Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

VALIDITAS DAN RELIABILITAS TES DISPOSISI BERPIKIR KRITIS DALAM BIOLOGI PERGURUAN TINGGI Jayanti Syahfitri; Harry Firman; Sri Redjeki; Siti Sriyati
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2018: SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS DAN TEKNOLOGI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.095 KB)

Abstract

The purpose of this study was to look at the content validity and reliability of Critical Thinking Disposition Tests (CTDT). The CTDT consists of 10 groups of questions, each of which consists of 7 questions that lead to CTD. This research was conducted at two Universities in Bengkulu involving biological education students. The total number of respondents is 526 students taken from the level of study, namely the 1st, 2nd, 3rd and 4th year. After being validated by some experts the results show that content validity of CTDT has valid. In addition reliability test results show that CTDT overall has a high reliability of 0.978. While, the reliability value is based on Composite Reliability (CR) and Cronbach Alpha for each indicator in sequence, truth seeking (CR = 0.96 and Cronbach = 0.962), open mind (CR = 0.94 and Cronbach = 0.937), analicity ( CR = 0.97 and Cronbach = 0.969), sistematicity (CR = 0.96 and Cronbach = 0.957), self confidence (CR = 0.98 and Cronbach = 0.979), inquisitiveness (CR = 0.93 and Cronbach = 0.926) and maturity (CR = 0.97 and Cronbach = 0.967).The best score for disposition is on open mind and most students have an ambivalent. Keywords: validitas, reliabilitas, disposisi berpikir kritis
KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU BIOLOGI DALAM MEMAHAMI DAN MERANCANG MODEL PEMBELAJARAN KONSERVASI BIODIVERSITAS DI SMA Suroso Mukti Leksono; Nuryani Rustaman; Sri Redjeki
Jurnal Cakrawala Pendidikan No 3 (2013): CAKRAWALA PENDIDIKAN NOVEMBER 2013, TH. XXXII, NO. 3
Publisher : LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/cp.v3i3.1628

