Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

GAMBARAN KADAR KREATININ DARAH PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUANG ICCU RSUD DR. M.YUNUS PROVINSI BENGKULU Ardiansyah, Dicky; Farizal, Jon; Irnameria, Dira
Journal of Nursing and Public Health Vol 6 No 2 (2018)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.848 KB) | DOI: 10.37676/jnph.v6i2.642

Abstract

Latar Belakang: Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit jantung pembuluh darah yang disebabkan karena penyempitan arteri koroner. Penyempitan pembuluh darah terjadi karena aterosklerosis atau spasme atau keduanya, sehingga dapat mengakibatkan terjadi ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan oksigen. Menurut World Health Organizations (WHO) jumlah orang yang meninggal akibat jantung di dunia setiap tahun diperkirakan sekitar 15 juta orang, sama dengan 30% total kematian di dunia. Kreatinin merupakan hasil pemecahan kreatin fosfat otot, diproduksi oleh tubuh secara konstan tergantung massa otot dan secara normal akan dikeluarkan dari dalam pembuluh darah melalui ginjal, sehingga peningkatan kadar kreatinin dapat menunjukan terjadinya kegagalan fungsi ginjal. Nilai kreatinin yang meningkat menunjukan penurunan fungsi ginjal. Penurunan fungsi ginjal akan meningkatkan faktor resiko penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner.Tujuan : Untuk mengetahui gambaran kadar kreatinin pada pasien penyakit jantung koroner di ruang rawat inap ICCU RSUD dr. M.Yunus Provinsi Bengkulu.Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey deskriptif dengansampel sebanyak 31 orang dengan menggunakan metode Accidental sampling. Sampel diukur dengan alat Architect C4000.Hasil : Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden kadar kreatinin darah normal adalah 74,19% dan sebagian kecil responden kadar kreatinin meningkat adalah 25,81% Kesimpulan : gambaran kadar kreatinin darah pada penderita penyakit jantung koroner di ruang ICCU RSUD dr. M.Yunus Provinsi Bengkulu menunjukkan bahwa 74,19% pasien memiliki kadar kreatinin normal dan 25,81% pasien memiliki kadar kreatinin meningkat.
KARAKTERISASI KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT DURIAN PADA SUHU KARBONISASI 300 °C MENGGUNAKAN ZAT AKTIVATOR NATRIUM HIDROKSIDA DAN ASAM SULFAT Irnameria, Dira
Journal of Nursing and Public Health Vol 8 No 1 (2020)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.735 KB) | DOI: 10.37676/jnph.v8i1.1009

Abstract

Latar belakang : Karbon aktif merupakan salah satu contoh zat kimia yang memiliki beberapa sifat spesifik, diantaranya porositas yang tinggi, luas permukaan yang besar, bersifat sangat aktif dan mampu menyerap apa saja yang berkontak dengan karbon aktif tersebut. Karbon aktif dapat diproduksi dari sejumlah material prekursor seperti kayu, limbah pertanian, batubara, resin sintetis dan sebagainya. Salah satunya adalah limbah kulit durian. Limbah kulit durian yang dibiarkan dapat menimbulkan bau yang tidak sedap dan jika dibakar dapat menimbulkan pencemaran udara. Salah satu penanganan limbah kulit durian adalah dengan mengolah kulit durian menjadi karbon aktif, yang dapat dimanfaatkan sebagai adsorben limbah cair. Metode: Penelitian ini menggunakan cara eksperimental di laboratorium dengan beberapa tahapan kerja, yaitu : pembuatan arang kulit durian, aktivasi karbon kulit durian secara kimia dan karakterisasi karbon aktif dengan menggunakan metoda FTIR, SEM-EDS dan BET. Hasil: Hasil FTIR sampel karbon sebelum dan sesudah diaktivasi menggunakan larutan NaOH dan H2SO4 25% memiliki spektrum IR yang menunjukkan adanya gugus -OH, C – H dan C = O pada permukaan karbon; sampel karbon dengan suhu karbonisasi 300 oC menunjukkan diameter pori yang berbeda yaitu sebesar 1,162 μm (sampel A), 1,790 μm (sampel A1) dan 1,214 μm (sampel A2); dan sampel karbon juga menunjukkan luas permukaan yang berbeda yaitu sebesar 421,133 m2/g (sampel A1) dan 51,019 m2/g (sampel A2). Simpulan: Berdasarkan data karakterisasi yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa spektrum IR dari semua sampel menunjukkan adanya gugus -OH, C – H dan C = O pada permukaan karbon, terdapat pori pada sampel yang memiliki diameter pori dan luas permukaan yang berbeda.
Resistance Test of Bacterial Causes of Urinary Tract Infection Against Ciprofloxacin and Ceftriaxone Antibiotics Zamharira Muslim; Aisyah Novrianti; Dira Irnameria
SANITAS: Jurnal Teknologi dan Seni Kesehatan Vol 11 No 2 (2020): SANITAS Volume 11 Nomor 2 Tahun 2020
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36525/sanitas.2020.19

