Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Analisis Dukungan Psikososial yang dibutuhkan Keluarga dengan Anak yang mengalami Kekerasan Seksual Lia Novianty; Suryani Suryani; Aat Sriati
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 3 No. 3 (2015): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (798.003 KB) | DOI: 10.24198/jkp.v3i3.115

Abstract

Angka kekerasan seksual pada anak saat ini cukup tinggi baik di Indonesia maupun di dunia. Masalah yang dihadapi oleh anak yang mengalami kekerasan seksual bukan hanya masalah fisik, tetapi juga masalah psikologis dan sosial yang akan ditanggungnya seumur hidup. Masalah psikososial yang dialami oleh anak korban kekerasan seksual juga ikut dirasakan oleh keluarga. Masalah psikososial yang muncul pada keluarga dapat berupa stres pasca trauma, disfungsi keluarga, kecemasan dan depresi, oleh karena itu keluarga sangat memerlukan dukungan psikososial. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis berbagai dukungan psikososial yang dibutuhkan keluarga meliputi dukungan emosional, penghargaan, instrumental dan informasi. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif eksploratif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga yang memiliki anak korban kekerasan seksual di Kota Sukabumi sebanyak 35 responden dengan pengambilan sampel menggunakan total sampel. Alat pengumpul data menggunakan kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti serta sudah melalui content validity, uji validitas dengan rentang nilai p-value 0,00-0,17, dan uji reliabilitas dengan nilai r 0.75. Analisa data menggunakan metode RASCH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan psikosisial yang paling dibutuhkan oleh keluarga adalah dukungan penghargaan. Dukungan penghargaan memiliki nilai measure 0.72, dukungan emosional dengan nilai 0.01, dukungan instrumental -0.37 dan dukungan informasi -0.37. Simpulan penelitian adalah keluarga membutuhkan semua dukungan psikososial dan dukungan penghargaan merupakan dukungan yang paling dibutuhkan. Pihak P2TP2A mampu memberikan dukungan emosional, penghargaan, informasi maupun instrumental pada kelurga. Dan untuk pemerintah daerah diharapkan dapat melakukan kolaborasi yaitu dengan membentuk Community Mental Health Nursing, dan dapat membangun kebijakkan untuk mengatasi stigma masyarakat terkait dengan kekerasan seksual.Kata kunci: Dukungan psikososial, kekerasan seksual anak, keluarga. Psychosocial Supports for Families of Children who have been Sexually AbusedAbstractProblems encountered by children who suffered from sexual abused involve multi-dimensional issues such as physical, psychological and social. Their families may also experience problems such as post- traumatic stres, family dysfunction, anxiety and depression. Thus, psychosocial support is needed to overcome these negative consequences. This study aimed to analyze a variety of psychosocial support needed by family includes emotional support, respect, instrumental and information. A descriptive explorative study was conducted involving 35 family members from children as victims of sexual abuse recruited using total sampling technique. Data were collected using modified questionnaire (r=0.75) then analysed using RASCH. The results showed that family needs esteem support as the most required support (r = 0.72) followed by emotional support (r=0.01), instrumental support (r=0.37) and information support (r=0.37). It is concluded that psychosocial support and esteem support are needed by most families. Thus, P2TP2A is thus expected to provide emotional, esteem support, information and instrumental in the family. Finding suggests local governments need to conduct collaboration for establishing community mental health nursing services, and make such policy to overcome social stigma associated with sexual abuse.Key words: Children, family, psychosocial support, sexually abused victim.
Terapi Murottal Efektif Menurunkan Tingkat Nyeri Dibanding Terapi Musik pada Pasien Pascabedah Eldessa Vava Rilla; Helwiyah Ropi; Aat Sriati
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 17 No 2 (2014): Juli
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v17i2.444

