Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN DESA WISATA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN Mahliza Nasution; Dwika Karima Wardani
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 6 (2023): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i6.17849

Abstract

Abstrak: Desa Ajamu mempunyai potensi panen yang besar pada areal pertanian kelapa sawit. Desa Ajamu juga mempunyai daya tarik wisata yang berpotensi menarik wisatawan untuk datang ke daerah tujuan wisata. Tujuan dari penyelenggaraan pemerintah daerah ini adalah untuk menguraikan ide-ide ekowisata yang akan diterapkan di Desa Perkebunan Ajamu dan membedah dampak ide-ide ekowisata terhadap ruang hierarki di Desa Perkebunan Ajamu untuk lebih mengembangkan wilayah setempat. Ekonomi, ekspansi, penggunaan lah sehingga meningkatkan softskill mitra untuk lebih mengembangkan wilayah setempat, ekonomi, ekspansi, penggunaan lahan pedesaan dan budaya di sekitar. Budaya saat ini di sekitar. Langkah pertama yang dilakukan dalam membangun desa wisata adalah dengan melakukan upaya dan diskusi dengan seluruh lapisan masyarakat. PKM ini telah berjalan efektif atau lancar dengan tingkat keberhasilan 90% dari kegiatan yang dilakukan.Abstract: Ajamu Village has large harvest potential in the oil palm farming area. Ajamu Village also has a tourist attraction that has the potential to attract tourists to come to the tourist destination area. The aim of this regional government implementation is to outline ecotourism ideas that will be implemented in Ajamu Plantation Village and dissect the impact of ecotourism ideas on the hierarchical space in Ajamu Plantation Village so as to improve partners' soft skills to further develop the local area, economy, expansion, land use surrounding countryside and culture. The first step taken in building a tourist village is to make efforts and discussions with all levels of society. This PKM has been running effectively or smoothly, with a success percentage of 90% of the activities carried out.
Evaluasi Kebutuhan Air Bersih Untuk Masyarakat di Kecamatan Binjai Timur Muhammad Mufti Farabi; Mahliza Nasution; Nuril Mahda Rangkuti
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Arsitektur (JITAS) Vol 1, No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Arsitektur (JITAS)
Publisher : Jurnal Ilmiah Teknik Sipil dan Arsitektur (JITAS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jitas.v1i2.1455

Abstract

Binjai is a city in North Sumatra. Along with the increase in population and the increase in industrial zones every year, automatically the need for the use of clean water continues to grow. In East Binjai Subdistrict, the existence of Drinking Water Service Providers is far from satisfactory. This happens because many residents still use groundwater sources (dug wells) as one of the main sources of residents to obtain clean water. By thinking about these problems, the author wants to evaluate the need for clean water in East Binjai District until 2027 and the number of clean water service coverage in East Binjai District in 2027. Based on the results of research that has been carried out, the need for clean water based on the total population of East Binjai District in 2027 is 109,612 lt/s, while clean water needs are based on the number of customers of East Binjai District in 2027 of 18,018 lt/s. As for the service coverage of Company M in 2027, it was obtained by 17.946%, with the description of 66,227 people in the total population of East Binjai District, the number of people who use Company M's services for daily use is only 11,326 people. The remaining 54,342 people still use independent methods to obtain clean water.
GEOGRID ANALYSIS OF SOIL SHEAR STRENGTH Nasution , Mahliza
International Conference on Health Science, Green Economics, Educational Review and Technology Vol. 4 (2022): International Conference on Health Science, Green Economics, Educational Review and T
Publisher : Universitas Efarina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.552 KB) | DOI: 10.54443/ihert.v4i.133

Abstract

Improving soil conditions is one solution to the problem of increasing soil carrying capacity and minimizing settlement. With the development of technology in the geotechnical field, soil strengthening can be done by installing synthetic materials such as the use of geogrids. Geogrids rely on high tensile strength and low creep elongation, for the case of landslides geogrids are placed on a layer of soil, backfilled, and compacted layer by layer so as to maintain stabilizing soil by distributing it to be strong. Tensile purpose of this study To describe the use of geogrids in their role as one of retaining wall reinforcement. In planning, the retaining wall must be able to withstand the loads acting on it, both externally and internally. , shear and slip bearing capacity, and settlement. Internally stability indicates the stability of the type of reinforcement itself, in this case such as tensile capacity, friction capacity, bending capacity.
Instalasi Mesin Sampah Plastik Untuk Teknologi Pengumpulan Dan Pemilahan Sampah Anorganik Berkelanjutan Nasution, Mahliza; Prasetyo, Healthy Aldriany; Dalimunthe, Apip Gunaldi
Jurnal Rekayasa Sistem Informasi dan Teknologi Vol. 1 No. 4 (2024): Mei
Publisher : Yayasan Nuraini Ibrahim Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59407/jrsit.v1i4.566

