Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil untuk Melakukan Screening Hiv/Aids Melalui Program Prevention Of Mother To Child Transmission (Pmtct) di Wilayah Kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta Hikmah, Tyan Ferdiana; Novitasari, Dwi; Aniroh, Umi
Jurnal Keperawatan Maternitas Vol 3, No 2 (2015): Jurnal Keperawatan Maternitas
Publisher : Jurnal Keperawatan Maternitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

perempuan dalam masa kehamilan. Risiko penularan HIV/AIDS pada ibu yang tidak mendapatkan penanganan saat hamil diperkirakan terjadi sekitar 15-45%. Pemerintah telah melakukan upaya untuk mencegah transmisi vertikal dengan melakukan Program PMTCT dimana salah satu komponennya adalah melakukan screening HIV/AIDS pada ibu hamil. Namun pelayanan PMTCT di wilayah Kretek masih terhitung 54 %. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu hamil untuk melakukan screening HIV/AIDS. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan penelitian Cross Sectional . Besar sampel adalah 50 orang. Analisa data secara univariat, bivariat dengan Chi-Square dan multivariate dengan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden 27 orang (54%) sudah melakukan screening HIV/AIDS. Faktor yang mempengaruhi perilaku ibu hamil untuk melakukan screening HIV/AIDS adalah pekerjaan nilai p = 0,003 (OR= 9,278;95%CI=2,098-41,041), keterjangkauan tempat nilai p = 0,042 (OR=5,061;95%CI=1,063-24,103) dan dukungan suami nilai p = 0,155 (OR =2,788;95%CI=0,678- 11,462). Faktor yang paling dominan mempengaruhi perilaku ibu hamil untuk melakukan screening HIV/AIDS adalah pekerjaan dengan nilai sig. 0,003 dan Exp (B) sebesar 9,278. Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan pendidikan kesehatan mengenai risiko penularan HIV/AIDS dari ibu hamil ke bayinya dengan melibatkan suami sehingga ibu dan suami akan menyadari pentingnya screening serta dapat membuat alternatif untuk memudahkan ibu hamil dalam mengaksesnya yaitu dengan PMTCT mobile.
GAMBARAN INDIKATOR KEPUASAN PASIEN DALAM PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP HOSPITAL REFERAL BAUCAU TIMOR LESTE Ximenes, Claudino; Aniroh, Umi; Aini, Faridah
JURNAL GIZI DAN KESEHATAN Vol 7 No 16 (2015): JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jgk.v7i16.5

Abstract

Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja pelayanan kesehatan yang diperoleh setelah pasien membandingkan dengan apa yang diharapkan atas pelayanan kesehatan. Adapun indikator kepuasan pasien antara lain profesionalisme, sikap dan perilaku, kemudahan akses, keandalan, perbaikan mutu, reputasi dan kredibel. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk melihat gambaran kepuasan pasien di Hospital Referal Baucau Timor Leste. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey deskriptif , yaitu adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif. Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana gambaran mengenai kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan diruang rawat inap Hospital Referal Baucau. Kesimpulan dari hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa responden yang menyatakan tidak puas (50% ) dan yang menyatakan puas (50%) dari 48 responden yang rawat inap di Hospital Referal Baucau Timor Leste. Sebagian besar (85,4%) responden menyatakan puas untuk indikator sikap dan perilaku, sedangkan (66,7%) responden menyatakan tidak puas untuk indikator kemudahan akses.
HUBUNGAN SIKLUS MENSTRUASI DENGAN TINGKAT PMS (PREMENSTRUAL SYNDROME) PADA REMAJA PUTRI DI KELURAHAN KECANDRAN KOTA SALATIGA Khotimah, Nurul; Aniroh, Umi; Suwanti, Suwanti
Journal of Holistics and Health Science Vol 1 No 1 (2019): Journal of Holistics and Health Science, September
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v1i1.9

