Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Penampilan Karakter Agronomi 16 Genotip Kedelai (Glycine max L. Merrill) pada Pertanaman Tumpangsari dengan Jagung (Zea mays L.) Pola 3:1 Acep Atma Wijaya; Hana D Rahayu; Adi R. H. Oksifa; Meddy Rachmadi; Agung Karuniawan
Jurnal Agro Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/436

Abstract

Kedelai merupakan komoditas pertanian yang sangat penting di Indonesia. Namun, produksi kedelai nasional belum dapat memenuhi kebutuhan kedelai nasional. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan pola tanam tumpangsari kedelai dengan jagung. Penelitian ini bertujuan untuk mencari genotip kedelai yang mampu beradaptasi pada pertanaman tumpangsari dengan jagung pola 3:1 serta menghitung produktivitas penggunaan lahan setiap genotip pada pertanaman tumpangsari dengan jagung pola 3:1. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen Rancangan Acak Kelompok (RAK). 16 genotip kedelai digunakan sebagai perlakuan, dan diulang sebanyak dua kali. Untuk melihat respons genotip pada pertanaman tumpangsari dilakukan dengan uji Least Significant Increase (LSI) pada taraf signifikansi 5%. Pendugaan produktivitas lahan pada setiap genotip dihitung berdasarkan nilai Nisbah Kesetaraan Lahan. Hasil penelitian ini menunjukkan genotip kedelai yang memperlihatkan respons paling baik pada pertanaman tumpangsari kedelai jagung dibandingkan kultivar cek untuk tinggi tanaman yaitu genotip BTN 5 dan JT 3, karakter jumlah cabang produktif yaitu genotip BTN 5, karakter luas daun dan indeks luas daun yaitu genotip JT 3, karakter sudut daun yaitu genotip CK 6, karakter bobot per plot yaitu genotip KBI 2, dan Nisbah Kesetaraan Lahan yaitu genotip CK 6 dan KBI 2.Genotip   BTN 1, BTN 2, BTN 5, CK 15, CK 6, JT 3, KA 6, KA 7, KBI 2, KH 8, Cikuray dan Malikka memiliki nilai NKL lebih besar dari 1,0. Soybean is one of important agricultural commodity in Indonesia. However, the national soybean production is not sufficient to meet the needs of national soybean. Effort to do is by applying an intercropping soybean with corn. The objectives of the research was to find soybean genotypes that can adapt to intercropped plantation with corn in pattern of 3 : 1 as well as the productivity of the land use of each genotype in intercropping with maize in 3 : 1 pattern. The research used an experimental method randomized block design (RBD), 16 soybean genotypes as treatments, and repeated twice. To see the response of genotype in intercropping planting was done by using Least Significant Increase (LSI) at the level of significant 5%. Estimation of land productivity on each genotype was calculated with Land Equation Ratio value. The results showed that the best response of soybean genotype compared checks cultivar for plant height were genotype BTN 5 and JT 3, character number of productive branches was genotype BTN 5, the character of leaf area and leaf area index was genotype JT 3 , leaf angle character was genotype CK 6, characters of weights per plot was KBI 2 genotype and Land Equation Ratio value were  CK 6 and KBI 2. Genotypes of BTN 1, BTN 2, BTN 5, CK 15, CK 6, JT 3, KA 6, KA 7, KBI 2, KH 8, Cikuray and Malikka had Land Equivalent Ratio values greater than 1.0.
UJI HEDONIK PISANG LOKAL APUY SEBAGAI BAHAN KULTIVAR UNGGUL LOKAL KABUPATEN MAJALENGKA ACEP ATMA WIJAYA; JAJA JAJA; DADAN RAMDANI NUGRAHA; ULFA INDAH LAELA RAHMAH
AGRIVET JOURNAL Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : UNIVERSITAS MAJALENGKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pisang (Musa sp) merupakan buah yang banyak manfaat. Beragam jenis pisang tersebar di Indonesia. Pengembangan pisang local menjadi bahan kultivar unggul tidak hanya dilihat dari sifat morfologinya saja, hal yang penting juga harus dilahat respon masyarakat terhadap suka atau tidak pisang local tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat terhadap pisang local Apuy sebagai bahan kultivar unggul Majalengka. Penelitian ini menggunakan metode survey. Diambil 22 responden dari berbagai latar belakang pendidikan, jenis kelamin, dan usia. Analisis data menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Terdapat 3 jenis pisang yang diuji yaitu Pisang Raja Sereh, Pisang Apuy, dan Pisang Raja Dengkel. Karakter yang  diuji adalah penampilan luar, Rasa, Aroma dan Tekstur. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kesukaan responden terhadap pisang Apuy adalah 1,7 untuk penampilan luar, 2,6 untuk Aroma, 2,8 untuk rasa dan 2,8 untuk tekstur. Kata Kunci: Uji Hedonik, Pisang Lokal, Kultivar Lokal 
NILAI TOLERANSI ENAM KULTIVAR KEDELAI YANG DI TANAM DI BAWAH NAUNGAN POHON JATI Miftah Dieni Sukmasari; Adi Oksifa Rahma Harti; Acep Atma Wijaya
AGRIVET JOURNAL Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : UNIVERSITAS MAJALENGKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Secara genetik, tanaman yang toleran terhadap naungan mempunyai kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perubahan lingkungan. Masing-masing kultivar akan menunjukkan respon yang berbeda terhadap kondisi lingkungan yang dihadapinya, termasuk lingkungan rendah cahaya. Percobaan dilakukan di dua lahan percobaan, yaitu di perkebunan Jati di Desa Sindangkasih dan di lahan percobaan fakultas pertanian Universitas Majalengka, Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka Jawa Barat. Waktu percobaan dimulai pada bulan April sampai Juli 2019. Perlakuan penelitian adalah enam kultivar Kedelai yang di ulang empat kali sehingga terdapat 24 polybag. Analisis data dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial yang diulang 4 kali. Untuk melihat respon masing-masing kultivar terhadap naungan, serta untuk melihat perbedaan rata-rata respons setiap kultivar pada kondisi ternaungi dianalisis dengan menggunakan Uji LSI. Tingkat toleransi dihitung berdasarkan persamaan Stress Tolerance Inde. Hasil analisis nilai toleransi enam kultivar terhadap kandungan klorofil menunjukkan bahwa tidak ada kultivar yang toleran terhadap penutupan naungan oleh pohon jati. Tiga kultivar rentan yaitu Bromo, Burangrang dan Akibe dengan kisaran nilai toleransi yang hanya 0,26, dan tiga kultivar agak toleran antara kain Anjasmoro, Dega dan Cikuray dengan kisaran nilai toleransi 0,45. Kata Kunci : kedelai, naungan, indeks toleransi
PEMBERDAYAAN KELOMPOK WANITA TANI MELALUI PENINGKATAN NILAI TAMBAH KOMODITAS PERTANIAN DI ERA NEW NORMAL Sri Umyati Umyati; Miftah Dieni Sukmasari; Acep Atma Wijaya
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.592 KB) | DOI: 10.31949/jb.v3i1.1636

Abstract

Sektor pertanian merupakan salah satu alternative dalam mengatasi masalah perekonomian masyarakat pasca pandemic covid-19. Sebagai upaya dalam menumbuhkan ekonomi masyarakat terutama masyarakat pedesaan, maka dilakukanlah pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan pengolahan hasil sebagai upaya dalam meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian di masa new normal. Sesuai dengan tujuan kegiatan pemberdayaan yaitu meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat pedesaan, maka kelompok sasaran yang menjadi objek pemberdayaan adalah Kelompok Wanita Tani (KWT) yang dipilih secara purposive. Kegiatan dilakukan melalui beberapa tahapan, mulai dari tahap persiapan, survey lokasi, penetapan lokasi, pelaksanaan kegiatan hingga tahap evaluasi. Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan metode pelatihan partisipatif berupa penyampaian materi dan kegiatan praktik. Hasil dari kegiatan yang dilakukan adalah anggota KWT merasa antusias dan optimis dengan adanya kegiatan pemberdayaan yang tercermin dari aktifnya peserta dalam mengikuti rangkaian kegiatan. Selain itu, kegiatan pelatihan bukan hanya memberikan keterampilan mengolah produk saja melainkan juga memberikan pengetahuan manajemen kepada anggota KWT yang belum mereka dapatkan di tempat lain.
Identifikasi pisang apuy sebagai kultivar unggul lokal kabupaten Majalengka Acep Atma Wijaya

Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (798.765 KB) | DOI: 10.35891/agx.v11i1.1907

Abstract

The development of local cultivars is one of the activities that must be carried out in promoting their respective regions. Majalengka Regency is a developing Regency so there is a need for a commodity that characterizes the area. One commodity that can be developed for tourist attraction is the local Apuy Banana. The existence of Apuy bananas is increasingly pushed every year due to the presence of other superior banana cultivars, besides that the public's knowledge of the characteristics of Apuy's local bananas is still very diverse so it needs information about the characteristics of local Apuy bananas, so that the community can be uniform. The purpose of this study is to explore and identify local Apuy bananas as superior banana ingredients in Majalengka Regency. This study uses a census method of local Apuy cultivars, Pisang Raja Dakit and Pisang Raja Lemongrass. The results showed there was diversity between Apuy Local Bananas, Raja Dengkel Bananas and Raja Sereh Bananas in terms of Morphological characters. Based on the results of relationship analysis, the level of similarity between genotypes observed was in the range of 77 to 92,51.
Potensi mikroba penambat nitrogen dan pelarut fosfat untuk optimalisasi pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai Miftah Dieni Sukmasari; Acep Atma Wijaya; Umar Dani; Sri Umyati

Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.179 KB) | DOI: 10.35891/agx.v12i1.2340

Abstract

This study aims to evaluate the effect of nitrogen-fixing microbes and phosphate solubilizing microbes on the growth and yield of soybean. Research conducted in practicum land Faculty of Agriculture, the University of Majalengka from January to May 2019. The method used in this research was a factorial randomized block design consisting of 16 treatments repeated three times. The first factor was inoculant of nitrogen-fixing microbial (n), which consists of n0 (without inoculation), n1 (5 g inoculation MPN/kg seeds), n2 (10 g inoculation MPN/kg seeds), n3 (15 g inoculation MPN/kg seeds). The second factor was phosphate solubilize microbe (b) consists of b0 (0 kg/ha of phosphate solubilizing microbes), b1 (50 kg/ha of phosphate solubilizing microbes), b2 (100 kg/ha of phosphate solubilizing microbes), and b3 (150 kg/ha of phosphate solubilizing microbes). The differences between average were tested using Duncan's multiple range test. The analysis showed that the application of both nitrogen-fixing microbial and phosphate solubilize microbes was an effect on the growth and yield of soybean plants. N-fixing microbes and phosphate solvents effect on plant height, the number of productive branches, leaf area index, except on the number of filled pods, the number of grain per plant, weight of 100 grains, the weight of grain per plant, and weight of grain/plot, most optimal dose is 150 kg/ha MPF. The most optimal dose is 5 g for MPN inoculation and 100 kg/ha for MPF on the mean of the observed variables.
PEMBERIAN BERBAGAI JENIS PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA KULTIVAR BAWANG MERAH (Allium ascolanicum L.) Miftah Dieni Sukmasari; Acep Atma Wijaya
Agrivet : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian dan Peternakan (Journal of Agricultural Sciences and Veteriner) Vol. 10 No. 1 (2022): Juli
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.672 KB) | DOI: 10.31949/agrivet.v10i1.2697

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai jenis pupuk kandang pada dua kultivar serta mengetahui pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.). Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cibunut, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka pada bulan Februari sampai April tahun 2020. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan perlakuan pupuk kandang dan kultivar. Faktor pertama pupuk kandang (P) yang terdiri dari 4 taraf: tanpa pupuk kandang (p0), pupuk kandang ayam (p1), pupuk kandang domba (p2), dan pupuk kandang kuda (p3). Sedangkan faktor kedua yakni kultivar (K) terdiri dari dua taraf: kultivar Bali Karet (k1) dan kultivar Maja Cipanas (k2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara pemberian pupuk kandang dan penggunaan kultivar bawang merah. Pemberian pupuk kandang ayam memberikan hasil paling baik terhadap beberapa parameter pengamatan yaitu pada bobot basah, bobot kering dan diameter umbi. Penggunaan kultivar Maja Cipanas memberikan hasil yang baik terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah umbi per rumpun, bobot basah dan kering umbi. Sedangkan kultivar Bali Karet memberikan respon terbaik pada parameter diameter umbi, bobot basah dan kering umbi.
TINGKAT PENGETAHUAN PETANI DALAM PEMANFAATAN PUPUK HAYATI PADA BUDIDAYA KEDELAI DI DESA SANCA KABUPATEN INDRAMAYU Miftah Dieni Sukmasari; Acep Atma Wijaya; Sri Umyati; Adi Oksifa Rahma Harti
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 4 (2022)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (364.51 KB) | DOI: 10.31949/jb.v3i4.3298

