Claim Missing Document
Check
Articles

Identifikasi jenis-jenis bivalvia di Perairan Tanjungbalai, Provinsi Sumatera Utara Eryana Dhalia Drajad Ginting; Ipanna Enggar Susetya; Pindi Patana; Desrita Desrita
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 4: No. 1 (April, 2017)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v4i1.318

Abstract

Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober hingga November 2016. Sampel diambil dari 3 stasiun dengan ulangan sebanyak 3 kali di kawasan perairan Tanjungbalai, Provinsi Sumatera Utara. Hasil penelitian ditemukan sebanyak 2393 individu yang terdiri dari 6 keluarga dan 14 spesies. Jenis hasil bivalvia adalah Anadara granosa, Anadara gubernaculum, Anadara inaequivalvis, Donax faba, Mactra grandis, Modiolus micropterus, Atrina pectinata, Calista erycina, Calista lilacina, Dosinia dilecta, Mertrix meretrix, Paphia gallus, Paphia undulata, Tapes sulcarius.This research was conducted from October to November 2016. The samples was taken from 3 stations with repeating 3 times in Tanjungbalai Waters of North Sumatra Province. The results of the research was found as many as 2393 individuals consisting of 6 families and 14 species. The type of bivalves results are Anadara granosa, Anadara gubernaculum, Anadara inaequivalvis, Donax faba, Mactra grandis, Modiolus micropterus, Atrina pectinata, Calista erycina, Calista lilacina, Dosinia dilecta, Mertrix meretrix, Paphia gallus, Paphia undulata, Tapes sulcarius.
The occurrence of Sumatran tiger (Panthera tigris sumatrae) in an industrial plantation forest area, North Sumatra, Indonesia Pindi Patana; Meta Winda Saputri; King Marpatasino
Indonesian Journal of Applied Environmental Studies Vol 2, No 1 (2021): Volume 2 Number 1 April 2021
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (831.966 KB) | DOI: 10.33751/injast.v2i1.3079

Abstract

Sumatran tiger lives in the remaining forests on the Sumatra island, both in conservation and production areas. There are not many tiger monitoring activities conducted in production forest. Using camera traps this occupancy survey of Sumatran tiger (Panthera tigris sumatrae) carried out in a plantation forest area of PT. Toba Pulp Lestari (PT. TPL)  to obtain information and monitor tiger presence in the area.  However, there were no Sumatran tigers captured by the camera traps during the occupancy activities. The existence of Sumatran tiger was proven by the finding of footprints and scrapes. Other species were photographed by the camera traps, such as marbled cat ((Pardofelis marmorata), pig-tailed monkey (Macaca nemestrina), treeshrew (Tupaia sp.), Asian palm civet (Paradoxurus hermaphroditus), lizards (Eutropis sp.), Hoogerwerf’s pheasant (Lophura hoogerwerfi), wood mouse (Apodemus sylvaticus) as well as birds. It is assumed that the Sumatran tiger didn’t cross the location of research during the camera installation period. However, there are several other reasons why Sumatran tigers weren’t captured by camera traps, such as the camera traps observation time was too short and didn’t cover a larger area, so it lessens the opportunity of encounter with Sumatran tiger.Harimau Sumatera hidup di hutan yang masih tersisa di pulau Sumatera, baik di kawasan hutan konservasi maupun hutan produksi. Kegiatan pemantauan harimau di hutan produksi belum banyak dilakukan. Dengan menggunakan camera trap, survei okupansi harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) ini dilakukan di areal  konsesi hutan tanaman industri PT. Toba Pulp Lestari (PT. TPL) untuk mendapatkan informasi dan memantau keberadaan harimau di kawasan tersebut. Namun, tidak ada harimau sumatera yang terfoto oleh kamera trap selama kegiatan survei okupansi. Keberadaan harimau sumatera dibuktikan dengan ditemukannya jejak tapak dan cakaran. Selain itu, terdapat ppesies lain yang terfoto oleh kamera trap, seperti kucing batu ((Pardofelis marmorata), beruk (Macaca nemestrina), tupai tanah (Tupaia sp.), musang pandan (Paradoxurus hermaphroditus), kadal (Eutropis sp.), sempidan aceh (Lophura hoogerwerfi), tikus hutan (Apodemus sylvaticus) serta burung. Diasumsikan bahwa harimau sumatera tidak melintasi lokasi penelitian selama masa pemasangan kamera. Namun, terdapat beberapa alasan lain mengapa harimau sumatera tidak terfoto kamera trap, seperti waktu pengamatan kamera trap yang terlalu singkat dan tidak mencakup area yang lebih luas, sehingga memperkecil peluang perjumpaan dengan harimau sumatera.
Tantangan Merintis Kemitraan Ekowisata Mangrove: Lesson Learning Bersama Masyarakat Pesisir Belawan Pindi Patana; Achmad Delianur Nasution; Zulham Afandi Harahap; Prihatin Lumbanraja; Arlina Nurbaity Lubis; Onrizal Onrizal; Rudi Hartono; Indra Aulia
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 3 (2020): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha Dalam Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menyongsong
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.808 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v3i0.813

