Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Supplementation of ZnSO4 and Zn-Cu Isoleucinate in Ration to Improve Growth and Body Immunity of Young Male Bali Cattle Hartati, E; Saleh, A; Sulistijo, ED; Ratuwaloe, JJA
ANIMAL PRODUCTION Vol 14, No 3 (2012): September
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman, Faculty of Animal Science, Purwokerto-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.868 KB)

Abstract

Abstract. An experiment was conducted to evaluate the supplementation of zinc sulphate and Zn-Cu isoleucinate in the local feeds basal diet of young male Bali cattle. The experimental design used was randomized completely block design. The experimental animal were randomly assigned into four group of treaments diet were formulated as: R0= 60% ammoniated “kume“ grass standinghay + 40% concentrate; R1 = R0 + 150 mg ZnSO4.kg-1 DM concentrate + 1 % Zn-Cu isoleucinate; R2 = R0 + 150 mg ZnSO4.kg-1 DM concentrate + 2 % Zn-Cu isoleucinate; R3 = R0 + 150 mg ZnSO4.kg-1 DM concentrate + 3 % Zn-Cu isoleucinate. The basal diet consisted of ammoniated “kume“ grass standinghay, while  concentrate consisted of corn meal, rice bran, coconut cake, fish meal, lemuru oil  and premix. The crude protein content of basal diet was 17%, while total digestible nutrients (TDN) was 78%. The supplementation of zinc sulphate and and Zn-Cu isoleucinate in the diet did not increase significantly crude protein consumption, zinc and cuprum concentration, N and energi retention. However supplementation zinc sulphate and Zn-Cu isoleucinate increase significantly dry matter, energy, zinc and cuprum consumption, zinc and cuprum  absorbtion, phosphatase alkaline, growth and imonoglobulin concentration of young male Bali cattle. The highest daily gain (0.721.day-1) was achieved at level of ZnSO4 and Zn-Cu isoleucinate supplementation of 150 mg ZnSO4 kg-1 concentrate and 2% Zn-Cu isoleucinate kg-1 diet. Key words: Bali cattle, Zn-SO4, Zn-Cu isoleucinate, growth, immunoglobulin  Abstrak. Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi penambahan seng sulfat dan isoleusinate  Zn-Cu dalam pakan lokal basal pada sapi Bali jantan muda.  Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok.  Hewan percobaan secara acak dibagi menjadi empat kelompok perlakuan pakan yaitu R0 = 60% rumput  “kume” hay teramoniasi + 40% konsentrat, R1 = R0 + 150 mg ZnSO4 kg-1 DM konsentrat + 1% isoleusinate Zn-Cu, R2 = R0 + 150 mg ZnSO4 kg-1 DM konsentrat + 2% isoleusinate Zn-Cu, R3 = R0 + 150 mg konsentrat ZnSO4 kg-1 DM + 3% isoleusinate Zn-Cu.  Pakan basal terdiri dari rumput  "kume" hay teramoniasi, sedangkan konsentrat terdiri dari tepung jagung, dedak padi, bungkil kelapa, tepung ikan, minyak lemuru dan premix.  Kandungan protein kasar pakan basal adalah 17%, sedangkan total nutrisi tercerna (TDN) adalah 78%.  Penambahan seng sulfat dan dan isoleusinate Zn-Cu dalam pakan tidak secara signifikan meningkatkan konsumsi protein kasar, seng dan konsentrasi tembaga, N dan retensi energi.  Namun penambahan seng sulfat dan isoleusinate Zn-Cu secara signifikan meningkatkan bahan kering, energi, seng dan konsumsi tembaga, penyerapan seng dan tembaga, basa fosfatase, pertumbuhan dan konsentrasi imunoglobulin pada sapi Bali muda jantan. Pertambahan bobot badan harian tertinggi (0.721 kg day-1) yang dicapai pada tingkat penambahan ZnSO4 dan Zn-Cu isoleusinate 150 mg ZnSO4 kg-1 konsentrat dan 2% Zn-Cu isoleusinate kg-1 pakan. Kata kunci: sapi Bali, Zn-SO4, Zn-Cu isoleusinate, pertumbuhan, imunoglobulin E Hartati et al/Animal Production 14(3):180-186, September 2012
PEMANFAATAN STANDINGHAY RUMPUT KUME AMONIASI DENGAN PENAMBAHAN ZnSO DAN Zn-Cu ISOLEUSINAT DALAM RANSUM UNTUK MENGOPTIMALKAN KONSUMSI, KECERNAAN DAN KADAR GLUKOSA DARAH SAPI BALI DARA Erna Hartati; A. Saleh; E.D. Sulistijo
Pastura : Jurnal Ilmu Tumbuhan Pakan Ternak Vol 3 No 2
Publisher : Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.605 KB) | DOI: 10.24843/Pastura.2014.v03.i02.p08