Abstract

PMS (Premenstrual Syndrome) merupakan kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi yang muncul secara siklik dalam rentang waktu 7-10 hari dan menghilang setelah darah haid keluar akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus menstruasi. Penelitian ini dilakukan karena PMS menjadi salah satu masalah besar bagi wanita di Indonesia. Mengetahui hubungan siklus menstruasi dengan tingkat PMS (Premenstrual Syndrome) pada remaja putri di Kelurahan Kecandran Kota Salatiga. Metode Penelitian: Penelitian ini deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dengan proportional random sampling. Besarnya populasi adalah 405 remaja dan besarnya sampel adalah 89 remaja putri. Instrumen penelitiannya berupa kuesioner. Analisis data menggunakan uji statistik Chi Square. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar siklus menstruasi normal sebanyak 52 responden (58,4%), dan tingkat PMS tidak ada gejala hingga ringan sebanyak 68 responden (76,4%). Uji statistik Chi Square didapatkan nilai p-value 0,613>α =0,05 yang artinya tidak ada hubungan siklus menstruasi dengan tingkat PMS pada remaja putri di Kelurahan Kecandran Kota Salatiga. Diharapkan bagi remaja putri di Kelurahan Kecandran Kota Salatiga untuk lebih meningkatkan aktivitas olahraga idealnya 3-4 kali per minggu untuk menurunkan resiko PMS.
Konsumsi Makanan Siap Saji Sebagai Faktor Dominan Terjadinya Dismenore Pada Remaja Ida Kusumawati; Umi Aniroh
Journal of Holistics and Health Science Vol 2 No 2 (2020): Journal of Holistics and Health Science, September
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v2i2.53

Abstract

Dysmenorrhea or menstrual pain is one of problems that is often complained adolescent. The purpose of the insulation is to know the most dominant factor related to the incident of dysmenore in adolescent. This type of research is an analytical observational research with cross sectional design. Sample research of 108 people taken by purposive sampling. The research instruments used are questionnaires. Analysis using Chi-square and logistic regression. Results show the average age of respondents was 13-17 years old. Most adolescent 86 (79.6%) aren’t do exercise regularly the majority of teenagers experience mild stress as much as 58 people (53.7%), adolescent often consume fast food as many as 76 people (70.4%) and adolescents experienced a dysmenore occurrence of 81 people (75.0%). Results gained that there is a relationship between sports habits and dysmenore events with Pearson chi-square p = 0,168 ≤ α (0.05), there is a link between stress levels with a dysmenore occurrence with Pearson chi-square p = 0, 070 ≤ α (0.05), there is a connection between fast-consumption with a dysmenore event with Pearson chi-square p = 0, 000 ≤ α (0.05). The final result obtained that affect the incidence of dysmenore is the consumption of fast food. Advice for the adolescent further expands the knowledge of dysmenrhea so that when experiencing dysmenore events can overcome it. ABSTRAK Dismenore atau nyeri menstruasi merupakan salah satu masalah yang sering dikeluhkan remaja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor paling dominan yang berhubungan dengan kejadian dismenore pada remaja. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 108 orang yang diambil dengan cara purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data menggunakan chi-square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan umur responden berkisar antara 13-17 tahun. Sebagian besar remaja 86 (79,6%) tidak melakukan olahraga dengan teratur, sebagian besar remaja mengalami stres ringan sebanyak 58 orang (53,7%), remaja sering mengkonsumsi makanan cepat saji sebanyak 76 orang (70,4%) dan remaja mengalami kejadian dismenore sebanyak 81 orang (75,0%). Ada hubungan antara kebiasaan olahraga dengan kejadian dismenore dengan p= 0,168 ≤ α (0,05), ada hubungan antara tingkat stres dengan kejadian dismenore dengan p= 0, 070 ≤ α (0,05), ada hubungan antara konsumsi makanan cepat saji dengan kejadian dismenore dengan p= 0, 001 ≤ α (0,05). Hasil akhir didapatkan yang paling berhubungan dengan kejadian dismenore adalah konsumsi makanan cepat saji. Saran bagi remaja putri lebih memperluas pengetahuan tentang dismenore agar saat mengalami kejadian dismenore dapat mengatasinya.
KORELASI PARITAS DENGAN KEMAMPUAN IBU POST PARTUM DALAM MERAWAT BAYI BARU LAHIR Ervin Zulianti; Umi Aniroh
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 10, No 1 (2021): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jcu.v10i1.706

