Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Peningkatan Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Putri dengan Metode Teleconference di Masa Pandemi Umi Aniroh; Tina Mawardika; Purbowati Purbowati
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 4 No. 1 (2022): Indonesian Journal of Community Empowerment Mei 2022
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.155 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v4i1.1509

Abstract

In order to support the government's efforts to provide quality health services to adolescents, especially young women, it is necessary to involve health educators to conduct education about Increasing Knowledge about Adolescent Reproductive Health with the Teleconference Method. Problems during menstruation are not only related to cleanliness but also about the emergence of health problems during menstruation. Education on Increasing Knowledge about Adolescent Reproductive Health with the Teleconference Method needs to be given to young women who are still in school. Schools that can be used as partners in this effort include schools whose students are mostly female so that the education that will be provided is right on target. Based on the survey, it is known that students at the Nahdlatul Ulama Vocational School have never received education about Increasing Knowledge about Adolescent Reproductive Health with the Teleconference Method. The implementation of this community service activity is carried out by providing education to Nahdlatul Ulama Vocational High School students online using a zoom meeting platform. The percentage of evaluation results before being given education was in the category of not understanding as much as 13.88%, quite understanding 21.82%, good understanding 56.71% and very good 7.59%. The understanding of female students has increased after being given education, which is included in the very good category by 28.82%, good 53.94%, sufficient 7.82% and less as much as 9.42%. Thus it is known that after being given education there is an increase in students' understanding of Adolescent Reproductive Health. Based on statistical analysis (Wilcoxon test) obtained a significance value of 0.002 < 0.05, which means that there is a significant difference in the level of knowledge between before and after education. Increasing Knowledge about Reproductive Health for Adolescent Girls with the Teleconference Method.ABSTRAKDalam rangka mendukung upaya pemerintah untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada remaja, khususnya pada remaja putri maka diperlukan keterlibatan tenaga pendidik bidang kesehatan untuk melakukan edukasi tentang Peningkatan Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja dengan Metode Teleconfrence. Permasalahan pada saat terjadi menstruasi tidak hanya terkait tentang kebersihannya tetapi juga tentang munculnya gangguan kesehatan saat menstruasi. Edukasi tentang Peningkatan Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja dengan Metode Teleconfrence perlu diberikan pada remaja putri yang masih berada dibangku sekolah. Sekolah yang dapat dijadikan mitra dalam upaya ini antara lain sekolah yang siswanya sebagian besar perempuan sehingga edukasi yang akan diberikan tepat sasaran. Berdasarkan survey, diketahui bahwa siswi di SMK Nahdlatul Ulama belum pernah mendapatkan edukasi tentang Peningkatan Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja dengan Metode Teleconfrence Pelaksanaan kegiatan pengabdiaan kepada masyarakat ini dilakukan dengan metode pemberian edukasi pada siswa SMK Nahdlatul Ulama secara online menggunakan platform zoom meeting. Persentase hasil evaluasi sebelum diberikan edukasi masuk dalam kategori kurang paham sebanyak 13,88%, cukup paham 21,82%, pemahaman yang baik 56,71% dan sangat baik 7,59%. Pemahaman siswa perempuan mengalami peningkatan setelah diberikan edukasi yaitu termasuk dalam kategori sangat baik sebesar 28,82%, baik 53,94%, cukup 7,82% dan kurang sebanyak 9,42%. Dengan demikian diketahui bahwa setelah diberikan edukasi terdapat peningkatan pemahaman siswa tentang Kesehatan Reproduksi Remaja. Berdasarkan analisis statistik (uji Wilcoxon) didapatkan nilai signifikansi 0,002< 0,05 yang berarti terdapat perbedaan bermakna pada tingkat pengetahuan antara sebelum dan setelah edukasi.Peningkatan Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja putri dengan Metode Teleconfrence.
Tapping Touch (Tato) sebagai Upaya Penurunan Nyeri Dismenore Tina Mawar Dika; Umi Aniroh; Fiktina Vifri Ismiriyam Ismiriyam
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 4 No. 2 (2022): Indonesian Journal of Community Empowerment November 2022
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.682 KB) | DOI: 10.35473/ijce.v4i2.1808