Abstract

 Tindakan pembedahan dapat menimbulkan nyeri dan perubahan tanda-tanda vital. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perbandingan efektivitas terapi musik dan terapi murottal terhadap penururunan tingkat nyeri dan kestabilan tanda-tanda vital pada pasien pascabedah. Penelitian kuasi eksperimen dengan pendekatan Pretest-Posttest Control Group ini melibatkan 36 responden. Pengukuran tingkat nyeri menggunakan Numerik Rating Scale. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan antara terapi murottal dan terapi musik pada penurunan tingkat nyeri. Rerata penurunan nyeri pada kelompok terapi murottal lebih besar dibandingkan dengan penurunan nyeri dengan pada kelompok terapi musik. Akan tetapi, penelitian ini tidak menemukan perbedaan pada kestabilan tanda-tanda vital antara kelompok yang diberikan terapi murottal dan terapi musik. Terapi murottal dapat menjadi pertimbangan sebagai terapi non farmakologis untuk menurunkan tingkat nyeri pada pasien muslim setelah tindakan pembedahan. Abstract Murottal Therapy Reduces Pain Level Effevtively Compare to Music Therapy on the Post Surgery Patients. Surgery causes painful and vital signs alteration. The objective of this study was to compare the effectiviness of music therapy and murottal therapy on reducing of the pain level and stability of vital signs in post surgery patiens. This quasi experimental with pretest-posttest control group study involved 36 respondents. Numeric Rating Scale was used to measure pain level. The result showed that there was significantly difference between murottal therapy and music therapy in reducing pain level. The average of pain level on murottal therapy group was higher than pain level in the music therapy group. On contrary, there no diffirence on average of vital signs stability of both murottal dan musc therapy groups. The murottal therapy should considere as non-pharmacologic measures to reduce pain level in post-surgery patients. Keywords: Murottal therapy, music therapy, pain, post-surger, vital signs stability
Faktor faktor yang memengaruhi cyberbullying pada remaja: A Systematic review Heni Aguspita Dewi; Suryani Suryani; Aat Sriati
Journal of Nursing Care Vol 3, No 2 (2020): Journal of Nursing Care
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (591.15 KB) | DOI: 10.24198/jnc.v3i2.24477

Abstract

Cyberbullying adalah bentuk intimidasi yang dilakukan melalui teknologi informasi dan komunikasi, terutama internet dan telepon seluler. Bagi remaja, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, sehingga remaja berpotensi untuk terlibat dalam cyberbullying. Banyak faktor yang bisa mendukung keterlibatan remaja dalam cyberbullying. Tujuan penelitian ini adalah untuk mereview berbagai faktor yang berhubungan dengan cyberbullying pada remaja. Metode penelitian : pencarian sistematik artikel penelitian terpublikasi dilakukan di tiga database yaitu ProQuest, PubMed dan Ebsco. Ketiga database dipilih dengan pertimbangan bahwa ketiganya merupakan database yang kredibel untuk memilih artikel berbahasa Inggris yang relevan dalam rentang tahun 2014-2019, dengan mengunakan kombinasi kata kunci : ‘factors’ AND ‘cyberbullying’ AND ‘Adolescents’ OR ‘Teenagers’ OR ‘young adults’. Kemudian didapatkan 489 artkel dan dipilih lima belas artikel untuk dianalisis. Hasil penelitian : didapatkan lima faktor yang mempengaruhi cyberbullying pada remaja yaitu faktor individu diantaranya pengalaman kekerasan, persepsi, gander, usia, kontrol psikologis, dan penggunaan zat adiktif. Faktor keluarga meliputi pola asuh, dukungan keluarga, dan stress orang tua. Faktor teman berupa dukungan. Faktor sekolah yaitu jenis sekolah. Faktor terakhir yaitu penggunaan internet berupa intensitas dan kompetensi media etis. Kesimpulannya : kelima faktor tersebut dapat memengaruhi keterlibatan remaja dalam cyberbullying baik sebagai pelaku maupun korban. Penelitian lanjut diharapkan dapat melakukan analisis faktor-faktor cyberbullying pada remaja sehingga diharapkan dapat mencegah dan dapat melakukan intervensi yang tepat untuk mengatasi masalah cyberbullying.
Tingkat Kecanduan Media Sosial pada Remaja Rizki Aprilia; Aat Sriati; Sri Hendrawati
Journal of Nursing Care Vol 3, No 1 (2020): Journal of Nursing Care
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1267.85 KB) | DOI: 10.24198/jnc.v3i1.26928

