Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Faktor-Faktor Karakteristik Demografi Yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Primigravida Trimester III Juwita, Linda; Sari, Nia Novita; Pangestika, Yeni
JURNAL NERS LENTERA Vol. 11 No. 1 (2023)
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/ners.v11i1.4776

Abstract

Kehamilan adalah kejadian fisiologis bagi seorang perempuan, Perasaan cemas seringkali menyertai pada masa kehamilan dan akan mencapai puncaknya pada saat persalinan. Beberapa faktor dari data demografi ibu Hamil dapat menjadi penyebab kecemasan ibu hamil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara usia, pendidikan, pekerjaan dengan tingkat kecemasan primigravida trimester III. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan desain cross sectional menggunakan pendekatan observasional dengan alat bantu kuesioner. Populasi dalam penelitian ini yaitu ibu hamil trimester ketiga. Dilaksanakan di Pukesmas Pacarkeling dan Pukesmas Rangkah Surabaya. Pengumpulan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah responden sebesar 25 ibu hamil. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square. Uji statistic variabel usia dan kecemasan adalah  p (0.205)>0.05 yang menunjukan usia ibu hamil tidak memiliki hubungan signifikan dengan tingkat kecemasan.hasil uji statistik pendidikan dan kecemasan dengan  p (0.04)<0.05 berarti pendidikan ibu memiliki hubungan dengan tingkat kecemasan dan uji statistik pekerjaan dan kecemasan p (0.484)>0.05 yang berarti tidak memiliki hubungan signifikan dengan tingkat kecemasan dengan.  pendidikan tinggi akan membantu mendapatkan informasi sehingga akan megurangi kejadian kecemasan pada ibu hamil.
Pengaruh Psychological Empowerment terhadap Task Performance Pelaksana Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Sari, Nia Novita
JURNAL NERS LENTERA Vol. 11 No. 1 (2023)
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/ners.v11i1.4806

Abstract

Pendahuluan: Penelitian ini bermula dari adanya capaian indikator program P2PTM sebagai evaluasi kinerja P2PTM di wilayah Dinas Kesehatan Kota Surabaya sejak tahun 2015-2017 belum mencapai target. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh psychological empowerment terhadap task performance Pelaksana Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Metode: Penelitian ni adalah penelitian observasional dengan desain cross-sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2020 di Puskesmas Kota Surabaya. Sampel penelitian adalah 35 Pelaksana Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Metode pengambilan sampel dengan total sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan alat bantu kuesioner. Analisis data dengan regresi linier. Hasil: Sebagian besar responden adalah perempuan (65,7%), usia 36-45 tahun (60%),  pendidikan terakhir adalah D3 (77%). Psychological empowerment keseluruhannya tinggi (100%) dan task performance pelaksana P2PTM sebagian besar cukup baik (82,8%). Hasil analisis data menunjukkan bahwa psychological empowerment memiliki pengaruh terhadap task performance (p=0,001). Kesimpulan: psychological empowerment dapat mempengaruhi task performance.
Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Tiga Dimensi Kepatuhan Pengobatan Kemoterapi Oral Pada Pasien Kanker Werdani, Yesiana Dwi Wahyu; Sari, Nia Novita; Lalu, Andriancy Yude
JURNAL NERS LENTERA Vol. 12 No. 2 (2024)
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/ners.v12i2.5948

