Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT DAN KEBERHASILAN TERAPI PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT DAERAH SURAKARTA TAHUN 2010 Nurul Mutmainah
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia Vol 11, No 2 (2010)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/pharmacon.v11i2.55

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit kronis yang perlu diterapi dengan tepat dan terus menerus. Salah satu penentu keberhasilan terapi adalah adanya kepatuhan penggunaan obat oleh pasien. Adanya ketidakpatuhan berakibat tidak tercapainya tujuan terapi.  Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara kepatuhan penggunaan obat dengan keberhasilan terapi pada pasien hipertensi di RS Daerah Kota Surakarta. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan analisis cross sectional dan pengambilan datanya menggunakan metode prospektif. Penelitian ini dilakukan pada 23 pasien hipertensi rawat jalan di   Rumah Sakit Daerah Surakarta, yang melakukan kontrol dan mendapat antihipertensi pada bulan September-Oktober tahun 2010 dimana sampel diambil dengan teknik purposive  sampling. Hubungan skor kepatuhan dengan penurunan tekanan darah dianalisis menggunakan korelasi product moment. Ditemukan bahwa penyakit hipertensi lebih banyak diderita oleh perempuan dengan usia 47-60 tahun (52,2%). Penyakit lain yang juga diderita oleh pasien hipertensi terbanyak adalah diabetes mellitus (34,8%). Terapi antihipertensi yang banyak diberikan adalah dalam bentuk kombinasi 2 jenis obat yaitu Angiotensin Converting Enzym Inhibitor (ACEI) dan diuretik (34,8%).  Sedangkan  kepatuhan pasien ditemukan pada tingkat   sedang (30,4%)   dan tinggi ( 69,6%) dan dari analisis korelasi product moment ditemukan korelasi antara skor kepatuhan dengan penurunan tekanan darah sangat rendah, dimana   tingkat kepatuhan mempengaruhi keberhasilan terapi sebesar 18,03%. Kata kunci: Hipertensi,  kepatuhan, keberhasilan terapi
Kajian Interaksi Obat Potensial Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Rawat Inap di RSUD Moewardi Tahun 2018 Dwi Ulfa Rahmawati; Nurul Mutmainah
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 13th University Research Colloquium 2021: Kesehatan dan MIPA
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.007 KB)

Abstract

Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit yang disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan arteri koroner yang disebabkan oleh plak aterosklerosis, trombus, dan spasm sehingga pasokan oksigen ke jantung berkurang. Pasien PJK biasanya akan mendapatkan pola terapi multiple medications. Pola terapi tersebut akan memperbesar peluang terjadinya interaksi obat yang akan berimbas pada efektivitas dan keamanan terapi. Jenis penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental menggunakan metode retrospektif dari data rekam medik pasien terdiagnosis PJK yang memenuhi kriteria inklusi. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan dianalisis menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian 100 pasien dengan peresepan sebanyak 1.111 obat ditemukan 86 (86%) pasien yang berpotensi mengalami interaksi obat dengan total 433 interaksi. Dilihat dari level signifikansinya ditemukan 297 (68,59%) interaksi yang merupakan interaksi moderate ; 74 (17,09%) major; dan 62 (14,32%) minor. Interaksi obat terbanyak adalah Aspirin dan Clopidogrel sebanyak 30 (34,88%) dari 86 kasus. Berdasarkan mekanismenya interaksi farmakodinamik sebanyak 312 (72,06%) interaksi, farmakokinetik 91 (21,02%), dan unknown mechanism 30 (6,93%).
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku DAGUSIBU Obat pada Kader PKK Nurul Mutmainah; Putri Nabila Miftahul Jannah; Zuhroh Tustika Vieda
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia Vol 19, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/pharmacon.v19i2.20859

