Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Self-Super Parasitism Behavior of Naive and Experienced Cotesia Vestalis, A Bio-Control Agent of Plutella Xylostella in Brassica Crops Khumairoh, Uma; Pandjaitan, Catlyn
AGRIVITA, Journal of Agricultural Science Vol 33, No 1 (2011)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya and Indonesian Agronomic Assossiation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cotesia vestalis is one of the parasitoids of Plutella xylostella,. They do self-superparasitism to predicted as a behavior to increase the proportion of their female offspring or as a behavior resulting from their inability to recognize previously parasitized hosts. Observations were conducted to study the behavior of experienced and naive Cotesia vestalis. The age of C. vestalis females for observation was between one to three days after emerging for both experienced and naïve, but experienced C. vestalis were trained to lay eggs before real observation. The observation was done in a laboratory and included five behaviors, namely number of ovipositions and host encounters, period of grooming, walking and resting. There was no significant difference in the proportion experienced and naïve C. vestalis females that superparasitized. The number of ovipositions and host encounters, periods of walking, grooming and resting were also not significantly different between experienced and naïve C. vestalis. For further research, it is recommended to observe behavior of C. vestalis that differ in age and after longer periods of experience training. Additional behavior such as direction preferences (leaf or patches), host preference (host health and color) can additionally be important variables to study in C.vestalis behavior. Keywords: Superparasitism, C. vestalis, naive, experienced, behavior
Self-Super Parasitism Behavior of Naive and Experienced Cotesia Vestalis, A Bio-Control Agent of Plutella Xylostella in Brassica Crops Uma Khumairoh; Catlyn Pandjaitan
AGRIVITA, Journal of Agricultural Science Vol 33, No 1 (2011)
Publisher : Faculty of Agriculture University of Brawijaya in collaboration with PERAGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17503/agrivita.v33i1.41

Abstract

Cotesia vestalis is one of the parasitoids of Plutella xylostella,. They do self-superparasitism to predicted as a behavior to increase the proportion of their female offspring or as a behavior resulting from their inability to recognize previously parasitized hosts. Observations were conducted to study the behavior of experienced and naive Cotesia vestalis. The age of C. vestalis females for observation was between one to three days after emerging for both experienced and naive, but experienced C. vestalis were trained to lay eggs before real observation. The observation was done in a laboratory and included five behaviors, namely number of ovipositions and host encounters, period of grooming, walking and resting. There was no significant difference in the proportion experienced and naive C. vestalis females that superparasitized. The number of ovipositions and host encounters, periods of walking, grooming and resting were also not significantly different between experienced and naive C. vestalis. For further research, it is recommended to observe behavior of C. vestalis that differ in age and after longer periods of experience training. Additional behavior such as direction preferences (leaf or patches), host preference (host health and color) can additionally be important variables to study in C.vestalis behavior. Keywords: Superparasitism, C. vestalis, naive, experienced, behavior
Land use changes effect by slash and burn cultivation to understory diversity composition and soil degradation Setiawan, Adi; Pamungkas, Bayu Aji; Ito, Satoshi; Ramadhan, Varotama Putra; Lestariningsih, Iva Dewi; Khumairoh, Uma; Arifin, Syamsul; Wicaksono, Karuniawan Puji; Udayana, Cicik; Kurniawan, Yani; Tyasmoro, Setyono Yudo; Saitama, Akbar; Permanasari, Paramyta Nila; Syib'li, Muhammad Akhid; Aini, Luqman Qurata
Journal of Degraded and Mining Lands Management Vol. 11 No. 4 (2024)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15243/jdmlm.2024.114.6153