Abstract

Aktivitas penggunaan media sosial di Indonesia didominasi oleh kalangan remaja. Media sosial memberikan dampak negatif pada remaja, salah satunya adalah kecanduan. Hal tersebut dikarenakan dapat mengganggu berbagai kegiatan, diantaranya belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kecanduan media sosial pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi pada penelitian ini adalah siswa-siswi SMAS Plus Al-Falah kelas X, XI dan XII yang tinggal bersama orang tua sejumlah 72 siswa. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling. Data dikumpulkan menggunakan instrumen yang dibuat oleh Sahin (2018) dan dianalisis dengan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar remaja atau sebanyak 51,4% mengalami kecanduan media sosial tingkat rendah, sedangkan hampir setengah dari remaja atau sebanyak 48,6% mengalami kecanduan media sosial tingkat tinggi. Kecanduan media sosial pada remaja penting untuk segera diatasi agar tidak semakin mengalami peningkatan. Oleh karena itu, disarankan bagi pihak sekolah untuk bekerjasama dengan perawat jiwa terkait pencegahan pada kecanduan media sosial yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan mengenai penggunaan media sosial yang baik dan dampak negatif kecanduan media sosial. Sedangkan, penanganan yang dapat dilakukan bagi remaja yang mengalami kecanduan media sosial tingkat tinggi yaitu dengan memberikan terapi CBT pada remaja.
Influence of Hypnotherapy to Reduce the Anxiety of School-Age Children in the Preoperative Phase in the Guntur Room of Level II Dustira Cimahi Hospital Andri Nurmansyah; Aulia Iskandarsyah; Aat Sriati; Fifi Siti Fauziah Yani
Jurnal Keperawatan Komprehensif (Comprehensive Nursing Journal) Vol. 8 No. Special Edition (2022): JURNAL KEPERAWATAN KOMPREHENSIF (COMPREHENSIVE NURSING JOURNAL)
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (676.692 KB)

Abstract

Aims: Preoperative anxiety in school-age children is an important problem for children who will carry out major surgery. When not resolved the problem results in a negative postoperative response such as higher pain, impaired sleep patterns, no appetite and changes in maladaptive behavior over the next two weeks. Pharmacological therapy is not given to psychosocial problems related to anxiety in school-aged children. So, it is necessary to trace the results of research related to non-pharmacological therapy. One of the non-pharmacological therapies used is Hypnotherapy. This study aims to analyze the effect of hypnotherapy in reducing anxiety in the preoperative phase by using the Modified Yale Preoperative Anxiety Scale (mYPAS) instrument. Hypnotherapy intervention is carried out structurally in the preoperative phase. Methods: This type of research is a Quasy Experiment with a time series design research design through pretest and posttest one group design. The technique used in this study was purposive sampling with 24 samples. Analysis of the data used consisted of univariate and bivariate. Univariates in this study describe the median while bivariate use Wilcoxon. Results: The results of the statistical analysis showed a significant difference between the anxiety test before and after the hypnotherapy intervention was given (p-value 0,0001). Conclusion: Influence of hypnotherapy to reduce the anxiety of school-age children in the preoperative phase in the Guntur room of level II Dustira Cimahi Hospital. Suggestions for nurses are expected to develop science and skills in complementary nursing and can be used as a companion intervention in overcoming preoperative anxiety in children.
PENGARUH PENERAPAN PANDUAN PERILAKU CARING TERHADAP PENINGKATAN PERILAKU CARING MAHASISWA DI FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN Rizka Aisyah; Aat Sriati; Valentina B.M.L
Jurnal Keperawatan Komprehensif (Comprehensive Nursing Journal) Vol. 5 No. 2 (2019): JURNAL KEPERAWATAN KOMPREHENSIF (COMPEREHENSIVE NURSING JOURNAL)
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (654.594 KB) | DOI: 10.33755/jkk.v5i2.134

Abstract

Terdapat insiden pada proses pembelajaran yaitu mahasiswa bermain smartphone dikelas, insiden tersebutmengakibatkan mahasiswa menjadi tidak menghargai, hal tersebut tidak sesuai dengan aspek caring pada penelitian.Dibutuhkan upaya untuk mengubah perilaku tersebut, yaitu menggunakan penerapan panduan perilaku caring padaproses pembelajaran. Tujuan: mengetahui adakah pengaruh penerapan panduan perilaku caring terhadap perilakucaring mahasiswa Fakultas Keperawatan UNPAD. Metode: penelitian quasy experimental, populasi penelitian yaitu 12kelompok tutorial angkatan 2016 dan sampel terpilih 5 kelompok tutorial. Data dikumpulkan menggunakan KuesionerPerilaku Caring dan sudah melalui proses content validity dengan uji CVI dan CVR. Hasil: seluruh kelompokberperilaku caring dalam proses tutorial maupun praktikum baik sebelum dan sesudah penerapan panduan perilakucaring dan didapatkan hasil peningkatan mean. Hasil uji statistik pada proses pembelajaran didapatkan p value = 0.004(p < 0.05) untuk proses tutorial dan p value = 0.2854 (p > 0.05) untuk proses praktikum. Simpulan: terdapat pengaruhpenerapan panduan perilaku caring dalam proses tutorial dan tidak terdapat pengaruh penerapan panduan perilakucaring dalam proses praktikum terhadap perilaku caring mahasiswa.
GAMBARAN PENGGUNAAN DAN TINGKAT KECANDUAN INTERNET PADA SISWA-SISWI SMA X DI JATINANGOR Dian Dewi Novianty; Aat Sriati; Ahmad Yamin
Jurnal Keperawatan Komprehensif (Comprehensive Nursing Journal) Vol. 5 No. 2 (2019): JURNAL KEPERAWATAN KOMPREHENSIF (COMPEREHENSIVE NURSING JOURNAL)
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (751.755 KB) | DOI: 10.33755/jkk.v5i2.138

