Claim Missing Document
Check
Articles

PEMODELAN ALIRAN FLUIDA PADA MEDIA BERPORI Yudhi, Alberto Triatmojo, Evi Noviani,
BIMASTER Vol 9, No 1 (2020): BIMASTER
Publisher : BIMASTER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.24 KB)

Abstract

Air tanah adalah air yang mengalir melewati tanah dan batuan yang pada umumnya merupakan media berpori. Aliran air ini dapat dimodelkan ke dalam model matematika melalui penjabaran beberapa hukum fisika, seperti prinsip kontinuitas, hukum kekekalan massa, dan hukum Darcy. Pemodelan ini dapat dijadikan acuan untuk instansi seperti perusahaan air minum, pemadam kebakaran, rumah sakit dan instansi terkait untuk mencari letak strategis dari air tanah. Pada penelitian ini, diasumsikan fluida mengalir pada media berpori dengan kecepatan v, kondisi aliran fluida steady, fluidanya tak termampatkan, aliran laminar dan confined. Akibat dari adanya aliran air, maka sumur I akan terisi air dengan ketinggian air . Daerah yang berjarak  dari sumur I dengan ke tempat lainnya yang mempunyai ketinggian air  Fluida yang mengalir pada media berpori mempunyai energi. Kemudian energi fluida dianalisis dan dihubungkan dengan head hidrolik. Aliran fluida dianalisis pada satu partikel fluida dengan menggunakan hukum kekekalan massa sehingga diperoleh persamaan Laplace. Persamaan Laplace dapat ditransformasikan ke koordinat bola dan dari persamaan Laplace yang telah ditransformasikan dapat diperoleh solusi persamaan Laplace yang disebut juga persamaan head hidrolik. Dari solusi persamaan Laplace dapat disimpulkan bahwa ketinggian air berbanding terbalik dengan jarak sumber dengan sumur, sehingga semakin jauh jarak sumber air dengan sumur semakin rendah ketinggian air.Kata Kunci: media berpori, hukum Darcy, persamaan Laplace, head hidrolik
ANALISIS KESTABILAN GLOBAL MODEL PENYEBARAN PENYAKIT MENINGITIS DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI LYAPUNOV Evi Noviani, Irsya Afifah, Helmi,
Bimaster : Buletin Ilmiah Matematika, Statistika dan Terapannya Vol 8, No 4 (2019): BIMASTER
Publisher : FMIPA Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.002 KB) | DOI: 10.26418/bbimst.v8i4.36494

Abstract

Model matematika dalam penelitian ini merupakan model penyebaran penyakit meningitis bertipe . Model tersebut dibentuk dengan membagi seluruh populasi menjadi empat sub-populasi yaitu susceptible (S), carrier (C),infected (I)  , dan recovery (R) serta diasumsikan terdapat pengaruh vaksinasi dan pengobatan. Model tersebut dapat dianalisis kestabilannya dengan terlebih dahulu menentukan titik kesetimbangan bebas penyakit (E0), titik kesetimbangan endemik (E1), dan angka reproduksi dasar . Apabila R0<=1 maka titik kesetimbangan bebas penyakit stabil asimtotik global, dan apabila Ro>1 titik kesetimbangan endemik stabil asimtotik global. Sifat tersebut disebut dengan sifat ambang batas. Analisis kestabilan global pada model dilakukan dengan membuktikan adanya fungsi yang memenuhi kriteria kestabilan Lyapunov dan memenuhi sifat ambang batas. Berdasarkan analisis tersebut diperoleh titik kesetimbangan bebas penyakit dan titik kesetimbangan endemik yang stabil asimtotik global. Adapun grafik penyebaran penyakit yang dipengaruhi oleh vaksinasi dan pengobatan dapat dilihat pada grafik simulasi. Kata Kunci : meningitis, kestabilan global, fungsi Lyapunov, sifat ambang batas
PEMODELAN MATEMATIKA PENERJUN PAYUNG PADA POSISI TRACK SEBELUM PARASUT DIBUKA Yudhi, Desi, Evi Noviani,
Bimaster : Buletin Ilmiah Matematika, Statistika dan Terapannya Vol 9, No 1 (2020): Bimaster : Buletin Ilmiah Matematika, Statistika dan Terapannya
Publisher : FMIPA Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (677.775 KB) | DOI: 10.26418/bbimst.v9i1.38740