Abstract

Masyarakat Kampung Nelayan Seberang Belawan sudah ada sejak 1957. Sejumlah nelayan awalnya menjadikan pinggiran hutan mangrove di Pesisir Belawan sebagai tempat singgah sementara selama melaut, namun seiring waktu kini berkembang menjadi perkampungan nelayan. Kehidupan nelayan pesisir masih sangat tradisonal dan cenderung marginal dari kegiatan pembangunan. Mereka mengandalkan penghidupan dari hasil tangkapan laut seperti ikan, kepiting dan udang. Keberadaan hutan mangrove yang berstatus hutan lindung dan hutan produksi terbatas di sekitar perkampungan nelayan belum banyak berdampak terhadap kesejahteraan. Bahkan di tahun 2000an banyak yang memanfaatkan mangrove secara illegal untuk dibuat menjadi arang, sehingga menurunkan produktivitas tangkapan laut serta mengancam kelestarian lingkungan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan konsep Desa Binaan USU di Pesisir Belawan ini dirancang dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan melalui pemanfaatan jasa lingkungan ekowisata hutan mangrove berbasis ekonomi masyarakat. Metoda yang digunakan LPPM USU yaitu memfasilitasi pembentukan kelembagaan wisata dengan pola kemitraan nelayan dan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Utara serta pelatihan pengelolaan ekowisata. Analisis potensi wisata menunjukkan hutan mangrove sangat terbuka untuk dikembangkan menjadi ekowisata di Pesisir Belawan. Pengelolaan ekowisata diharapkan menjadi pintu akses masyarakat terhadap pemanfaatan hutan mangrove secara legal serta adanya alternatif penghidupan yang berkelanjutan.
Morfometri Danau Kelapa Gading Kota Kisaran, Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Rizki Ridoan; Ahmad Muhtadi; Pindi Patana
Depik Vol 5, No 2 (2016): August 2016
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.282 KB) | DOI: 10.13170/depik.5.2.4913

Abstract

Abstract. Kelapa Gading Lake is an artificial lake located in Asahan of North Sumatera. Data on the lake morphometry is needed to determin the level of water fertility, and to know ability of lake in accepting the pollutant load. The purpose of the study was to examine aspects of the lake morphometry. The research was conducted from February to April 2016. Data collected in this research were depth, water flow, the width of the lake and around the lake. The data were processed using ArcMap. The result showed that Kelapa Gading Lake has an area approximately 11931.37 m2, with the maximum length of 161.14 m, a the maximum width of 124.72 m, and the circumference of 688.50 m. The maximum depth of 2.15 m, with the shape of the lake bottom is flat. The water volume is approximately  15033.52 m3, and the water discharge of about 0.74 to 0.92 L s-1, with a stay of lake water ± 225-226 days, the brightness of the water ranges from 0.37 to 0.48 m with the compensation depth of about  0.98 to 1.07 m, and Kelapa Gading Lake has low stability.Keywords: ArcMap, bathymetric, compensation depth, lake, morphometry Abstrak. Danau Kelapa Gading merupakan danau buatan yang berada di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Data mengenai morfometri danau sangat diperlukan untuk menentukan tingkat kesuburan perairan dan juga mengetahui seberapa besar kemampuan danau dalam menerima beban pencemar. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aspek morfometri danau Kelapa Gading. Penelitian ini dilaksanakan dari Februari-April 2016. Pengambilan  data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah data kedalaman, debit air, lebar danau, dan keliling danau. Data-data tersebut diolah dengan menggunakan ArcMap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Danau Kelapa Gading memiliki luas sekitar 11.931,37 m2, dengan panjang maksimum 161,14 m, lebar maksimum 124,72 m, keliling 688,50 m. Kedalaman maksimum 2,15 m, dengan bentuk dasar danau rata. Volume Danau Kelapa Gading adalah 15.033,52 m3, debit air sekitar 0,74-0,92 L/s, dengan masa tinggal air danau ±225-226 hari, kecerahan air berkisar 0,37-0,48 m dengan kedalaman kompensasi sekitar 0,98-1,15 m, dan Danau Kelapa Gading memiliki stabilitas yang rendah dan akan mudah mengalami pengadukan.Kata kunci: ArcMap, batimetri, danau, kedalaman kompensasi, morfometri
Morfometri Danau Kelapa Gading Kota Kisaran, Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Rizki Ridoan; Ahmad Muhtadi; Pindi Patana
Depik Vol 5, No 2 (2016): August 2016
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.5.2.4913

