This research examines the influence of facial attendance systems and the work environment on employee attendance discipline at the Sub-District Office of Pemulutan Selatan. Attendance discipline is a crucial aspect in assessing civil servants' performance, professionalism, and accountability in public service institutions. In this study, a quantitative method with an associative approach was employed. Data was collected through questionnaires distributed to 40 active employees. The data were analyzed using multiple linear regression analysis with the assistance of SPSS version 26. The findings reveal that the facial attendance system negatively and significantly affects attendance discipline, suggesting that its current implementation may reduce employee motivation or comfort in attending work. In contrast, the work environment was found to have a positive and significant effect, indicating that supportive physical, psychological, and social conditions at the workplace contribute to increased attendance discipline. Simultaneously, both variables—facial attendance and work environment significantly influence employee attendance discipline. The coefficient of determination (R²) obtained was 30.4%, meaning the two variables studied explain 30.4% of the variance in attendance discipline. In comparison, the remaining 69.6% is influenced by other factors not examined in this research. These findings suggest the need for management to reevaluate the design and use of facial attendance systems and prioritize improvements in the work environment to enhance employee commitment and discipline in public service performance. Keywords: Facial Attendance, Work Environment, Attendance Discipline, Civil Servants, Public Service Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh absen wajah dan lingkungan kerja terhadap kedisiplinan kehadiran pegawai di Kantor Camat Pemulutan Selatan. Kedisiplinan kehadiran merupakan salah satu indikator penting dalam menilai kinerja dan tanggung jawab pegawai sebagai aparatur pemerintah. Berangkat dari fenomena rendahnya tingkat kedisiplinan kehadiran yang dapat berdampak pada produktivitas serta kualitas pelayanan publik, penelitian ini dilakukan menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Data dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner kepada 40 responden yang merupakan pegawai aktif dan dianalisis menggunakan uji regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS versi 26. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel absen wajah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kedisiplinan kehadiran, atau sistem absensi berbasis wajah belum sepenuhnya memberikan kenyamanan atau motivasi bagi pegawai dalam meningkatkan kehadiran. Sebaliknya, variabel lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kedisiplinan kehadiran, yang berarti lingkungan kerja yang baik dapat mendorong pegawai untuk lebih disiplin dalam bekerja. Secara simultan, kedua variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap kedisiplinan kehadiran pegawai. Nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 30,4% menunjukkan bahwa absen wajah dan lingkungan kerja mampu menjelaskan 30,4% variasi dalam kedisiplinan kehadiran, sedangkan 69,6% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini. Penelitian ini merekomendasikan perlunya evaluasi terhadap penerapan sistem absensi wajah serta peningkatan kualitas lingkungan kerja guna mendorong tingkat kedisiplinan yang lebih optimal. Kata Kunci: Absen Wajah, Lingkungan Kerja, Kedisiplinan Kehadiran, Pegawai Pemerintah