu 0,02 s untuk skenario 1 dan skenario 2 adalah 105 mm dan 224 mm; 105 mm dan 46,9 mm; 4,77 mm dan 224 mm; 15,6 mm dan 18 mm. Energi yang diserap (internal energy) oleh konstruksi wing tank pada waktu analisis 0,02 detik untuk skenario 1 dan skenario 2 adalah 42,4 kJ dan 251 kJ. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tegangan von mises maksimum pada skenario 1 lebih besar dari skenario 2 untuk tinjauan pelat contact namun untuk tinjauan global, web frames dan longitudinal nilai pada skenario 1 lebih kecil dari skenario 2. Hal ini juga terjadi pada deformasi maksimum pada tiap – tiap tinjauan. Internal energy akibat tubrukan menunjukkan nilai yang lebih besar untuk skenario 2.
Identifikasi Kerusakan Ramp Door Berbahan Sandwich Panel Pada Kapal Ro-Ro Fikri Indra Mualim; Achmad Zubaydi; Tuswan Tuswan; Abdi Ismail; Rizky Chandra Ariesta
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.56745

Abstract

Perkembangan teknologi material mendorong beragam inovasi dalam bidang kemaritiman, khususnya di industri perkapalan. Salah satunya adalah inovasi material sandwich sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas konstruksi kapal. Material sandwich dapat diterapkan pada berbagai bagian konstruksi kapal seperti ramp door. Sebagai bagian konstruksi yang sering mengalami pembebanan maka konstruksi ramp door harus dibuat dengan kekuatan yang baik tetapi dengan berat konstruksi yang ringan untuk memudahkan operasionalnya. Sebagai material yang baru dikembangkan, material sandwich juga memiliki kekurangan salah satunya adalah lepasnya ikatan antara material core dan face plate atau dikenal dengan sebutan debonding. Kerusakan ini dapat mempengaruhi kekakuan struktur yang berdampak pada berkurangnya kekuatan ramp door. Pengaruh debonding dapat diidentifikasi dengan melakukan pengujian numerik menggunakan metode elemen hingga. Pengujian ini bertujuan untuk mengidentifikasi respon dinamis yang terjadi pada ramp door akibat pengaruh dari kerusakan debonding yang terjadi. Penelitian ini menggunakan metode elemen hingga dengan metode static frequency untuk mengetahui respon dinamis ramp door. Berdasarkan hasil pengujian dengan metode elemen hingga menunjukkan bahwa kerusakan debonding menurunkan kekakuan struktur. Sedangkan untuk lokasi yang paling sensitif jika terjadi kerusakan terdapat pada bagian permukaan bawah core atas dengan penurunan frekuensi natural mencapai 28,058%.
Analisis Kekuatan Pelat Sandwich pada Geladak dan Sisi dengan Metode Elemen Hingga Ervan Panangian; Achmad Zubaydi; Abdi Ismail; Rizky Chandra Ariesta; Tuswan Tuswan
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.56675

Abstract

Syarat utama sebuah material agar dapat dianggap layak untuk menjadi bahan konstruksi kapal adalah kuat dan ringan sehingga kapal dapat beroperasi dengan baik dan mampu mengangkut payload yang optimal. Beberapa literatur telah menunjukkan bahwa penerapan pelat sandwich mampu mengurangi berat kapal dengan estimasi kasar sektar 5-15%. Pelat sandwich ini pun sudah digunakan secara komersial pada dunia industri perkapalan dan sudah distandardisasi oleh beberapa biro klasifikasi IACS seperti Llyod Register (LR), Bureau Veritas (BV), dan Det Norske Veritas (DNV). Pelat sandwich yang paling umum digunakan adalah pelat sandwich dengan core polyurethane elastomer. Konfigurasi ini telah dipatenkan dengan nama sandwich plate system (SPS). Namun, bahan polyurethane pada SPS tersebut sulit dicari khususnya di dalam negeri. Polyurethane yang umum dijumpai dalam negeri adalah polyurethane elastomer tipe casting. Polyurethane jenis ini relatif murah dan mudah diproduksi di dalam negeri. Pelat sandwich dengan material tersebut akan diteliti secara numerik menggunakan metode elemen hingga. Penelitian dilakukan dengan membandingkan tegangan maksimum pada konfigurasi baja konvensional dengan konfigurasi sandwich dengan variasi jarak penegar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari perbandingan nilai kekuatan antara konfigurasi baja konvensional dengan konfigurasi pelat sandwich. Penelitian menunjukkan bahwa tegangan pada struktur pelat sandwich memenuhi tegangan izin dan tegangan maksimum pada model sandwich adalah 79.849 MPa, dimana pengurangan tegangan yang terjadi adalah sebesar 30.522 MPa atau sekitar 27.654%.
Perbandingan Respon Dinamis Terhadap Variasi Rasio Kerusakan Debonding Material Sandwich pada Rampdoor Kapal Penumpang Muhamad Fathi Ilham; Achmad Zubaydi; Tuswan Tuswan; Abdi Ismail; Rizky Chandra Ariesta
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.57514

