Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI Maharani, Astin Ertavia; Mutmainah, Nurul
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 1 No. 1 (2022): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v1i1.2

Abstract

Pelayanan kesehatan terutama pelayanan farmasi di rumah sakit masih banyak ditemukannya waktu tunggu pelayanan yang lama. Salah satu Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada pelayanan Farmasi di rumah sakit meliputi kepuasan pasien >80% serta waktu tunggu pelayanan resep obat jadi <30 menit dan resep obat racikan <60 menit. Tujuan dari penelitian adalah menganalisis hubungan antara waktu tunggu dengan kepuasan pasien rawat jalan di Instalasi Farmasi RSUD Pandan Arang Boyolali. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional dengan variabel bebas adalah waktu tuggu pasien, sedangakan variabel terikat adalah kepuasan pasien. Sampel penelitian berjumlah 150 pasien. Kriteria inklusi adalah pasien yang sedang rawat jalan pada Instalasi Farmasi bulan Mei-Juli 2019. Alat yang digunakan adalah Stopwatch dan lembar kuesioner yang telah divalidasi untuk mendapatkan skoring kepuasan pasien. Analisis data dengan uji korelasi Pearson Correlation. Dari hasil penelitian pasien rawat jalan di Instalasi Farmasi RSUD Pandan Arang Boyolali rata-rata waktu tunggu untuk obat jadi selama 26,29±5,31 menit sedangkan untuk obat racikan selama 75,44±28,36 menit dan persentase tingkat kepuasan yaitu 80,53% termasuk dalam kategori sangat puas. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan adanya hubungan antara waktu tunggu dengan kepuasan pasien rawat jalan di Instalasi Farmasi RSUD Pandan Arang Boyolali diperoleh nilai p sebesar 0,000 dengan nilai r = -0,607 yaitu semakin cepat waktu tunggu maka semakin puas pasien rawat jalan di Instalasi farmasi RSUD Pandan Arang Boyolali.
HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT DENGAN KEBERHASILAN TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN GERIATRI DI RUMAH SAKIT DR. MOEWARDI Jumhani , Sifwa Aulia; Mutmainah, Nurul
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 2 No. 3 (2023): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v2i3.111

Abstract

Kepatuhan adalah perilaku seseorang sejauh mana dapat mengikuti pengobatan, diet, atau gaya hidup sehat berdasarkan anjuran yang telah disepakati dengan pelayanan kesehatan. Kepatuhan dalam pengobatan hipertensi sangat dibutuhkan guna menunjang keberhasilan terapi. Tujuan studi ini guna mencari tahu korelasi kepatuhan pemakaian obat dengan keberhasilan terapi antihipertensi pada pasien geriatri di RSUD dr. Moewardi. Populasi di studi ini ialah pasien pada poli geriatri di RSUD dr. Moewardi yang mengidap hipertensi. Sampel pada penelitian ini yaitu pasien geriatri dengan kriteria usia lebih dari 60 tahun, terdiagnosa hipertensi, dan telah mengonsumni obat antihipertensi selama 1 bulan sebanyak 55 pasien. Studi ini ialah penelitian deskriptif dengan metode non eksperimental. Metode yang dipakai ialah cross sectional. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode accidental sampling. Instrumen yang dipakai di studi ini ialah kuesioner MMAS-8 yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Data dianalisis menggunakan uji chi square dan Fisher’s exact test memakai SPSS versi 25. Hasil penelitian ini, tingkat kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat sebesar 70,9% responden patuh. Tingkat keberhasilan terapi antihipertensi didapat 69,1% responden berhasil terapi. Hasil uji Fisher’s exact menunjukkan bahwa dari 2 variabel memperoleh signifikan sebesar 0,022 dan ­Odds Ratio sebesar 4,982. Kesimpulannya ada korelasi kepatuhan penggunaan obat dengan keberhasilan terapi dan pasien yang patuh memiliki peluang 3,729 kali lipat dari pasien yang tidak patuh untuk mencapai keberhasilan terapi.
PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI OBAT TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA TAHUN 2019 Hanifa, Millata; Mutmainah, Nurul
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 1 No. 1 (2022): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v1i1.131