Abstract

Pengguna internet terbanyak di Indonesia adalah remaja dengan akses waktu yang berlebih dan mayoritas aksesterhadap games online dan sosial media. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya kecanduan. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui gambaran penggunaan internet dan tingkat kecanduan internet pada remaja. Penelitian ini deskriptifkuantitatif. Populasi pada penelitian ini siswa-siswai kelas X-XI di SMA X di Jatinangor. Sampel pada penelitian inimenggunakan stratified random sampling sebanyak 269 siswa. Data dikumpulkan dengan instrumen yangdikembangkan peneliti berdasarkan teori dari Alice Robbin (2008) dan instrumen Internet Addiction Test (IAT). Datadianalisis dengan analisa deskriptif dan disajikan dalam bentuk presentase. Hasil penelitian sebagian besar respondentergolong heavy users pada weekday (56,5%) dan weekend (68,4%). Hampir seluruh responden mengakses internetyaitu social media (79,9%) dan berkomunikasi (74%) perharinya. Hampir setengah dari responden berada kecanduan ditingkat ringan (43,9%). Simpulan penelitian ini bahwa sebagian besar responden adalah pengguna heavy users denganyang paling sering diakses adalah social media. Tingkat kecanduan pada penelitian ini didominasi pada tingkat ringan.
GAMBARAN KONTROL DIRI PENGGUNAAN SMARTPHONE PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN SEDERAJAT DI KECAMATAN JATINANGOR Wulan Selvia Andriani; Aat Sriati; Ahmad Yamin
Jurnal Keperawatan Komprehensif (Comprehensive Nursing Journal) Vol. 5 No. 2 (2019): JURNAL KEPERAWATAN KOMPREHENSIF (COMPEREHENSIVE NURSING JOURNAL)
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (708.738 KB) | DOI: 10.33755/jkk.v5i2.143

Abstract

Penggunaan smartphone  yang berlebihan menyebabkan kecanduan smartphone  dan nomophobia hingga berdampak gangguan mental komorbiditas. Hal ini dapat diantisipasi dengan adanya kontrol diri, seharusnya  mereka mampu untuk mengatur dan menjalankan tugas sebagai pelajar sehingga tidak mengalami kecanduan smartphone. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kontrol diri penggunaan smartphone  pada siswa SMA dan Sederajat di Kecamatan Jatinangor. Metode penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif dengan populasi berjumlah 2.376 siswa dan sampel sebanyak 342 responden yang menggunakan teknik proportional sample random sampling. Pengambilan data menggunakan Skala Kontrol Diri yang dimodifikasi dari Rika (2012) dengan nilai validitas antara 0,431-0,783 dan koefisien alpha croncbah 0,919. Terdiri dari 27 item pernyataan menggunakan skala likert 1 – 5. Data dianalisis menggunakan distribusi frekuensi dan presentase dari setiap sub-variabel. Hasil penelitian menunjukan bahwa kontrol diri penggunaan smartphone  pada siswa menyebar dalam tiga kategori yakni kontrol diri tinggi (15,8%), kontrol diri sedang (80,7%), dan kontrol diri rendah terhadap penggunaan smartphone  (3,5%). Kesimpulan penelitian ini adalah persentase terbesar partisapan memiliki kontrol diri sedang terhadap penggunaan smartphone, artinya partisipan tidak selalu melakukan pengendalian terhadap semua impuls memainkan smartphone  yang partisipan miliki. Rekomendasi hasil penelitian ini agar perawat komunitas dan pihak sekolah membentuk program untuk mencegah penggunaan smartphone agar tidak berlebihan melalui berbagai sumber informasi, terutama sumber informasi yang signifikan bagi remaja.
Cognitive Behavior Therapy (CBT) Pada Pasien Pasca Stroke dengan Depresi Literatur Review Santi Rinjani; Suryani Suryani; Aat Sriati; Andri Nugraha
Jurnal Medika Cendikia Vol 8 No 2 (2021): Jurnal Medika Cendikia
Publisher : STIKes Karsa Husada Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33482/medika.v8i2.158