Abstract

A way to support the government's efforts to provide quality health services to adolescents, especially young women, requires the involvement of health educators to conduct education about tapping touch as an effort to reduce dysmenorrhea pain. Problems that occur in adolescents during menstruation are not only related to cleanliness but also the emergence of discomfort in the abdomen which we often know as dysmenorrhea pain. Health education about tapping touch to treat dysmenorrhea pain is given to young women who are still in school where most of the students are girls so that the interventions provided are right on target. Based on the survey, it is known that the students of SMP An Nur Ungaran have never received health education about tapping touch as an effort to reduce dysmenorrhea pain. The implementation of this community service activity is carried out by the method of providing education to the students of SMP An Nur Ungaran. The percentage of evaluation results before being given education was in the category of not understanding as much as 19.95%, quite understanding 50.88%, good understanding 21.79% and very good 7.86%. The understanding of female students has increased after being given education which is included in the very good category by 35.42%, good 56.94%, 4.82% enough and 2.82% less. Thus it is known that after being given education there is an increase in female students' understanding of tapping touch as an effort to reduce dysmenorrhea pain. Based on statistical analysis (Wilcoxon test) obtained a significance value of 0.003 <0.05, which means that there is a significant difference in the level of knowledge between before and after education. about the TATO (Tapping Touch) program to treat adolescent girls with dysmenorrhea pain. The purpose of this community service activity is to teach young women to reduce the degree of dysmenorrhea pain with the tapping touch technique.ABSTRAKSuatu cara mendukung upaya pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada remaja, khususnya pada remaja putri maka diperlukan ketelibatan tenaga pendidik bidang kesehatan untuk melakukan edukasi tentang tapping touch sebagai upaya penurunan nyeri dismenore. Permasalahan yang terjadi pada remaja saat terjadi menstruasi tidak hanya terkait tentang kebersihan tetapi juga munculnya rasa tidak nyaman pada bagian perut yang sering kita kenal dengan nyeri dismenore. Pendidikan Kesehatan tentang tapping touch untuk mengatasi nyeri disminore diberikan pada remaja putri yang masih berada di sekolah yang siswanya sebagian besar perempuan sehingga intervensi yang diberikan tepat sasaran. Berdasarkan survey diketahui bahwa siswi SMP An Nur Ungaran belum pernah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang tapping touch sebagai upaya penurunan nyeri dismenore. Pelaksanaan kegiatan pengabdiaan kepada masyarakat ini dilakukan dengan metode pemberian edukasi pada siswa SMP An Nur Ungaran. Persentase hasil evaluasi sebelum diberikan edukasi masuk dalam kategori kurang paham sebanyak 19,95%, cukup paham 50,88 %, pemahaman yang baik 21,79% dan sangat baik 7,86%. Pemahaman siswa perempuan mengalami peningkatan setelah diberikan edukasi yaitu termasuk dalam kategori sangat baik sebesar 35,42%, baik 56,94%, cukup 4,82% dan kurang sebanyak 2,82%. Dengan demikian diketahui bahwa setelah diberikan edukasi terdapat peningkatan pemahaman siswa perempuan tentang tapping touch sebagai upaya penurunan nyeri dismenore. Berdasarkan analisis statistik (uji Wilcoxon) didapatkan nilai signifikansi 0,003 < 0,05 yang berarti terdapat perbedaan bermakna pada tingkat pengetahuan antara sebelum dan setelah edukasi. tentang program TATO (Tapping Touch) untuk mengatasi remaja putri dengan nyeri disminorea. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat berikut adalah mengajarkan kepada remaja putri untuk menurunkan derajat nyeri dysminorea dengan tehnik tapping touch
Korelasi Dukungan Teman Sebaya dengan Praktik Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Remaja Nila Meisarah Fatmasari; Umi Aniroh
Pro Health Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 3 No. 2 (2021): Pro Health Jurnal Ilmiah Kesehatan, July 2021
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.149 KB) | DOI: 10.35473/proheallth.v3i2.1238