Abstract

Kepatuhan program pengobatan kemoterapi oral merupakan hal yang perlu dioptimalkan untuk mencegah metastasis sel kanker. Dukungan sosial menjadi faktor penting agar pasien kanker patuh menjalani pengobatan. Tujuan penelitian menganalisis pengaruh dukungan sosial terhadap tiga dimensi kepatuhan pengobatan kemoterapi oral pada pasien kanker. Desain yang digunakan korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi sejumlah 69 pasien kanker di Puskesmas Pacarkeling, Puskesmas Rangkah dan Puskesmas Kedungdoro Surabaya. Jumlah sampel 22 responden didapat melalui teknik purposive sampling sesuai kriteria tertentu. Instrumen yang digunakan yaitu Descriptive Statistics of Social Support dan Oral Chemotherapy Adherence Scale. Hasil mean dukungan sosial 31.77 + 4.23, kepatuhan dimensi 1 (kepatuhan minum obat) 38.04 + 5.68, dimensi 2 (kepatuhan instruksi obat) 16.36 + 2.66 dan dimensi 3 (kepatuhan penatalaksanaan efek samping) 10.54 + 1.59. Hasil uji statistik regresi linear sederhana dukungan sosial terhadap kepatuhan minum obat p = 0.007, terhadap kepatuhan instruksi obat p = 0.004, dan terhadap kepatuhan penatalaksanaan efek samping obat p = 0.018. Hal ini berarti ada pengaruh yang signifikan antara dukungan sosial dengan tiga dimensi kepatuhan pengobatan kemoterapi oral pada pasien kanker. Dukungan sosial dari keluarga, saudara, sahabat, dokter, perawat, dan kerabat dapat membantu meningkatkan keinginan pasien kanker untuk terus patuh dalam menjalani pengobatan kemoterapi oral sesuai dengan yang diprogramkan secara medis
Efektivitas Pemberian Terapi Relaksasi Otot Progresif Dan Benson Pada Lansia Dengan Hipertensi Sari, Nia Novita; Maria Manungkalit; Widya Ayu Kusuma Ningrum
JURNAL NERS LENTERA Vol. 13 No. 1 (2025)
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/ners.v13i1.7311

Abstract

Pendahuluan: Penelitian ini bermula dari adanya angka kejadian hipertensi pada lansia masih tinggi. Peningkatan sensitifitas terhadap asupan natrium dan terjadinya penurunan elastisitas pembuluh darah perifer akibat proses penuaan berdampak pada peningkatan tekanan darah lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian terapi relaksasi otot progresif dan terapi relaksasi benson pada lansia dengan hipertensi. Metode: Desain penelitian ini adalah pre eksperimental One Group Pre-Post Test Design. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2022 di Panti Griya Werdha Jambangan Surabaya. Sampel penelitian adalah 22 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Metode pengambilan sampel dengan purposive sampling. Instrumen dependen perubahan tekanan darah menggunakan lembar tabel observasi. Intervensi dilakukan 3 kali seminggu dalam 2 minggu. Analisis data dengan paired T-test. Hasil: Hasil rata-rata tekanan darah sebelum intervensi sistolik 147,68 dan diastolik 92,45. Hasil rata-rata tekanan darah setelah intervensi sistolik 137,81, dan diastolik 87,95. Hasil uji statistik diperoleh p value 0,000 (<0,05), ada perubahan tekanan darah setelah diberikan intervensi terapi relaksasi otot progresif dan terapi relaksasi benson. Kesimpulan: Pemberian terapi non farmakologi yaitu terapi relaksasi otot progresif dan terapi relaksasi benson efektif untuk menurunkan tekanan darah pada lansia. Kata kunci: hipertensi; lansia; terapi relaksasi otot progresif; terapi relaksasi benson
Produktivitas Kerja Mahasiswa Profesi NERS Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Pasien Astarini, Made Indra Ayu; Sari, Nia Novita
JURNAL NERS LENTERA Vol. 13 No. 2 (2025): JURNAL NERS LENTERA
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/ners.v13i2.7712

