Made Bagus Dwi Aryana
Departemen Obstetri Dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, RSUP Sanglah, Bali, Indonesia

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

KEHAMILAN DENGAN LEUKEMIA MIELOID KRONIK Dwi Aryana, Made Bagus
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seorang wanita usia 32 tahun, suku Bali, agama Hindu, pekerjaan petani anggrek. Keluhan awal perut membesar, pemeriksaan fisik didapatkan splenomegali (Scuffner VI-VII), pemeriksaan penunjang didapatkan dengan leukositosis, blood smear kesan LMK. Diagnostik molekuler PCR Leukemia (bcr-abl) : tampak fusi gene bcr abl b3a2 pada amplicon product 385 bp menghasilkan ekspresi protein p210.Didiagnosa dengan leukemia mieloid kronik, kromosom Ph positif.Terapi Gleevec sejak September 2011 dosis 1x400 mg. Setelah terapi dalam pemantauan terjadi remisi hematologik. Datang ke Poliklinik Kebidanan dan Kandungan, didapatkan dengan hamil  G3P2002 23-24 minggu, tunggal/hidup, riwayat LMK dalam terapi tirosin kinase inhibitor (Gleevec). Selama kehamilan trimester kedua sampai partus terapi Gleevec ditunda dengan monitoring pemeriksaan darah lengkap tiap dua minggu.Selama ANC tidak didapatkan keluhan, pemantauan laboratorium, monitoring janin dengan USG tidak didapatkan kelainan dengan pertumbuhan janin dalam batas normal.Kehamilan mencapai aterm.Datang ke IRD dengan diagnosa G3P2002 39-40 mg, tunggal/hidup, CML, KPD. Dalam observasi pasien inpartu, persalinan spontan  pervaginam dengan lahir bayi laki-laki, 3600 gram, AS 8-9, tanpa kelainan. Masa nifas tidak didapatkan masalah, pasien menyusui bayinya. Sampai umur anak satu tahun pertumbuhan dan perkembangan anak  dalam batas normal. Enam bulan setelah partus didapatkan kembali leukositosis, dengan WBC terakhir pada bulan Mei 2013 37,82. Pasien direncanakan melanjutkan kembali terapi tirosin kinase inhibitor. Yang menarik dari kasus ini adalah selama kehamilan didapatkan remisi hematologik, walaupun remisi secara sitogenetik tidak dapat diketahui karena kendala alat dan biaya.Janin yang terpapar kemoterapi selama trimester satu, mengalami perkembangan normal dan lahir tanpa kelainan.
KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN HIV DI RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE TAHUN 2005-2010 Dwi Aryana, Made Bagus
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 3, No 4 (2015)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah didapatkan dalam kurun waktu  6 tahun (1 Januari 2005 – 31 Desember 2010) tercatat 102 kasus kehamilan dengan HIV. Dengan angka kejadian dari tahun 2008 sebesar 0.45%  dan tahun 2009 dan 2010 angka kejadian ibu hamil dengan HIV menetap 2.33%. Dari 102 kasus tersebut terbanyak ditemukan pada kelompok umur 20-29 tahun sebanyak 76 kasus (74.51%), sesuai dengan laporan komisi penanggulangan AIDS yang menyatakan bahwa penularan HIV sudah terjadi lebih awal, dimana usia produktif (15-29 tahun) banyak dilaporkan telah  terinfeksi dan menderita AIDS. Kasus terbanyak berasal dari Denpasar sebesar 40 kasus (39.21%). Faktor risiko penularan HIV terbayak disebabkan oleh hubungan seksual yang tidak aman (heteroseksual)  baik oleh pasien sendiri ataupun oleh suami pasien, dan faktor risiko yang lain adalah IDU baik oleh pasien maupun suami pasien dimana ini berhubungan dengan penggunaan jarum suntik yang tidak steril. Pekerjaan memiliki pengaruh pada perbedaan penyebaran HIV di populasi. Dimana sebagian besar kasus tidak bekerja dan merupakan ibu rumah tangga. Didapatkan kasus ibu hamil dengan HIV terbanyak merupakan  multiparitas. Dan terbanyak merupakan kasus rujukan, baik dari klinik VCT RSUP Sanglah, dari yayasan, rujukan Spesialis Obstetri, rujukan spesialis penyakit dalam dan rujukan dari rumah sakit kabupaten. Dari gambaran klinis kasus hamil dengan HIV kami dapatkan ibu hamil dengan HIV yang datang kepoli klinik PMTCT RSUP Sanglah pertama kali terbanyak pada umur kehamilan > 28 minggu. ARV telah diberikan terbanyak pada umur kehamilan > 28 minggu. Tindakan untuk mengakhiri kehamilan terbanyak dilakukan pada umur kehamilan 37-40 minggu. Dan stadium klinis HIV berdasarka Kriteria WHO terbanyak merupakan HIV stadium I. Dimana pada Odha asimptomatik (Stadium I), diagnosa HIV/AIDS sangatlah sulit ditegakkan secara klinis. Oleh sebab itu kualitas pemeriksaan antenatal amatlah penting, sehingga deteksi dini dan pengawasan terhadap ibu-ibu hamil dengan resiko tinggi terinfeksi HIV/AIDS sebisa mungkin dapat dikerjakan. Tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan sebagian besar kasus dilakukan seksio sesaria elektif, hal ini sesuai dengan beberapa penelitian yang menyarankan bahwa seksio sesaria dapat memiliki efek yang penting dalam mengurangi kejadian transmisi HIV dari ibu ke anak. Dan sebagian besar kasus lahir dengan berat badan bayi > 2500 gram. Dan 94 bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir > 500 gram, didapatkan status HIV berupa 39 kasus (41.50%) non reactive, 1 kasus (1.06%) reactive, 10 kasus (10.64%) meninggal, 7 kasus (7.44%) lost to follow up.