Abstract

Saat ini, penggunaan material sandwich pada konstruksi kapal sudah mulai digunakan. Karakter material sandwich yang ringan, dapat mengurangi berat konstruksi. Khususnya pada penggunaan rampdoor. Namun untuk saat ini penggunaan material sandwich pada konstruksi kapal masih perlu dikembangkan terutama pada identifikasi adanya kerusakan debonding. Kerusakan debonding dapat menyebabkan kegagalan struktur dibawah tegangan desain yang telah direncanakan. Dalam tugas akhir ini, akan dianalisa karakteristik respon dinamis konstruksi sandwich pada rampdoor kapal penumpang yang dipelajari dengan menggunakan perangkat lunak elemen hingga. Efek dari adanya kerusakan debonding pada rampdoor kapal penumpang dinilai dengan membandingkan perubahan natural frequency dari konstruksi yang utuh dengan konstruksi yang mengalami kerusakan berupa debonding. Penulis akan menganalisa pengaruh dari variasi rasio kerusakan debonding sebesar 2,5%, 5%, dan 7,5% yang terjadi pada konstruksi sandwich. Pemodelan dilakukan dengan dua kondisi yang berbeda yaitu pemodelan dengan pengaplikasian spring element dan tanpa pengaplikasian spring element pada permukaan terjadinya kerusakan debonding. Hal ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh dari teknik pemodelan untuk memverifikasi keakuratan model dengan konstruksi sebenarnya. Dari hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa kerusakan debonding menyebabkan penurunan natural frekuensi diakibatkan karena berkurangnya kekakuan model. Penurunan nilai natural frekuensi sangat signifikan pada mode tinggi, namun tidak signifikan pada mode rendah. Semakin besar rasio kerusakan debonding menyebabkan terjadinya penurunan natural frekuensi yang besar. Pemodelan debonding tanpa pengaplikasian spring element menghasilkan penurunan nilai natural frekuensi yang signifikan bahkan pada mode rendah.
Identifikasi Kerusakan Berbasis Getaran Plat Sandwich pada Konstruksi Lambung Kapal Mohd Zircham Al Syachri; Achmad Zubaydi; Abdi Ismail; Rizky Chandra Ariesta; Tuswan Tuswan
Jurnal Teknik ITS Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v9i2.57558