Abstract

Pendahuluan Praktik profesi Ners pada stase manajemen menuntut mahasiswa untuk berperan seperti perawat senior dimana mahasiswa melakukan asuhan secara penuh kepada pasien yang dikelola. Hal ini dapat menunjukkan produktivitas kerja mahasiswa selama melakukan asuhan keperawatan kepada pasien. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan produktivitas kerja mahasiswa praktik manajemen keperawatan profesi Ners saat memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang dikelola. Metode Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan menggunakan self-assessment dari subyek penelitian. Subyek adalah 12 mahasiswa yang praktik di ruang rawat inap syaraf di salah satu RS di Kota Surabaya. Subyek diminta untuk mencatat waktu yang diperlukan untuk memberikan asuhan keperawatan untuk setiap jenis aktivitas. Hasil Berdasarkan hasil pencatatan produktivitas kerja mahasiswa sebesar 84,52% yang termasuk kategori produktivitas kerja tinggi. Pembahasan Produktivitas kerja tinggi dapat dipengaruhi oleh beban kerja yang tinggi dimana BOR rata-rata adalah di 90%. Selain itu aktivitas yang dilakukan di shift pagi juga cukup beragam dan banyak sehingga produktivitas kerja mahasiswa masuk kategori tinggi. Kesimpulan Produktivitas kerja yang tinggi pada mahasiswa praktik profesi ners stase manajemen keperawatan menunjukkan profesionalitas dan tanggung jawab mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien. Kata kunci: mahasiswa, perawat, praktik, produktivitas kerja ABSTRACT Introduction Nursing practice in the management phase requires students to act like senior nurses, providing full care to the patients they manage. This demonstrates their work productivity while providing nursing care. The purpose of this study was to describe the work productivity of nursing practice students in the management phase when providing nursing care to the patients they manage. Method The research design was descriptive-analytical, utilizing self-assessment from the subjects. The subjects were 12 students practicing in the neurology inpatient ward at a hospital in Surabaya. The subjects were asked to record the time required to provide nursing care for each type of activity. Results Based on the recording, student work productivity was 84.52%, which is considered high. Discussion High work productivity can be influenced by a high workload, with an average BOR of 90%. Furthermore, the activities carried out during the morning shift are quite diverse and numerous, thus categorizing student work productivity as high. Conclusion The high work productivity of nursing practice students in the management phase demonstrates their professionalism and responsibility in providing nursing care to patients. Keywords: nurses, practice, work productivity, students
Health Belief as a Determining Factor in the Behavior of Complementary Therapy use in Cancer Patients Undergoing Treatment Werdani, Yesiana Dwi Wahyu; Sari, Nia Novita
Jurnal Keperawatan Komprehensif (Comprehensive Nursing Journal) Vol. 11 No. 1 (2025): JURNAL KEPERAWATAN KOMPREHENSIF (COMPREHENSIVE NURSING JOURNAL)
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33755/jkk.v11i1.788

Abstract

Aims: Analyzing the correlation between health beliefs and the behavior of using complementary therapies in cancer patients. Methods: The study was conducted at the Indonesian Cancer Foundation (YKI) East Java Branch, Surabaya in July 2024 using a correlation design and cross-sectional approach and added interview methods to support quantitative data results. The population of all cancer patients at YKI, 33 patients was obtained according to the inclusion criteria. The instruments used were the Health Belief Questionnaire, and the Scale for Attitudes Towards Complementary and Alternative Medicine (SACAM), and continued by in deep interview to support the quantitative data. Results: Mean of health belief score was 77.88 + 11.467 (good health belief category), and mean of the behavior of using complementary therapies was 42.48 + 8.758 (neutral behavior category). The results of the Kendal Tau test (p < 0.05) showed a significant correlation between health beliefs and behavior of using complementary therapies (p-value = 0.000). Conclusions: Health beliefs are an important factor for cancer survivors in determining their decision-making behavior regarding medical treatment and complementary treatments.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus dengan Perawatan Luka Menggunakan Tekhik Modern Dressing (Studi RLS Sidoarjo) Sukmawati, Ermalynda; Sari, Nia Novita; Chriswinda B.M, Agustina
Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya Vol 14 No 1 (2019): March Edition
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30643/jiksht.v14i1.52

Abstract

Diabetes Mellitus is a progressive chronic metabolic disease, with clinical manifestations of glucose and disorders of lipid metabolism, accompanied by chronic complications of narrowing of arteries, due to decreased function of organ damage (Black, 2014). The design in this study was pre-experimental with a one shot case study design. Samples are patients who come for wound care with modern dressing techniques and routine blood sugar checks. The sample was chosen by purposive sampling, the sample size was 25. The results of the product moment correlation test were used not to analyze the data significantly (p <0.312). The majority of respondents in this study were women (60%), 45-59 years (60%), senior high school (32%), private employment (52%), duration of suffering from diabetes mellitus 1-3 years (80%), and wounded diabetes mellitus (96%). Knowledge and treatment of wounds with modern dressing techniques significantly (p <0.129). Increased knowledge of respondents regarding wound care by using modern dressing techniques affect respondents to increase knowledge about diabetes mellitus with wound care using modern dressing techniques, conclusions in sufficient knowledge about diabetes mellitus and wound care using modern dressing techniques. Keywords: Diabetes Mellitus, Knowledge, Wound Care, Modern Dressing Techniques.
Penguatan Tindakan Pencegahan Terhadap Ancaman Penyakit Tidak Menular (PTM) pada Usia Produktif Werdani, Yesiana Dwi Wahyu; Sari, Nia Novita
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 6 (2024): Volume 7 No 6 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i6.12501

