Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

OPTIMALISASI MASALAH PENUGASAN MENGGUNAKAN METODE HUNGARIAN (Studi kasus pada PT Pos Indonesia (Persero) Pontianak) Fransiskus Fran, Erlinda Rahmawati, Neva Satyahadewi,
Bimaster : Buletin Ilmiah Matematika, Statistika dan Terapannya Vol 4, No 03 (2015): BIMASTER
Publisher : FMIPA Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.887 KB) | DOI: 10.26418/bbimst.v4i03.13272

Abstract

Salah satu bagian dari program linear yang dapat dijumpai dalam kehidupan sekitar adalah masalah penugasan (assignment problem). Masalah umum penugasan meliputi n tugas yang harus ditetapkan kepada m pekerja dimana setiap pekerja memiliki kompetensi yang berbeda dalam menyelesaikan setiap tugas. Salah satu metode dalam menyelesaikan persoalan ini adalah metode Hungarian. Untuk dapat menerapkan metode Hungarian, matriks biaya berbentuk persegi (Jumlah sumber-sumber yang ditugaskan harus sama dengan jumlah tugas yang akan diselesaikan ). Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis penerapan metode Hungarian dalam menentukan waktu optimal pengantaran barang pada PT Pos Indonesia (Persero) Pontianak. Langkah pertama dalam menyelesaikan masalah penugasan yaitu dengan mengambil data yang meliputi nama karyawan, alamat tujuan, dan waktu perjalanan karyawan dalam mengantar barang. Selanjutnya adalah membentuk model matematika dari masalah penugasan ke dalam program linear dan diselesaikan dengan metode Hungarian. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa optimalisasi perhitungan menggunakan metode Hungarian diperoleh total waktu optimal yaitu 93 menit, dibandingkan dengan hasil yang diperoleh sebelum menggunakan metode Hungarian yaitu 98 menit. Dalam hal ini terjadi efisiensi waktu  sebanyak 5 menit apabila perusahaan melakukan penempatan karyawan dalam pengantaran barang pada PT Pos Indonesia (Persero) yaitu Rimba ditugaskan ke Tanjung Pura, Wahyu ditugaskan ke Sei Raya Dalam, Hendra ditugaskan ke Gajah Mada, Agus ditugaskan ke Jeruju, Riki ditugaskan ke Ayani, Oki ditugaskan ke Sungai Jawi, dan terakhir Lukman ditugaskan ke Imam Bonjol. Kata Kunci: Matriks Biaya, Harold Kuhn, Program Linear
Hasil Kali Matriks (Mod 2) pada Graf Roda, Graf Pertemanan dan Graf Bunga Fransiskus Fran; Novita Indah Saputri; Mariatul Kiftiah
Jambura Journal of Mathematics Vol 3, No 2: July 2021
Publisher : Department of Mathematics, Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.658 KB) | DOI: 10.34312/jjom.v3i2.10468

Abstract

ABSTRAKPada artikel ini dibahas sifat-sifat hasil kali matriks (mod 2) terkait graf roda, graf pertemanan, dan graf bunga yang grafikal. Beberapa hasil yang diperoleh, A(Wn)A(Wn)(Mod 2) dan A(Wn)A(Sn)(Mod 2) grafikal apabila n=2k+1 dengan Sn merupakan graf bintang. Selanjutnya, diperoleh A(Wn)A(Go)(mod 2) dan A(Wn)A(G0)(mod 2) grafikal untuk semua n=3 dengan G0 adalah subgraf dari Wn dengan degG0v0=0, degG0vl=degWnvl, untuk 1= l = n. Hasil kali matriks (mod 2) yang grafikal juga diperoleh untuk graf pertemanan dan graf bunga dengan komplemen dan subgrafnya masing- masing. Hasil lebih umum diperoleh untuk kondisi sehingga A(G)A(G)(mod 2) grafikal. ABSTRACTIn this paper, we discussed the properties of the wheel, flower and friendship graphs for which the matrix product under modulo 2 was graphical. Let Sn be a star graph and G0 be a subgraph of Wn where degG0v0=0, degG0vl=degWnvl, for 1= l = n. We proved the matrix product A(Wn)A(Wo)(mod 2)  and A(Wn)A(Sn)(Mod 2) was graphical for n=2k+1 and the matrix product A(Wn)A(Go)(mod 2) and A(Wn)A(G0)(mod 2) was graphical for all n=3. For the next, a graphical matrix product (mod 2) was also obtained for the friendship graph and the flower graph with its complement and subgraph, respectively. As more general results were obtained for conditions such that A(G)A(G)(mod 2) was graphical.
BILANGAN KROMATIK LOKASI PADA GRAF TOTAL DAN GRAF SPLITTING DARI GRAF BINTANG Fransiskus Fran; Novia Kristefany Kabang; Yundari Yundari
Teorema: Teori dan Riset Matematika Vol 6, No 2 (2021): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/teorema.v6i2.5322