Abstract

Breast cancer is the most common cancer and the second leading cause of death globally. Teenagers also need to do a regular breast self-examination (BSE) as an effort to prevent and detect early. One of the factors that support adolescents doing a breast self-examination (BSE) is peer support. The purpose of this study was to determine the relationship between peer support and breast self-examination (BSE) in Jambu Village Semarang District adolescents. This research design is analytic correlational with the cross-sectional approach with a sample size of 51 respondents using the purposive sampling method. The data collection tool uses a questionnaire.  Data analysis using 25 IBM SPSS Statistics program. Bivariate analysis was processed using the Chi-Square test. The results obtained from the p-value of peer support with breast self-examination practice (BSE) in late adolescent were 0.000<0.05 (α). There is a significant relationship between peer support and the practice of breast self-examination (BSE) in adolescents. Hopefully, this research can be providing information for adolescents about the benefits of peer support that can improve the practice of breast self-examination (BSE) in  adolescence.
Korelasi Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi pada Mahasiswi Keperawatan: Correlation of Stress Levels with Menstrual Cycles in Nursing Students Laeli Fitriyani; Umi Aniroh
Journal of Holistics and Health Sciences Vol. 6 No. 2 (2024): Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS), September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v6i2.358

Abstract

The menstrual cycle is said to be abnormal if it is <21 days or >35 days. The impact of an abnormal menstrual cycle, if not treated immediately, can increase the risk of reproductive system diseases such as fertility disorders, infertility, uterine polyps and ovarian cysts. In Indonesia, 14.4% of women experience irregular menstrual cycles. One of the factors that causes menstrual cycle disorders is stress. Stress is often experienced by female students, where this group is undergoing a transitional and critical phase before living life in society. The aim of this research was to determine the relationship between stress levels and the menstrual cycle of female students in the Bachelor of Nursing Study Program at Ngudi Waluyo University. This research design is descriptive correlative with a cross-sectional approach. The sampling technique used in this research was a total sample with research subjects totaling 62 respondents. The measuring tool used in data collection was the DASS 42 questionnaire. Univariate analysis to describe the frequency distribution of stress levels and menstrual cycles, bivariate analysis to find the relationship between the two variables above using the Rank-Spearman test. Respondents experienced more moderate stress as many as 22 people (35.5%) and the highest menstrual cycle of respondents was oligomenorrhea as many as 29 people (46.8%). The results of the analysis showed a correlation value of r = 0.091, p-value = 0.481 (p > 0.05), which means there is no relationship between stress levels and female students' menstrual cycles. Respondents are expected to be able to maintain both physical and mental health, maintain good nutritional intake, exercise regularly and maintain their weight so that their menstrual cycle is not disrupted.   ABSTRAK Siklus menstruasi dikatakan tidak normal apabila <21 hari atau >35 hari. Dampak siklus menstruasi yang tidak normal, jika tidak segera ditangani dapat meningkatkan risiko gangguan penyakit sistem reproduksi seperti gangguan kesuburan, infertilitas, polip rahim dan kista ovarium. Di Indonesia perempuan yang mengalami masalah siklus menstruasi tidak teratur sebanyak 14,4%. Salah satu faktor yang menyebabkan gangguan siklus menstruasi yaitu stres.  Stres  sering dialami oleh mahasiswi, dimana kelompok  ini sedang menjalani fase transisi dan kritis sebelum menjalani kehidupan di masyarakat.  Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi mahasiswi pada Program Studi S1 Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo. Desain penelitian ini deskriptif korelatif dengan pendekatan Cross-Sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampel dengan subjek penelitian sejumlah 62 responden.  Alat ukur yang digunakan dalam pengambilan data adalah kuesioner DASS 42.  Analisa univariat untuk menggambarkan distribusi frekuensi tingkat stres dan siklus menstruasi, analisis bivariat untuk mencari hubungan kedua variabel diatas dengan menggunakan uji Rank-Spearman. Responden lebih banyak mengalami stres sedang sebanyak 22 orang (35,5%) dan siklus menstruasi responden terbanyak adalah oligomenorea sebanyak 29 orang (46,8%). Hasil analisis diperoleh hasil nilai korelasi r = 0,091, p-value = 0,481 (p > 0,05) yang artinya tidak terdapat hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi mahasiswi. Responden diharapkan dapat menjaga kesehatan baik fisik maupun mental, menjaga asupan nutrisi yang baik, melakukan olah raga secara rutin serta menjaga berat badannya agar siklus menstruasi tidak terganggu. 
Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kandangan : The relationship between the level of knowledge and compliance with the consumption of Fe tablets and the incidence of anemia in pregnant women in the Kandangan Community Health Center working area Rovika; Umi Aniroh
Journal of Holistics and Health Sciences Vol. 6 No. 1 (2024): Journal of Holistics and Health Sciences (JHHS), Maret
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jhhs.v6i1.398