Abstract

ABSTRAKAngka kematian bayi di dunia maupun di Indonesia masih tinggi khususnya di Jawa Tengah.  Kemampuan ibu sangat penting dalam perawatan bayi untuk kesehatan bayi. Kemampuan ibu merawat bayi bisa dipengaruhi oleh faktor paritas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan paritas dengan kemampuan merawat bayi baru lahir pada ibu post partum.  Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan  cross sectional,menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner. Populasi dalam penelitian ini ibu post partum. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh dengan 64 responden. Analisis data dilakukan dengan uji kendall’s tau.  Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden dengan paritas primipara sebanyak 34 responden (53,1%) dan sebagian besar responden mempunyai kemampuan merawat bayi baru lahir dalam kategori kemampuan baik sebanyak 56 responden (87,5%). Hasil uji statistik dengan kendall’s tau diperoleh nilai p-value 0,005 (?=0,05). Dari analisis  statistik  tersebut menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan kemampuan merawat bayi baru lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Kranggan. Kata kunci : Paritas, Kemampuan merawat bayi baru lahir
HUBUNGAN PENGETAHUAN TERHADAP PERILAKU SUAMI DALAM MELAKUKAN PENDAMPINGAN PADA PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERGAS KABUPATEN SEMARANG. Ni Made Ratih Komala; Umi Aniroh
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2014: PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEPERAWATAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.524 KB)

Abstract

Persalinan merupakan saat yang menegangkan dan dapat menjadi saat yang menyakitkan dan menakutkan bagi ibu. Untuk meringankan kondisi tersebut wanita membutuhkan dukungan selama persalinan. Dukungan emosional akan menjadikan waktu persalinan menjadi pendek, meminimalkan intervensi dan dapat menghasilkan persalinan yang baik. Dukungan dapat diberikan dengan adanya pendampingan suami, namun dalam hal ini para suami tidak melakukan pendampingan persalinan dengan baik. Pengetahuan seseorang biasanya dapatmempengaruhi perilaku seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan terhadap perilaku suami dalam melakukan pendampingan pada persalinan kala I fase aktif di Bidan Praktek Mandiri Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang.Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan secara observasional. Populasi dalam penelitian ini adalah 35 suami yang mendampingi persalinan kala I fase aktif di Bidan Praktek Mandiri Wilayah Kerja Puskesmas Bergas KabupatenSemarang. Sampel dalam penelitian ini adalah 35 responden yang dipilih secara total sampling, pengambilan data menggunakan lembar kuesioner pengetahuan dan lembar observasi perilaku, pengolahan data menggunakan uji Fisher Exact. Hasil penelitian disimpulkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan terhadap perilaku suami dalam melakukan pendampingan pada persalinan kala I fase aktif di Bidan Praktek Mandiri Wilayah Kerja Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang (p-value 0,004 < a (0,05)). Diharapkan dapatmemberikan rekomendasi kepada bidan agar dapat memberikan informasi kepada suami yang akan menjadi pendamping persalinan tentang hal-hal yang dapat dilakukan dalam mendampingi persalinan agar dapat berpartisipasi dalam asuhan sayang ibu dalam proses persalinan kala I fase aktif.Kata kunci : Persalinan, Asuhan Sayang Ibu, Pendamping Persalinan,Pengetahuan, Perilaku
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil untuk Melakukan Screening Hiv/Aids Melalui Program Prevention Of Mother To Child Transmission (Pmtct) di Wilayah Kerja Puskesmas Kretek Bantul Yogyakarta Tyan Ferdiana Hikmah; Dwi Novitasari; Umi Aniroh
Jurnal Keperawatan Maternitas Vol 3, No 2 (2015): Jurnal Keperawatan Maternitas
Publisher : Jurnal Keperawatan Maternitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.894 KB)