PEMBERIAN ANTI RETRO VIRAL SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN INFEKSI HIV DARI IBU KE BAYI Dwi Aryana, Made Bagus
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 3, No 5 (2015)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Angka kejadian HIV/AIDS di Indonesia terus meningkat dan telah terjadi fenomena gunung es, jumlah penderita yang ada lebih banyak daripada yang dilaporkan. Proporsi penderita HIV antara wanita dan pria adalah 1:1. Pada tahun 2008 didapatkan 15,7 juta wanita yang terinfeksi HIV sedangkan sebanyak 2,1 juta anak-anak berusia kurang dari 15 tahun telah terinfeksi HIV. Penularan HIV sendiri dapat melalui berbagai cara, antara lain melalui cairan genital (sperma dan lendir vagina), darah, dan transmisi dari ibu ke bayi. Penyebab dari infeksi HIV pada anak adalah 90% berasal dari penularan dari ibu sedangkan 10 % sisanya berasal dari proses tranfusi darah. Pada saat ini, target global dari WHO di bidang HIV adalah eliminasi dari penularan infeksi baru HIV pada anak dan mempertahankan keselamatan ibu pada tahun 2015. Transmisi maternal paling besar terjadi pada masa perinatal. Pada penelitian yang dilakukan di Rwanda dan Zaire, proporsi dari penularan ibu yang terinfeksi kepada bayinya adalah 23-30% pada masa kehamilan, 50-65% pada saat melahirkan, dan 12-20% pada saat ibu menyusui bayinya. Akan tetapi angka transmisi ini dapat diturunkan sampai dengan kurang dari 5% dengan upaya-upaya intervensi dari PMTCT (Prevention Mother to Child Transmission). Intervensi yang dilakukan dari PMTCT ada 4 konsep dasar, yaitu mengurangi jumlah ibu hamil dengan HIV positif, menurunkan viral load dari ibu hamil yang terinfeksi HIV, meminimalkan paparan janin terhadap darah dan cairan tubuh ibu, serta optimalisasi kesehatan ibu dengan HIV positif. Salah satu upaya intervensi pencegahan penularan infeksi HIV dari ibu ke bayi adalah pemberian terapi ARV (Anti Retro Viral). Pemberian terapi ARV ini sendiri memiliki tujuan untuk memaksimalkan penekanan replikasi virus, menurunkan hambatan penurunan daya tahan tubuh, serta meningkatkan kembali fungsi daya tahan tubuh. Upaya inervensi pencegahan dengan cara pemberian ARV yang tepat merupakan cara yang paling efektif. Pemberian ARV sebagai upaya pencegahan penularan infesi HIV dari ibu ke bayi mengacu pada acuan yang direkomendasi oleh WHO. Secara umum pemberian ARV ini dapat dibagi menjadi 2 golongan, yakni yang pertama ARV sebagai terapi bagi ibu dan pencegahan penularan serta yang kedua ARV sebagai profilaksis saja. Sebelum ARV diberikan, harus dilakukan pemeriksaan secara holistik kepada penderita baik secara klinis maupun laboratoris. Pemberian ARV sebagai upaya pencegahan penularan infeksi HIV dari ibu ke bayi tidak hanya diberikan bagi ibu saja, namun juga diberikan pada bayinya. Pemberian ARV dilakukan pada saat kehamilan, proses persalinan, maupun pada saat postpartum. Selama dilakukan pemberian terapi ARV, kesehatan ibu maupun janin yang dikandung harus selalu dipantau dengan baik dan  menyeluruh. Sampai saat ini masih banyak obat-obatan ARV yang masih dalam uji klinis. Komplikasi pemberian ARV saat kehamilan dapat terjadi pada ibu maupun  pada bayi. Komplikasi pada ibu yang sering terjadi adalah reaksi hipersensitivitas dan kerusakan pada ginjal maupun liver. Sedangkan komplikasi pada bayi masih merupakan perdebatan apakah obat-obatan ARV atau efek perjalanan penyakit HIV pada ibu yang menjadi penyebab kelainan yang muncul. Diharapkan dengan penangan yang tepat pada wanita dan wanita hamil dengan HIV, penularan infeksi HIV dari ibu ke bayi dapat ditekan sampai semaksimal mungkin. Target global WHO untuk mengeliminasi infeksi HIV dan AIDS dapat terlaksana menuju generasi baru yang bebas HIV dan AIDS
PERBEDAAN KADAR SGOT, SGPT, DAN ALBUMIN SEBELUM DAN SESUDAH 3 SERI KEMOTERAPI PACLITAXEL-CARBOPLATIN PADA KASUS KANKER SERVIKS STADIUM IIIB DI RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE 1 JANUARI–31 JUNI TAHUN 2018 Stefanus K.H; I Gd Ngurah Harry W.S2; Made Bagus Dwi Aryana; I Nyoman Gd Budiana
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 5 (2021): Vol 10 No 05(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i5.P07

