Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

PERBAIKAN PREDIKSI CUACA NUMERIK KEJADIAN CURAH HUJAN LEBAT TERKAIT DENGAN KEJADIAN LONGSOR DI BANJARNEGARA MENGGUNAKAN ASIMILASI DATA SATELIT Adi Mulsandi; Aries Kristianto; Achmad Zakir
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol. 19 No. 2 (2018): December 2018
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29122/jstmc.v19i2.3127

Abstract

Wilayah Banjarnegara terekspos dengan kejadian tanah longsor yang terjadi hampir setiap tahun. Hujan lebat merupakan salah satu faktor penting pemicu terjadinya longsor yang paling mungkin untuk diprediksi, sehingga prediksi hujan lebat yang akurat sangat dibutuhkan dalam sistem peringatan dini longsor. Namun demikian, keterbatasan peralatan pengamatan cuaca di Banjarnegara memberikan kendala tersendiri sehingga dibutuhkan teknik lain dalam pembuatan informasi prediksi cuaca di wilayah ini. Penelitian ini dibuat untuk memberikan kontribusi landasan ilmiah dalam membuat prakiraan cuaca menggunakan model Weather Research and Forecasting (WRF) dengan mengintegrasikan data pengamatan satelit menggunakan WRF Data Assimilation (WRF-DA) untuk memperbaiki kualitas data awal model. Hasil penelitian menunjukan bahwa prosedur asimilasi data satelit cuaca dapat memperbaiki data awal kandungan uap air di atmosfer (+60%) beberapa jam sebelum kejadian hujan lebat. Sehingga hasil prediksi model cuaca numerik dengan menggunakan asimilasi data satelit (DA-SAT) menjadi lebih baik dibandingkan dengan yang tidak menggunakan asimilasi data (Non_DA). Hal ini ditunjukan dengan nilai bias model yang mengecil (-32%) jika dibandingkan dengan data pengamatan penakar hujan stasiun. Hasil perbandingan data series waktu akumulasi curah hujan antara DA-SAT dan Non-DA memperlihatkan adanya perbedaan waktu tercapainya hujan maksimum dan juga perbedaan intensitasnya dimana skema Non-DA lebih lambat (+5 jam) dengan bias (-40%) sementara DA-SAT lebih lambat 0.5 jam dengan bias (+8%). Dapat disimpulkan bahwa asimilasi data satelit dapat memperbaiki kesalahan prediksi jumlah hujan dan waktu kejadiannya. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rekomendasi penggunaan asimilasi data satelit dalam pembuatan informasi prediksi cuaca numerik di wilayah Banjarnegara.
VARIASI DIURNAL UAP AIR DI LAPISAN TROPOSFER BAWAH SAAT MADDEN JULIAN OSCILLATION FASE AKTIF MEMASUKI KAWASAN BARAT INDONESIA BERBASIS ANALISIS DATA GPS (DIURNAL VARIATION OF LOW LEVEL MOISTURE WHEN THE ACTIVE PHASE OF MADDEN JULIAN OSCILLATION ENTERING AREA OF WESTERN INDONESIA BASED ON GPS DATA ANALYSIS) Aries Kristianto; Tri Wahyu Hadi; Dudy Darmawan Wijaya
Jurnal Sains Dirgantara Vol 13, No 1 (2015)
Publisher : Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1298.139 KB)