Abstract

Urinary Tract Infection (UTI) is an infection caused by bacteria in the urinary tract. UTI is the second infectious disease after respiratory infections with the highest number of cases of 8.3 million each year. The main therapy for UTIs is the use of antibiotics. However, at present there are many incidents of antibiotic resistance. This study aims to determine the sensitivity of antibiotics to bacteria that cause urinary tract infections. Sampling was taken using accidental sampling method and willing to fit the research context. The antibiotics tested were Ciprofloxacin and Ceftriaxone. The number of samples in this study was 18 samples with the finding of 15 Gram positive and 3 Gram negative samples after Gram staining. The results of the examination of the inhibition zone diameter of the ciprofloxacin antibiotic were mostly resistance (72.2%), a small proportion of intermediates (5.6%), and a small proportion were still sensitive (22.2%). Ceftriaxone antibiotic almost all (77.8%) resistance, a small proportion (5.6%) intermediates, a small proportion (16.7%) sensitive to urinary tract infections. From these results it can be concluded that the inhibition zone diameter of ciprofloxacin and ceftriaxone antibiotics is mostly resistant, so it is less effective for use in the treatment of urinary tract infections.
Differences In the Antioxidant Activity of Sungkai Leaf Extract Using Methanol And Aquades Solvents Dira Irnameria; Yenni Okfrianti
AGRITEPA: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian Vol 10 No 1 (2023)
Publisher : UNIVED Press, Dehasen University Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/agritepa.v10i1.3158

Abstract

The antioxidant activity of natural product extracts is influenced by the type of solvent that plays an active role in binding secondary metabolites such as saponins and flavonoids. Sungkai leaves (Peronema canescens Jack) are plants that have been shown to contain secondary metabolites that have antioxidant activity. The purpose of this study was to determine the differences in the antioxidant activity of Sungkai leaves with different solvents. Sungkai leaves (Peronema canescens Jack) used in this study were obtained in Central Bengkulu Regency, Bengkulu Province. Sungkai leaves are extracted with two types of solvents, namely methanol and distilled water. Furthermore, the analysis of antioxidant activity was carried out using the DPPH method. The results showed that the antioxidant activity of IC50 (inhibitor concentration 50) was 45.709 ppm, which was very strong in methanol extract. Antioxidant activity in distilled water is known to have an IC50 value of 53.979 ppm, which means strong. Furthermore, it can be concluded that the existence of differences in solvents can affect the level of antioxidant activity of Sungkai leaves. Methanol solvent contains stronger antioxidant activity than distilled water.
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Sungkai (Peronema canescens Jack) Okfrianti, Yenni; Irnameria, Dira; Bertalina, Bertalina
Jurnal Kesehatan Vol 13 No 2 (2022): Jurnal Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jk.v13i2.3200

Abstract

Sungkai plants (Peronema canescens Jack) are found in the Central Bengkulu region. Sungkai leaves contain alkaloids, flavonoids, phenolics, and saponins that act as natural antioxidants. The antioxidant activity of old and young sungkai leaves was analyzed using the DPPH method. Sungkai leaves are known to contain antioxidant activity, which is indicated by the change in DPPH color from purple to clear yellow. The results showed strong antioxidant activity with IC50 values (inhibitor concentration 50) of 50.838ppm for young sungkai leaves and 52.835ppm for old sungkai leaves.
Increasing Self-Medication Knowledge of Administrators in the Child Social Welfare Institution Muslim, Zamharira; Susilo, Avrilya Iqoranny; Pudiarifanti, Nadia; Meinisasti, Resva; Krisyanella, Krisyanella; Khasanah, Heti Rais; Irnameria, Dira
Media Karya Kesehatan Vol 6, No 2 (2023): Media Karya Kesehatan
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mkk.v6i2.44731