Abstract

Latar Belakang : Kanker serviks merupakan keganasan yang terjadi pada leher rahim dan di yakini sebagai salah satu penyebab kematian terbanyak pada wanita di seluruh dunia. Kemoterapi merupakan alternatif yang paling efektif dalam pengobatan kanker serviks. Jenis kemoterapi yang sering diberikan adalah kombinasi paclitaxel-carboplatin namu kombinasi obat ini memiliki efek hepatoxic yang dapat mengakibatkan perubahan kadar enzim di hati seperti SGOT, SGPT, dan albumin. Tujuan : Mengetahui perbedaan kadar SGOT, SGPT, dan albumin pada pasien kanker serviks stadium IIIB di RSUP Sanglah Denpasar periode 1 Januari–31 Juni tahun 2018 Metode : Penelitian observasional dengan desain penelitian longitudinal. Teknik pengumpulan sampel berupa total sampling dimana data penelitian berasar dari data sekunder rekam medis pasien kanker serviks yang menjalani 3 seri kemoterapi paclitaxel-carboplatin di RSUP Sanglah Denpasar periode 1 Januari–31 Juni tahun 2018 yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi Hasil : Terdapat peningkatan kadar SGOT, SGPT, dan albumin pada pasien kanker serviks stadium IIIB setelah 3 seri kemoterapi. Namun peningkatan yang bermakna hanya terjadi pada kadar SGPT dimana hanya peningkatan rerata SGPT yang memiliki nilai p<0,05. SGOT mengalami peningkatan kadar sebanyak 3,33 u/L (16,3%) lalu SGPT 6,55 u/L (44,7%) dan albumin 0,12 g/dL (3,2%). Kata Kunci : Kanker serviks, SGOT, SGPT, albumin
KARAKTERISTIK ANEMIA PADA KEHAMILAN DI POLIKLINIK KEBIDANAN RSUP SANGLAH TAHUN 2016-2017 Anfiksyar K.S.S; Made Bagus Dwi Aryana; I Gede Ngr Harry Wijaya Surya; Ida Bagus Gede Fajar Manuaba
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 7 (2019): Vol 8 No 7 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.02 KB)

