Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI)

Evaluasi Keragaman Fenotipik Pisang Cv. Ampyang Hasil Iradiasi Sinar Gamma di Rumah Kaca Reni Indrayanti; Nurhajati A. Mattjik; Asep Setiawan; , Sudarsono
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 3 No. 1 (2012): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (844.6 KB) | DOI: 10.29244/jhi.3.1.24-34

Abstract

ABSTRACTBanana  and plantain   are  important  for  food  security.   Increase  of genetic variability  is  difficult because  most  of  edible  bananas  are  triploid,  sterile and  parthenocarpy.   Therefore,  breeding  through convetional  method are difficult.  The objective of  this research were to evaluate  phenotypic variation of banana  cv.  Ampyang  (Musa  acuminata,  AAA,  subgroup  non-Cavendish) regenerated  from  in  vitro induced  mutation  by  gamma  irradiation  in  a greenhouse.   The  objectives  of  this  research  were  to characterize and evaluate phenotypic diversity of banana cv. Ampyang plant, in vi tro regenerated from gamma irradiated plantlet in a greenhouse. The phenotypes (both quantitative and qualitative characters) were evaluated when the plants were at six months after acclimatization. Result indicated banana plant sregenerated from gamma irradiated explants exhibited lower plant height, shorter leaf, and leaf length by leaf width ratio than from non-irradiated ones. Population of banana cv. Ampyang gamma irradiated at30, 40, 45 and 50 Gy showed broader variation in  qualitative characters than those  treated with 0 Gy. Banana cv. Ampyang originated from explants treated with 0 Gy showed similar stomatal density than those from explants treated with 45 and 50 Gy. On the other hand, those originated from explants treated with 20, 25, 30 or 40 Gy showed lower stomatal densities than those treated with 0 Gy.  The results have demonstrated  that  mutation  breeding  with  in vitro  technique could produce morphological changes as well as increase in variability of  quantitative traits.  A number of these  parameters were supposed to be applicable for characterization of variation in other banana cultivars.Key words:  Musa acuminata (AAA), stomata density, doses of gamma irradiationABSTRAKPisang  penting  untuk  keamanan  pangan.   Peningkatan keragaman  genetik   pada  pisang  sulit dilakukan  karena  sebagian  besar  pisang  yang  dapat dimakan  bersifat  triploid,  steril  dan  partenokarpi.Oleh sebab itu, pemuliaan tanaman secara konvensional sulit dilakukan. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengevaluasi variasi fenotipik pisang cv. Ampyang (Musa acuminata, AAA, subgroup non-Cavendish)yang diregenerasikan dari kultur in vitro dan diinduksi mutasi dengan sinar gamma.  Fenotipe (karakter kualitatif dan kuantitatif) dievaluasi ketika tanaman berumur 6 bulan setelah aklimatisasi. Hasil penelitian menunjukkan  bahwa  tanaman  pisang  yang  diregenerasikan dari  eksplan  yang  diiradiasi  sinar  gamma memiliki tinggi tanaman yang lebih rendah, daun yang lebih pendek, dan rasio panjang dan lebar daun yang lebih  rendah  dibanding  tanaman  non-iradiasi.  Populasi  pisang  cv. Ampyang hasil  iradiasi  sinar gamma  30, 40, 45  dan  50 Gy  menunjukkan variasi yang lebih lebar dalam karakter kualitatif dibanding tanaman kontrol (0 Gy). Pisang cv. Ampyang asal eksplan kontrol (0  Gy) menunjukkan densitas stomata yang sama dengan tanaman eksplan yang diiradiasi sinar gamma 45 dan 50 Gy. Tanaman yang berasal dari eksplan yang diiradiasi sinar gamma  20, 25, 30 or 40 Gy  menunjukkan densitas stomata yang lebih rendah dari tanaman kontrol (0 Gy).  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemuliaan mutasi dengan teknik in vitro dapat menghasilkan perubahan morfologi dan juga peningkatan variabilitas sifat kuantitatif dan  sejumlah  parameter  tersebut diharapkan  dapat  diaplikasikan  untuk  karakterisasi  variasi  kultivar pisang lainnya.Kata kunci : Musa acuminata (AAA), densitas stomata, dosis iradiasi sinar gamma
Induksi Mutasi Pisang Cv. Tanduk secara In Vitro dan Deteksi Awal Ketahanan Tunas Varian terhadap Fusarium oxysporum f.sp cubense Reni Indrayanti; Khairatunnisa, Fauziah; Adisyahputra; Sedayu, Agung; Asharo, Rizak Koen
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 12 No. 2 (2021): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.12.2.147-156