Abstract

This study contributes to understanding ecological changes in land use following slash-and-burn land clearing. This study aimed to compare the richness and density of plant species and soil fertility in farmland cultivated for one year (1 Y), three years (3 Y), and five years (5 Y) after slash-and-burn, with the conditions in the secondary forest (SF) in Berau Regency of East Kalimantan. Understory plant taxon types, numbers, and soil organic matter were measured in each region using a series of nested plots. The size of each observation plot was 20 x 100 m. Data on understory vegetation composition was collected using 1 x 1 m mini plots at 20 sampling points and divided into five blocks, with a 10 m spacing between sampling points on each property. Understory vegetation species and cover percentage, litter cover percentage, open soil percentage, and soil fertility were measured for each observation plot. The results showed that the land cover percentage increased each year during the 5 years transition from secondary forest to farmland. Furthermore, within the 5 years, there was a change in understory species, particularly the presence of grasses and sedges at 3 and 5 years after the land use change. However, the transition from secondary forest to farmland within 5 years did not alter soil organic matter and total nitrogen.
Pertumbuhan dan Hasil Terung Gelatik (Solanum melongena L.) pada Perbedaan Jenis Mulsa dan Dosis Pupuk Fosfor Eka Setiyabudi, Ervina; Widaryanto, Eko; Khumairoh, Uma
Produksi Tanaman Vol. 11 No. 1 (2023): Januari
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.protan.2023.011.01.03

Abstract

Salah satu jenis sayuran yang digemari oleh masyarakat Indonesia adalah Terung Gelatik Ungu. Produksi terung di Indonesia meningkat selama empat tahun terakhir pada tahun 2016 - 2019 dan terjadi penuru-nan 0,3% tahun 2020. Upaya meningkatkan pertumbuhan dan hasil pnen dapat dengan pengaplikasian mulsa dan pemberian pu-puk fosfor. Ditinjau dari manfaat mulsa hitam perak dan mulsa jerami yang dapat mendukung pertumbuhan dan hasil. Masa-lah rendahnya efisiensi fosfor juga menjadi masalah penting karena fiksasi fosfor yang tinggi oleh tanah. Manfaat ke dua jenis mulsa tersebut apabila di padukan dengan penambahan pupuk P dapat mengefisiensi penggunaan dosis pupuk P. Tujuan pene-litian untuk mengetahui interaksi pertum-buhan dan hasil tanaman terung gelatik ungu pada perbedaan jenis mulsa dan pemberian dosis pupuk fosfor yang berbeda. Selain itu, mempelajari pengaruh jenis mulsa dan berbagai dosis pupuk Fosfor pada pertumbuhan dan hasil tanam-an terung. Penelitian dilakukan Februari - Juni 2022 di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Malang. Penelitian menggunakan rancangan Split plot. Faktor pertama jenis mulsa yaitu M0 = Tanpa mulsa, MJ = Mulsa Jerami, MH = Mulsa Hitam Perak dan faktor kedua dosis pupuk Fosfor yaitu P0 = Kontrol, P50 = 50 kg ha-1 P2O5, P100 = 100 kg ha-1 P2O5, P150 = 150 kg ha-1 P2O5, P200 = 200 kg ha-1 P2O5. Hasil penelitian bahwa penggunaan mulsa plastik hitam perak dan pupuk P2O5 dengan dosis 150 kg ha-1 menunjukkan interaksi antar perlakuan pada parameter hasil ialah jumlah buah per tanaman 23,30 tan.-1, total bobot per tanaman 694,2 g tan.-1, dan bobot buah per hektar 11,49 t ha-1.
Pengaruh Waktu Pemangkasan Cabang Lateral pada Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Alfarizi, Muhammad; Khumairoh, Uma
Produksi Tanaman Vol. 11 No. 11 (2023): November
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.protan.2023.011.11.06