Abstract

Anemia pada kehamilan merupakan penurunan konsentrasi haemoglobin dibawah 11,0g/dl. Anemia pada kehamilan masih menjadi masalah utama kematian ibu di hampirsemua negara berkembang di dunia. Di Indonesia, angka kejadian anemia pada kehamilanmeningkat dari tahun ke tahun. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui karakteristikanemia pada kehamilan di poliklinik kebidanan RSUP Sanglah Denpasar periode 1 April2016 sampai 31 Maret 2017. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif crosssectional yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar. Datayang diperoleh berupa data sekunder rekam medis pasien periode 1 April 2016 sampai 31Maret 2017. Data dianalisis dengan program Microsoft Excell.Hasil penelitianmenunjukkan bahwa dari 53 pasien ibu hamil dengan anemia. Tingkat pendidikan ibuhamil dengan anemia terbanyak yaitu tingkat pendidikan menengah sebanyak 36 orang(67,9 %). Umur kehamilan ibu hamil dengan anemia terbanyak pada trimester ketigasebanyak 51 orang (96,2 %). Umur ibu pada ibu hamil dengan anemia terbanyak padaumur 20-35 tahun sebanyak 29 orang (73,6 %). Konsentrasi hemoglobin ibu hamildengan anemia terbanyak yaitu pada status anemia sedang sebanyak 48 orang (90,6 %).Perpanjangan kala II persalinan sebanyak 11 orang (20,8 %). Perdarahan pasca persalinansebanyak 11 orang (20,8 %). Pekerjaan ibu hamil dengan anemia yang terbanyak adalahswasta sebanyak 25 orang (47,2 %). Gravida ibu hamil dengan anemia terbanyak yaituprimigravida sebanyak 24 orang (45,3 %). Status gizi pada ibu hamil dengan anemiaterbanyak pada status nutrisi normal sebanyak 37 orang (69,8 %). Alamat terbanyak ibuhamil dengan anemia adalah di Denpasar yaitu 18 orang (34,0 %).Kata kunci: Karakteristik Penderita, Anemia, kehamil
PERBEDAAN KADAR SGOT, SGPT, DAN ALBUMIN SEBELUM DAN SESUDAH 3 SERI KEMOTERAPI PACLITAXEL-CARBOPLATIN PADA KASUS KANKER SERVIKS STADIUM IIIB DI RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE 1 JANUARI–31 JUNI TAHUN 2018 Stefanus K .H; I Gd Ngurah Harry W.S; Made Bagus Dwi Aryana; I Nyoman Gd Budiana
E-Jurnal Medika Udayana Vol 10 No 1 (2021): Vol 10 No 01(2021): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2021.V10.i1.P16

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang : Kanker serviks merupakan keganasan yang terjadi pada leher rahim dan di yakini sebagai salah satu penyebab kematian terbanyak pada wanita di seluruh dunia. Kemoterapi merupakan alternatif yang paling efektif dalam pengobatan kanker serviks. Jenis kemoterapi yang sering diberikan adalah kombinasi paclitaxel-carboplatin namu kombinasi obat ini memiliki efek hepatoxic yang dapat mengakibatkan perubahan kadar enzim di hati seperti SGOT, SGPT, dan albumin. Tujuan : Mengetahui perbedaan kadar SGOT, SGPT, dan albumin pada pasien kanker serviks stadium IIIB di RSUP Sanglah Denpasar periode 1 Januari–31 Juni tahun 2018 Metode : Penelitian observasional dengan desain penelitian longitudinal. Teknik pengumpulan sampel berupa total sampling dimana data penelitian berasar dari data sekunder rekam medis pasien kanker serviks yang menjalani 3 seri kemoterapi paclitaxel-carboplatin di RSUP Sanglah Denpasar periode 1 Januari–31 Juni tahun 2018 yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi Hasil : Terdapat peningkatan kadar SGOT, SGPT, dan albumin pada pasien kanker serviks stadium IIIB setelah 3 seri kemoterapi. Namun peningkatan yang bermakna hanya terjadi pada kadar SGPT dimana hanya peningkatan rerata SGPT yang memiliki nilai p<0,05. SGOT mengalami peningkatan kadar sebanyak 3,33 u/L (16,3%) lalu SGPT 6,55 u/L (44,7%) dan albumin 0,12 g/dL (3,2%). Kata Kunci : Kanker serviks, SGOT, SGPT, albumin.
KARAKTERISTIK IBU PREEKLAMSIA BERAT YANG MELAHIRKAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSUP SANGLAH DENPASAR Anak Agung Istri Mas Sugiantari; I Gede Ngurah Harry Wijaya Surya; Made Bagus Dwi Aryana; I Nyoman Gede Budiana
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 6 (2019): Vol 8 No 6 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.525 KB)