Abstract

ABSTRAK Prevalensi penyakit tidak menular (PTM) meningkat pesat pada usia produktif. Hipertensi, diabetes dan stres psikologis memicu timbulnya PTM di usia produktif. Pengabdian masyarakat untuk meningkatkan pemahaman peserta tentang PTM pada usia produktif, dampak stres terhadap PTM dan cara menyeimbangkan stres. Metode yang digunakan penyuluhan dan pemeriksaan fisik berupa tekanan darah, nadi, kolesterol dan glukosa darah acak (GDA). Sasaran warga usia produktif di lingkungan F7 St. Laurensius Driyorejo Gresik. Pelaksanan kegiatan 2 hari, diawali dengan pengkoordinasian kegiatan dengan pengurus lingkungan pada hari pertama, yang dilanjutkan di hari kedua dengan penilaian pengetahuan melalui pre-test kemudian pemberian penyuluhan tentang PTM dan pengelolaan stres untuk mencegah PTM dan diakhiri dengan post-test. Mayoritas peserta mengalami pra-hipertensi 19 orang (34%), normocardia 44 orang (79%), memiliki kolesterol batas tinggi 29 orang (52%) dan GDA normal 51 orang (91%). Hasil penyuluhan rata-rata skor pre-test 74.99 + 15.17, sedangkan post-test 97.82 + 5.18, terjadi peningkatan pengetahuan 22.83 skor pasca penyuluhan. Uji statistik paired t-test p = 0.000, berarti penyuluhan terbukti berhasil meningkatkan pengetahuan warga tentang pencegahan PTM di usia produktif. Hasil pemeriksaan fisik membantu warga memahami kondisinya dan meningkatkan kesadaran untuk memperbaiki kesehatan lebih optimal yang didukung dari materi penyuluhan yang dipahami oleh seluruh warga. Kata Kunci: Penyakit Tidak Menular (PTM), Usia Produktif, Pencegahan  ABSTRACT The prevalence of non-communicable diseases (NCDs) increases rapidly in productive age. Hypertension, diabetes and psychological stress trigger the emergence of NCDs in productive age. Objective: Community service to increase participants' understanding of PTM in productive age, the impact of stress on PTM and how to balance stress. The methods used are counseling and physical examination in the form of blood pressure, pulse, cholesterol and random blood glucose (GDA). Target residents of productive age in the F7 St. Laurensius Driyorejo Gresik. Implementation of the 2-day activity, starting with coordinating activities with environmental administrators on the first day, continued on the second day with knowledge assessment through a pre-test then providing counseling about PTM and stress management to prevent PTM and ending with a post-test. The majority of participants had pre-hypertension, 19 people (34%), normocardia, 44 people (79%), had borderline high cholesterol, 29 people (52%) and normal GDA, 51 people (91%). The results of the counseling were an average pre-test score of 74.99 + 15.17, while the post-test was 97.82 + 5.18, there was an increase in knowledge of 22.83 after the counseling. Paired t-test statistical test p = 0.000, meaning that counseling has proven successful in increasing residents' knowledge about preventing NCDs in productive age. The results of the physical examination help residents understand their condition and increase awareness to improve their health more optimally, supported by education material that is understood by all residents. Keywords: Non-communicable Diseases (Ncds), Productive Age, Prevention
Dampak Berpikir Positif Terhadap Resiliensi Pasien Kanker Werdani, Yesiana Dwi Wahyu; Sari, Nia Novita
Malahayati Nursing Journal Vol 6, No 7 (2024): Volume 6 Nomor 7 2024
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v6i7.12504