Abstract

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penguasaan konsep konservasi biodiversitas guru biologi dan cara mengajarkannya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan angket pada 31 guru SMA/MA di Kota/Kab Serang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 52% guru telah memahami konsep biodiversitas, namun hanya 3% yang memahami konsep konservasi. Model yang digunakan guru dalam mengajarkan konservasi biodiversitas, 58% menggunakan observasi, 45% diskusi, 23% ceramah dan 16% tanya jawab. Untuk tingkat kesukaran, 87% guru beranggapan mudah memahami materi konservasi biodiversitas dan 81% beranggapan mudah mengajarkannya dibandingkan dengan materi IPA lainnya. Guru-guru selama ini hanya 6% saja yang memperoleh pengetahuan tentang konservasi biodiversitas pada saat pelatihan. Oleh sebab itu diperlukan pelatihan-pelatihan melalui Continuing Professional Development (CPD). Kata Kunci: guru profesional, konservasi biodiversitas, continuing professional development (CPD) BIOLOGY TEACHERS’ PROFESSIONAL ABILITY IN UNDERSTANDING AND DESIGNING INSTRUCTION ON BIODIVERSITY CONSERVATION IN SMA Abstract: The purpose of this study was to gain the knowledge about biology teachers’ concept mastery on biodiversity conservation as well as how to teach it. This study used descriptive methods with the questionnaires to 31 respondents of SMA/MA in Kota/KabSerang. The research result showed that 52% respondents had mastered the biodiversity concept. However, only 3% of respondents had fully mastered biodiversity conservation. In addition, for the teaching methods 58% respondents used observation, 45% respondents used discussion, 23% respondents used lecturing and 16% respondents used an interactive method. Moreover, for the difficulty level, 87% of respondents argued that it was easy to master the biodiversity conservation materials and 81% said that it was easier to teach the concept than other concepts. Only 6% of the teachers had gained the knowledge about biodiversity conservation when they had the training. Thus, the training is urgently needed to train the teachers in order to guarantee the Continuing Professional Development (CPD). Keywords : teacher professional, biodiversity conservation, continuing professional development (CPD)
DESAIN PROGRAM DIKLAT PARTISIPATIF UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU BIOLOGI SMA Haksan Darwangsa; Ari Widodo; Sri Redjeki
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2011: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2011
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Desain program diklat partisipatif ini bertujuan untuk mengembangkan program diklat yang telah ada dalam upaya mencapai hasil yang efektif. Dari hasil  identifikasi kebutuhan guru biologi SMA  maka program diklat didesain dengan melibatkan calon peserta diklat secara bersama-sama untuk merumuskan tujuan dan cara pencapaian tujuan program tersebut. Dengan mengetahui kebutuhan yang diperlukan oleh guru-guru dan melibatkan secara aktif sejak perencanaan, pelaksanaan sampai pada evaluasi program diklat guru-guru dalam mengikuti setiap tahapan kegiatan akan termotivasi dan memiliki keinginan yang kuat untuk lebih berpartifasi aktif dalam mencapai tujuan progaram diklat tersebut. Untuk mendesain program ini diperlukan data-data awal mengenai pola-pola pelaksanaan diklat yang telah dilakukan oleh instansi terkait, seperti LPMP atau Dinas Pendidikan serta mengidentifikasi secara akurat kebutuhan guru-guru di lapangan. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data tersebut melalui instrumen, wawacara, dan analisis program diklat yang telah dilaksanakan di LPMP. Hasil analisis program diklat yang ada di salah satu LPMP di Indonesia mulai dari tahun 2007 sampai 2011 menunjukkan bahwa pola pelaksanaan diklat masih bersifa top down. Beradasarkan hasil survei terhadap guru-guru yang pernah mengikuti diklat menunjukkan bahwa 70% guru tidak dilibatkan dalam perencanaan program diklat. Lebih lanjut hasil studi tersebut menunjukkan sekitar 94.7% menyatakan setuju dan sangat setuju kalau para peserta diklat terlibat/dikutsertakan sejak perencanaan program diklat. Hasil analisis data dari responden yang tersebar pada 3 lokasi yaitu Kota Samarinda, Kab Kuningan dan Kab Subang didapatkan bahwa subjek materi/materi akademik yang diperlukan berdasarkan urutan kebutuhannya yaitu; Bioteknologi, Metabolisme, Genetika Sel dan Sistem Regulasi Manusia sedangkan untuk materi pedagogi/kependidikan urutan kebutuhannya yaitu; Media pembelajaran, Pengelolaan Laboratorium Biologi dan Model-model pembelajaran. Berdasarkan hasil tersebut maka model diklat yang dapat diharapkan untuk dapat peningkatan profesionalisme guru yaitu melalui pendekatan partisipatif.
PANDANGAN MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI DAN GURU IPA PESERTA PELATIHAN PENGEMBANGAN PROFESI TENTANG HAKIKAT SAINS Yusuf Hilmi Adisendjaja; Nuryani Rustaman; Djam'an Satori; Sri Redjeki
Biodidaktika : Jurnal Biologi dan Pembelajarannya Vol 11, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/biodidaktika.v11i1.2347