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis termasuk penyakit kronis yang mana kepatuhan dalam pengobatan menjadi hal yang sangat penting. Pengetahuan tentang penyakit tuberkulosis dan risiko ketidakpatuhan dalam pengobatan dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam pengobatan maka dilakukan edukasi sebagai upaya untuk meningkatkan kepatuhan pasien. Media tambahan seperti leaflet dibutuhkan untuk memudahkan pasien untuk memahami edukasi yang diberikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tingkat kepatuhan pasien TB paru di BBKPM Surakarta dan menganalisis tingkat kepatuhan pasien TB paru sebelum dan sesudah pemberian edukasi dengan leaflet pada kelompok intervensi dan kontrol. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen semu (quasi experiment) dengan control group pretest and posttest design. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini 44 responden yang dibagi menjadi dua kelompok yakni kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan kriteria inklusi yaitu pasien TB paru usia 18-65 tahun yang sudah menjalani pengobatan kategori I minimal 1 bulan di BBKPM Surakarta tahun 2019 dan bersedia menjadi responden serta dapat berkomunikasi. Data dianalisis dengan uji Wilcoxom dan uji Mann-Whitney. Berdasarkan hasil penelitian sebelum pemberian intervensi pasien yang patuh dalam pengobatan sejumlah 9 responden (40,9%) dan setelah pemberian intervensi jumlah pasien yang patuh menjadi 14 respondem (63,6%). Terdapat peningkatan kepatuhan yang bermakna antara sebelum dan sesudah pemberian intervensi dengan nila p (sign) 0,010 (<0,05). Sedangkan pada kelompok kontrol tidak terdapat peningkatan kepatuhan yang bermakna antara sebelum dan sesudah intervensi dengan nilai p (sign) 0,175 (>0,05). Terdapat perbedaan tingkat kepatuhan yang signifikan antara kelompok intervensi berupa edukasi
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPATUHAN PASIEN HIPERTENSI TERHADAP PENGOBATAN DI PUSKESMAS AIR BINTUNAN KOTA BENGKULU TAHUN 2021 Fitriani, Riska Hanifah; Mutmainah, Nurul
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 1 No. 4 (2022): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v1i4.135

Abstract

Hipertensi merupakan merupakan terapi yang memerlukan terapi jangka panjang, sehingga diperlukan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan untuk mengontrol tekanan darah dan menurunkan komplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan pasien hipertensi terhadap pengobatan di puskesmas Air Bintunan Kota Bengkulu tahun 2021. Penelitian ini dilakukan dengan metode observasional dengan pendekatan deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien hipertensi yang datang berobat di poli rawat jalan di Puskesmas Air Bintunan Kota Bengkulu. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling yaitu berjumlah 105 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga kategori kepatuhan masyarakat minum obat hipertensi yaitu kepatuhan tinggi sebanyak 17,46%, kepatuhan sedang sebanyak 55,56%, dan kepatuhan rendah sebanyak 26,98%, dan tiga variabel demografi responden yang terdiri dari usia, pendidikan, dan lama menderita hipertensi memiliki hubungan dengan kepatuhan minum obat sedangkan tiga variabel lainnya yaitu jenis kelamin, pekerjaan, dan kepemilikan asuransi tidak memiliki hubungan dengan kepatuhan minum obat hipertensi.
EVALUASI PERESEPAN OBAT BERDASARKAN INDIKATOR WORLD HEALTH ORGANIZATION (WHO) DI PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANYAR Rahmawati, Anisa Nur; Mutmainah, Nurul
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 2 No. 1 (2023): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v2i1.142

Abstract

Penggunaan obat yang benar merupakan hal yang perlu diamati pada sistem pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Salah satu indikator utama untuk mengevaluasi penggunaan obat menurut pedoman WHO yaitu indikator peresepan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pola peresepan obat berdasarkan pedoman WHO di Puskesmas Kecamatan Karanganyar. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi observasional. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif. Pengambilan sampel dengan tehnik purposive sampling menggunakan kriteria inklusi resep pasien rawat jalan di Puskesmas Kecamatan Karanganyar periode Maret, Agustus, dan November 2021 yang tidak rusak/sobek, terdapat nama pasien, tanggal resep, usia pasien, dan nama obat pada lembar resep. Data resep dibandingkan dengan standar peresepan dari WHO dan dihitung dengan rumus sesuai pedoman WHO. Hasil penelitian menunjukkan peresepan obat di Puskesmas Kecamatan Karanganyar belum sesuai standar WHO jika dilihat dari parameter rata-rata jumlah obat tiap resep (2,5) dan presentase obat yang diresepkan dengan Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) atau Formularium (88,20%) dan sudah memenuhi standar peresepan obat pada parameter presentase obat generik (87,05%), presentase peresepan antibiotik (9,79%) dan presentase obat injeksi (0%).
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP KERASIONALAN SWAMEDIKASI PENYAKIT MAAG PADA MASYARAKAT DI DESA SELOJARI KECAMATAN KLAMBU KABUPATEN GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH Khoirunnisa, Sania Nayasari; Mutmainah, Nurul
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2023): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v2i2.147