Abstract

Child Welfare Institution (CWI) managers often provide self-treatment or self-medication when foster children experience mild symptoms of illness. In its implementation, self-medication often results in inaccuracies. For this reason, it is necessary to increase the self-medication knowledge capacity of CWI managers in Bengkulu City. The aim of this activity is to increase knowledge about self-medication by CWI managers. This activity provides knowledge about how to manage medicines properly and correctly. The training was given using the Active Human Learning Method which was attended by 30 people. Based on the pretest results, the average score was 5.73, while the posttest results showed an increase in the average score to 7.27 and was tested by an independent t-test (p=0.000). Increasing this knowledge is important in supporting rational drug use programs. Keywords: Child Welfare Institutions, knowledge, self-medication.
Optimasi Formulasi Sediaan Masker Wajah Gel Peel-Off Dari Ekstrak Etanol Kulit Jeruk Nipis (Citrus Aurantiifolia Cortice) Berdasarkan Variasi Konsentrasi PVA Krisyanella, Krisyanella; Nadeak, Bella Nadeak; Meinisasti, Resva; Irnameria, Dira
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga Vol 9 No 2 (2024): JURNAL AKADEMI FARMASI PRAYOGA
Publisher : Jurnal Akademi Farmasi Prayoga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PVA pada formula sediaan masker gel Peel-off berfungsi sebagai basis pembentuk lapisan film, sehingga sediaanmudah dikelupas saat telah mengering . Menurut teori, Konsentrasi PVA pada sediaan masker gel peel of akanberpengaruh pada pH, viskositas, daya lekat, daya sebar dan waktu mengering. Berdasarkan literatur rangekonsentrasi PVA yaitu 7-10%.Namun pada penelitian yang telah dilakukan oleh Rian Karnelo (2012), sediaan maskergel peel of dari ekstrak etanol kulit jeruk nipis menunjukkan karakteristik sediaan yang baik pada konsentrasi PVA15%. Tujuan penelitian : Untuk mengetahui Masker Wajah Gel Peel-off Ekstrak Etanol Kulit Jeruk Nipis (C.aurantifolia) yang memiliki karakteristik terbaik berdasarkan variasi konsentasi PVA 7%, 10%, 15%. MetodePenelitian : Metode Eksperimental Laboratorium. Hasil Penelitian : Semakin tinggi konsentrasi PVA yang digunakanakan menghasilkan sediaan masker yang lebih kental sehingga daya sebar semakin kecil dan waktu sediaan mengeringsemakin cepat. Seluruh formula memenuhi standar sediaan masker gel peel of. Tidak ada pengaruh konsentrasi PVAterhadap organoleptis, homogentias dan nilai pH. Namun semakin tinggi konsentrasi PVA, menyebabkab sediaansemakin cepat mengering. Berdasarkan uji hedonik 100% responden lebih menyukai tekstur dari Formula 3 (PVA15%). Kesimpulan : Ketiga formula memenuhi syarat masker gel Peel-off , namun Formula 3 (PVA 15%) memilikikarakteristik terbaik pada uji daya sebar, uji waktu mengering dan uji hedonik
Pola Penggunaan Antidiabetes Pada Penderita Diabetes Melitus Yang Terinfeksi Covid-19 Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M.Yunus Bengkulu Pudiarifanti, Nadia; Susilo, Avrila Iqoranny; Irnameria, Dira
Generics: Journal of Research in Pharmacy Vol 5, No 1 (2025): Generics: Journal of Research in Pharmacy, Volume 5, Edisi 1, 2025
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/genres.v5i1.24814

Abstract

Latar belakang: Virus Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-Cov 2) atau Covid-19 telah menyebar dengan sangat cepat melalui udara yang menyebabkan lebih dari 4,2 juta kasus kematian di dunia. Virus ini memberikan dampak negatif pada beberapa penderita penyakit kronik. Salah satu yang terkena dampaknya adalah penderita diabetes mellitus. Tujuan : penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan antidiabetes dan outcome penderita diabetes yang terinfeksi Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah M.Yunus Bengkulu. Metode: penelitian ini adalah penelitian ini deskriptif dengan pengambilan data secara total sampling. Data diambil melalui rekam medis pada RSUD M.Yunus Bengkulu rawat inap pada tahun 2021 sebanyak 62 pasien. Hasil : berdasarkan hasil penelitian di dapatkan pola pengobatan antidiabetes pada pasien Covid-19 yaitu 4,48% tidak diberikan antidiabetes, 14,51% diberikan antidiabetes oral, 54,83% diberikan Insulin, dan 25,80% diberikan kombinasi insulin dan antidiabetes oral. Outcome terapi didapatkan 64,5% pasien sembuh dan 35,5% pasien dinyatakan meninggal.  Kesimpulan : Pola terapi antidiabetes paling banyak adalah kombinasi Insulin (Insulin Long acting dan rapid acting) dengan outcome pasien dinyatakan sembuh. Saran : Penelitian lanjut terkait efek samping pasien diabetes yang di diagnosa Covid-19 dan interaksi obat yang digunakan pada pasien.
Pola Penggunaan Antidiabetes Pada Penderita Diabetes Melitus Yang Terinfeksi Covid-19 Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M.Yunus Bengkulu Pudiarifanti, Nadia; Susilo, Avrila Iqoranny; Irnameria, Dira
Generics: Journal of Research in Pharmacy Vol 5, No 1 (2025): Generics: Journal of Research in Pharmacy, Volume 5, Edisi 1, 2025
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/genres.v5i1.24814