Abstract

Pemodelan matematika dari pergerakan penerjun payung selama di udara sebelum parasut dibuka menggunakan pendekatan hukum Newton II, kemudian mencari model matematika penerjun payung sebelum parasut dibuka. Posisi penerjun mulai keluar dari pesawat sampai posisi siap membuka parasut adalah posisi track yaitu posisi dimana kepala penerjun menghadap serong ke bawah dan tangan sejajar dengan tubuh penerjun membentuk sudut 30 derajat. Selama di udara penerjun mengalami hambatan udara ( ) dan gaya gravitasi ( ). Kecepatan penerjun semakin ke bawah semakin meningkat sampai pada akhirnya penerjun mencapai kecepatan terminal yaitu kecepatan dimana gaya hambat udara besarnya sama dengan gaya gravitasi (gaya berat) penerjun. Posisi penerjun selama di udara dari permukaan tanah dapat dihitung , dengan  merupakan posisi awal penerjun dari permukaan tanah. Penerjun payung memiliki massa 85 kg (termasuk perlengkapan penerjun), penerjun melompat dari pesawat dengan ketinggian 5000 meter dan mencapai ketinggian 691,43 meter pada detik ke 35 sedangkan pada saat penerjun melompat dengan ketinggian 10000 meter, penerjun mencapai ketinggian 1553,20 meter pada detik ke 51. Pada ketinggian 691,43 meter merupakan waktu yang aman untuk penerjun membuka parasutnya selama di udara.  Kata  kunci:  Hukum Newton, gaya hambat udara, kecepatan terminal
PENERAPAN ALGORITMA BRANCH AND BOUND DALAM MENENTUKAN OPTIMASI JUMLAH PRODUKSI ROTI (Studi Kasus: CV Sedap Sari Bakery) Hendra Perdana, Meliana, Evi Noviani,
Bimaster : Buletin Ilmiah Matematika, Statistika dan Terapannya Vol 8, No 4 (2019): BIMASTER
Publisher : FMIPA Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (786.066 KB) | DOI: 10.26418/bbimst.v8i4.35883

Abstract

Perusahaan Sedap Sari Bakery merupakan salah satu produsen makanan yang berada di Kota Singkawang. Setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang industri, pasti menginginkan hasil produksi yang maksimal dengan memperhatikan keterbatasan sumber daya yang ada. Masalah kombinasi produk yang sering dihadapi perusahaan, yaitu menentukan jumlah masing-masing produk yang harus diproduksi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kombinasi jumlah produksi roti di perusahaan Sedap Sari Bakery sehingga mendapatkan hasil yang maksimal menggunakan algoritma branch and bound. Kasus ini dapat dimodelkan dalam bentuk program linier untuk mengoptimalkan produksi roti berupa bilangan bulat. Dalam menyelesaikan masalah program linier tersebut maka metode yang digunakan adalah metode simpleks. Hasil penghitungan yang diperoleh menggunakan metode simpleks tidak selalu bernilai bilangan bulat. Oleh karena itu, untuk mendapatkan solusi bilangan bulat maka digunakan algoritma branch and bound. Perusahaan Sedap Sari Bakery memproduksi enam jenis roti yaitu  roti bolu, roti gulung, roti mandarin, roti tiga rasa, roti coklat dan roti isi coklat. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data persediaan bahan baku roti dalam waktu satu hari dari keenam jenis roti tersebut. Dari penghitungan algoritma branch and bound diperoleh jumlah kombinasi produk roti yaitu roti bolu sebanyak 423 bungkus, roti gulung sebanyak 166 bungkus, roti mandarin sebanyak 100 bungkus, roti tiga rasa sebanyak 175 bungkus, roti coklat sebanyak 423 bungkus dan roti isi coklat 342 bungkus, dengan keuntungan maksimal sebesar Rp5.101.100. Kata kunci: metode simpleks, algoritma branch and bound, program linier
ANALISIS DAMPAK PROGRAM TERAPI HIV-AIDS PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT HIV-AIDS DENGAN POPULASI TERBUKA Yudhi, Feri Harianto, Evi Noviani,
Bimaster : Buletin Ilmiah Matematika, Statistika dan Terapannya Vol 9, No 1 (2020): Bimaster : Buletin Ilmiah Matematika, Statistika dan Terapannya
Publisher : FMIPA Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.984 KB) | DOI: 10.26418/bbimst.v9i1.37972