Abstract

Abstract. Kelapa Gading Lake is an artificial lake located in Asahan of North Sumatera. Data on the lake morphometry is needed to determin the level of water fertility, and to know ability of lake in accepting the pollutant load. The purpose of the study was to examine aspects of the lake morphometry. The research was conducted from February to April 2016. Data collected in this research were depth, water flow, the width of the lake and around the lake. The data were processed using ArcMap. The result showed that Kelapa Gading Lake has an area approximately 11931.37 m2, with the maximum length of 161.14 m, a the maximum width of 124.72 m, and the circumference of 688.50 m. The maximum depth of 2.15 m, with the shape of the lake bottom is flat. The water volume is approximately  15033.52 m3, and the water discharge of about 0.74 to 0.92 L s-1, with a stay of lake water ± 225-226 days, the brightness of the water ranges from 0.37 to 0.48 m with the compensation depth of about  0.98 to 1.07 m, and Kelapa Gading Lake has low stability.Keywords: ArcMap, bathymetric, compensation depth, lake, morphometry Abstrak. Danau Kelapa Gading merupakan danau buatan yang berada di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Data mengenai morfometri danau sangat diperlukan untuk menentukan tingkat kesuburan perairan dan juga mengetahui seberapa besar kemampuan danau dalam menerima beban pencemar. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aspek morfometri danau Kelapa Gading. Penelitian ini dilaksanakan dari Februari-April 2016. Pengambilan  data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah data kedalaman, debit air, lebar danau, dan keliling danau. Data-data tersebut diolah dengan menggunakan ArcMap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Danau Kelapa Gading memiliki luas sekitar 11.931,37 m2, dengan panjang maksimum 161,14 m, lebar maksimum 124,72 m, keliling 688,50 m. Kedalaman maksimum 2,15 m, dengan bentuk dasar danau rata. Volume Danau Kelapa Gading adalah 15.033,52 m3, debit air sekitar 0,74-0,92 L/s, dengan masa tinggal air danau ±225-226 hari, kecerahan air berkisar 0,37-0,48 m dengan kedalaman kompensasi sekitar 0,98-1,15 m, dan Danau Kelapa Gading memiliki stabilitas yang rendah dan akan mudah mengalami pengadukan.Kata kunci: ArcMap, batimetri, danau, kedalaman kompensasi, morfometri
Community perceptions of the Sumatran Tiger (Panthera tigris sumatrae) in Besitang District, Langkat Regency: Case study of Bukit Mas Village Pindi Patana; Wanda Afnes Rahmatika
Global Forest Journal Vol. 2 No. 01 (2024): Global Forest Journal
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/gfj.v2i01.15559

Abstract

Sumatran tigers (Panthera tigris sumatrae) currently face various threats, such as deteriorating habitat quality and quantity due to forest conversion, exploitation, forest encroachment, and increased poaching. Bukit Mas Village, Besitang District, Langkat Regency is one of the villages that are quite close to the Gunung Leuser National Park (GLNP) area. This study aims to analyze community perceptions of human and Sumatran tiger conflicts (HTC). This study used a descriptive quantitative method. The respondents were taken using a non-probability sampling technique. Criteria were designed with purposive sampling type. The results of the study explain that the existence of conflict can affect people's perceptions of the existence of Sumatran tigers. The community considers tigers to be not beneficial to people's lives because tigers disturb public order. Age and latest education do not correlate (relationship) with community perceptions. Due to the Asymp. Sig values of 0.772 and 0.625. This value is greater than the significance level of 0.05
Morfometri Danau Kelapa Gading Kota Kisaran, Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Rizki Ridoan; Ahmad Muhtadi; Pindi Patana
Depik Vol 5, No 2 (2016): August 2016
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.5.2.4913