Abstract

Uap air di lapisan troposfer bawah (Low-level Moisture/LLM) berperan dalam pertumbuhan awan hujan. Teknologi Global Positioning System (GPS) mampu mengekstraksi uap air LLM dengan menerapkan metode kombinasi selisih uap air total hasil ekstrasi groundbased GPS dengan Precipitable Water Vapor (PWV) di lapisan troposfer atas ECMWF. Variasi diurnal LLM berbasis data GPS di beberapa kawasan yang ada di bagian barat Indonesia, yaitu wilayah Jawa bagian Barat dianalisis terutama saat fase aktif Madden Julian Oscillation (MJO) sebagai salah satu variabilitas dominan yang sangat penting di daerah tropis. Kejadian MJO November 2009 di wilayah Jawa bagian Barat memberikan dampak terhadap variasi harian LLM, dimana anomali hariannya meningkat seiring dengan menurunnya anomali OLR saat MJO onset, dan menurun saat pasca MJO. Di bagian utara menunjukkan konsentrasi LLM menurun dari barat-timur, sedangkan di bagian selatan konsentrasinya meningkat. Variasi dari utara-selatan menunjukkan konsentrasi LLM yang cenderung berubah-ubah, sementara di bagian timur peningkatan uap air ke arah selatan sesuai dengan analisis vektor angin. Variasi diurnal LLM November 2009 saat fase MJO aktif secara umum konsentrasinya lebih tinggi dibandingkan pra dan pasca MJO. Dari analisis indeks konvektif citra satelit MTSAT IR1 juga menunjukkan LLM saat MJO berkaitan dengan aktivitas konvektif, baik pada periode pra-MJO, saat onset, aktif hingga pasca MJO.Kata Kunci: LLM,GPS, MJO, OLR
PREDIKSI DEBIT SUNGAI BENGAWAN SOLO MENGGUNAKAN NUMERICAL WEATHER MODEL GLOBAL FORECAST SYSTEM DAN INTEGRATED FLOOD ANALYSIS SYSTEM (Prediction of discharge in Bengawan Solo River using Numerical Weather Model Global Forecast System and Integrated Flood Analysis System) Deffi Munadiyat Putri; Aries Kristianto
Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Journal of Watershed Management Research) Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Penelitian Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Journal of Watershed Managem
Publisher : Center for Implementation of Standards for Environmental and Forestry Instruments Solo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jppdas.2021.5.1.41-50

Abstract

ABSTRACT Flood is one of the most common hydro-meteorological disasters. Bengawan Solo is one of thewatersheds in Indonesia that also hit by this disaster. This study discusses the flood disaster inthe Bengawan Solo area in early March 2019. The purpose of this study is to conduct adischarge simulation using numerical weather model Global Forecast System (GFS) datathrough Integrated Flood Analysis System (IFAS) so it is possible to predict discharge in thefuture. There are three types of numerical weather model GFS data that have been downscaleusing weather research and forecasting model which differentiated based on spin-up time. Thenumerical weather model product is then used as rainfall data input for IFAS simulation. Basedon the analysis, the flood discharge simulation using an 84-hour spin-up time has a satisfactoryperformance in describing the change in discharge with respect to time. This happens because numerical weather models will be better at quantifying processes that occur on a meso scalewith spatial scale of 10 to 1000 km. The result of this research shows that it is possible to predict river discharge up to 84 hours before the disaster so this is can support the mitigationprocess for hydrometeorological disasters. Keyword: Global Forecast System; Flood Analysis System; spin-up ABSTRAKBanjir merupakan salah satu bencana hidrometeorologi yang sering terjadi. Bengawan Soloadalah salah satu DAS di Indonesia yang juga dilanda bencana ini. Kajian ini mendiskusikanbencana banjir di kawasan Sungai Bengawan Solo pada awal Maret 2019. Tujuan daripenelitian ini adalah untuk melakukan simulasi debit dengan menggunakan model cuacanumerik Global Forecast System (GFS) melalui Integrated Flood Analysis System (IFAS)sehingga dimungkinkan untuk adanya kegiatan prediksi debit yang lebih akurat, cepat dantepat pada periode waktu tertentu. Terdapat tiga jenis model cuaca numerik GFS yang telah didownscale menggunakan model Weather Research and Forecasting (WRF) yang dibedakan berdasarkan waktu spin-up. Produk model cuaca numerik tersebut kemudian dijadikan data masukan hujan untuk simulasi IFAS. Berdasarkan analisis diketahui bahwa simulasi debit banjir menggunakan waktu spin-up 84 jam memiliki performa memuaskan dalam menggambarkan perubahan debit terhadap waktu. Hal ini terjadi karena model cuaca numerik akan semakin baik dalam mengkuantifikasi proses yang terjadi dalam skala meso dengan resolusi spasial 10 hingga 1000 km. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa memungkinkan untuk melakukan prediksi debit sungai hingga 84 jam sebelum bencana sehingga hal ini sangat mendukung dalam proses mitigasi becana hidrometorologi.Kata kunci: Global Forecast System; Flood Analysis System; spin-up
PEMANFAATAN DATA PENGAMATAN CUACA BERBASIS DATA PENGINDERAAN JAUH DAN MODEL CUACA NUMERIK UNTUK PRAKIRAAN CUACA DALAM MENGURANGI RISIKO BENCANA HIDROMETEOROLOGI Aries Kristianto; Immanuel JA Saragih; Muhammad Ryan; Wulan Wandarana; Hensatiti Niken Pratiwi; Adelina Lumban Gaol; Khafid Pratama; Ejha Larasati Siadari
Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 2 No. 2 (2018): Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL)
Publisher : Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1091.274 KB) | DOI: 10.29405/jgel.v2i2.1518

Abstract

Cuaca ekstrem dengan intensitas curah hujan tinggi yang sering terjadi di tanah air menjadikan Indonesia memiliki ancaman terhadap bencana hidrometeorologi, seperti banjir, kekeringan, badai, dan tanah longsor. Terjadinya perubahan iklim mengindikasikan bahwa frekuensi kejadian cuaca ekstrem akan terus meningkat. Kejadian bencana hidrometeorologi memiliki dampak yang signifikan terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat yang terdampak. Mengingat besarnya dampak yang ditimbulkan, masyarakat dan pemerintah perlu meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi terjadinya bencana hidrometeorologi. Salah satu hal yang dapat dilakukan oleh BMKG adalah pengembangan teknologi monitoring dan prediksi kebencanaan hidrometeorologi, yaitu menggunakan data penginderaan jauh dan model numerik cuaca. Berdasarkan hal tersebut, tujuan kajian merupakan untuk menganalisis seberapa besar optimalisasi pemanfaatan data penginderaan jauh dan model cuaca numerik untuk keperluan prakiraan cuaca ekstrem. Hasil analisis menunjukkan bahwa data pengindaraan jauh dan data model numerik cuaca dapat digunakan secara optimal untuk keperluan prakiraan cuaca. Selain itu, masih perlu dilakukan pengembangan dan inovasi pemanfaatan data penginderaan jauh maupun model numerik cuaca untuk mendukung kegiatan pencegahan dan penanggulangan bencana, terutama di bagian diseminasi/penyaluran informasi peringatan dini cuaca ekstrem kepada pihak terkait maupun kepada masyarakat. Kata Kunci: Bencana Hidrometeorologis, Cuaca Ekstrem, Penginderaan Jauh, Model Numerik
Respon Hujan Lebat dan Kenaikan Tinggi Muka Laut Terhadap Prediksi Luasan Banjir Rob di Semarang (Studi Kasus Tanggal 3 – 5 Desember 2018) Usman Efendi; Aries Kristianto; Bayu Edo Pratama
Jurnal Kelautan Nasional Vol 16, No 3 (2021): DESEMBER
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (875.549 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v16i3.9634

Abstract

Wilayah pesisir merupakan lingkungan yang menyimpan beragam kekayaan hayati dan non hayati. Disisi lain, wilayah pesisir juga memiliki kerentanan bencana alam yang tinggi, salah satunya adalah banjir pesisir atau banjir rob. Banjir rob disebabkan akibat kenaikan Tinggi Muka Laut (TML) sehingga menggenangi daerah rendah di sekitar pantai. Luas wilayah yang tergenang banjir rob semakin bertambah apabila bersamaan dengan terjadinya hujan lebat. Salah satu wilayah di Indonesia yang rentan terhadap dampak banjir rob adalah kota Semarang. Banjir rob menyebabkan kualitas lingkungan dan kehidupan masyarakat di wilayah pesisir menurun drastis. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi banjir rob berbasis model Hidrodinamika LISFLOOD FP di pesisir Semarang. LISFLOOD FP menggunakan pendekatan difusi gelombang persamaan St Venant dengan data raster Digital Elevation Model (DEM) sebagai domain serta data detail aliran air untuk menyimulasikan dinamika banjir. Model LISFLOD FP menggunakan data prediksi tinggi muka laut dari model Delft3D dan prediksi intensitas hujan dari model WRF untuk memprediksi banjir rob. Model banjir rob dijalankan dengan 2 variasi skema, pertama model tanpa memperhitungkan data intensitas hujan dan kedua model dengan memperhitungkan data intensitas hujan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model banjir rob untuk kedua skema menunjukkan kedalaman banjir yang hampir sama sekitar 0,2 - 1,5 m. Model banjir rob dengan memperhitungkan data intensitas hujan menunjukkan luasan banjir yang lebih tinggi sebesar 5,6% dibandingkan dengan model banjir rob tanpa memperhitungkan data intensitas hujan.
ANALYSIS OF ATMOSPHERIC CONDITION ON HAIL EVENT AT PELALAWAN (CASE STUDY: SEPTEMBER 23RD, 2019) Mari Frystine; Aditya Mulya; Aries Kristianto; Meldisa Putri Maulidyah
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol 23, No 3 (2022): Special Issue
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2151.151 KB) | DOI: 10.31172/jmg.v23i3.813

Abstract

In Pulau Muda Village, hail occurred on September 23rd, 2019 when the entire Riau area was covered by smoke due to forest and land fires phenomenon. The hail was not accompanied by extreme rain and did not cause material harm. However, a study of atmospheric conditions before, during, and after hail occurred is needed to reference for the early warning of future events. The identification of hail cloud stage used the C-Band Radar Reflecticity, Himawari-8 Satellite, and Rain Gauge data. Model data processed by GrADS are used to support the analysis of meteorological parameter. The surface condition are the opposite to the previous study that the surface air temperature increases 2oC and RH decreased 10% from h-1 caused by dry air of the smoke phenomenon. The hail occurred from one single cell CB cloud that developed within 30 minutes reaching the mature stage with its maximum reflectivity core was 65 dBZ and cloud top temperature decreased to -75oC at 06.00 UTC. The convective activity with maximum updraft -1.9 Pa.s-1developed the cloud as the CAPE index increased from 150 to 700 J.kg-1 from 05.00 to 06.00 UTC. The decrease of specific ice water content with maximum downdraft 0,2 Pa.s-1 from 06.00 - 07.00 UTC evidenced that the cloud ice layer produced the hail at the mature to dissipation stage of the cloud. Further study is needed by providing chemistry model data in order to understand more about hail in tropics especially in this unique situation that is among the smoke phenomenon.
Kajian Karakteristik Gelombang Laut di Wilayah Pantai Pulau Merah, Kabupaten Banyuwangi Anggareta Khairunnisa; Aries Kristianto
Journal of Marine Research and Technology Vol 6 No 2 (2023): AGUSTUS 2023
Publisher : Department of Marine Sciences, Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JMRT.2023.v06.i02.p03

Abstract

Sea wave parameter information is used in maritime-related activities such as sea transportation, offshore exploration, fisheries, port construction, shipping safety, coastal area development, and coastal mitigation. This study described the characteristics of the sea waves in Pulau Merah Beach, Banyuwangi Regency. Wind reanalysis data of 10 meters was processed using the Sverdrup Munk Bretschneider (SMB) method using the Easywave algorithm. The analyzed and processed the sea wave model's assimilation data from Marine Copernicus pointwise by WRPLOT. The results of wind and ocean wave data processing showed that the direction, height, and period of sea waves on Pulau Merah Beach are strongly influenced by the Monsoon Wind. The sea wave height in the Pulau Merah Beach region reaches its peak value during the East season, which is 1.5 meters. In contrast, the value of the period of sea waves in the Pulau Merah Beach area reached its peak value during the Transitional Season I period, which was 8.3 seconds.
PEMANFAATAN DATA PENGAMATAN CUACA BERBASIS DATA PENGINDERAAN JAUH DAN MODEL CUACA NUMERIK UNTUK PRAKIRAAN CUACA DALAM MENGURANGI RISIKO BENCANA HIDROMETEOROLOGI Aries Kristianto; Immanuel JA Saragih; Muhammad Ryan; Wulan Wandarana; Hensatiti Niken Pratiwi; Adelina Lumban Gaol; Khafid Pratama; Ejha Larasati Siadari
Jurnal Geografi, Edukasi dan Lingkungan (JGEL) Vol. 2 No. 2 (2018): Edisi Bulan Juli
Publisher : Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29405/jgel.v2i2.1518