Abstract

Preeklamsia masih menjadi masalah utama meningkatkan angka kesakitan dan kematian ibuserta bayi di dunia. Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu dampak dari ibu denganpreeklamsia dimana risikonya meningkat pada preeklamsia berat. Tujuan penelitian ini untukmengetahui bagaimanakah karakteristik ibu dengan preeklamsia berat yang melahirkan BBLR di RSUP Sanglah Denpasar periode 2016-2017. Metode penelitian yang digunakan adalahobservasional deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan teknik pengambilansampel yaitu total sampling sebanyak 40 sampel. Studi ini menggunakan data sekunder berupa datarekam medis ibu dengan preeklamsia berat yang melahirkan BBLR di RSUP Sanglah Denpasarperiode 2016-2017. Hasil penelitian menunjukkan 57,5% ibu yang melahirkan bayi BBLR berusia 2035tahundan57,5% memiliki paritas < 2. Terdapat 52,5% BBLR terjadi pada ibu preeklamsia beratdengan frekuensi ANC < 4 kemudian tingkat pendidikan sedang yaitu 67,5%. Sedangkan berdasarkanpekerjaannya terdapat 62,5% ibu bekerja, 57,5% bertempat tinggal di Denpasar dan persalinanpervaginam merupakan cara persalinan terbanyak yang digunakan yaitu sebesar 52,5%. Dapatdisimpulkan bahwa ibu dengan preeklamsia berat yang melahirkan BBLR terbanyak berusia 20-35tahun dan paritas < 2. Sebagian besar BBLR terjadi pada ibu preeklamsia berat dengan frekuensi ANC< 4, ibu yang bekerja, dengan tingkat pendidikan sedang, dan bertempat tinggal di Denpasar.Sedangkan cara persalinan yang paling banyak digunakan adalah cara persalinan pervaginam. Kata kunci: preeklampsia berat, BBLR, karakteristik
PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG KONTRASEPSI PADA SISWI KELAS DUA DI SMA NEGERI 1 DENPASAR Indry Apryanti Manullang; I Gede Ngurah Harry Wijaya Surya; Made Bagus Dwi Aryana
E-Jurnal Medika Udayana Vol 8 No 12 (2019): Vol 8 No 12 (2019): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.222 KB)

Abstract

Remaja masa kini memiliki kehidupan seksual yang telah dipengaruhi oleh adanya globalisasi. Hal tersebut dapat berdampak buruk pada kesehatan reproduksi remaja dan juga laju pertumbuhan penduduk di Indonesia jika remaja tidak mengetahui persepsi yang benar dari kesehatan reproduksi. Remaja umumnya tidak memiliki cukup informasi dan memiliki kesalahan persepsi mengenai kesehatan reproduksi, termasuk masalah kontrasepsi pada remaja. Kontrasepsi pada remaja bukan berarti mendukung remaja akan kehidupan seks bebas, namun untuk mengenalkan remaja akan keluarga berencana untuk merancang kehidupan mereka dalam berkeluarga dimasa depan, dan menjadi pertimbangan dalam kehidupan saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap siswi kelas dua di SMA Negeri 1 Denpasar tentang kontrasepsi pada remaja. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kuantitatif dengan metode cross-sectional. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Denpasar pada bulan Juli 2018. Penelitian menggunakan data primer yang diambil menggunakan kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan tentang kontrasepsi pada remaja baik dengan jawaban benar atas setiap poin pertanyaan kuisioner diatas 70%, namun 1 poin pertanyaan mengenai informasi tentang GenRe masih buruk dengan jawaban benar dibawah 50%. Tingkat sikap tentang kontrasepsi pada remaja didapatkan baik dengan sikap yang diharapkan atas setiap pernyataan diatas 85%. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Kontrasepsi, Remaja, Kesehatan Reproduksi Remaja.
Demographic bonus in Bali: hopes and challenges in reproductive health I Made Darmayasa; IGN Harry Wijaya Surya; Made Bagus Dwi Aryana
Indonesian Journal of Perinatology Vol. 2 No. 1 (2021): Available Online: 1 June 2021
Publisher : The Indonesian Society of Perinatology, South Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.091 KB) | DOI: 10.51559/inajperinatol.v2i1.11