Abstract

The potential for waste and biomass definitely exists in every region, because every day humans naturally produce waste to meet their needs. However, the potential for waste and biomass in each area is different in proportion to the population. As the population increases in each region, the potential for waste and biomass produced also continues to increase. This research aims to: (1) Create a design for sorting organic and inorganic waste, and (2) Find out how the organic and inorganic waste sorting equipment works. The waste used includes cardboard, leaves, paper, wood twigs and banana peels for organic waste, as well as plastic, bottles, iron, cans and plastic bottles for inorganic waste. After designing and testing the sorting tool, the conclusion was that the design of the tool with the three tool sensors used was successful in differentiating the types of organic and inorganic waste so that the organic waste valve or inorganic waste valve would open according to which type of waste detected it fell into which category, then Monitoring the contents of the trash can will appear on the LCD and the recommended distance for organic waste with a sensor is less than 27 mm and for inorganic waste with a sensor is less than 3 mm.
Pengaruh Metode Pengeringan Dan Varitas Kopi Terhadap Kadar Ekstraktif Cascara Prasetyo, Healthy Aldriany; Sahfitra, Angga Ade; Nasution, Mahliza
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 6, No 2 (2023): September 2023
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v6i2.8173

Abstract

Kulit kopi merupakan limbah dari proses pengolahan kopi. Peningkatan nilai tambah dari limbah kulit kopi dilakukan dengan membuat produk Cascara. Cascara diproses melalui pengeringan sinar matahari dan oven. Proses pengeringan dan varitas kopi yang berbeda diperkirakan akan mempengaruhi kadar ekstraktif cascara yang dihasilkan. Tujuan dari penelitian adalah menentukan kadar ekstraktif cascara setelah diproses melalui pengeringan sinar matahari dan oven. Metode penelitian menggunakan RAL factorial. Data dianalisa dengan uji ANOVA dan uji LSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Kadar air oleh pengeringan sinar matahari, tertinggi diperoleh pada cascara kopi Sigararutang (8,66%), terendah pada cascara kopi Komasti (7,00%.) ; pengeringan oven kadar air tertinggi pada cascara kopi Sigararutang (7,56%),terendah pada cascara kopi Komasti (6,48%): Kadar abu oleh pengeringan sinar matahari, tertinggi diperoleh pada cascara kopi Gayo (0,093%), terendah pada cascara kopi Andungsari (0,027%); pengeringan oven kadar abu tertinggi pada cascara kopi Gayo (0.087%) dan terendah pada cascara kopi Andungsari (0,025%). Kadar ektraktif oleh pangeringan sinar matahari tertinggi pada cascara kopi Andungsari (1,124%),terendah pada cascara kopi Sigararutang (0,466%); pengeringan oven menghasilkan kadar ekstraktif tertinggi pada cascara kopi Andungsari (1,527%), terendah pada cascara kopi Sigararutang (0,533%)
Evaluasi Kebutuhan Air Bersih Untuk Masyarakat di Kecamatan Binjai Timur Muhammad Mufti Farabi; Mahliza Nasution; Nuril Mahda Rangkuti
JURNAL INERSIA Vol. 15 No. 2 (2023): Jurnal Inersia
Publisher : POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46964/inersia.v15i2.909