Abstract

perempuan dalam masa kehamilan. Risiko penularan HIV/AIDS pada ibu yang tidak mendapatkan penanganan saat hamil diperkirakan terjadi sekitar 15-45%. Pemerintah telah melakukan upaya untuk mencegah transmisi vertikal dengan melakukan Program PMTCT dimana salah satu komponennya adalah melakukan screening HIV/AIDS pada ibu hamil. Namun pelayanan PMTCT di wilayah Kretek masih terhitung 54 %. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu hamil untuk melakukan screening HIV/AIDS. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan penelitian Cross Sectional . Besar sampel adalah 50 orang. Analisa data secara univariat, bivariat dengan Chi-Square dan multivariate dengan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden 27 orang (54%) sudah melakukan screening HIV/AIDS. Faktor yang mempengaruhi perilaku ibu hamil untuk melakukan screening HIV/AIDS adalah pekerjaan nilai p = 0,003 (OR= 9,278;95%CI=2,098-41,041), keterjangkauan tempat nilai p = 0,042 (OR=5,061;95%CI=1,063-24,103) dan dukungan suami nilai p = 0,155 (OR =2,788;95%CI=0,678- 11,462). Faktor yang paling dominan mempengaruhi perilaku ibu hamil untuk melakukan screening HIV/AIDS adalah pekerjaan dengan nilai sig. 0,003 dan Exp (B) sebesar 9,278. Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan pendidikan kesehatan mengenai risiko penularan HIV/AIDS dari ibu hamil ke bayinya dengan melibatkan suami sehingga ibu dan suami akan menyadari pentingnya screening serta dapat membuat alternatif untuk memudahkan ibu hamil dalam mengaksesnya yaitu dengan PMTCT mobile.
Kemampuan Sosialisasi Anak Prasekolah: Sebuah Studi Pentingnya Peran Orang Tua dalam Memberikan Stimulasi Sosialisasi pada Anak Anita Mukharis; Umi Aniroh; Umi Setyoningrum
Jurnal Keperawatan Vol 3 No 02 (2019): JURNAL KEPERAWATAN : JURNAL PENELITIAN DISIPLIN ILMU KEPERAWATAN
Publisher : STIKes Karya Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.632 KB) | DOI: 10.46233/jk.v3i02.209

Abstract

Abstrak. Kemampuan sosialisasi merupakan kemampuan anak dalam beradaptasi dengan dunia sosial yang lebih luas. Salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan sosialisasi anak prasekolah adalah peran orang tua. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan peran orang tua dalam stimulasi sosialisasi dengan kemampuan sosialisasi anak prasekolah. Desain penelitian ini adalah descriptive correlation dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah orang tua dan anak prasekolah. Sampel sebesar 105 orang dengan teknik proportional random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan chi square (α=0,05). Hasil penelitian menunjukkan peran orang tua dalam kategori baik sebanyak 66 orang (62,9%). Kemampuan sosialisasi anak paling banyak pada kategori sedang, yaitu 45 orang (42,9%). Ada hubungan peran orang tua dalam stimulasi sosialisasi dengan kemampuan sosialisasi anak prasekolah dengan nilai p= 0,001. Diharapkan orang tua memberikan stimulasi terutama pada aspek sosialisasi untuk mengoptimalkan kemampuan sosialisasi anak. Abstract. Socialization ability is the ability of children to adjust to the wider social world. One of the factors that affect social ability is the role of parents. The aim of this study was to determine the correlation between the role of parents in social stimulation and social ability on preschool age. This study was a descriptive correlation study with cross-sectional approach. The population in this study was all students and parents. The samples were 105 parents and students using proportionate random sampling. The instrument about the role of parents in social stimulation and social skills on preschool age children was measured by using questionnaires. Data analysis used chi square test (α = 0.05). The results showed that the role of parents in social stimulation on preschool age children was in good category as many as 66 people (62,9%). The results showed social ability on preschool age children was in medium category as many as 45 people (42.9%). And good category as many as 34 people (34,3%). There was a correlation between the role of parents in social stimulation and social ability on preschool age children withp-value =0,001.Based on the results, parents are expected to give stimulation especially on socialization aspect for children to optimalize social ability of children.
Perbedaan Pemberian Jus Tomat Dan Jus Wortel Terhadap Tekanan Darah Lansia Penderita Hipertensi Kecamatan Bawen Blessa Adhy Nugraha; Suwanti Suwanti; Umi Aniroh
Indonesian Journal of Nursing Research (IJNR) Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijnr.v2i2.900