Abstract

This study assessed biology students’ and science teachers’ views on the nature of science (NOS). Aspects of NOS included science definition, empiric, experiment, experiment in scientific knowledge development, tentative, scientific theories and laws, subjective (theory-laden), social and culture embededness, creative and imaginative. Participants were 34 undergraduate preservice biology teachers at seventh semester and 23 science teachers enrolled in the training. An open-ended questionaire of NOS (VNOS-C) adapt from Lederman, et al., (2002) coupled with some individuals interviews was used to assess participants’ NOS views before and after training. All answers were categorized based on Abd-El-Khalick & Akerson (2009): informed, partially informed, and naive Before training, the majority of participants held naive views of the target NOS except subjective. During the training explisit reflective approaches were used with inquiry teaching. Post-training assessment indicated that there were improvement of participants’ views on NOS. Nearly all aspects were improve with varied percentage of improvement, the range were 10%-55%, except social and culture embededness decreased. The result of the present study suggested the teaching method in preservice and inservice teacher education should more intensively use inquiry teaching and emphasize on nature of science.
RELEVANSI KETERAMPILAN MENGAJAR CALON GURU BIOLOGI DENGAN PENGUASAAN KONSEP GIZI Mimin Nurjhani K; Nuryani Y Rustaman; Sri Redjeki
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 9, No 1 (2012): Prosiding Seminar Nasional IX Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Penelitian ini dilakukan dengan tujuan melakukan kajian  tentang hubungan antara keterampilan mengajar menganalisis materi pelajaran, menuntun siswa menguasai konsep, dan memberi penguatan konsep dengan pengasaan konsep gizi pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Sebagai calon guru Biologi mahasiswa Program Studi  Pendidikan Biologi dibekali dengan konsep-konsep yang diperlukan untuk mengajar serta dibekali pula dengan keterampilan mengajar. Salah satu mata kuliah yang ditawarkan kepada mahasiswa adalah mata kuliah Ilmu Gizi yang membekali mahasiswa dengan pengetahuan dasar, keterampilan mengukur status gizi, dan keterampilan merancang program pendidikan gizi. Selain itu, mahasiswa yang sama juga dibekali dengan keterampilan dasar mengajar yang mencakup keterampilan membuat rancangan kegiatan pembelajaran, serta mensimulasikannya di kelas pada mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Biologi. Konsep serta keterampilan yang didapat mahasiswa pada kuliah Ilmu Gizi seharusnya dapat menunjang keterampilan dasar mengajar pada mata kuliah Perencanaan Pengajaran Biologi. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI selama 2 semester.Data yang digunakan adalah data nilai pada mata kuliah Ilmu Gizi yang dikorelasikan dengan data nilai tes tertulis yang meminta mahasiswa merancang kegiatan pembelajaran pada topic Makanan dan Kesehatan. Jumlah mahasiswa yang dilibatkan sebanyak 74 orang. Data dianalisis dengan menggunakan statistik uji korelasi. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa korelasi antara penguasaan konsep Gizi dengan kemampuan mengajarkan konsep Makanan dan Kesehatan lemah (0,233). Keterampilan mengajar yang paling dikuasai adalah keterampilan membuka dan menutup pelajaran sedangkan keterampilan yang paling kurang dikuasai adalah keterampilan memberikan penguatan serta merancang asesmen. Mahasiswa yang memiliki nilai mata kuliah Ilmu Gizi yang baik (rentang nilai) belum tentu memiliki kemampuan merancang program pembelajaran yang baik pada konsep Makanan dan Kesehatan. Kesimpulan yang didapat adalah penguasaan konsep yang baik saja belum cukup sebagai bekal merancang dan melaksanakan pembelajaran pada konsep terkait. Diperlukan bekal kemampuan mentransfer pengetahuan dan mengintegrasikannya dengan kemampuan mengelola kelas.   Kata Kunci: pengetahuan gizi, penguasaan keterampilan dasar mengajar, korelasi.
IMPLEMENTASI TAKSONOMI BARU MARZANO UNTUK PEMBERDAYAAN MAHASISWA ASISTEN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DALAM PROGRAM PEER ASSISTED LEARNING (PAL) Sariwulan Diana; Nuryani Rustaman; Sri Redjeki; Iriawati Iriawati
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 9, No 1 (2012): Prosiding Seminar Nasional IX Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Sifat praktikum Fisiologi Tumbuhan yang sarat dengan eksperimen, menuntut para mahasiswa asisten praktikum agar mampu mengelolanya dengan baik, termasuk menyiapkan alat evaluasi yang berragam, yang terrangkum dalam program Peer Assisted Learning (PAL). Untuk itu para asisten praktikum Fisiologi Tumbuhan perlu dibekali keterampilan terkait taksonomi baru Marzano sebagai bentuk pemberdayaan asisten praktikum dalam rangka penyempurnaan program PAL yang telah dilakukan sebelumnya. Metode yang digunakan adalah bagian dari Research & Development (R & D), terutama pada tahap perbaikan pengembangan program PAL dan implementasinya.  Penelitian dimulai dengan mengelompokkan soal dan hasil seleksi penerimaan asisten ke dalam matriks taksonomi baru Marzano sampai asisten dapat menyusun soal/pertanyaan takson baru tersebut bagi para praktikan serta memeriksa hasilnya.  Data dihitung rata-ratanya dan dipersentasikan.  Instrumen yang digunakan meliputi soal seleksi asisten, lembar observasi, soal/pertanyaan praktikum yang bermuatan taksonomi baru Marzano.  Hasil studi pemberdayaan asisten untuk menyiapkan alat evaluasi praktikum Fisiologi Tumbuhan (sebagai bentuk pengembangan program PAL), menunjukkan bahwa kemampuan para asisten praktikum Fisiologi Tumbuhan dapat dikembangkan dengan sangat baik pada berbagai level pemrosesan, domain pengetahuan informasi dan prosedur mental. Secara keseluruhan jawaban praktikan terhadap pertanyaan/soal yang telah disusun asisten tentang hampir semua muatan takson baru Marzano cukup baik, meski beberapa hal perlu dibelajarkan terlebih dahulu seperti  perhitungan dalam pembuatan larutan dengan satuan ppm dan cara memprediksi data dari suatu grafik.   Kata Kunci : Peer Assisted Learning (PAL), Fisiologi Tumbuhan, asisten praktikum, Taksonomi Baru Marzano.
Penggunaan Examples Based Learning (EBL) dalam Meningkatkan Level Kemampuan Berpikir Mahasiswa Berdasarkan Taksonomi Marzano Materi Metabolit Sekunder Mata Kuliah Bioteknologi Mimi Halimah; Adi Rahmat; Sri Redjeki; R Riandi
Biosfer : Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi Vol 6 No 2 (2021): BIOSFER: Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Unpas,