Abstract

DAGUSIBU teaches how to administer medications properly. Errors in drug management can be influenced by a lack of knowledge. Knowledge is an important foundation that can influence a person's attitude and behavior. This study aims to determine the relationship between the level of knowledge on attitudes and behavior related to  DAGUSIBU among Kader PKK. This research is an observational study with a cross-sectional approach. The population in this study was Kader PKK in Kalurahan Kampung Baru, KecamatanPasar Kliwon, Kota Surakarta and Kalurahan Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo Regency. Sampling was done by purposive sampling technique. The research measuring instrument used a questionnaire consisting of 4 parts, namely informed consent, questions about knowledge (20 items), questions about attitudes (10 items), and questions about behavior (10 items). Multivariate analysis in this study was carried out using multiple linear regression analysis methods. The results of the study on 198 people showed that 101 people (51%) had a good level of knowledge. 138 people (69.7%) had a good attitude and in the behavioral aspect of the drug DAGUSIBU it was found that 155 people (78.3%) had good practicals. From the results of linear regression analysis, the sig. 0.000, this shows that there is a relationship between the level of knowledge of DAGUSIBU   attitudes and practicality among Kader PKK. The level of knowledge affects the attitude of 19.3% while the level of knowledge influences the practical of 17.8%
Antibiotic Evaluation Use towards Diabetic Foot Ulcer Inpatient at Hospital in Surakarta Lilla Prapdhani Agni Hajma; Hidayah Karuniawati; Nurul Mutmainah
Pharmacon: Jurnal Farmasi Indonesia Vol 19, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/pharmacon.v19i2.20570

Abstract

A diabetic foot ulcer is one of diabetes mellitus type 2 complications indicated by open sores. Because it contains bacteria, it is treated with antibiotics. Improper use of antibiotics could harm patients due to the length of wound healing. This study aims to determine the appropriate of antibiotics in patients with a diabetic foot ulcers. This is a non-experimental research with descriptive analysis approach. The medical records of diabetic foot ulcer patients undergoing inpatient and antibiotic prescribing are observed. The data obtained were analyzed by comparing the use of antibiotics based on the National Health Service guidelines, the Indonesian National Drug Information, and the Drug Information Handbook. The results of this study showed antibiotics used are metronidazole (4.8%), vancomycin (4.8%) and antibiotics combination are ceftriaxone-metronidazole (47.6%), ceftriaxone-metronidazole-clindamycin (4,8%), levofloxacin-azithromycin-ceftriaxone (4.8%), cotrimoxazole-ciprofloxacin (4.8%), metronidazole-meropenem (4.8%), ceftriaxone-metronidazole-gentamicin (4.8%), metronidazole-clindamycin-ciprofloxacin (4.8%), ceftriaxone-levofloxacin (4.8%), and ceftriaxone-metronidazole-ciprofloxacin (9.5%). The evaluation results according to criteria appropriate usage of antibiotics that is 100% appropriate indication, 100% for appropriate of patients, 42.3% for appropriate drug, and 61.9% for the appropriate dose.
Kajian Interaksi Obat Potensial Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Rawat Inap di RSUD Moewardi Tahun 2018 Dwi Ulfa Rahmawati; Nurul Mutmainah
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 13th University Research Colloquium 2021: Kesehatan dan MIPA
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit yang disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan arteri koroner yang disebabkan oleh plak aterosklerosis, trombus, dan spasm sehingga pasokan oksigen ke jantung berkurang. Pasien PJK biasanya akan mendapatkan pola terapi multiple medications. Pola terapi tersebut akan memperbesar peluang terjadinya interaksi obat yang akan berimbas pada efektivitas dan keamanan terapi. Jenis penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental menggunakan metode retrospektif dari data rekam medik pasien terdiagnosis PJK yang memenuhi kriteria inklusi. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan dianalisis menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian 100 pasien dengan peresepan sebanyak 1.111 obat ditemukan 86 (86%) pasien yang berpotensi mengalami interaksi obat dengan total 433 interaksi. Dilihat dari level signifikansinya ditemukan 297 (68,59%) interaksi yang merupakan interaksi moderate ; 74 (17,09%) major; dan 62 (14,32%) minor. Interaksi obat terbanyak adalah Aspirin dan Clopidogrel sebanyak 30 (34,88%) dari 86 kasus. Berdasarkan mekanismenya interaksi farmakodinamik sebanyak 312 (72,06%) interaksi, farmakokinetik 91 (21,02%), dan unknown mechanism 30 (6,93%).
HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT DENGAN KEBERHASILAN TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN GERIATRI DI RUMAH SAKIT DR. MOEWARDI Sifwa Aulia Jumhani; Nurul Mutmainah
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 2 No. 3 (2023): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v2i3.111