Abstract

Kacang panjang (Vigna sinensis L.) merupakan salah satu komoditas sayuran polong yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat di Indonesia. Namun produksi kacang panjang nasional mengalami penurunan setiap tahunnya. Upaya peningkatan produksi dapat dilakukan melalui pemangkasan cabang lateral dan penggunaan varietas unggul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pemangkasan cabang lateral pada pertumbuhan dan hasil beberapa varietas tanaman kacang panjang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus-November 2022, berlokasi di Desa Tegalkuning, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan dua faktor yaitu waktu pemangkasan cabang lateral dan varietas. Data dianalisis menggunakan ANOVA, apabila terdapat pengaruh nyata dilanjutkan uji BNJ taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi antara perlakuan waktu pemangkasan cabang lateral dan perlakuan varietas terhadap pertumbuhan dan hasil kacang panjang. Waktu pemangkasan cabang lateral 30 hst meningkatkan panjang tanaman, jumlah bunga, jumlah polong segar, bobot polong segar per tanaman, produksi polong per petak panen dan produksi polong per hektar. Perlakuan varietas Pertiwi dan varietas Kanton Tavi memberikan pengaruh yang sama pada luas daun, jumlah bunga, panjang polong, bobot polong segar per tanaman, produksi polong per petak panen dan produksi polong per hektar. Perlakuan waktu pemangkasan cabang lateral dan perlakuan varietas tidak berpengaruh nyata pada umur berbunga dan umur panen kacang panjang.
Tingkat Agrobiodiversitas Pertanian pada Sistem Usaha Tani Padi di Kota Kediri Azzahra, Rivana Nadia; Khumairoh, Uma
Produksi Tanaman Vol. 12 No. 2 (2024): Februari
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.protan.2024.012.02.06

Abstract

Keberadaan agrobiodiversitas mengalami kemunduran akibat dari penerapan sistem pertanian monokultur secara intensif. Penyusutan agrobiodiversitas dalam jangka panjang berdampak pada keutuhan pangan, ekonomi, kesehatan, hingga lingkungan. Penelitian ini dilakukan guna mempelajari tingkat agrobiodiversitas pada sistem pertanian padi di Kota Kediri berikut dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sampel penelitian terdiri atas 89 petani yang menanam tanaman padi sebagai tanaman utama. Tingkat agrobiodiversitas ditentukan dengan mempertimbangkan jumlah komoditas yang terdapat pada lahan pertanian, baik tanaman budidaya maupun tanaman pematang. Data penelitian dikelompokkan menggunakan cluster analysis untuk mempermudah identifikasi responden pada setiap tingkatan agrobiodiversitas. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat agrobiodiversitas diidentifikasi berdasarkan hasil wawancara dengan pertanyaan terbuka, principal component analysis (PCA), ANOVA satu arah, serta uji lanjut BNT. Hasil penelitian menunjukkan sistem pertanian padi di Kota Kediri didominasi oleh tingkat agrobiodiversitas sedang sebanyak 54%, sedangkan agrobiodiversitas tingkat tinggi sebanyak 31%, dan tingkat rendah sebanyak 15%. Selain itu, ditemukan variabel yang mempengaruhi diantaranya usia, pengalaman usahatani, luas lahan, jumlah tenaga kerja, biaya tenaga kerja, dan dosis pupuk
Tipologi Sistem Pertanian Padi di Pagerwojo Kabupatem Tulungagung Gunawan, Irfan; Khumairoh, Uma
Produksi Tanaman Vol. 12 No. 05 (2024): Mei
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.protan.2024.012.05.05

Abstract

Sistem pertanian padi pada petani kecil di Kecamatan Pagerwojo memiliki karakteristik yang komplek dan cenderung heterogen seperti akses lahan pertanian, pemupukan, pola tanam, kepemilikan hewan ternak, aktivitas non usaha tani, tenaga kerja, ketersediaan anggaran, kultur sosial, pengembangan pertanian, dan strategi dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari heterogenitas sistem pertanian padi di Kecamatan Pagerwojo Kabupaten Tulungagung melalui pengelompokkan karakteristik budidaya tanaman padi termasuk kondisi sosial ekonomi. Metode analisis yang digunakan adalah Principle Component Analyzes (PCA) untuk mereduksi variabel yang banyak menjadi komponen yang lebih ringkas serta menghilangkan multikolinieritas antar variabel. Kemudian dilakukan pengelompokkan menggunakan metode ward. Penelitian dilakukan di seluruh area pertanaman padi di Kecamatan Pagerwojo. Hasil penelitian menunjukkan Sistem pertanian padi di Kecamatan Pagerwojo termasuk dalam kategori kompleksitas budidaya sedang berdasarkan klaster yang terbentuk
Pengaruh Waktu Tanam Buncis (Phaseolus vulgaris L.) Tipe Tegak dalam Pola Tumpangsari dengan Jagung Manis (Zea mays L.): Pengaruh Waktu Tanam Buncis (Phaseolus vulgaris L.) Tipe Tegak dalam Pola Tumpangsari dengan Jagung Manis (Zea mays L.) Ulfa Ni'matin; Yurlisa , Kartika; Khumairoh, Uma
Produksi Tanaman Vol. 12 No. 12 (2024): Desember
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/