Abstract

Anemia in pregnancy is a cause of complications that have a negative impact on the mother and fetus. Factors that can affect anemia are lack of knowledge of pregnant women about anemia and compliance with Fe tablet consumption, so researchers are interested in conducting this study with the aim of knowing the relationship between the level of knowledge and compliance with Fe tablet consumption with the incidence of anemia in pregnant women in the Kandangan Health Center working area, Temanggung Regency. The design used in this study was analytic observational with a cross sectional approach. The sampling technique in this study used proportional random sampling from a population of 534 pregnant women and the research sample amounted to 84 pregnant women. The instrument used was a questionnaire on the level of knowledge and compliance with Fe tablet consumption and a hemoglobin checker using the Easy Touch GCHb tool. Data analysis used chi-square test with a value of a (0.05). The chi-square test results obtained from the relationship between the level of knowledge and compliance of Fe tablet consumption with the incidence of anemia in pregnant women obtained a p value of 0.001. There is a significant relationship between the level of knowledge and compliance of Fe tablet consumption with the incidence of anemia in pregnant women in the working area of Kandangan Health Center, Temanggung Regency.   ABSTRAK Anemia dalam kehamilan merupakan penyebab komplikasi yang berdampak buruk bagi ibu hamil maupun janin. Faktor yang dapat berpengaruh terhadap anemia adalah kepatuhan konsumsi tablet Fe yang berkaitan dengan tingkat pengetahuan karena semakin baik pengetahuan yang dimiliki ibu hamil maka akan semakin baik pula perilaku dalam mengonsumsi tablet Fe untuk pencegahan anemia selama kehamilan, begitu juga sebaliknya. Peneliti tertarik untuk melakulan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kandangan Kabupaten Temanggung. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampling pada penelitian ini menggunakan proportional random sampling dari populasi sebanyak 534 ibu hamil dan sampel penelitian berjumlah 84 ibu hamil. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tingkat pengetahuan dan kepatuhan konsumsi tablet Fe serta alat cek hemoglobin menggunakan alat Easy Touch GCHb. Analisis data menggunakan uji chi-square dengan nilai α (0,05). Hasil uji chi-square yang didapatkan dari hubungan tingkat pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil diperoleh nilai p value sebesar 0,001 yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kandangan Kabupaten Temanggung. Hubungan kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil diperoleh nilai p value sebesar 0,001 yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kandangan Kabupaten Temanggung. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kandangan Kabupaten Temanggung.
Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi pada Remaja Putri Indriyani, Lutfi; Aniroh, Umi
Jurnal Keperawatan Berbudaya Sehat Vol. 1 No. 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/jkbs.v1i1.2157

Abstract

Stres merupakan salah satu unsur yang berdampak pada siklus menstruasi. Stres akan mengaktifkan sistem HPA (hypothalamus pituitary adrenal) yang menghasilkan hormon kortisol. Kortisol menciptakan ketidakseimbangan hormon, termasuk dalam sistem reproduksi yang menyebabkan siklus menstruasi tidak normal.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri. Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional.  Populasi adalah remaja putri di SMA Negeri 1 Bergas. Sampel diambil sebanyak 263 responden. Data dianalisis menggunakan  chi- square. Hasil yang didapat dari penilaian mengenai tingkat stres dengan siklus menstruasi, sebagian besar responden mengalami tingkat stres normal (33,5%) dan sebagian besar responden mengalami menstruasi tidak normal (52,5%), dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri.  Hasil Uji chi-square diperoleh value sebesar 0,489 ( p > 0,05) sehingga H0 gagal ditolak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi pada remaja putri di SMA Negeri 1 Bergas. Perlu adanya penelitian lebih lanjut terkait variabel lain yang mempengaruhi siklus menstruasi remaja putri.
STUDI DESKRIPTIF: PERILAKU DIGITAL PARENTING TENTANG PENGGUNAAN GADGET PADA ANAK USIA SEKOLAH Lestari, Puji; Saparwati, Mona; Aniroh, Umi
Coping: Community of Publishing in Nursing Vol 11 No 5 (2023): Oktober 2023
Publisher : Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/coping.2023.v11.i05.p13