Abstract

Abstract. Kelapa Gading Lake is an artificial lake located in Asahan of North Sumatera. Data on the lake morphometry is needed to determin the level of water fertility, and to know ability of lake in accepting the pollutant load. The purpose of the study was to examine aspects of the lake morphometry. The research was conducted from February to April 2016. Data collected in this research were depth, water flow, the width of the lake and around the lake. The data were processed using ArcMap. The result showed that Kelapa Gading Lake has an area approximately 11931.37 m2, with the maximum length of 161.14 m, a the maximum width of 124.72 m, and the circumference of 688.50 m. The maximum depth of 2.15 m, with the shape of the lake bottom is flat. The water volume is approximately  15033.52 m3, and the water discharge of about 0.74 to 0.92 L s-1, with a stay of lake water ± 225-226 days, the brightness of the water ranges from 0.37 to 0.48 m with the compensation depth of about  0.98 to 1.07 m, and Kelapa Gading Lake has low stability.Keywords: ArcMap, bathymetric, compensation depth, lake, morphometry Abstrak. Danau Kelapa Gading merupakan danau buatan yang berada di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Data mengenai morfometri danau sangat diperlukan untuk menentukan tingkat kesuburan perairan dan juga mengetahui seberapa besar kemampuan danau dalam menerima beban pencemar. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aspek morfometri danau Kelapa Gading. Penelitian ini dilaksanakan dari Februari-April 2016. Pengambilan  data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah data kedalaman, debit air, lebar danau, dan keliling danau. Data-data tersebut diolah dengan menggunakan ArcMap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Danau Kelapa Gading memiliki luas sekitar 11.931,37 m2, dengan panjang maksimum 161,14 m, lebar maksimum 124,72 m, keliling 688,50 m. Kedalaman maksimum 2,15 m, dengan bentuk dasar danau rata. Volume Danau Kelapa Gading adalah 15.033,52 m3, debit air sekitar 0,74-0,92 L/s, dengan masa tinggal air danau ±225-226 hari, kecerahan air berkisar 0,37-0,48 m dengan kedalaman kompensasi sekitar 0,98-1,15 m, dan Danau Kelapa Gading memiliki stabilitas yang rendah dan akan mudah mengalami pengadukan.Kata kunci: ArcMap, batimetri, danau, kedalaman kompensasi, morfometri
Upaya Membangun Harmoni Penghidupan Manusia dan Konservasi Harimau Sumatera Melalui Program Desa Binaan USU di Timbang Lawan, Kabupaten Langkat Pindi Patana; Yulia Siti Maisaroh; Apri Heri Iswanto; Adrian Hilman; Agus Purwoko; Mariah Ulfa; Alfan Gunawan Ahmad; Ma'rifatin Zahrah; Oding Affandi; Nurdin Sulistiyono; Eddy Mirwandhono; Achmad Siddik Toha; Moehar Maraghiy Harahap; Tati Vidiana Sari; Ahmad Sadeli; Ahmad Baiquni Rangkuti; Erni Jumilawaty; Yunus Afifuddin
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat (SINAPMAS) Perguruan Tinggi Mengabdi: Berkarya dan Berinovasi Untuk Membangun Masyarakat Semakin Tangguh di Mas
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat (SINAPMAS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Timbang Lawan merupakan salah satu desa di Kecamatan Bohorok, Kabupaten Langkat dan menjadi zona penyangga (buffer zone) Taman Nasional Gunung Leuser. Salah satu masalah desa adalah kemunculan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang menyerang ternak warga di pinggiran hutan. Selain mengakibatkan kerugian materi, serangan harimau sumatera berpotensi menimbulkan persepsi negative terhadap satwaliar tersebut. Oleh karena itu kegiatan pengabdian USU ini dilakukan dengan tujuan untuk membangun harmoni antara penghidupan masyarakat dengan konservasi harimau. Kegiatan terdiri dari lima bagian, yaitu: membangun kandang anti harimau, pemeliharaan rusa untuk restocking pakan harimau, restorasi, pembuatan pakan ternak dan pengembangan ekowisata. Metode yang digunakan adalah transfer pengetahuan dan pelibatan masyarakat melalui praktek langsung lapangan. Masyarakat sangat antusias dan pemerintah desa sangat mendukung kegiatan ini, karena dapat memberi solusi langsung terhadap permasalahan masyarakat desa.Kata kunci: Timbang Lawan, Harimau sumatera, penghidupan, konservasi, konflik
The occurrence of Sumatran tiger (Panthera tigris sumatrae) in an industrial plantation forest area, North Sumatra, Indonesia Pindi Patana; Meta Winda Saputri; King Marpatasino
Indonesian Journal of Applied Environmental Studies Vol 2, No 1 (2021): Volume 2 Number 1 April 2021
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33751/injast.v2i1.3079