Abstract

Saat ini bagi penderita HIV-AIDS belum ditemukan vaksin maupun obat yang dapat menyembuhkan penyakit HIV-AIDS. Meskipun demikian penderita HIV-AIDS dapat melakukan suatu terapi dengan obat ARV untuk meningkatkan sistem kekebalan pada tubuh yang telah terinfeksi, memperlambat fase terinfeksi HIV menjadi AIDS, dan mencegah kematian akibat infeksi oportunistik. Total populasi (N) pada model matematika penyebaran penyakit HIV-AIDS dibagi menjadi empat subpopulasi, yaitu susceptible ( ) atau negatif HIV, infected ( ) atau positif HIV, treatment ( ) atau terapi HIV-AIDS, dan AIDS patients ( ) atau orang dengan HIV-AIDS (ODHA). Analisis pada model matematika menghasilkan dua titik kesetimbangan, yaitu titik kesetimbangan bebas penyakit ( ) dan titik kesetimbangan endemik penyakit ( ), kemudian dari titik kesetimbangan endemik penyakit selanjutnya menghasilkan angka reproduksi efektif ( ). Analisis kestabilan dari sistem pada titik kesetimbangan  stabil asimtotik ketika , namun sistem pada titik kesetimbangan  stabil asimtotik ketika . Simulasi model matematika pada model ini menunjukkan bahwa terapi yang diberikan pada penderita penyakit HIV-AIDS berpengaruh positif dalam mempertahankan jumlah subpopulasi negatif HIV, memperlambat penyebaran infeksi, serta mengurangi jumlah subpopulasi positif HIV, subpopulasi ODHA, dan kematian akibat HIV-AIDS.Kata kunci: HIV-AIDS, titik kesetimbangan, angka reproduksi efektif, kestabilan
BILANGAN DOMINATOR CHROMATIC PADA GRAF CYCLE, ANTIPRISMA DAN PRISMA Fransiskus Fran, Tomipatra, Evi Noviani,
Bimaster : Buletin Ilmiah Matematika, Statistika dan Terapannya Vol 9, No 1 (2020): Bimaster : Buletin Ilmiah Matematika, Statistika dan Terapannya
Publisher : FMIPA Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.604 KB) | DOI: 10.26418/bbimst.v9i1.37973

Abstract

Diberikan graf  dominator coloring merupakan pewarnaaan simpul (proper coloring) sehingga simpul-simpul graf    mendominasi setiap simpul pada beberapa kelas warna. Jumlah kelas warna minimum yang diperlukan dalam dominator coloring graf  disebut bilangan dominator chromatic graf    dinotasikan dengan  Penelitian ini dibahas tentang bilangan dominator chromatic dari graf  dengan  adalah graf cycle, antiprisma dan prisma. Graf antiprisma dinotasikan dengan  merupakan graf yang dibangun dari dua buah graf cycle dengan  simpul dan graf prisma dinotasikan dengan  merupakan graf yang dibangun dari graf cycle dan graf lintasan dengan  simpul. Berdasarkan penelitian ini diperoleh bahwa bilangan dominator chromatic pada graf cycle  yaitu 2 untuk , 3 untuk  dan  untuk , bilangan dominator chromatic pada graf antiprisma  yaitu  untuk  untuk  untuk  dan  untuk dan bilangan dominator chromatic pada graf prisma  yaitu 3 untuk  dan  untuk Kata Kunci: himpunan dominasi, pewarnaaan simpul, dominator coloring.
BILANGAN B-KROMATIK PADA GRAF ORIGAMI, GRAF LINTANG, DAN GRAF TADPOLE Fransiskus Fran, Pranasari Kornelia, Evi Noviani,
Bimaster : Buletin Ilmiah Matematika, Statistika dan Terapannya Vol 8, No 4 (2019): BIMASTER
Publisher : FMIPA Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (499.907 KB) | DOI: 10.26418/bbimst.v8i4.36551

Abstract

Pewarnaan -colouring pada graf  adalah pewarnaan simpul-simpul , sedemikian sehingga terdapat minimal satu simpul pada setiap kelas warna bertetangga dengan setidaknya satu simpul pada setiap kelas warna lainnya. Jumlah warna maksimum yang digunakan pada pewarnaan -colouring di graf  disebut dengan bilangan -kromatik yang dinotasikan dengan . Pada penelitian ini dibahas tentang bilangan -kromatik pada graf origami, graf lintang, dan graf tadpole. Graf origami (dinotasikan dengan On) merupakan graf dengan pusat berupa cycle dengan n simpul dan lipatan-lipatan yang dibentuk dari penggabungan dua buah cycle C3  , sedangkan graf lintang (dinotasikan dengan Lm  ) terbentuk dari 2 simpul kutub dan m simpul lintang, dan graf tadpole (dinotasikan dengan Tm,n) terbentuk dari graf lintasan dengan n simpul dan graf cycle dengan m simpul. Berdasarkan penelitian diperoleh bilangan -kromatik pada graf origami yaitu 4 untuk n = 3 dan n = 4, 5 untuk n = 5, dan 6 untuk  ≥ 6. Bilangan b-kromatik pada graf lintang yaitu 2 untuk m ≥ 2 dan bilangan -kromatik pada graf tadpole yaitu 3 untuk m ≥ 3 dan n ≥ 2.  Kata Kunci: -colouring, graf origami, graf lintang, graf tadpole
PENYELESAIAN TRAVELLING SALESMAN PROBLEM MENGGUNAKAN METODE SIMPLE HILL CLIMBING Evi Noviani, Kristina Karunianti Nana, Bayu Prihandono,
Bimaster : Buletin Ilmiah Matematika, Statistika dan Terapannya Vol 4, No 03 (2015): BIMASTER
Publisher : FMIPA Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.47 KB) | DOI: 10.26418/bbimst.v4i03.11610