Abstract

Cuaca ekstrem dengan intensitas curah hujan tinggi yang sering terjadi di tanah air menjadikan Indonesia memiliki ancaman terhadap bencana hidrometeorologi, seperti banjir, kekeringan, badai, dan tanah longsor. Terjadinya perubahan iklim mengindikasikan bahwa frekuensi kejadian cuaca ekstrem akan terus meningkat. Kejadian bencana hidrometeorologi memiliki dampak yang signifikan terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat yang terdampak. Mengingat besarnya dampak yang ditimbulkan, masyarakat dan pemerintah perlu meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi terjadinya bencana hidrometeorologi. Salah satu hal yang dapat dilakukan oleh BMKG adalah pengembangan teknologi monitoring dan prediksi kebencanaan hidrometeorologi, yaitu menggunakan data penginderaan jauh dan model numerik cuaca. Berdasarkan hal tersebut, tujuan kajian merupakan untuk menganalisis seberapa besar optimalisasi pemanfaatan data penginderaan jauh dan model cuaca numerik untuk keperluan prakiraan cuaca ekstrem. Hasil analisis menunjukkan bahwa data pengindaraan jauh dan data model numerik cuaca dapat digunakan secara optimal untuk keperluan prakiraan cuaca. Selain itu, masih perlu dilakukan pengembangan dan inovasi pemanfaatan data penginderaan jauh maupun model numerik cuaca untuk mendukung kegiatan pencegahan dan penanggulangan bencana, terutama di bagian diseminasi/penyaluran informasi peringatan dini cuaca ekstrem kepada pihak terkait maupun kepada masyarakat. Kata Kunci: Bencana Hidrometeorologis, Cuaca Ekstrem, Penginderaan Jauh, Model Numerik
ANALYSIS OF ATMOSPHERIC CONDITION ON HAIL EVENT AT PELALAWAN (CASE STUDY: SEPTEMBER 23RD, 2019) Mari Frystine; Aditya Mulya; Aries Kristianto; Meldisa Putri Maulidyah
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Vol. 23 No. 3 (2022): Special Issue
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31172/jmg.v23i3.813

Abstract

In Pulau Muda Village, hail occurred on September 23rd, 2019 when the entire Riau area was covered by smoke due to forest and land fires phenomenon. The hail was not accompanied by extreme rain and did not cause material harm. However, a study of atmospheric conditions before, during, and after hail occurred is needed to reference for the early warning of future events. The identification of hail cloud stage used the C-Band Radar Reflecticity, Himawari-8 Satellite, and Rain Gauge data. Model data processed by GrADS are used to support the analysis of meteorological parameter. The surface condition are the opposite to the previous study that the surface air temperature increases 2oC and RH decreased 10% from h-1 caused by dry air of the smoke phenomenon. The hail occurred from one single cell CB cloud that developed within 30 minutes reaching the mature stage with its maximum reflectivity core was 65 dBZ and cloud top temperature decreased to -75oC at 06.00 UTC. The convective activity with maximum updraft -1.9 Pa.s-1developed the cloud as the CAPE index increased from 150 to 700 J.kg-1 from 05.00 to 06.00 UTC. The decrease of specific ice water content with maximum downdraft 0,2 Pa.s-1 from 06.00 - 07.00 UTC evidenced that the cloud ice layer produced the hail at the mature to dissipation stage of the cloud. Further study is needed by providing chemistry model data in order to understand more about hail in tropics especially in this unique situation that is among the smoke phenomenon.
Impact-Based Forecasting (IBF) untuk Mendukung Manajemen Risiko Banjir di Kawasan Jabodetabek Muhammad Afif Shofiyudh Dhuha; Agung Hari Saputra; Aries Kristianto; Aditya Mulya
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 5 (2024): September 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.5.1159-1173