Abstract

Misal diberikan graf terhubung G = (V, E) dan c menyatakan pewarnaan titik di G sehingga untuk titik u yang bertetangga dengan titik v di G, c(u) ≠ c(v). Jika himpunan titik-titik yang mempunyai warna i untuk I = 1, …, k dinyatakan dengan Ci, maka Ci disebut kelas warna. Lebih lanjut, dapat ditentukan kode warna cπ(u) untuk titik u yaitu k- pasang terurut,cπ(u) = (d(u, C1), d(u, C2), …, d(u, Ck)),dengan d(u, Ci) = min {d(u, x) l x Є Ci} untuk 1 ≤ i ≤ k, k Є N. Jika kode warna masing-masing titik di G berbeda, maka pewarnaan c adalah pewarnaan lokasi. Warna minimum (banyaknya warna) sehingga graf G dapat diwarnai dengan pewarnaan lokasi dinyatakan dengan XL(G), disebut bilangan kromatik lokasi. Pada artikel ini, diperoleh bilangan kromatik lokasi untuk graf total dari graf bintang (dinotasikan T(Sn)) dan graf splitting dari graf bintang (dinotasikan S’(Sn)) yaitu XL(T(Sn)) = n + 2, n = 1,2 dan XL(T(Sn)) = n + 1, n ≥ 3 dan XL(S’(Sn)) = n + 2, n Є N.Kata kunci: Kelas warna, kode warna, pewarnaan lokasi
Bilangan Invers Dominasi Total Pada Triangular Snake Graph, Line Triangular Snake Graph, dan Shadow Triangular Snake Graph Nurhamzah Nurhamzah; Nilamsari Kusumastuti; Fransiskus Fran
Jambura Journal of Mathematics Vol 4, No 2: July 2022
Publisher : Department of Mathematics, Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1472.398 KB) | DOI: 10.34312/jjom.v4i2.14176

Abstract

Let G = (V(G), E(G)) be a connected graph, where V(G) is the set of vertices and E(G) is the set of edges. The set Dt(G) is called the total domination set in G if every vertex v 2 V(G) is adjacent to at least one vertex in Dt (G). Furthermore, Dt(G) must satisfy the property N(Dt ) = V(G), where N(Dt) is an open neighbourhood set of Dt(G). Suppose that Dt(G) is the total domination set with minimum cardinality. If V(G) - Dt(G) contains a total domination set Dt-1(G), then Dt-1(G) is the inverse set of total domination relative to the total domination set Dt (G). The inverse’s number of the total domination set denotes the minimum cardinality of the inverse set of total domination. This number is denoted by gt-1 (G). This article discusses the inverse’s number of total domination of the triangular snake graph (Tn), line triangular snake graph (L (Tn)), and shadow triangular snake graph (D2 (Tn)). Graph Tn is a graph obtained from the path graph (Pn) by replacing each side of the path with a cycle graph (C3). Graph L (Tn) is a graph where the vertex set in L(Tn) is the edge set on Tn, or V(L(Tn)) = E(Tn). Graph D2 (Tn) is a graph obtained by combining two copies of a graph Tn, namely Tn0 and T00n. This research shows that the graph Tn does not have an inverse of domination total, gt-1 (L (Tn)) = n for n = 4, 6, 8, gt-1 (L (Tn)) = n - 1 for n = 3, 5, 7, or n ≥ 9 with n 2 N, and gt-1 (D2 (Tn)) = b23nc for n ≥ 3 with n 2 N.
BILANGAN INVERS DOMINASI TOTAL PADA GRAF BUNGA DAN GRAF TRAMPOLIN Febby Desy Lia; Nilamsari Kusumastuti; Fransiskus Fran
EPSILON: JURNAL MATEMATIKA MURNI DAN TERAPAN Vol. 16(1), 2022
Publisher : Mathematics Study Program, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.152 KB) | DOI: 10.20527/epsilon.v16i1.5160