Abstract

Hypertension is the most common disease in the elderly and causes death worldwide every year. Hypertension disease can be controlled non pharmacologically such us using tomato juice and carrot juice. To know the different effect of carrot juice and tomato juice to blood pressure of elderly hypertension patients in Lemahireng Village, Bawen Sub-district, Semarang Regency. This type of research was Quasy Experiment using Two - Group Pre Post Test Design. The samples in this study were 30 people with 15 samples of carrot juice group and 15 samples of tomato juice. Blood pressure was measured using a sphygmomanometer. Data analysis used dependent t-test and independen tt-test (α = 0,05).  In the carrot juice group, the average systole before administering carrot juice was 165.73mmHg and after it was 149.87 mmHg, while diastole before   administering carrot juice was 95.33 and after it was 88.73 mmHg. In the tomato juice group, the average systole before administering tomato juice was 164.47 and after it was 150.53 mmHg, whereas diastole before administering tomato juice was 93.00 and 85.53 mmHg afterwards. There is no significant difference in the effect of administering carrot juice and tomato juice to lower blood pressure. Carrot juice or tomato juice can be used as a non-pharmacological treatment for hypertensive patients.Key words: Hypertension, Carrot juice, Tomato juice 
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Respon Psikologis Pasien Kanker Payudara yang Menjalani Kemoterapi di Poliklinik Onkologi RSUD Kabupaten Temanggung Asri Dwi Pristiwati; Umi Aniroh; Abdul Wakhid
Indonesian Journal of Nursing Research (IJNR) Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.32 KB) | DOI: 10.35473/ijnr.v1i1.5

Abstract

Kanker payudara merupakan keganasan yang bermula dari sel-sel di payudara. Salah satu penanganan kanker payudara dengan kemoterapi. Perubahan citra tubuh akibat perubahan fisik yang menyertai pengobatan telah ditemukan menjadi respon psikologis yang amat menekan  bagi  penderita  kanker  payudara.  Dukungan  keluarga  dapat  meminimalkan respon psikologis dan menunjang pemenuhan kebutuhan fisik dan emosi pada saat pasien menjalani  perawatan.  Tujuan  penelitian  ini  untuk  mengetahui  hubungan  dukungan keluarga dengan respon psikologis pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Poliklinik Onkologi RSUD Kabupaten Temanggung. Jenis penelitian ini kuantitatif menggunakan rancangan penelitian    deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Analisa statistik yang digunakan adalah Chi square. Hasil uji Chi Square diperoleh p value 0,059>0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan   antara dukungan keluarga dengan respon psikologis pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Poliklinik Onkologi RSUD Kabupaten Temanggung. Tidak ada hubungan yang signifikan   antara dukungan keluarga dengan respon psikologis pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi di Poliklinik Onkologi RSUD Kabupaten Temanggung dengan p value 0,059. Bagi keluarga perlu menjaga konsistensi dukungan kepada anggota keluarga yang menderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi.