Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Pakarena

THE MEANING OF THE CIRCULAR FORMATION OF MOLULO DANCE IN THE CONTEXT OF LOCAL CULTURAL VALUES OF THE TOLAKI TRIBE Nurachmy Sahnir
JURNAL PAKARENA Vol 7, No 2 (2022): Desember
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/p.v7i2.35992

Abstract

Knowledge of the meaning contained in the Molulo dance performance relating to the context of the local cultural values of the Tolaki Tribe in Konawe Regency is contained in the floor pattern in this case a circular formation that contains a meaning based on "Kalo Sara" as a cultural symbol of the Tolaki tribe. The purpose of the study is to increase knowledge that there is a philosophy of life of the Tolaki tribe in the Molulo dance which is still maintained today. The descriptive method used by this study is to collect interview data, observation, and documentation. So that Lulo traditional dance by the Tolaki tribal community has a meaning related to local cultural values ranging from the form of movement of the position of hands and feet, the shape of the floor pattern, the displacement of dancers, and the change of dancers has a symbolic meaning in daily life by the Tolaki tribal community symbolized "Kalo sara" which is a circle pattern in the form of hand gestures and quadrangular patterns seen in the form of horizontal-vertical foot movements. The pattern that exists in Kalo sara, namely: circles, ties, and quadrangles have the local cultural value of the Tolaki tribe about unity and unity in the shape of the rattan circle, meaning the sincerity and purity of the white cloth, as well as the meaning of prosperity and well-being of the shape of the wicker container in which the rattan circle is placed. The conclusion of this study is about the meaning contained in the circular formation in the Molulo dance performance with the local cultural values of the Tolaki Tribe into several patterns of rules that must be obeyed
Tari Tomepare Karya Andi Abubakar Hamid Sebagai Representasi Nyoli Pada Masyarakat Toraja Jamilah, Andi; Padalia, Andi; Wahyuni, Sri; Sahnir, Nurachmy
JURNAL PAKARENA Vol 9, No 1 (2024): Juli
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/p.v9i1.54202

Abstract

Keunikan budaya Sulawesi Selatan tercermin pada beberapa suku atau etnis yang ada di dalam masyarakat seperti suku Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja, yang sebagian besar melibatkan seni pertunjukan dalam setiap kegiatan. Di era tahun 80 an untuk pertama kalinya ada karya tari yang memakai penari putra dan putri secara bersamaan di dalamnya. Tari Tomepare menjadi dasar gerak tari putra sehingga generasi muda penerus atau penari putra menjadi lebih percaya diri di dalam berkarya atau menjadi seorang penari. Fakta yang ada di dalam masyarakat selama ini bahwa penari putra merasa tidak percaya diri di dalam menari dikarenakan gerak-gerak putra sebagian besar mengikuti gerak putri. Perubahan dilakukan untuk memberikan ruang gerak khususnya untuk penari putra. Jenis pendekatan penelitian ini menggunakan kualitatif dengan teknik analisis koreografi berdasarkan Elizabeth R. Hayes tentang prinsip kebentukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prinsip-prinsip kebentukan yang meliputi keutuhan, variasi, repetisi, transisi, rangkaian dan klimaks yang ada di dalam tari Tomepare merupakan Representasi Nyoli pada masyarakat Toraja.
PEMBELAJARAN TARI BERBASIS KEARIFAN LOKAL BERORIENTASI KONSTRUKTIVISME DALAM MENINGKATKAN KREATIFITAS SISWA Yatim, Heriyati; Sahnir, Nurachmy; Pratamawati, E W Suprihatin Dyah
JURNAL PAKARENA Vol 9, No 2 (2024): Desember
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/p.v9i2.66867

Abstract

Pembelajaran tari berbasis kearifan lokal adalah tari yang berpijak pada budaya setempat, yang merupakan warisan tradisonal, yang menjadikan ciri suatu daerah dapat dikenal, bertujuan untuk pendokumentasian, dan usaha untuk menemukan adanya solusi dalam mengatasi permasalahan pembelajaran yang ada disekolah. Mata pelajaran Seni tari yang bermuatan lokal selayaknya diberikan disekolah karena keunikan, serta makna dan kegunaannya bagi kebutuhan perkembangan siswa, yang terletak pada pemberian pengalaman estetis berupa kegiatan ekspresif/kreatif. Masalah penelitian dirumuskan: 1)Bagaimana pembelajaran tari bermuatan lokal dapat diterapkan disekolah Dasar, 2) Bagaimana meningkatkan kualitas guru dalam pembelajaran seni tari berbasis kearifan lokal berorientasi konstruktivime dalam meningkatkan keterampilan siswa. Pendekatan penelitian adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data, studi pustaka, observasi, wawancara dan dokumentasi dari pakar Pendidikan dan pakar tari. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, Agar pembelajaran tari berjalan efektif sesuai dengan kurikulum, guru harus dapat menguasai materi pembelajaran seni tari bukan hanya teori juga materi praktek, dengan cara mengikuti kursus pelatihan tari yang ada di sanggar tari, atau Lembaga lainnya, selain itu, guru harus lebih mengembangkan wawasan dengan menciptakan suasana pembelajaran yang lebih kreatif dengan cara menginstruksikan kepada siswa untuk dapat memperagakan gerak gerak tari yang bercirikan khas daerah yang telah dikembangkan yang merupakan ciri dari kearifan lokal, juga dengan adanya artikel ini memberi pemahaman tentang kondisi pemebelajaran seni tari berbasis kearifan lokal yang berorientasi konstruktifisme dalam meningkatkan kreativitas peserta didik dengan membuka wawasan guru sekolah dasar, dengan menyiapkan produk bahan ajar seni tari yang berbasis kearifan lokal dengan pendekatan konstruktifisme, juga mengupayakan perangkat pembelajaran berupa video pembelajaran seni tari yang dikemas dengan baik dan menarik,