Abstract

Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan bertambahnya jumlah kawasan industri setiap tahunnya, kebutuhan akan air minum otomatis terus meningkat. Pada Kabupaten Binjai Timur, Provinsi Sumatera Utara keberadaan penyedia layanan air minum masih belum memenuhi syarat. Hal ini terjadi karena masih banyak warga yang memanfaatkan sumber air bawah tanah (sumur gali) sebagai salah satu sumber utama air minum. Melihat permasalahan tersebut, penulis ingin melakukan evaluasi kebutuhan air minum di Kabupaten Binjai Timur pada tahun 2027 dan cakupan pelayanan air minum di Kabupaten Binjai Timur pada tahun 2027. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, kebutuhan air bersih berdasarkan jumlah penduduk Kabupaten Binjai Timur pada tahun 2027 adalah sebesar 109.612 liter/detik, sedangkan kebutuhan air bersih berdasarkan jumlah pelanggan di Kabupaten Binjai Timur pada tahun 2027. Tahun 2027 adalah 18,018 liter/detik. Sedangkan cakupan pelayanan Perusahaan M pada tahun 2027 sebesar 17,946% dengan penjelasan sebanyak 66.227 jiwa, dari total penduduk Kecamatan Binjai Timur jumlah masyarakat yang menggunakan jasa Perusahaan M untuk keperluan sehari-hari hanya sebanyak 11.326 orang. Sisanya sebanyak 54.342 jiwa masih menggunakan cara mandiri untuk mendapatkan air bersih.
PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KOPI DARI PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI BAHAN KOMPOS DAN SEBAGAI AGREGAT CAMPURAN BETON RINGAN Mahliza Nasution; Nina Siti Salmaniah Siregar; Muhammad Irwansyah
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 3 (2024): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i3.22364

Abstract

Abstrak: Desa Cimbang mempunyai potensi yang besar pada areal pertanian Kopi. Limbah kulit kopi sering sekali terbuang secara percuma, pahadal limbah tersebut dapat dimanfaatkan. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan petani kopi tentang potensi dan pemanfaatan limbah kulit kopi sebagai bahan kompos yang bisa digunakan kembali oleh petani kopi serta melakukan eksperimental menggunakan limbah kulit kopi sebagai bahan tambahan pada campuran beton. Metode yang dilakukan yaitu melakukan sosialisasi, diskusi, dan kegiatan pemetikan buah kopi bersama tim Abdimas yang dihadiri oleh 33 peserta yang terdiri dari Masyarakat Desa Cimbang, Para Petani Kopi Desa Cimbang dan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan (STIPAP) Medan. Sistem evaluasi yang dilakukan dengan menggunakan kuisioner/angket dan diskusi dengan ersentase keberhasilan 97%. PKM ini telah berjalan efektif atau lancar.Abstract: Cimbang Village has great potential in the coffee farming area. Coffee skin waste is often wasted, even though this waste can be used. This service aims to provide knowledge about how to make compost from coffee skins which can be used as fertilizer for coffee farmers and also for other agricultural crops, as well as providing information contained in coffee skins which has the potential for coffee skin waste as compost fertilizer. Coffee husk waste can also be used in construction, namely as an additional ingredient in the concrete mixture which is thought to produce dense and hard concrete by burning the coffee husk waste and then grinding it. The first step taken in this service is to conduct outreach and discussions with all participants. This PKM has been running effectively or smoothly.
SOSIALISASI SADAR SAMPAH MELALUI PENGELOLAAN SAMPAH SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN SADAR BERSIH BERBASIS BUDAYA HIDUP SEHAT Mahliza Nasution; Hermansyah Hermansyah; Apip Gunaldi Dalimunthe
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 3 (2024): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i3.23425

Abstract

Abstrak: Kegiatan sosialisasi sadar sampah memiliki peran penting dalam mengatasi masalah sampah dan menciptakan budaya hidup sehat. Masalah sampah di lingkungan tempat tinggal adalah salah satu tantangan yang serius dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan hidup. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik, mengurangi jumlah sampah yang dibuang sembarangan dan meningkatkan pemilahan sampah serta mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam mengelola sampah secara bertanggung jawab. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan melalui Sosialisasi, diskusi dan kegiatan pengumpulan, pengolahan dan daur ulang sampah dengan mengunjungi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kelurahan Terjun yang dihadiri oleh 15 peserta yang terdiri dari Masyarakat Kelurahan Terjun dan mahasiswa Universitas Medan Area (UMA) Medan. Sistem evaluasi yang dilakukan yaitu berbentuk kuisioner/angket berupa pretest dan postest yang dilakukan diawal dan akhir sosialisasi serta dilakukan diskusi ntuk memastikan pemahaman yang lebih mendalam dari peserta. PKM ini mengalami peningkatan nilai pemahaman, pengetahuan dan kesadaran dengan persentase awal 47,2% menjadi 88,8%. PKM ini telah berjalan efektif atau lancar.Abstract: Waste awareness outreach activities have an important role in overcoming the waste problem and creating a culture of healthy living. The problem of waste in the residential environment is one of the serious challenges in maintaining environmental cleanliness and sustainability. This service aims to increase public awareness about the importance of good waste management, reduce the amount of waste that is thrown away carelessly and improve waste sorting and encourage changes in people's behavior in managing waste responsibly. The implementation of this community service was carried out through socialization, discussions and activities for collecting, processing and recycling waste by visiting the Terjun Village Final Disposal Site (TPA) which was attended by 15 participants consisting of the Terjun Village Community and Medan Area University (UMA) Medan students. The evaluation system carried out is in the form of a questionnaire/questionnaire in the form of a pretest and posttest which is carried out at the beginning and end of the socialization and discussions are held to ensure deeper understanding from the participants. This PKM experienced an increase in understanding, knowledge and awareness scores with an initial percentage of 47.2% to 88.8%. This PKM has been running effectively or smoothly. 
PENINGKATAN KESADARAN MASYARAKAT TENTANG PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN MELALUI SOSIALISASI DAN PELATIHAN PEMBUATAN BIOBRIKET Mahliza Nasution; Apip Gunaldi Dalimunthe; Muhammad Muslim Nasution
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 4 (2024): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i4.24875