Abstract

Sumatran tiger lives in the remaining forests on the Sumatra island, both in conservation and production areas. There are not many tiger monitoring activities conducted in production forest. Using camera traps this occupancy survey of Sumatran tiger (Panthera tigris sumatrae) carried out in a plantation forest area of PT. Toba Pulp Lestari (PT. TPL)  to obtain information and monitor tiger presence in the area.  However, there were no Sumatran tigers captured by the camera traps during the occupancy activities. The existence of Sumatran tiger was proven by the finding of footprints and scrapes. Other species were photographed by the camera traps, such as marbled cat ((Pardofelis marmorata), pig-tailed monkey (Macaca nemestrina), treeshrew (Tupaia sp.), Asian palm civet (Paradoxurus hermaphroditus), lizards (Eutropis sp.), Hoogerwerfs pheasant (Lophura hoogerwerfi), wood mouse (Apodemus sylvaticus) as well as birds. It is assumed that the Sumatran tiger didnt cross the location of research during the camera installation period. However, there are several other reasons why Sumatran tigers werent captured by camera traps, such as the camera traps observation time was too short and didnt cover a larger area, so it lessens the opportunity of encounter with Sumatran tiger.Harimau Sumatera hidup di hutan yang masih tersisa di pulau Sumatera, baik di kawasan hutan konservasi maupun hutan produksi. Kegiatan pemantauan harimau di hutan produksi belum banyak dilakukan. Dengan menggunakan camera trap, survei okupansi harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) ini dilakukan di areal  konsesi hutan tanaman industri PT. Toba Pulp Lestari (PT. TPL) untuk mendapatkan informasi dan memantau keberadaan harimau di kawasan tersebut. Namun, tidak ada harimau sumatera yang terfoto oleh kamera trap selama kegiatan survei okupansi. Keberadaan harimau sumatera dibuktikan dengan ditemukannya jejak tapak dan cakaran. Selain itu, terdapat ppesies lain yang terfoto oleh kamera trap, seperti kucing batu ((Pardofelis marmorata), beruk (Macaca nemestrina), tupai tanah (Tupaia sp.), musang pandan (Paradoxurus hermaphroditus), kadal (Eutropis sp.), sempidan aceh (Lophura hoogerwerfi), tikus hutan (Apodemus sylvaticus) serta burung. Diasumsikan bahwa harimau sumatera tidak melintasi lokasi penelitian selama masa pemasangan kamera. Namun, terdapat beberapa alasan lain mengapa harimau sumatera tidak terfoto kamera trap, seperti waktu pengamatan kamera trap yang terlalu singkat dan tidak mencakup area yang lebih luas, sehingga memperkecil peluang perjumpaan dengan harimau sumatera.
Sources of community livelihoods and economic losses due to conflict with the Sumatran Tiger (Panthera tigris sumatrae) in the buffer area of Batang Gadis National Park Fahma, Nurul; Patana, Pindi
Global Forest Journal Vol. 1 No. 01 (2023): Global Forest Journal
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/gfj.v1i01.13250