Abstract

Latar belakang: Virus Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-Cov 2) atau Covid-19 telah menyebar dengan sangat cepat melalui udara yang menyebabkan lebih dari 4,2 juta kasus kematian di dunia. Virus ini memberikan dampak negatif pada beberapa penderita penyakit kronik. Salah satu yang terkena dampaknya adalah penderita diabetes mellitus. Tujuan : penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan antidiabetes dan outcome penderita diabetes yang terinfeksi Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah M.Yunus Bengkulu. Metode: penelitian ini adalah penelitian ini deskriptif dengan pengambilan data secara total sampling. Data diambil melalui rekam medis pada RSUD M.Yunus Bengkulu rawat inap pada tahun 2021 sebanyak 62 pasien. Hasil : berdasarkan hasil penelitian di dapatkan pola pengobatan antidiabetes pada pasien Covid-19 yaitu 4,48% tidak diberikan antidiabetes, 14,51% diberikan antidiabetes oral, 54,83% diberikan Insulin, dan 25,80% diberikan kombinasi insulin dan antidiabetes oral. Outcome terapi didapatkan 64,5% pasien sembuh dan 35,5% pasien dinyatakan meninggal.  Kesimpulan : Pola terapi antidiabetes paling banyak adalah kombinasi Insulin (Insulin Long acting dan rapid acting) dengan outcome pasien dinyatakan sembuh. Saran : Penelitian lanjut terkait efek samping pasien diabetes yang di diagnosa Covid-19 dan interaksi obat yang digunakan pada pasien.
Penetapan Kadar Rhodamin B Pada Lipstik Yang Beredar Di Kota Bengkulu Dengan Metode KLT Dan Spektrofotometri UV-Vis Angraini, Zelni Fadila; Irnameria, Dira; Muslim, Zamharira
Jurnal Pharmacopoeia Vol 4 No 1 (2025): Maret 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/jp.v4i1.695

Abstract

Masyarakat terutama wanita dituntut untuk lebih menarik dan sehat terutama dari segi penampilan. Bahkan, dana yang dikeluarkan untuk membeli kosmetik tidaklah sedikit salah satunya adalah membeli lipstik. Pewarna pada lipstik berdasarkan sumbernya ada dua yaitu, pewarna alami dan pewarna buatan. Misalnya dari pewarna sintetis dari zat kimia seperti Rhodamin B. Penggunaan Rhodamin B dilarang oleh pemerintah dalam bahan Makanan, Minuman, maupun kosmetik tetapi, masih sering digunakan secara illegal karena, Rhodamin B bisa menyebabkan iritasi pada kulit dan saluran pernafasan. Tujuan dari penelitian ini untuk diketahuinya kandungan Rhodamin B pada lipstik yang beredar di Kota Bengkulu. Berdasarkan hasil penelitian, sampel yang mengandung Rhodamin B yaitu pada sampel 2,3,4,5,6,7,8,9 dengan nilai Rf 0,9285. Sehingga 8 sampel dapat dinyatakan positif mengandung Rhodamin B karena memiliki nilai Rf yang sama atau saling mendekati dengan selisih nilai <0,05 cm dengan baku pembanding dan 1 sampel dinyatakan negatife karena memiliki nilai Rf >0,05. Berdasarkan  pengujian  diperoleh hasil bahwa sampel berikut mengandung Rhodamin B, yaitu sampel 2 (17 ppm), sampel 3  (16 ppm), sampel 4 (5 ppm), sampel 5 (8 ppm), sampel 6 (16 ppm),  sampel 7 (6 ppm),  sampel 8 (38 ppm), dan sampel 9 (34 ppm).  Dapat disimpulkan bahwa dari 9 sampel lipstik yang telah di uji terdapat 8 sampel lipstik yang positif mengandung zat warna Rhodamin B dan sampel 8 yang diambil dari Kecamatan Selebar Kota Bengkulu menunjukkan kadar Rhodamin B paling tinggi.