Abstract

Kehadiran perkembangan gadget memberikan dampak positif bagi anak, di antaranya memberikan kemudahan dalam berkomunikasi, menggali informasi hingga hiburan, namun di berbagai situasi hadirnya perkembangan teknologi justru memberikan dampak negatif bagi anak, salah satunya ketergantungan atau kecanduan. Anak yang kecanduan menjadi lebih emosional, membentuk karakter pemberontak karena keinginan tidak ingin diganggu pada saat bermain gadget, menjadi pemalas, dan malas belajar. Orang tua memiliki kewajiban untuk mengontrol dan mengawasi setiap bentuk informasi yang diterima oleh anak melalui gadget. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku digital parenting tentang penggunaan gadget pada anak usia sekolah Kota Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 97 siswa diambil dengan teknik purposive sampling. Data disajikan secara deskriptif untuk menggambarkan distribusi frekuensi perilaku digital parenting tentang penggunaan gadget pada anak usia sekolah dasar di Kota Semarang. Hasil penelitian menunjukkan perilaku digital parenting sebagian besar kategori cukup (68,0%). Diharapkan orang tua lebih meningkatkan lagi perilaku digital parenting tentang penggunaan gadget untuk mencegah dan mengendalikan terjadinya kecanduan gadget pada anak usia sekolah.
Studi Komparasi Pengetahuan dan Sikap tentang Manajemen Kebersihan Menstruasi Sesudah Pemberian Edukasi Menggunakan Media Audiovisual dengan Booklet Print: Comparative Study of Knowledge and Attitudes regarding Menstrual Hygiene Management After Providing Education Using Audiovisual Media with Printed Booklets Aniroh, Umi; Tina Mawardika
Indonesian Journal of Midwifery (IJM) Vol. 7 No. 1 (2024): Maret 2024
Publisher : Universitas Ngudi waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijm.v7i1.3212

Abstract

Adolescent girls are at risk of health problems, especially in their reproductive health, due to poor menstrual hygiene habits as a result of insufficient knowledge and negative attitudes about menstrual hygiene management. There are many ways to increase knowledge and change attitudes to be more positive, including providing health education through audiovisual media and booklets, but related to the ease of access and interest of young women in obtaining information, it is necessary to evaluate the effectiveness of the two methods which is more efficient in increasing knowledge and promoting positive attitudes regarding menstrual hygiene management in adolescent girls.  This study aims to determine the comparison of audiovisual media and booklets on the knowledge and attitudes of adolescent girls  regarding menstrual hygiene management at An Nur Ungaran Middle School.  This quasi-experimental research uses a two group pretest and posttest design. The sample in this study amounted to 38 respondents consisting of 19 respondents in the audiovisual group and 19 respondents in the booklet group. The sampling technique uses total sampling. The research instrument uses a questionnaire regarding knowledge and attitudes about menstrual hygiene management which has been tested for validity and reliability. The data was analyzed univariately to determine the frequency distribution of the variables and bivariate analysis using the paired to t-test and the independent sample t-test.  There is a difference in the average increase in knowledge in the audiovisual and booklet groups, namely 3.002 with a p-value of 0.001 < α (0.05) and there is a difference in the average increase in attitudes in the audiovisual and booklet groups, namely 1.092 with a p-value of 0.001 < α (0 .05) so it can be concluded that there is a significant difference in attitude improvement between the two groups.  Interventions using audiovisual media and booklets are able to increase the knowledge and attitudes of adolescent girls regarding menstrual hygiene management, but using audiovisual media is more effective than booklets.   It is hoped that audiovisual media will be chosen as a medium in health education in conveying information about menstrual hygiene management to adolescent girls.   Abstrak Remaja puteri memiliki risiko terjadi gangguan kesehatan terutama pada kesehatan reproduksinya  karena kebiasaan menjaga kebersihan saat  menstruasi yang  buruk sebagai akibat dari pengetahuan  yang kurang dan sikap negatif tentang manajemen kebersihan menstruasi . Banyak cara untuk meningkatkan pengetahuan  serta merubah sikap menjadi lebih positif, diantaranya dengan memberikan pendidikan kesehatan melalui media audiovisual dan booklet,  namun terkait  dengan kemudahan akses serta minat   remaja puteri  dalam memperoleh informasi, perlu   mengevaluasi efektivitas kedua metode mana yang lebih efisien dalam meningkatkan pengetahuan dan mempromosikan sikap positif terkait  manajemen kebersihan menstruasi pada remaja putri.   Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan media audiovisual  dan booklet terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri tentang manajemen  kebersihan  menstruasi di SMP An Nur Ungaran.   Penelitian quasi experiment ini menggunakan rancangan two group pretest and posttest. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 38 responden yang terdiri dari 19 responden kelompok audiovisual  dan 19 responden kelompok booklet.  Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling.  Instrumen penelitian menggunakan  kuesioner tentang pengetahuan dan sikap manajemen kebersihan menstruasi yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.  Data dianalisis secara univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dari variabel dan analisis bivariat menggunakan uji  paired sampe t-test dan uji independent sample t-test.   menunjukkan ada perbedaan rerata peningkatan pengetahuan pada kelompok audiovisual dan booklet yaitu 3,002 dengan p-value 0,001 < α (0,05)  dan ada perbedaan rerata peningkatan sikap pada kelompok audiovisual dan booklet yaitu 1,092 dengan p-value 0,001 < α (0,05) sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan selisih peningkatan sikap yang bermakna antara kedua kelompok. Intervensi menggunakan media audiovisual maupun booklet mampu meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja putri tentang manajemen kebersihan menstruasi, namun lebih efektif  menggunakan media audiovisual dibandingkan dengan booklet.  Diharapkan media audiovisual lebih dipilih sebagai  media  dalam  pendidikan kesehatan dalam menyampaikan informasi tentang manajemen kebersihan menstruasi pada remaja putri.
Gerakan Tanggap Sehat Reproduksi (RATASEKSI) pada Masa Remaja sebagai Upaya Pencegahan Stunting Mawardika, Tina; Umi Aniroh; Fiktina Vifri Ismiriyam; Luluk Sri Nurhaliza; Ulvi Nabila Azzahra; Novelia Rahmaningtyas
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 6 No. 2 (2024): Indonesian Journal of Community Empowerment November 2024
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijce.v6i2.3337