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/biosfer.v6i2.5009

Abstract

The thinking ability of pre service Biology teacher students must have high-level thinking skills, because they are prospective teachers for the millennial generation, therefore it is necessary to measure students' thinking levels so that prospective Biology teachers can prepare themselves from the start in an effort to improve their students' thinking skills in the future. This study aims to determine the level of students' thinking skills based on Marzano's (1997) taxonomy which includes Level 1: Retrieval, Level 2: Comprehension, Level 3: Analysis, Level 4: Knowledge utilization, Level 5: Metacognitive, Level 6: Self system. The method used in this research is one group pre test post test design. The results showed that there was a significant difference between the pre-test scores (M=27.42, SD=11.73) and post-test scores (M=65.22, SD=13.96) with the average N-gain being 0.52 which is in the medium category. Meanwhile, for the level of thinking ability, it shows that the highest contribution to increasing the average score is at level 2, namely comprehension and level 3, namely analysis, with each increasing score of 49 points. Level 6, which is the self system, also increased almost the same, as much as 48 points. Based on the results of these studies, it can be concluded that Examples Based Learning can increase the level of students' thinking skills
ECOTHEOLOGY DAN ECOPEDAGOGY: UPAYA MITIGASI TERHADAP EKSPLOITASI ALAM SEMESTA Nurasyah Dewi Napitupulu; Achmad Munandar; Sri Redjeki; Bayong Tjasyono
Voice of Wesley: Jurnal Ilmiah Musik dan Agama Vol 1, No 2 (2018): J.VoW Vol. 1 No. 2 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologia Wesley Methodist Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36972/jvow.v1i2.9

Abstract

Eksploitasi lingkungan hidup merupakan bentuk kekerasan terhadap alam semesta yang berkontribusi pada fenomena ekologis yang terjadi dewasa ini secara lokal dan global. Kerusakan lingkungan yang terjadi merupakan isu “sekuler” dan isu “religius” atau “teologis” terintegrasi yang memerlukan perspektif ecotheology dan ecopedagogy dalam mitigasinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan sikap etis-teologis mahasiwa terhadap berbagai fenomena ekologis seperti pemanasan global, deforestasi, dan penggunaan sumber-sumber energi yang dieksplorasi melalui angket sebagai instrumen penelitian. Dengan sampel berjumlah 60 orang mahasiswa dengan latar belakang agama yang berbeda, hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase rata-rata sikap mahasiswa adalah 61,2% dengan kategori kurang. Tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata sikap mahasiswa terhadap fenomena lingkungan berdasarkan agama. Disimpulkan bahwa latar belakang agama tidak berkontribusi membentuk sikap mahasiswa terhadap fenomena ekologis. Untuk meningkatkan dan memperbaharui sikap mahasiwa terhadap fenomena lingkungan perlu dipertimbangkan integrasi ecotheology dan ecopedagogy untuk mengkonstruksi pemahaman konsep mahasiswa terhadap fenomena ekologi
MORFOMETRI DAN KOMPOSISI ISI LAMBUNG IKAN TUNA SIRIP KUNING (Thunnus albacares) YANG DIDARATKAN DI PANTAI PRIGI JAWA TIMUR Adina Feti Nuraini; Adi Santoso; Sri Redjeki
Journal of Marine Research Vol 3, No 2 (2014): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.852 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v3i2.4968