Abstract

Kepatuhan adalah perilaku seseorang sejauh mana dapat mengikuti pengobatan, diet, atau gaya hidup sehat berdasarkan anjuran yang telah disepakati dengan pelayanan kesehatan. Kepatuhan dalam pengobatan hipertensi sangat dibutuhkan guna menunjang keberhasilan terapi. Tujuan studi ini guna mencari tahu korelasi kepatuhan pemakaian obat dengan keberhasilan terapi antihipertensi pada pasien geriatri di RSUD dr. Moewardi. Populasi di studi ini ialah pasien pada poli geriatri di RSUD dr. Moewardi yang mengidap hipertensi. Sampel pada penelitian ini yaitu pasien geriatri dengan kriteria usia lebih dari 60 tahun, terdiagnosa hipertensi, dan telah mengonsumni obat antihipertensi selama 1 bulan sebanyak 55 pasien. Studi ini ialah penelitian deskriptif dengan metode non eksperimental. Metode yang dipakai ialah cross sectional. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode accidental sampling. Instrumen yang dipakai di studi ini ialah kuesioner MMAS-8 yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Data dianalisis menggunakan uji chi square dan Fisher’s exact test memakai SPSS versi 25. Hasil penelitian ini, tingkat kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat sebesar 70,9% responden patuh. Tingkat keberhasilan terapi antihipertensi didapat 69,1% responden berhasil terapi. Hasil uji Fisher’s exact menunjukkan bahwa dari 2 variabel memperoleh signifikan sebesar 0,022 dan ­Odds Ratio sebesar 4,982. Kesimpulannya ada korelasi kepatuhan penggunaan obat dengan keberhasilan terapi dan pasien yang patuh memiliki peluang 3,729 kali lipat dari pasien yang tidak patuh untuk mencapai keberhasilan terapi.
PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI OBAT TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA TAHUN 2019 Millata Hanifa; Nurul Mutmainah
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 1 No. 1 (2022): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v1i1.131

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis termasuk penyakit kronis yang mana kepatuhan dalam pengobatan menjadi hal yang sangat penting. Pengetahuan tentang penyakit tuberkulosis dan risiko ketidakpatuhan dalam pengobatan dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam pengobatan maka dilakukan edukasi sebagai upaya untuk meningkatkan kepatuhan pasien. Media tambahan seperti leaflet dibutuhkan untuk memudahkan pasien untuk memahami edukasi yang diberikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tingkat kepatuhan pasien TB paru di BBKPM Surakarta dan menganalisis tingkat kepatuhan pasien TB paru sebelum dan sesudah pemberian edukasi dengan leaflet pada kelompok intervensi dan kontrol. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen semu (quasi experiment) dengan control group pretest and posttest design. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini 44 responden yang dibagi menjadi dua kelompok yakni kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan kriteria inklusi yaitu pasien TB paru usia 18-65 tahun yang sudah menjalani pengobatan kategori I minimal 1 bulan di BBKPM Surakarta tahun 2019 dan bersedia menjadi responden serta dapat berkomunikasi. Data dianalisis dengan uji Wilcoxom dan uji Mann-Whitney. Berdasarkan hasil penelitian sebelum pemberian intervensi pasien yang patuh dalam pengobatan sejumlah 9 responden (40,9%) dan setelah pemberian intervensi jumlah pasien yang patuh menjadi 14 respondem (63,6%). Terdapat peningkatan kepatuhan yang bermakna antara sebelum dan sesudah pemberian intervensi dengan nila p (sign) 0,010 (<0,05). Sedangkan pada kelompok kontrol tidak terdapat peningkatan kepatuhan yang bermakna antara sebelum dan sesudah intervensi dengan nilai p (sign) 0,175 (>0,05). Terdapat perbedaan tingkat kepatuhan yang signifikan antara kelompok intervensi berupa edukasi
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPATUHAN PASIEN HIPERTENSI TERHADAP PENGOBATAN DI PUSKESMAS AIR BINTUNAN KOTA BENGKULU TAHUN 2021 Riska Hanifah Fitriani; Nurul Mutmainah
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 1 No. 4 (2022): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v1i4.135