Abstract

Given a simple, finite, undirected and contains no isolated vertices graph , with  is the set of vertices in  and  is the set of edges in . The set  is called the dominating set in  if for every vertex of  is adjacent to at least one vertex in . The set  is called the total dominating set in graph  if for every vertex in  is adjacent to at least one vertices in . If  is the total domination set with minimum cardinality of the graph  and  contains another total domination set, for example , then  is called the inverse set of total domination respect to . The minimum cardinality of an inverse set of total domination is called the inverse of total domination number which is denoted by .The set of domination and total domination is not singular. A graph that has a total domination set does not necessarily have a inverse total domination set. In this study, exact values are found of , and  and,, n is even and , where be a flower graph and T<span style='font-size:10.0pt;mso-ansi-font-siz
BILANGAN INVERS DOMINASI TOTAL GRAF HELM TERTUTUP, GRAF GEAR, GRAF RODA GANDA DAN GRAF ANTIWEB-GEAR Nilamsari Kusumastuti; Fransiskus Fran
Teorema: Teori dan Riset Matematika Vol 7, No 2 (2022): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/teorema.v7i2.7211

Abstract

Artikel ini membahas tentang bilangan invers dominasi total pada suatu graf  yang merupakan graf sederhana, berhingga, tak berarah dan tidak memuat simpul terasing, dengan  adalah himpunan titik dan  adalah himpunan sisi. Himpunan  adalah himpunan dominasi di  jika setiap elemen di  bertetangga sedikitnya dengan satu simpul di . Jika , maka  disebut himpunan dominasi total. Himpunan dominasi dan dominasi total tidak tunggal. Dimisalkan  merupakan himpunan dominasi total dengan kardinalitas terkecil. Jika  memuat himpunan dominasi total  maka  disebut himpunan invers dominasi total. Kardinalitas terkecil dari himpunan invers dominasi total disebut bilangan invers dominasi total yang dilambangkan . Suatu graf yang mempunyai himpunan dominasi total belum tentu memiliki himpunan invers dominasi total. Untuk kasus tersebut, bilangan invers dominasi total juga tidak dapat ditentukan. Pada artikel ini, ditentukan bilangan invers dominasi total dari beberapa kelas graf yaitu graf helm tertutup, graf gear, graf roda ganda dan graf antiweb-gear.
Pelabelan Prima pada Graf Simpul Semi Total dari Graf Sikat Dany Riansyah Putra; Mariatul Kiftiah; Fransiskus Fran
Variabel Vol 5, No 2 (2022): OCTOBER 2022
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26737/var.v5i2.2699

Abstract

Artikel ini membahas mengenai pelabelan prima pada suatu graf sederhana  dengan himpunan simpul  dan himpunan sisi . Suatu graf  adalah graf prima jika terdapat pemetaan bijektif  sedemikian sehingga untuk setiap simpul  dan  yang bertetangga berlaku FPB. Selanjutnya, untuk graf sederhana yang berupa graf simpul semi total dari graf sikat, dikonstruksi suatu pelabelan prima dengan pembuktiannya memanfaatkan algoritma Euclidean. Hasil konstruksi menunjukkan bahwa graf simpul semi total dari graf sikat merupakan graf prima.Kata Kunci: Pemetaan; Graf Prima; Relatif Prima; Faktor Persekutuan Terbesar Prime Labeling for a Semi-Total Point Graph of a Brush GraphABSTRACTIn this article, we investigate prime labeling for a simple graph G, where V(G) and E(G) are vertex set and edge set of G, respectively. A graph G is called a prime graph if there exists a bijective mapping  such that for each u and v are adjacent vertices in G then we have GCD. Furthermore, in terms of a semi-total point graph of a brush graph, a prime labeling was constructed using the Euclidean algorithm. As a result, this graph was a prime graph.
BILANGAN KROMATIK HARMONIS PADA GRAF PAYUNG, GRAF PARASUT, DAN GRAF SEMI PARASUT Fransiskus Fran; Nilamsari Kusumastuti; Robiandi
Jurnal Matematika Sains dan Teknologi Vol. 24 No. 1 (2023)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33830/jmst.v24i1.3945.2023