Abstract

Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan penyelesaian dari TSP yaitu Simple Hill Climbing. Simple Hill Climbing bekerja dengan cara memilih secara langsung lintasan baru yang memiliki jarak lintasan lebih kecil dari lintasan sebelumnya, tanpa melakukan pengujian dan tanpa melakukan penukaran titik pada level yang sama. Penyelesaian TSP pada contoh kasus dengan 10 kota menggunakan metode Simple Hill Climbing didapatkan lintasan terpendek atau tujuan dari penyelesaian TSP tersebut yaitu pada level ke-2 dengan titik tukar G,H dan lintasanABCEDFHGIJA=49km. Penyelesaian contoh kasus TSP dengan 6 kota menggunakan metode Simple Hill Climbing didapatkan lintasan terpendek pada level ke-1 dengan titik tukar 2,1 dan lintasan 4 – 6 – 5 – 3 – 1 – 2 – 4 =103,6 . Kelebihan dari metode Simple Hill Climbing tidak mengunjungi semua pencarian pada level yang sama. Oleh karena itu, pada setiap langkah harus dibuat keputusan yang terbaik dalam menentukan pilihan yaitu jarak tempuh lintasan yang lebih kecil. Kata Kunci : Graph, Hill Climbing, Simple Hill Climbing
PENYELESAIAN PERSAMAAN LAPLACE DALAM KOORDINAT POLAR Yudhi, Fitriani, Evi Noviani,
Bimaster : Buletin Ilmiah Matematika, Statistika dan Terapannya Vol 9, No 3 (2020): Bimaster : Buletin Ilmiah Matematika, Statistika dan Terapannya
Publisher : FMIPA Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.263 KB) | DOI: 10.26418/bbimst.v9i3.41232

Abstract

Persamaan Laplace merupakan persamaan diferensial parsial yang mempunyai bentuk umum dalam koordinat kartesius dua dimensi, yaitu . Penelitian ini bertujuan menyelesaikan persamaan Laplace dalam koordinat polar. Persamaan Laplace dari koordinat kartesius ditransformasikan ke koordinat polar. Kemudian dicari penyeselesaian persamaan Laplace dengan syarat batas Dirichlet dalam bentuk formula Poisson. Selanjutnya formula Poisson diselesaikan dengan metode numerik. Berdasarkan hasil penelitian, penyelesaian persamaan Laplace dengan syarat batas menggunakan 100 partisi pada titik diperoleh error yang terbesar yaitu Sedangkan persamaan Laplace dengan syarat batas, menggunakan 100 partisi pada titik diperoleh error yang terbesar yaitu .Kata Kunci: persamaan Laplace, formula Poisson, koordinat polar
METODE SOLOVAY-STRASSEN UNTUK PENGUJIAN BILANGAN PRIMA Bayu Prihandono, Sari Puspita, Evi Noviani,
Bimaster : Buletin Ilmiah Matematika, Statistika dan Terapannya Vol 4, No 01 (2015): BIMASTER
Publisher : FMIPA Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/bbimst.v4i01.9795

Abstract

Bilangan prima merupakan bilangan bulat positif yang lebih besar dari satu dan hanya habis dibagi oleh satu dan dirinya sendiri, sedangkan bilangan bulat positif selain prima disebut bilangan komposit atau bilangan yang terdiri dari minimal dua faktor prima. Untuk mencari faktor prima dapat menggunakan uji probabilistik. Uji probabilistik merupakan uji yang menggunakan konsep acak. Salah satu uji probabilistik yaitu metode Solovay-Strassen. Pengujian pada metode Solovay-Strassen diuji berdasarkan Euler pseudoprima. Langkah pertama pengujian bilangan prima pada metode Solovay-Strassen yaitu menentukan bilangan yang diuji yaitu n, n yang dimaksud adalah bilangan bulat positif ganjil. Kemudian menentukan basis b yang dipilih secara acak, basis b yang dimaksud adalah sebarang bilangan bulat positif yang berada pada interval 0<b<n. Kemudian dilanjutkan dengan mencari d=gcd(b,n) dengan menggunakan algoritma Euclid. Jika didapat bahwa d>1, maka n dikatakan komposit. Namun jika didapat bahwa d=1, maka n diuji dengan menggunakan Euler pseudoprima. Jika n lulus uji Euler pseudoprima untuk basis b, maka n disebut Euler pseudoprima untuk basis b. Dengan demikian n dapat dikatakan bilangan prima. Jika n tidak lulus uji persamaan Euler pseudoprima, maka n disebut sebagai komposit.Kata Kunci : Solovay-Strassen, Simbol Jacobi, Simbol Legendre.