Abstract

Hipertensi merupakan merupakan terapi yang memerlukan terapi jangka panjang, sehingga diperlukan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan untuk mengontrol tekanan darah dan menurunkan komplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan pasien hipertensi terhadap pengobatan di puskesmas Air Bintunan Kota Bengkulu tahun 2021. Penelitian ini dilakukan dengan metode observasional dengan pendekatan deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien hipertensi yang datang berobat di poli rawat jalan di Puskesmas Air Bintunan Kota Bengkulu. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling yaitu berjumlah 105 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga kategori kepatuhan masyarakat minum obat hipertensi yaitu kepatuhan tinggi sebanyak 17,46%, kepatuhan sedang sebanyak 55,56%, dan kepatuhan rendah sebanyak 26,98%, dan tiga variabel demografi responden yang terdiri dari usia, pendidikan, dan lama menderita hipertensi memiliki hubungan dengan kepatuhan minum obat sedangkan tiga variabel lainnya yaitu jenis kelamin, pekerjaan, dan kepemilikan asuransi tidak memiliki hubungan dengan kepatuhan minum obat hipertensi.
EVALUASI PERESEPAN OBAT BERDASARKAN INDIKATOR WORLD HEALTH ORGANIZATION (WHO) DI PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANYAR Anisa Nur Rahmawati; Nurul Mutmainah
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 2 No. 1 (2023): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v2i1.142

Abstract

Penggunaan obat yang benar merupakan hal yang perlu diamati pada sistem pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Salah satu indikator utama untuk mengevaluasi penggunaan obat menurut pedoman WHO yaitu indikator peresepan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pola peresepan obat berdasarkan pedoman WHO di Puskesmas Kecamatan Karanganyar. Penelitian ini menggunakan metode deskripsi observasional. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif. Pengambilan sampel dengan tehnik purposive sampling menggunakan kriteria inklusi resep pasien rawat jalan di Puskesmas Kecamatan Karanganyar periode Maret, Agustus, dan November 2021 yang tidak rusak/sobek, terdapat nama pasien, tanggal resep, usia pasien, dan nama obat pada lembar resep. Data resep dibandingkan dengan standar peresepan dari WHO dan dihitung dengan rumus sesuai pedoman WHO. Hasil penelitian menunjukkan peresepan obat di Puskesmas Kecamatan Karanganyar belum sesuai standar WHO jika dilihat dari parameter rata-rata jumlah obat tiap resep (2,5) dan presentase obat yang diresepkan dengan Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) atau Formularium (88,20%) dan sudah memenuhi standar peresepan obat pada parameter presentase obat generik (87,05%), presentase peresepan antibiotik (9,79%) dan presentase obat injeksi (0%).
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP KERASIONALAN SWAMEDIKASI PENYAKIT MAAG PADA MASYARAKAT DI DESA SELOJARI KECAMATAN KLAMBU KABUPATEN GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH Sania Nayasari Khoirunnisa; Nurul Mutmainah
Usadha Journal of Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2023): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/ujp.v2i2.147

Abstract

Kesehatan merupakan hal yang penting bagi setiap manusia karena tanpa kesehatan yang baik, manusia sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Salah satu penyakit yang sering diobati dengan pengobatan mandiri yaitu sakit maag. Tingkat pengetahuan memiliki fungsi sebagai informasi pendukung saat melakukan swamedikasi agar pelaksanaanya tepat. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui hubungan antara tingkat pengetahun terhadap kerasionalan swamedikasi penyakit maag pada masyarakat di Desa Selojari Kecamatan Klambu Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah. Jenis penelitian ini bersifat observasional dengan pendekatan deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 389 responden yang merupakan masyarakat Desa Selojari berumur 17-60 tahun, pernah melakukan swamedikasi maag dalam 1 tahun terakhir, bersedia menjadi responden dan mengikuti prosedur penelitian. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan baik (67,9%), cukup (30,1%), dan kurang (2,1%). Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan terhadap kerasionalan swamedikasi, data dianalisis dengan uji rank spearman. Dari hasil penelitian hubungan tingkat pengetahuan terhadap kerasionalan swamedikasi saling berhubungan dengan p value 0,000. Selain itu nilai signifikan menunjukkan hasil yang positif artinya bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan masyarakat Desa Selojari maka kerasionalan swamedikasi juga semakin meningkat.