Abstract

Bencana Banjir menimbulkan dampak dan kerugian yang cukup besar pada berbagai sektor di Jabodetabek. Pengembangan informasi cuaca diperlukan untuk mengurangi dampak dan kerugian tersebut. Impact-based Forecasting (IBF) menjadi salah satu sistem yang bertujuan untuk meningkatkan informasi cuaca yang terintegrasi dengan prakiraan potensi dampak yang dapat terjadi. Penelitian ini menerapkan teknik Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk memetakan tingkat risiko banjir di Jabodetabek dengan mempertimbangkan parameter curah hujan, kepadatan penduduk, jarak kerapatan jalan, jarak ke sungai, tata guna lahan, geologi, janis tanah, rata-rata banjir tahunan, kemiringan, dan drainage density. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh parameer mempunyai pengaruh terhadap bencana banjir, dimana curah hujan menjadi parameter yang paling berpengaruh sebesar 25%. Jarak kerapatan jalan menjadi parameter dengan pengaruh paling kecil, yakni hanya sebesar 2%. Nilai Consistency Ratio (CR) yang dihasilkan sebesar 0,04 sehingga menunjukkan hasil pemetaan risiko banjir yang relevan. Data model curah hujan Global Ensemble Forecast System (GEFS) diimplementasikan ke dalam pemetaan risiko banjir untuk menghasilkan sistem Impact-based Forecasting (IBF), yang memberikan kemungkinan terjadinya curah hujan. Berdasarkan verifikasi yang dilakukan, prakiraan dampak yang diberikan memberikan hasil yang selaras dengan kejadian sebenarnya. Hasil ini menunjukkan bahwa informasi prakiraan potensi dan dampak banjir yang diberikan memberikan hasil yang baik dan representatif.
Co-Authors Abigael, Febby Debora Achmad Zakir Adelina Lumban Gaol Adi Mulsandi Aditya Mulya Aditya Mulya Agung Hari Saputra Alghazali, Muhammad Fathurrachman Alpentido, Rahmat Anggareta Khairunnisa Arno, Giarno Avrionesti, Avrionesti Aydin Umardani, Syarif Abdillah Bayu Edo Pratama Cahya, Shintia Dwi Carundyatama, Daniar Ihza Deffi Munadiyat Putri Deni Septiadi Deni Septiadi Dewi, Aprilia Mustika Djoko Prabowo Dudy Darmawan Wijaya Ejha Larasati Siadari Filbert Pascalis Almer Mahendra Gaol, Adelina Lumban Gaol, Adelina Lumban Hafidz Syarifuddin Hakim, Muhammad Zaidan Halawa, Reinal Taruna Wahyu Hapsoro Agung Nugroho Hari Winarto Hensatiti Niken Pratiwi Imawan Mashuri Immanuel JA Saragih Istihanah, Dini JUFRI, RAVYDO ANGGARA Kaizzi Larasati, Kanaya Khafid Pratama Lestari, Tri Anggun Mari Frystine Maulana, Muhammad Ikko Safrilda Maulana, Muhammad Ikko Safrilda Meldisa Putri Maulidyah Muhammad Afif Shofiyudh Dhuha Muhammad Ryan Novitarini, Putu Widya NUGRAHEINI, IMMA REDHA Nugraheni, Imma Redha Prakoso, Adhitya Pratama, Khafid Pratiwi, Hensatiti Niken Putri, Deffi Munadiyat Qosinatus Sa'diyah Radjab, Fachri Rafi, Rayhan Rani, Annisa Puspa Rejeki, Hasti Amrih Rista Hernandi Virgianto Ryan, Muhammad Ryan, Muhammad Saifulloh, Naufaldi Saragih, Immanuel JA Siadari, Ejha Larasati Siadari, Ejha Larasati Soegiarto, Ita Syahid, Wisnu Tri Wahyu Hadi TUNA, MIRANDA SAHFIRA Usman Efendi Usman Efendi Wandarana, Wulan WINONA PUSPA BETARI Wulan Wandarana Yusuf Jati Wijaya Zakir, Achmad Zakir, Achmad