Abstract

Pisang Tanduk (AAB) merupakan jenis pisang olahan dengan ciri-ciri buah yang tidak cepat busuk, namun menghasilkan jumlah sisir relatif sedikit. Tujuan penelitian untuk menginduksi mutasi pisang Tanduk dan mengidentifikasi klon pisang yang resisten terhadap infeksi Fusarium oxysporum f.sp cubense (Foc). Pisang Tanduk ditanam pada media MS dengan penambahan 6.5 mg L-1 BAP, 1.175 mg L-1 IAA, dan 0.22 mg L-1 TDZ selama tiga bulan. Biakan tunas pisang kemudian di iradiasi gamma pada 0, 20, 30, 40, 50, dan 60 Gy (Co60). Hasil analisis dengan CurveExpert 1.4 diketahui bahwa reduksi pertumbuhan tunas pisang sebesar 20-50% (LD20-50) berada pada kisaran 30.64-68.66 Gy. Hasil multiplikasi tunas setelah 6 bulan menunjukkan bahwa jumlah tunas dan daun terbanyak dihasilkan oleh eksplan yang tidak di iradiasi (0 Gy) dan jumlah nodul meristem dan tunas terendah dihasilkan oleh eksplan hasil iradiasi gamma 60 Gy. Skrining awal ketahanan tunas varian melalui teknik kultur ganda secara in vitro menunjukkan bahwa sebagian besar varian bersifat rentan terhadap cendawan Foc. Tunas varian pisang putatif agak tahan terhadap Foc berasal dari hasil iradiasi gamma 30 Gy. Kata kunci: dosis letal, iradiasi gamma, kultur ganda, pisang olahan.
Propagation of Lily Arumsari using Generic Media through In Vitro Culture Kurniati, Ridho; Khairatunnisa, Fauziah; Indrayanti, Reni
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 11 No. 2 (2020): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.11.2.140-148

Abstract

Perbanyakan lili secara in vitro umumnya menggunakan media Murashige dan Skoog (MS) dengan penambahan zat pengatur. Salah satu perhatian penting dalam produksi benih lili untuk skala masal dan produksi benih lili untuk industri adalah diperlukan media yang murah, mudah dan mampu menekan biaya produksi. Tujuan penelitian adalah mendapatkan media generik yang mudah, murah dan efisien untuk menggantikan media MS dan menurunkan biaya perbanyakan lili in vitro. Media yang digunakan adalah pupuk daun komersial dengan merek dagang Vitagrow, Growmore, Gibril, dan G-60. Umbi lili varietas Arumsari digunakan sebagai sumber eksplan perbanyakan secara in vitro. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal yaitu jenis media kultur generik. Setiap perlakuan media terdiri dari 3 ulangan, dengan 20 unit satuan percobaan tiap ulangan dan setiap unit terdiri dari 5 buah umbi. Parameter yang diamati meliputi jumlah daun, panjang daun, panjang dan jumlah akar dan persentase tumbuh umbi. Media Growmore merupakan media terbaik untuk menghasilkan jumlah daun terbanyak (50.67 daun), panjang daun terpanjang (1.6 cm), panjang akar serta (0.31 cm) persentase tumbuh tertinggi (100%). Jumlah akar terbanyak diperoleh pada media G-60.
Co-Authors A.A. Ketut Agung Cahyawan W Abd. Rasyid Syamsuri Abdul Wahid Abdul Wahid Achmad, Farhana Faridah Adisayhputra, Adisayhputra Adisyahputra Adisyahputra Adisyahputra Adisyahputra Adisyahputra Adisyahputra, Adisyahputra Adisyahputra, A AGUNG SEDAYU Amala, Azizatul Amanda, Debby Viola Amanda, Debby Viola Asep Ali Asep Ali Asep Ali, Asep Asharo, Rizak Koen Asiani, Nia Asiani, Nia Bambang Sukmadi Bambang Sukmadi Bedah Rupaedah Bedah Rupaedah Bedah Rupaedah, Bedah Damayanti, Aldira Putri Debby Viola Amanda Debby Viola Amanda Desnurvia, Riza Dinarti, D Dono Wahyuno Dwi Eldina Dwi Ningsih Susilowati Elsa Lisanti Ervan Nurkholis Febrian, Reyno Ahmad Firmansyah, Taufik Firmansyah, Taufik Fitri Yanti Handayani, Gina Ifa Manzila Khairatunnisa, Fauziah Mahmud Sugianto Mahmud Sugianto Mahmud Sugianto, Mahmud Mapikasari, Septiani Masykuroh, Luthfia Mieke Miarsyah Mieke Miarsyah Nabilah, Saskia NFN Sukamto Nia Asiani Nia Asiani Novi Listiana NOVITASARI, Ayu Nurhajati A. Mattjik Nurhajati A. Mattjik Pinta Omas Pasaribu Putri, Hilda Arsyah Eka Rafika Yuniawati Rahayu Rahayu Raihan, Eldrian Daffa Ridho Kurniati Rizal Koen Asharo Rizal Koen Asharo Rizkawati, Vina Rizky Priambodo Saputro, Sigit Setiawan, Asep S Siti Fatimah Sri Yuni Hartati Sudarsono Sudarsono Sukmadi, Bambang Sukmadi, Bambang Sutanto, Agus Tampanguma, Raymond Rayhand Taufik Firmansyah Taufiq Firmansyah Tri Puji Priyatno Tri Yuliyanti Utari, Raysita Vina Rizkawati Wardana, Nurul Assyifa Wulandari, Nadia Fitria YULIA IRNIDAYANTI