Abstract

An Nur Middle School is one of the junior high schools located in Gogik Village, East Ungaran District, Semarang Regency. Based on the results of the survey that we have conducted on partners, namely young women, they have never received information related to stunting, its causes and dangers. Young women have never received education about the importance of preventing stunting. Young women are the main target because they are the ones who will give birth to a healthy and stunting-free generation, young women must have knowledge and understanding of the causes and prevention of stunting. The implementation of this activity was carried out using the education method for young women at An Nur Ungaran Middle School. The number of young women who participated in the education activity was 37 respondents. The method of implementing this community service activity began with an assessment using a questionnaire before education was carried out (pre-test), then providing education about the Healthy Reproductive Response Movement as an effort to prevent stunting and ending with an evaluation in the form of an assessment with a questionnaire (post-test). The results of the percentage of respondent evaluations before being given education were in the category of less understanding as much as 34.93.6%, quite understanding 25.89%, good understanding 32.76% and very good 6.92%. Participants' understanding increased after being given education, which was included in the very good category of 39.05%, good 55.93%, sufficient 3.61% and lacking 1.41%. Based on the participant's understanding questionnaire, it was found that after being given education there was an increase in understanding of the material given by 95.4%.   ABSTRAK SMP An Nur merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama yang terletak di Desa Gogik Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Berdasarkan hasil survey yang telah kami lakukan terhadap mitra yaitu remaja putri  belum pernah mendapatkan informasi terkait stunting, penyebab dan bahayanya. Remaja putri belum pernah mendapatkan edukasi tentang pentingnya pencegahan stunting. Remaja putri menjadi sasaran utama karena mereka yang akan melahirkan generasi yang sehat dan bebas stunting, remaja putri harus memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang penyebab dan pencegahan terjadinya stunting. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan remaja tentang cara pencegahan stunting sejak dini. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan metode edukasi terhadap remaja putri di SMP An Nur Ungaran. Jumlah remaja putri yang mengikuti kegiatan edukasi yaitu 37 responden. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian Masyarakat ini diawali dengan memberikan penilaian menggunakan kuesioner sebelum dilakukan edukasi (pre test), selanjutnya pemberian edukasi gerakan tanggap sehat reproduksi serta diakhiri dengan evaluasi berupa penilaian dengan kuesioner (post test). Hasil persentase evaluasi responden sebelum diberikan edukasi masuk dalam kategori kurang paham sebanyak 34,93,6%, cukup paham 25,89%, pemahaman yang baik 32,76% dan sangat baik 6,92%. Pemahaman peserta mengalami peningkatan setelah diberikan edukasi yaitu termasuk dalam kategori sangat baik sebesar 39,05%, baik 55,93%, cukup 3,61% dan kurang sebanyak 1,41%. Berdasarkan kuesioner pemahaman peserta diketahui bahwa setelah diberikan edukasi terdapat peningkatan pemahaman tentang materi yang diberikan sebesar 95,4%. Kesimpulan dari kegiatan ini ada pengaruh pemberian edukasi kesehatan Gerakan Tanggap Sehat Reproduksi (RATASEKSI) pada Masa Remaja sebagai Upaya Pencehagan STUNTING (p value < α), (0,02 < 0,05)
Optimalisasi Self Efficacy dan Edukasi Pemanfaatan Pil Cantik sebagai Langkah Cegah Stunting (LAJANG GENTING) Mawardika, Tina; Umi Aniroh; Fiktina Vifri Ismiriyam; Khilvy Salsabila Az-Zahra; Alivia Desi Rahmawati; Dinda Hapsari
INDONESIAN JOURNAL OF COMMUNITY EMPOWERMENT (IJCE) Vol. 7 No. 1 (2025): Indonesian Journal of Community Empowerment Mei 2025
Publisher : UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35473/ijce.v7i1.3730