Abstract

Teknologi pada konstruksi bangunan kapal semakin berkembang. Salah satunya penggunaan plat sandwich pada bangunan kapal. Plat sandwich merupakan pengembangan material untuk menggantikan plat baja konvensional yang dapat digunakan untuk struktur bangunan kapal. Kelebihan dari plat sandwich sendiri meningkatkan kekakuan daripada plat baja konvensional, serta mengurangi berat dari struktur bangunan kapal agar dapat menambah kapasitas muatan. Pada penelitian ini dilakukan identifikasi kerusakan berbasis getaran di bagian lambung kapal. Identifikasi ini dilakukan dengan metode elemen hingga (MEH). Peninjauan dilakukan berfokus pada besar ukuran kerusakan, lokasi kerusakan dan kondisi batas pada core material yang mempengaruhi frekuensi alami pada strukturnya. Plat sandwich yang digunakan pada penelitian ini memiliki face plate baja dengan core material dari bahan Polyurethane (PU) elastomer yang telah diuji pada penelitian sebelumnya untuk memenuhi standar klasifikasi yang berlaku. Berdasarkan hasil analisis pada penelitian ini, diketahui nilai frekuensi natural menurun setiap pertambahan besar volume kerusakan buatan. Pengaruh dari perbedaan lokasi kerusakan pada setiap jarak yang menjauhi tumpuan jepit (clamped) nilai frekuensi natural semakin menurun. Identifikasi kerusakan dapat diprediksi dengan parameter frekuensi natural dimana kita dapat mengetahui seberapa besar kerusakan dan dimana lokasi kerusakan yang terjadi pada plat sandwich.
Analisis Pengaruh Misalignment Center Deck Girder terhadap Tegangan Setempat pada Kapal Patroli Pramudya Ulul Azminulloh; Achmad Zubaydi; Mohammad Nurul Misbah; Rizky Chandra Ariesta
Jurnal Teknik ITS Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v10i2.80303

Abstract

Pemasangan sambungan center deck girder yang kurang tepat pada konstruksi geladak yang terletak di joint block kapal patroli yang kurang tepat menyebabkan terjadinya misalignment. Misalignment center deck girder dapat menimbulkan konsentrasi tegangan. Tegangan yang terjadi di sekitar center deck girder mengalami peningkatan akibat beban pelat deck & berat superstructure. Sehingga dilakukan analisis tegangan dengan acceptance criteria memenuhi atau tidak dengan tegangan ijin badan klasifikasi (BKI) dan aturan IACS. Perhitungan tegangan pada misalignment center deck girder dilakukan dengan studi numerik menggunakan metode elemen hingga. Variasi yang dilakukan adalah model struktur geladak dengan misalignment center deck girder bagian face plate yang dimodelkan dengan 11 variasi misalignment, yaitu 0 mm; 0,5 mm; 1 mm; 1,5 mm; 2 mm; 2,5 mm; 3 mm; 3,5 mm; 4 mm; 4,5 mm; 5 mm. Pemodelan struktur geladak untuk perhitungan elemen hingga dilakukan dengan finite element analysis software. Hasil analisis menunjukkan peningkatan tegangan pada variasi misalignment center deck girder. Variasi misalignment di atas 3 mm menghasilkan tegangan yang tidak memenuhi tegangan ijin BKI dan sesuai dengan aturan IACS No. 47. Besar nilai tegangan yang dihasilkan dari model tanpa misalignment menghasilkan nilai tegangan yang berbeda dengan model misalignment. Dimana semakin besar misalignment yang terjadi maka semakin besar juga nilai tegangan yang dihasilkan.
Pemodelan Ciri Getaran Teoritik dan Eksperimental Berbasis Kerja Gaya pada Mesin Reciprocating Fransiskus Louhenapessy; Achmad Zubaydi; Suhardjono .; I Made Ariana; A.A. Masroeri
Jurnal Teknik Mesin (Sinta 3) Vol. 12 No. 2 (2010): OCTOBER 2010
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to model vibration response characteristics of theoretical and experimental work based force of dynamic components in reciprocating mesins. The method used was to analyze force that accumulates on main bearing area of theoretical, experimental vibration signal reconstruction and validation. Modeling involves process compression force that causes compression force and inertia force. The analysis uses a mathematical formulation of Newton are mesinered to produce a dynamic force. Results indicate that maximum total force accumulated in main bearing is 194.4 N and 29.7 N vertical direction and horizontal direction. Results of analysis theoretical and experimental vibration signals are validated by first reconstructing experimental vibration signal, in time domain and frequency to eliminate noise signals using Matlab software. Results of the validation process obtained clearance to bearing C1 = 60 μm, this value is accordance with measurement of bearing clearance dimensions manually. Modelling vibration characteristics can be used for treatment of mesin vibration signal monitoring based on scheduled.