Abstract

Abstrak: Limbah pertanian jika tidak dikelola dengan tepat, tidak hanya dapat menyebabkan pencemaran lingkungan tetapi juga membawa potensi bahaya bagi kesehatan manusia. Melalui inovasi teknologi pengolahan, limbah pertanian dapat diubah menjadi bahan bakar alternatif berupa biobriket, yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memiliki nilai jual yang tinggi. Tujuan PKM ini yaitu meningkatkan softskill dan hardskill masyarakat melalui kegiatan sosialisasi dan pelatihan pembuatan biobriket yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan ekonomi Masyarakat. PKM ini dihadiri 28 peserta yang terdiri dari seorang petani, pekerja di industri pembuatan gula merah dan mahasiswa UMA. Sistem evaluasi berbentuk kuisioner yang dilakukan pada awal dan akhir kegiatan PKM. Persentase kesadaran masyarakat tentang pemanfaatan limbah pertanian meningkat 53.3%, pada awal evaluasi 36.7% menjadi 90%. PKM ini telah berjalan efektif atau lancar.Abstract: If agricultural waste is not managed properly, it can not only cause environmental pollution but also pose potential dangers to human health. Through innovative processing technology, agricultural waste can be converted into alternative fuel in the form of biobriquettes, which are not only environmentally friendly but also have high selling value. The aim of this PKM is to improve the soft skills and hard skills of the community through socialization activities and training in making biobriquettes which is expected to increase awareness and economic welfare of the community. This PKM was attended by 28 participants consisting of a farmer, workers in the brown sugar manufacturing industry and UMA students. The evaluation system takes the form of a questionnaire which is carried out at the beginning and end of PKM activities. The percentage of public awareness regarding the use of agricultural waste increased by 53.3%, from 36.7% to 90% at the start of the evaluation. This PKM has been running effectively or smoothly.
SOSIALISASI PEMANFAATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH PELEPAH KELAPA SAWIT, BATOK KELAPA, SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF UNTUK PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT Nasution, Mahliza; Dalimunte, Apip Gunaldi; Nasution, Muhammad Muslim
Jurnal Pengabdian Kolaborasi dan Inovasi IPTEKS Vol. 1 No. 4 (2023): Agustus
Publisher : CV. Alina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59407/jpki2.v1i4.65

Abstract

Bahan bakar yang banyak digunakan di daerah pedesaan adalah pelepah kelapa sawit. Asap yang dihasilkan oleh Pelepah Kelapa Sawit sangat berbahaya karena mengandung zat-zat yang dapat merusak lingkungan berupa partikel-partikel kecil yang dapat menjadi pembunuh senyap karena ukurannya yang kecil dan terhirup ke dalam paru-paru. Masyarakat di pedesaan memperoleh Pelepah Kelapa Sawit dengan cara menebang pohon-pohon kelapa sawit yang sudah tidak tua ataupun sudah ditebang. Tanaman kelapa adalah tanaman yang mengandung banyak manfaat bagi kehidupansecara ekologis, ekonomi, sosial dan budaya, khususnya dalam kehidupan. Banyaknya pencemaran lingkungan akibat buangan limbah pabrik dan terbatasnya bahan bakar yang murah dan ramah lingkungan menjadi alasan dalam pencetusan gagasan tertulis ini. Biomassa batok kelapa dan sekam padi merupakan biomassa yang mengandung nilai kalor yang cukup tinggi, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan baku dalam pembuatan briket ini.   Kata Kunci: Briket, Batok Kelapa, Sekam Padi, Pelepah Sawit.