Abstract

An Nur Junior High School is located in Gogik Village, East Ungaran District, Semarang Regency. According to a survey we conducted, adolescent girls—our primary focus group—have not previously received information regarding self-awareness (self-efficacy) in stunting prevention, nor have they been educated on the use of iron supplements, commonly referred to as “beautiful pills,” as a preventive measure. These young women have yet to be exposed to educational efforts aimed at utilizing beautiful pills to reduce the risk of stunting.Adolescent girls were chosen as the main target group because they represent future mothers who will bear the next generation, making it crucial that they are equipped with the knowledge and understanding necessary to prevent stunting. Community involvement is essential to effectively implement and promote the use of beautiful pills among this demographic.This initiative was carried out through an educational approach involving 35 female students from An Nur Junior High School. Prior to the educational session, an assessment of participants' understanding showed that 35.47% had low awareness, 28.54% had a moderate level of understanding, 30.12% demonstrated good understanding, and only 5.87% fell into the very good category. After the educational intervention, there was a marked improvement: 40.14% of participants reached the excellent category, 52.01% showed good understanding, 5.33% were categorized as sufficient, and only 2.62% remained with low understanding. Based on the post-education questionnaire, overall comprehension of the material increased by 97.48%.   ABSTRAK SMP An Nur merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama yang berlokasi di Desa Gogik, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Berdasarkan survei yang telah kami lakukan terhadap mitra sasaran, yaitu remaja putri, diketahui bahwa mereka belum pernah memperoleh informasi mengenai kesadaran diri (self-efficacy) dalam mencegah stunting serta pemanfaatan pil tambah darah (dikenal juga sebagai pil cantik) sebagai salah satu langkah pencegahan stunting. Hingga saat ini, edukasi mengenai penggunaan pil cantik sebagai bagian dari upaya pencegahan stunting belum pernah diberikan kepada mereka. Remaja putri menjadi kelompok sasaran utama karena di masa depan mereka akan berperan sebagai ibu yang melahirkan generasi penerus, sehingga penting bagi mereka untuk memiliki pengetahuan dan pemahaman yang memadai mengenai penyebab serta langkah-langkah pencegahan stunting. Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan dukungan dari masyarakat dalam mengimplementasikan penggunaan pil cantik secara efektif di kalangan remaja putri. Kegiatan ini dilaksanakan melalui metode edukasi yang menyasar remaja putri di SMP An Nur Ungaran, dengan jumlah peserta sebanyak 35 orang. Hasil evaluasi sebelum dilakukan edukasi menunjukkan bahwa pemahaman peserta masih rendah, dengan rincian: 35,47% tergolong kurang paham, 28,54% cukup paham, 30,12% memahami dengan baik, dan hanya 5,87% yang sangat paham. Setelah dilakukan edukasi, terjadi peningkatan signifikan, di mana 40,14% peserta masuk dalam kategori sangat baik, 52,01% baik, 5,33% cukup, dan hanya 2,62% yang masih kurang. Berdasarkan kuesioner evaluasi, terjadi peningkatan pemahaman peserta terhadap materi edukasi sebesar 97,48%.