Abstract

This article discusses the harmonic coloring of simple graphs G, namely umbrella graphs, parachute graphs, and semi-parachute graphs. A vertex coloring on a graph G is a harmonic coloring if each pair of colors (based on edges or pair of vertices) appears at most once. The chromatic number associated with the harmonic coloring of graph G is called the harmonic chromatic number denoted XH(G). In this article, the exact values ​​of harmonic chromatic numbers are obtained for umbrella graphs, parachute graphs, and semi-parachute graphs.
BILANGAN TERHUBUNG TOTAL PELANGI PADA GRAF GARIS DAN DOUBLE GRAF GARIS DARI GRAF SIKAT Dorotea Rahmawati; Helmi Helmi; Fransiskus Fran
Bimaster : Buletin Ilmiah Matematika, Statistika dan Terapannya Vol 9, No 2 (2020): Bimaster : Buletin Ilmiah Matematika, Statistika dan Terapannya
Publisher : FMIPA Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (632.823 KB) | DOI: 10.26418/bbimst.v9i2.39947

Abstract

Pewarnaan graf  merupakan pemetaan himpunan titik di  ke himpunan warna dengan titik yang bertetangga memiliki warna yang berbeda. Salah satu pengembangan dari pewarnaan graf yang sering dibahas adalah pewarnaan total pelangi. Misalkan  adalah graf terhubung tak trivial. Pewarnaan total graf  disebut terhubung total pelangi jika memiliki lintasan total pelangi antara setiap dua titik di . Lintasan total pelangi merupakan lintasan dengan semua sisi dan titik internal pada lintasan tersebut memiliki warna yang berbeda. Bilangan terhubung total pelangi pada graf  dinotasikan dengan  yaitu jumlah warna terkecil yang dibutuhkan untuk membuat graf  menjadi terhubung total pelangi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai  dimana  adalah graf garis dari graf sikat dan double graf garis dari graf sikat. Graf sikat dinotasikan  dengan  dan  merupakan graf dengan  titik dan  sisi. Graf garis dari graf sikat  adalah graf dengan himpunan titik pada  merupakan himpunan sisi pada . Double graf garis dari graf sikat  merupakan graf yang terdiri dari dua graf  yang mempunyai lintasan yang sama. Berdasarkan penelitian ini diperoleh bilangan terhubung total pelangi pada graf garis dari graf sikat adalah  dan double graf garis dari graf sikat adalah .Kata kunci: pewarnaan total pelangi, terhubung total pelangi, lintasan total pelangi
BILANGAN DOMINASI EKSENTRIK TERHUBUNG PADA GRAF SUNLET DAN GRAF BISHOP Bambang Poniman; Yundari Yundari; Fransiskus Fran
Bimaster : Buletin Ilmiah Matematika, Statistika dan Terapannya Vol 9, No 1 (2020): Bimaster : Buletin Ilmiah Matematika, Statistika dan Terapannya
Publisher : FMIPA Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.531 KB) | DOI: 10.26418/bbimst.v9i1.38587

Abstract

Diberikan  suatu himpunan titik pada suatu graf . Sebuah himpunan , dikatakan himpunan dominasi pada graf  jika semua titik yang tidak berada pada himpunan  bertetangga sedikitnya dengan satu titik dari . Kardinalitas minimum dari  disebut bilangan dominasi . Suatu himpunan  disebut himpunan dominasi eksentrik terhubung jika  adalah himpunan dominasi eksentrik dari  dan subgraf induksi dari himpunan dominasi eksentrik yang dibangun oleh    terhubung. Kardinalitas minimum dari setiap himpunan dominasi eksentrik terhubung disebut bilangan dominasi eksentrik terhubung dari  dan dinotasikan sebagai  Pada penelitian ini dikaji tentang bilangan dominasi eksentrik terhubung pada graf sunlet  dan graf bishop . Pada graf sunlet  dengan adalah banyaknya anting yang ditambahkan pada graf cycle. Pada graf bishop  dengan  dan  menjelaskan banyaknya baris dan kolom pada kotak papan catur. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa genap, dan ganjil. Pada graf bishop  dibatasi dengan  dan  genap. Lebih lanjut untuk  dengan  adalah , , , .Kata Kunci : eksentrisitas, titik eksentrik, subgraf induksi.