Abstract

Stroke is one of the most serious diseases because of the death and mortality rate. The World Health Organization (WHO) revealed that stroke is the second leading cause of death in the world, killing 6.2 million people. Half of all have problems returning to their pre-stroke state in their daily routine. Especially the psychosocial problems of stroke survivors have a negative impact on their quality of life, causing depression. The level of anxiety and depression can be reduced by means of the patient being given therapy, namely Cognitive Behavior Therapy. This literature search aims to analyze the results of research that focuses on the effect of Cognitive Behavioral Therapy on helplessness, depression in stroke patients. Method This study was conducted by reviewing the literature through electronic media on Sience Direct and Google Scholar and using the keywords "cognitive behavioral therapy in stroke patients and depression", after obtaining 6 articles that met the criteria with a maximum publication year of the last 10 years. The results showed that cognitive behavioral therapy is a type of short-term behavioral treatment that focuses on the patient considering the relationship between beliefs, thoughts, and feelings and following behavioral patterns and behaviors. During cognitive behavioral therapy, depression levels decreased and quality of life improved, psychosocial symptoms decreased, and self-efficacy expectations increased. There are three phases of cognitive behavioral therapy, namely the phase of behavior modification, cognitive restructuring, and reducing adverse effects. The conclusions of this study indicate that Cognitive Behavioral Therapy significantly reduces psychosocial problems, improves patients' quality of life and reduces depression.
Efek Spiritual Emotional Freedom Techniqueterhadap Cemas dan Depresi, Sindrom Koroner Akut Derison Marsinova Bakara; Kusman Ibrahim; Aat Sriati
Jurnal Keperawatan Padjadjaran Vol. 1 No. 1 (2013): Jurnal Keperawatan Padjadjaran
Publisher : Faculty of Nursing Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkp.v1i1.51

Abstract

Sindrom koroner akut (SKA) merupakan penyakit jantung penyebab kematian. Gejala depresi, kecemasan, dan stres meningkat pada pasien SKA. Gejala ini dapat memengaruhi proses pengobatan dan penyembuhan serta menimbulkan komplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh SEFT terhadap penurunan gejala depresi, kecemasan, dan stres pada pasien SKA yang dirawat di ruang rawat intensif jantung. Rancangan penelitian menggunakan quasi eksperimen, teknik pengambilan sampel dengan consecutive sampling,sebanyak 42 orang. Penetapan jumlah responsden untuk kontrol dan kelompok intervensi menggunakan number ramdom trial, sehingga ditetapkan kelompok intervensi berjumlah 19 responsden dan untuk kelompok kontrol berjumlah 23 responsden. Kelompok intervensi dan kelompok kontrol diukur tingkat depresi, kecemasan, dan stres mengunakan kuesioner The Depression Anxiety Stres Scales 21(DASS 21) kemudian pada kelompok intervensi diberikan intervensi SEFT satu kali selama 15 menit dan diukur kembali tingkat depresi, kecemasan, dan stres pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Data dianalisis dengan Wilcoxon dan Mann Whitney. Hasil menunjukkan perbedaan yang bermakna antara tingkat depresi, kecemasan, dan stres sebelum dan sesudah intervensi SEFT antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p<0.05). Intervensi SEFT membantu menurunkan depresi, kecemasan, dan stres pada pasien SKA.Kata kunci:Depresi, intervensi SEFT, kecemasan, stres AbstractAcute coronary syndrome (ACS) is a cause of heart disease deaths. Symptoms of depressi on anxiety, and stres is increased in patients with ACS. These symptoms may affect treatment and healing processand cause complications. This study aims to determine the effect of intervention Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) to decrease depression, anxiety, and stres in patients with ACS who were treated in the cardiac intensive care unit. The research design was quasi-experimental, and using consequtive sampling as sampling technique, 42 responsdents were divided into intervention and control groups. Determination the number of responsdents for the control and intervention groups using a number ramdom trial, 19 responsdents intervention group and 23 responsdents the control group. Intervention group and control group measure levels of depression, anxiety, and stres using questionnaires The Depression Anxiety Stres Scales 21 (DASS 21) later in the intervention group was given SEFT intervention once for 15 minutes and measured return rates of depression, anxiety, and stres in the intervention group and the control group. Data were analyzed with the Wilcoxon and Mann Whitney. Results show significant differences between levels of depression, anxiety, and stres before and after the intervention SEFT between the intervention group and the control group (p<0.05). SEFT interventions help reduce depression, anxiety, and stres in patients with ACS. Limitations of this study is the difficulty in controlling the characteristics of the responsdents as a confounding variable. This research benefits that SEFT interventions can be used to reduce depression, anxiety, and stres in patients with ACS, and can be consider as one intervention.Key words: Anxiety, depression, stres, SEFT Intervention