Abstract

Tujuan dilakukan pengabdian ini adalah untuk mencari tahu bagaimana tingkat pengetahuan petani tentang pupuk hayati pada budidaya tanaman kedelai. Lokasi penelitian dilaksanakan di Kelompok Tani Bantarjaya, Desa Sanca, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan Desember 2022. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, survei dan dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah daftar pertanyaan (kuesioner) dan pedoman wawancara. Konsep pada penelitian ini adalah pengetahuan dan penerapan petani dalam menggunakan pupuk hayati. Penelitian ini mengunakan beberapa variabel yaitu; Pengetahuan dengan indikator, peranan pupuk hayati, jenis pupuk, dosis pupuk, dan cara pemupukan. Metode analisis yang digunakan adalah data deskriftif kualitatif. Hasil kuisioner menunjukkan bahwa rata-rata responden memiliki tingkat pengetahuan mengenai pupuk hayati pada kategori cukup baik dengan nilai ±44%, hal ini menjadi pertimbangan untuk melakukan rangkaian kegiatan PKM lainnya guna memaksimalkan tingkat pengetahuan petani dalam hal pupuk hayati salah satunya dengan melakukan sosialisasi dan bimtek mengenai metode-metode yang berkaitan dengan pupuk hayati.
MENGGALI POTENSI EKONOMI PENGEMBANGAN TANAMAN SACHA INCHI Sri Ayu Andayani; Acep Atma Wijaya; Tri Ferga Prasetyo; Miftah Dieni Sukmasari; Sri Umyati; Hadiyan Nur Sofyan; Syiffa Safiera Wahono; Billy Adrian Fernanda; Muhamad Dendi Purwanto; Taufik Imanulyaqin; Agus Yuniawan Isyanto; Lidya Nur Amalia
Abdimas Galuh Vol 5, No 2 (2023): September 2023
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v5i2.11930

Abstract

Tanaman sacha inchi berpotensi dikembangkan secara ekonomi dengan melihat berbagai peluang manfaat bagi kesehatan, sector industry makanan, dan farmasi. Namun bukan karena belum begitu marak dibudidayakannya tanaman ini tetapi masyarakat masih belum memahami peluang-peluang komersial dan manfaat serta peluang produk turunan dari tanaman ini. Tema dari kegiatan pengabdian yaitu menggali potensi ekonomi dari pengembangan tanaman sacha inchi. Peningkatan pengetahuan, pemahaman dari potensi ekonomi tanaman sacha inchi dengan berbagai produk turunannya merupakan maksud dari kegiatan pengabdian ini. Metode dalam kegiatan pengabdian dengan menggunakan pendekatan edukasi, ceramah, penyuluhan melalui focus group discussion yang interaktif. Hasil akhir dari kegiatan ini para peserta berperan aktif dalam kegiatan melalui diskusi interaktif dan diperolehnya pengetahuan dan pemahaman yang lebih dari sebelum dilakukan kegiatan ini.
Pengaruh herbisida bentazon 400 g/l + mcpa 60 g/l terhadap gulma, pertumbuhan dan hasil tanaman padi (Oryza sativa L.) Yayan Sumekar; Rian Suryana; Acep Atma Wijaya; Umar Dani
Agrivet : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian dan Peternakan (Journal of Agricultural Sciences and Veteriner) Vol. 11 No. 2 (2023): Desember
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/agrivet.v11i2.6458

Abstract

Weeds are one of the obstacles in rice cultivation because they can reduce rice yields both in quality and quantity. Weeds compete in terms of necessities of life such as water, nutrients and sunlight. This study aims to determine the effect of betazon 400 g/l + MCPA 60 g/l in controlling weeds and the growth of paddy rice. The research was conducted in Palasah Village, Kertajati District, Majalengka Regency, West Java. The experiment used a one-factor Randomized Block Design (RBD) with seven treatments and four replications. The experiment consisted of five treatments of bentazone 400 g/l + MCPA 60 g/l at a dose of 1.5 L/ha, 2.0 L/ha, 2.5 L/ha, 3.0 L/ha, 3.5 L/ha, the comparison is in the form of manual control and without weed control. The data obtained if there is a significant difference will be further tested using the testDuncan Multiple Range Test (DMRT) at the level of 5%. The results showed that the application of the herbicide Bentazone 400 g/l + MCPA 60 g/l at a dose of 1.5 L/ha was able to suppress the growth of broadleaf weeds (Lindernia crustarcea, Spenoclia zeylanica and Marsilea crenata), sedge weeds (Cypress iria and Fimbristylis miliacea) and does not cause symptoms of toxicity (phytotoxicity) to rice plants which so that they do not interfere with their growth.