Abstract

The existence of people living around the buffer zone in recent times has led to negative interactions in the form of conflicts between humans and wild animals, one of which is with the Sumatran tiger. The purpose of this study was to identify the sources of livelihood for the community in the buffer area of the Batang Gadis National Park (BGNP), and calculate the total economic losses suffered by the community due to human and wildlife conflicts in the buffer area of the national park. This study used a survey method, data were collected through interviews with selected respondents based on purposive sampling method with snowball technique. Data analysis is done by descriptive analysis. The results of the research show that the source of livelihood for the people living around the TNBG area is mostly farmers. The community's perception of the disturbance of wild animals and Sumatran tigers in Hutabaringin Julu Village and Bangkelang Village is that some people consider wild animals or Sumatran tigers to be beneficial to them in the balance of nature, and some others consider wild animals to be no useful in life because they are considered to disturb community plantation lands. The tiger conflict caused an economic loss of IDR 14,400,000 in Hutabaringin Julu Village and Bangkelang Village of IDR 35,280,000.
Co-Authors Achmad Delianur Nasution Achmad Siddik Toha Adisti Yulia Pradita Adrian Hilman Adzri Qory Nullah Afriyanti Br Sembiring Agus Purwoko Ahmad Baiquni Rangkuti Ahmad Muhtadi Ahmad Rivai Ahmad Sadeli Akhirul Hijry Akmila Akmila Akta Novita Damanik Alfan Gunawan Ahmad Amanatul Fadhilah Andika Fera Waty Harahap Ani Suryanti Anita Zaitunah Antri Poster Sianturi Apri Heri Iswanto Arida Susilowati Iswanto Arief Baizuri Majid Arlina Nurbaity Lubis Aryalan Ginting Bastian Samuel P. Ginting Benmart E. Manalu Bungaran Bungaran Chandra Rikardo Simanjuntak Dasma Banurea Desi Yani Harahap Desrita Desrita Devita Saragih Dewi Susanty Diyanti Isnani Siregar Duma Fransisca Sihotang Eddy Mirwandhono Efrida Tambunan Eka Tri Rahayu Elisa Lestari Simanjuntak Elisa Manik Erni Jumilawaty Eryana Dhalia Drajad Ginting Esra Barus Etti Nur Cahyani Eulis Safina Fahma, Nurul Febrina Arli Febrina Astria Simanjuntak Ferry Aulia Hawari Firza Annisa Nasution Fitra Dewi Warti Lubis Gabriella Junike Maria Azalia Simanjuntak Ghanang Dhika Aria Gracia Denata Tumanggor Guntur Althair Ahmady Hasnina Malasari Pasaribu Henny E. N. Gultom Humayra Nasution Indra Aulia Indra Lesmana Ipanna Enggar Susetya Irena Astria Ginting Irwanmay Irwanmay Ivan Sinaga Kansih Sri Hartini King Marpatasino M Mahrozi Sagala M Ripal Al-kautsar Ma'rifatin Zahrah Maidita Fitri br Purba MARAGUNUNG DALIMUNTHE Mariah Ulfa Marthalena Ginting Mas Bintang Meta Winda Saputri Meyna Melia Utari Moehar Maraghiy Harahap Muhaimin Zikri Pratama Muhammad Hafidzh Sitompul Muhammad Rifai Musawir Nasution Nancy Rolina Nina Safriyanti Novha Nurul Fadillah Nurdin Sulistiyono Nurmatias Nurmatias Nurul Fadillah Oding Affandi Olivia Lumban Gaol Oni Sri Rahayu Sitorus Onrizal Onrizal Pahrurrozi Pahrurrozi Paulus Surbakti Polman Roni Tua S Prihatin Lumbanraja Purwoko, Agus Putri Y R Simanjuntak Rahmawaty Rahmawaty Rahmawaty, Rahmawaty Reza Rangkuti Riki Ardiansyah Nasution Rina Marito Daulay Riri Ezraneti Riris Romaito Rizki Munaza Rizki Ridoan Rizky Amalia Putri Romanda Mora Tanjung Rudi Hartono Rusdi Leidonald Santa Odilia Permatasari Nainggolan Santy DN Purba Sekar Indah Putri Barus Siti Latifah Siti Latifah SITI LATIFAH Siti Latifah Siti Latifah Sulistyono, Nurdin Syafridahannum Rangkuti Syahru Ramadhan Syammaun Usman Tajuddin Siregar Tarihoran, Bill Clinton Tati Vidiana Sari Titis Dian Pratama Ulinar Amantha Pasaribu Usanos, Nora Arriazu Veni Selvianty Zebua Wanda Afnes Rahmatika Wilda Hasanah Harahap Yoes Soemaryono Yulia Siti Maisaroh Yunasfi Yunasfi Yunasfi Yunasfi, Yunasfi Yunus Afifuddin Zulham Afandi Harahap Zulham Apandy Harahap