Abstract

Kesehatan merupakan hal yang penting bagi setiap manusia karena tanpa kesehatan yang baik, manusia sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Salah satu penyakit yang sering diobati dengan pengobatan mandiri yaitu sakit maag. Tingkat pengetahuan memiliki fungsi sebagai informasi pendukung saat melakukan swamedikasi agar pelaksanaanya tepat. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui hubungan antara tingkat pengetahun terhadap kerasionalan swamedikasi penyakit maag pada masyarakat di Desa Selojari Kecamatan Klambu Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah. Jenis penelitian ini bersifat observasional dengan pendekatan deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 389 responden yang merupakan masyarakat Desa Selojari berumur 17-60 tahun, pernah melakukan swamedikasi maag dalam 1 tahun terakhir, bersedia menjadi responden dan mengikuti prosedur penelitian. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan baik (67,9%), cukup (30,1%), dan kurang (2,1%). Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan terhadap kerasionalan swamedikasi, data dianalisis dengan uji rank spearman. Dari hasil penelitian hubungan tingkat pengetahuan terhadap kerasionalan swamedikasi saling berhubungan dengan p value 0,000. Selain itu nilai signifikan menunjukkan hasil yang positif artinya bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan masyarakat Desa Selojari maka kerasionalan swamedikasi juga semakin meningkat.
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr.MOEWARDI DENGAN METODE ATC/DDD TAHUN 2020-2022 Jayanti, Dinar Pury; Mutmainah, Nurul
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 3 No. 1 (2024): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v3i1.300

Abstract

Demam tifoid merupakan permasalahan kesehatan global terutama di negara berkembang, salah satunya Indonesia. Jawa Tengah adalah provinsi dengan jumlah kasus penyakit yang dicurigai sebagai demam tifoid tertinggi, mencapai 244.071 kasus yang terdistribusi di berbagai Kabupaten/Kota. Demam tifoid adalah kondisi akut pada bagian usus kecil yang diinduksi oleh bakteri bernama Salmonella typhi. Obat untuk mengatasi masalah tersebut adalah antibiotik, penggunaan antibiotik yang kurang bijak dapat berkontribusi pada resistensi. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien demam tifoid di ruang rawat inap RSUD Dr. Moewardi yang dikaji dari segi kuantitas penggunaannya dengan metode ATC (Anatomical Therapeutic Chemical)/DDD (Defined Daily Dose) pada tahun 2020-2022. Penelitian ini masuk dalam kategori penelitian non-eksperimental dengan pendekatan analisis deskriptif non-analitik. Data dikumpulkan secara retrospektif menggunakan data sekunder yang dilakukan dengan metode purposive sampling, sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Data yang dikumpulkan mencakup karakteristik pasien, jenis antibiotik yang digunakan, rute pemberian obat, dosis, dan jumlah penggunaan obat. Hasil penelitian terhadap 53 pasien terdapat 8 antibiotik yaitu amoxicillin, ampicillin, azithromycin, cefoperazone/sulbactam, ceftriaxone, ciprofloxacin, levofloxacin, dan chloramphenicol. Penggunaan antibiotik terbanyak pada penelitian ini adalah levofloxacin 0,5 g secara parenteral satu kali sehari dengan nilai 55,25 DDD/100 patient-days (64,46%). Sedangkan antibiotik yang masuk ke dalam segmen DU 90% adalah levofloxacin dan ceftriaxon secara parenteral.
EVALUASI KESESUAIAN PENYIMPANAN OBAT DI 4 APOTEK KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2024 Saifuddin, Ratu Azmy Mahardika; Mutmainah, Nurul
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 3 No. 3 (2024): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v3i3.403

Abstract

Faktor yang menjadi penyebab menurunnya kualitas obat meliputi stabilitas serta suhu yang tidak sesuai. Hal ini dikarenakan penyimpanan obat yang tidak sesuai dapat menyebabkan sebagian efek potensi produk menjadi rusak, sehingga akan menurunkan nilai jual produk obatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian penyimpanan obat di Apotek Kabupaten Sukoharjo dengan menggunakan Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Tahun 2019 dan Standar Pelayanan Kefarmasian tahun 2016 di Apotek. Pengumpulan data dilakukan secara observasional (pengamatan langsung) dengan metode cheklist dan wawancara. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif. Data yang diperoleh dikelompokkan berdasarkan nilai persentase secara deskriptif  apabila nilai 81-100% tergolong kategori ‘sangat baik’ kemudian jika nilai 61-80% tergolong dalam kategori ‘baik’ kemudian jika nilai 41-60% tergolong dalam kategori ‘cukup baik’ dan jika nilai 21-40% masuk dalam kategori ‘kurang baik’ dan kategori ‘sangat kurang’ apabila 0-20% nilainya. Berdasarkan hasil observasi sistem penyimpanan obat di 4 apotek Kabupaten Sukoharjo memiliki persentase 87,10%-96,77% dengan kriteria sangat baik yang memenuhi Petunjuk Teknis Pelayanan Kefarmasian di Apotek Tahun 2019.