Abstract

ABSTRACT Cancer is still considered a deadly disease by society, giving rise to negative thoughts that have a negative impact on the patient's physical and psychological well-being and lead to a low ability to survive or known as resilience. analyzes the positive thinking and its effect on resilience in cancer patients. Correlational study with a cross sectional approach. The population of all cancer patients at the Indonesian Cancer Foundation, Surabaya, East Java, with a sample of 37 who met the inclusion criteria. The instruments used are the positivity scale and the 14-item resilience scale (RS-14). The collected data was tested for normality and followed by a linear regression test. Mean age of respondents 46.16 years, female (78.4%), high school educated (32.5%), married (86.5%), breast cancer (27%), stage 3 (46%), diagnosed with cancer 1 - 2 years (37.9%), underwent radiotherapy 10 – 20 times (27.2%). The average score for positive thinking is 32.89 + 4.18, while for resilience it is 75.91 + 13.49. The linear regression test obtained a p value of 0.003, R squared 0.229, R 0.479 which means positive thinking has a strong and significant effect on the resilience of cancer patients, with a magnitude of 22.9%. Positive thinking can be a cancer patient's strength to survive in difficult situations, because positive thinking can increase self-acceptance, so that patients become more adaptable and have high resilience. Keywords: Positive Thinking, Resilience, Cancer  ABSTRAK Kanker masih dianggap sebagai penyakit mematikan oleh masyarakat, sehingga menimbulkan pemikiran negatif yang berdampak buruk terhadap kondisi fisik dan psikologis pasien dan berujung rendahnya kemampuan bertahan hidup atau dikenal dengan resiliensi. Menganalisis tentang berpikir positif dan pengaruhnya terhadap resiliensi pada pasien kanker. Studi korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi seluruh pasien kanker di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Surabaya Jawa Timur dengan sampel berjumlah 37 yang memenuhi kriteria inklusi. Instrumen yang digunakan adalah positivity scale dan 14-Item Resilience Scale (RS-14). Data yang terkumpul diuji normalitas dan dilanjutkan dengan uji regresi linear. Rerata usia responden 46,16 tahun, berjenis kelamin perempuan (78,4%), berpendidikan SMA (32,5%), menikah (86,5%), kanker payudara (27%), stadium 3 (46%), terdiagnosis kanker 1 - 2 tahun (37,9%), menjalani radioterapi 10 – 20x (27,2%). Skor rata-rata berpikir positif 32.89 + 4.18, sedangkan pada resiliensi 75.91 + 13.49. Uji regresi linear didapatkan p value 0.003, R square 0.229, R 0.479 yang berarti berpikir positif memberikan pengaruh yang kuat dan bermakna terhadap resiliensi pasien kanker, dengan besarnya pengaruh 22.9%. Berpikir positif dapat menjadi kekuatan pasien kanker untuk bertahan dalam situasi sulit, karena berpikir positif dapat meningkatkan penerimaan diri, sehingga pasien menjadi lebih mudah beradaptasi dan memiliki resiliensi yang tinggi. Kata Kunci: Berpikir Positif, Resiliensi, Kanker
Pemantauan Kesehatan dan Reduksi Stres Melalui Terapi Komplementer pada Pasien Kanker dan Keluarganya Werdani, Yesiana Dwi Wahyu; Sari, Nia Novita
Jurnal LINK Vol 21 No 1 (2025): MEI 2025
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/link.v21i1.12439

Abstract

Terdiagnosis kanker merupakan stresor yang berat, karena prognosa kanker yang cenderung buruk mengakibatkan timbulnya stres psikologis bagi pasien dan keluarganya. Stres yang muncul berkepanjangan dan ditunjang dengan efek samping pengobatan kanker, menimbulkan resiko ketidakstabilan fungsi fisik tubuh. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga tentang stres dan terapi komplementer untuk mereduksi stres serta mendeteksi dini kondisi kesehatan fisiknya. Metode kegiatan dilakukan melalui health education yang dievaluasi melalui pre-test dan post-test dilanjutkan dengan pemeriksaan tekanan darah, glukosa darah acak (GDA) dan uric acid (UA). Hasil uji statistik terhadap pemahaman materi health education didapatkan mean pre-test 14.20 + 1.627, mean post-test 15.8 + 0.664, dan hasil uji Wilcoxon Sign Rank Test pada pemahaman materi p = 0.000. Mean tekanan darah sistolik 136.77 + 29.31, diastolik 81.83 + 16.33, GDA 152.23 + 55.5, UA 8.99 + 3.81. Mayoritas peserta pengabdian masyarakat pasien kanker mengalami hipertensi stage 1 dan 2, hiperglikemia dan hiperurisemia, sedangkan peserta keluarga pasien mayoritas berada dalam kondisi kesehatan normal. Stres psikologis dan efek samping terapi kanker terbukti dapat mempengaruhi kondisi fisik pasien dan keluarganya, selain itu pada individu yang sehat apabila memiliki kebiasaan sedentary life style maka juga menyebabkan timbulnya berbagai masalah fisik