Abstract

Ikan tuna sirip kuning mempunyai panjang cagak (fork-length) sepanjang 70 cm, 90 cm, 155 cm hingga yang terpanjang yang pernah tercatat 210 cm. Ikan tuna yang ditemukan di PPN Prigi memiliki ukuran yang beragam. Penelitian ini dapat memberikan informasi kondisi morfometri ikan tuna sirip kuning dari kelas panjang yang ditemukan di perairan pantai Prigi dan kebiasaan makan (food habits) ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) di pantai Prigi, Kabupaten Trenggalek. 71 ekor sampel ikan tuna sirip kuning diambil pada bulan September – November 2013 dari pengepul di pantai Prigi, untuk selanjutnya di lakukan pengukuran panjang total, berat tubuh dan analisis hubungan panjang-berat serta analisis isi lambung dengan metode frekuensi kejadian, metode volumetrik dan indeks preponderance. Kisaran panjang ikan tuna sirip kuning terdiri atas kisaran panjang kelas kecil 17 cm – 37 cm dengan komposisi organisme dalam lambung yang banyak ditemukan adalah udang dan ikan kecil, sedangkan kisaran panjang kelas sedang 38 cm – 58 cm komposisi organisme dalam lambung adalah ikan dan kisaran panjang kelas besar 59 cm – 78 cm dengan komposisi organisme yang banyak adalah ikan. Penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa nilai dari perhitungan regresi sederhana hubungan panjang dan berat ikan tuna sirip kuning di perairan pantai Prigi bersifat allometrik negatif dengan nilai slope b sebesar 2,9518.
Uji Validitas pada Program Skrining Payudara di RS Onkologi, Surabaya Sri Redjeki; Anggraheny -; Lies Mardiyana
Indonesian Journal of Cancer Vol 3, No 4 (2009): Oct - Dec 2009
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.114 KB) | DOI: 10.33371/ijoc.v3i4.139

Abstract

Strategi paling efektif dalam menanggulangi kanker payudara adalah pencegahan sekunder, yaitu upaya deteksi dini dan pengobatan segera. Penemuan mammografi adalah terobosan terbesar dalam sejarah penanganan kanker payudara. Pemeriksaan mammografi dapat menemukan kanker payudara sebelum timbul keluhan atau disebut dengan stadium praklinis.Sejak 1995, RS Onkologi melakukan kegiatan skrining payudara jenis opportunity screening atau lebih dikenal dengan istilah case finding. Di sini skrining mammografi dilakukan terhadap masyarakat yang datang tanpa keluhan dan atas kesadaran sendiri melakukan deteksi. Tulisan ini melaporkan kegiatan skrining payudara sejak Januari 2008 hingga Desember 2008. Dari 22.813 kasus yang datang di RSOS, 4.125 di antaranya adalah kasus baru. Kegiatan skrining tersebut menemukan 357 kasus kanker payudara dan hanya 8 kasus (0,9%) yang masih stadium 0 (tidak teraba). Dari 1.388 kasus skrining payudara, dilakukan 9 lokalisasi prosedur dan ditemukan 8 kasus kanker payudara T0 (0,57%). Kemudian dilakukan analisis ilmiah mengenai pengalaman menangani lesi payudara yang tak teraba di RSOS.Kata kunci: skrining payudara, lesi tak teraba, lokalisasi prosedur