Abstract

Budidaya jagung dengan pola tanam monokultur pada lahan yang relatif sempit dinilai masih kurang efektif, terutama untuk petani kecil. Penanaman tumpangsari jagung dan tanaman kacang-kacangan dinilai lebih menguntungkan daripada penanaman monokultur. Dalam penanaman tumpangsari, waktu tanam mempunyai peranan penting karena dapat menimbulkan potensi terjadinya kompetisi antara tanaman utama dan sela. Untuk mengurangi kompetisi antara tanaman jagung manis dan buncis, maka waktu tanam buncis harus diatur, sehingga pertumbuhan dan hasil menjadi optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh perbedaan interval waktu tanam buncis tipe tegak terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis pada pola tanam tumpangsari. Penelitian dilaksanakan di Desa Bangkok, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur pada bulan Februari hingga Juni 2023. Penelitian menggunakan metode RAK satu faktor, dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan tumpangsari dengan waktu tanam buncis 10 hari sebelum tanam jagung manis mendapatkan hasil terbaik. Nilai BC Rasio menunjukkan nilai tertinggi sebesar 1,04. Pola tanam secara tumpangsari dengan interval waktu tanam buncis ditanam 10 hari sebelum tanam jagung manis layak dilanjutkan atau efisien.
The Respon Tanaman Akibat Perlakuan Sistem Olah Tanah dan Penutup Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) -, Widiyaningrum; Khumairoh, Uma; Nugroho, Agung
Produksi Tanaman Vol. 13 No. 3 (2025): Maret
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/

Abstract

Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Data Kementerian Pertanian Republik Indonesia, menunjukkan bahwa volume impor tomat pada tahun 2022 sebanyak14.366 ton yang jauh lebih besar dibandingkan dengan volume ekspor pada tahun yang sama sebanyak 1.355 ton. Data tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan tomat dalam negeri belum dapat terpenuhi, sehingga perlu adanya peningkatan produksi tomat di Indonesia. Pengolahan lahan intensif menjadi salah satu faktor rendahnya tingkat kesuburan tanah dalam meningkatkan produksi tanaman tomat di Indonesia.Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil panen tanaman tomat terhadap perlakuan sistem olah tanah dan pemberian penutup tanah.Penelitian dilaksanakan di Sukoraharjo, Kepanjen, Jawa Timur dan Laboratorium Sumberdaya Lingkungan Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya pada bulan Juni - September 2022. Perlakuan penelitian terdiri dari Olah Tanah (OT), Tanpa Olah Tanah (TOT), Tanpa Olah Tanah + Jerami (TOTJ), Tanpa Olah Tanah + Kedelai (TOTK) dan Tanpa Olah Tanah + Jerami + Kedelai (TOTJK). Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tanpa olah tanah dengan kombinasi  jerami  dan  kedelai  (TOTJK) menujukkan respon positif pada pertumbuhan dan hasil tanaman tomat. Perlakuan tanpa olah tanah dengan kombinasi jerami dan kedelai (TOTJK) memberikan hasil yang lebih baik, dengan jumlah buah tomat sebanyak 43,5 buah per tanaman dengan berat buah per hektar sebesar 79,80 ton ha-1 dibandingkan perlakuan olah tanah dan tanpa penutup tanah.