Abstract

Background: Bali experienced an earlier demographic bonus and a longer duration than the national one. The demographic bonus provides both hope and challenges from a reproductive health perspective, especially in the current Covid-19 pandemic. Methods: Extracted from various sources, analyzed and presented in the form of a description. Result: In the period 1960-2000, the population growth rate in Bali continued to decline, but from 2000 to 2010, it increased again to 2.14. The age group below 50 years reaches 80%, the distribution is 30% under the age of 18 years, then 24% at the age 19-35 years, and 24% for the age group 35-50 years. In 2020 Bali entered the demographic bonus with the lowest dependency ratio between 42.2% - 43.3%. Bali's life expectancy rate reached 70.61 years in 2010 and is predicted to be 71.68 years in 2018. Based on the Regency/City of Bali Province's projected population in 2010-2020, the number of seniors in Bali in 2020 is 11.51%. The challenges faced include: 1. Knowledge of adolescents about reproductive health, 2. High number of the population in productive age accompanied by an understanding of reproductive health is still low. 3. Disease awareness of various pathological conditions in pregnancy is still low, coverage of contraceptive use is still low, causing pregnancy without planning, unwanted and high risk, 4. Low quality of antenatal care, 5. There are still many pregnant people, and giving birth without financing pattern, 6. Population mobility, many pregnant women who come to Bali, are not equipped with population data/identities, including family cards, 7. The increasing number of people over 60 years of age are unproductive, unhealthy, and not independent. These challenges will burden the family and or the government, especially if they do not have a good financing pattern. Conclusion: The demographic bonus in Bali occurs earlier than in some other regions in Indonesia due to success in managing population programs. This bonus does not guarantee the success of development in the overall sense of the Covid-19 pandemic era. Bali still has to strive hard to realize its development hopes and solve existing and real challenges.
Gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang vaginal hygiene terhadap kejadian keputihan patologis pada siswi kelas 1 di SMA Negeri 1 Denpasar periode Juli 2018 Ida Ayu Cintya Pradnyandari; I Gede Ngurah Harry Wijaya Surya; Made Bagus Dwi Aryana
Intisari Sains Medis Vol. 10 No. 1 (2019): (Available online 1 April 2019)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (595.033 KB) | DOI: 10.15562/ism.v10i1.357

Abstract

Introduction: Leucorrhea was a prolonged problem that has been experienced by women, especially teenagers. Teenagers are part of a population that are at risk. Pathological leucorrhea which is not prevented and handled properly can cause various disease and have a fatal end. This research aimed to know how were the knowledge, attitudes, and behavior of vaginal hygiene towards pathological leucorrhea phenomenon on first grade female students in 1 Senior High School of Denpasar City. Method: This research was a descriptive study with cross-sectional method. The research subject was 106 first grade female students in 1 Senior High School of Denpasar City. The data were collected on 26th of July 2018. This research used primary data from the questionnaire that had been filled out.Result: The results showed that the level of knowledge about vaginal hygiene was 99,9% good and 0,1% bad. The level of attitudes about vaginal hygiene was 100% good. The level of behavior about vaginal hygiene was 98,2% good and 1,8% bad.Conclusion: Most of the student in Senior High School 1 Denpasar have a good level of knowledge, attitude, and behavior towards vaginal hygiene.