Abstract

Suatu penelitian telah dilakukan bertujuan mengevaluasi pemanfaatan standinghay rumput kume amoniasimdengan penambahan ZnSO dan Zn-Cu isoleusinat dalam ransum basal yang dapat mengoptimalkan peningkatankonsumsi dan kecernaan zat-zat makanan serta kadar glukosa darah. Penelitian menggunakan enam belas ekor sapi Bali dara dan secara acak dikelompokkan ke dalam empat perlakuan pakan yaitu: R4=Standinghay rumputkume amoniasi + konsentrat (60:40); R1= R0+ 150 mg ZnSO4/kg BK konsentrat + 1 % Zn-Cu isoleusinat/kg BK ransum; R2=R0 + 150 mg ZnSO4/kg BK konsentrat + 2 % Zn-Cu isoleusinat/kg BK ransum; R + 150mg ZnSO/kg BK konsentrat + 3 % Zn-Cu isoleusinat/kg BK ransum. Ransum basal terdiri dari standinghay rumput kume amoniasi dan konsentrat dengan kandungan protein 17% dan Total Digestible Nutrient (TDN) 78%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ZnSO443=R dan Zn-Cu isoleusinat berpengaruh sangat signifikan (P<0.01) terhadap peningkatan konsumsi dan kecernaan zat-zat makanan, dan berpengaruh signifikan (P<0.05) terhadap peningkatan kadar glukosa darah. Hasil terbaik terhadap konsumsi dan kecernaan zatzat makanan dan kadar glukosa darah dicapai pada level penambahan ZnSO dan Zn-Cu isoleusinat 150 mg ZnSO44/kg BK konsentrat dan 3 % Zn-Cu isoleusinat/kg BK ransum, akan tetapi tidak terdapat perbedaanyang signifikan antara penambahan 3% dan 2% Zn-Cu isoleusinat/kg BK ransum. Dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan standinghay rumput kume dengan penambahan 150 mg ZnSO/kg BK konsentrat dan 2 % ZnCu isoleusinat/kg BK ransum dapat mengoptimalkan konsumsi dan kecernaan zat-zat makanan serta kadar glukosa darah.
Social Cultural Characteristics of Farmers and Types of Plant Cultivated on Local Native Forage Sources in Kupang Regency Edi Djoko Sulistijo; Upik Syamsiar Rosnah
Buletin Peternakan Vol 46, No 2 (2022): BULETIN PETERNAKAN VOL. 46 (2) MAY 2022
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v46i2.71548

Abstract

The local native forage sources in Kupang Regency have their own specifications due to different management. This research is aimed at describing socio- cultural characteristics of farmers and the types of plant cultivated on local native forage sources planted in the farms in Kupang Regency. It was conducted in Oeletsala Village, Taebenu Sub-District, Kupang Regency from August 2015 to April 2017. The research method was survey, direct observation and measurement in the field as well as secondary data collection. The data were analyzed descriptively in the form of averages, tables and graphs. The results showed that amarasi farm were more widely distributed than dry mamar and selobua. Most of the farmers were at their productive age, have elementary school education, and 1-4 family members. The background of farming and the reasons for choosing the type of farms were varied. Likewise, the types of plants were also varied. Utilization of the types of plants have experienced a shift from conservation goals to multi-function. In amarasi, dry mamar and selobua farm were found 62, 77 and 53 types of plants. Forage which is commonly used at the farmer level were 13 species dominated by Leucaena leucocephala. While, 23 other commodities were not forage and they were harvested in certain seasons and for household needs. In conclusion, the farmers were at their productive age, with low education, and small family size. The background of establishing the farms and the reasons for choosing the type of farms varied. The types of plants have been shifted from conservation goals to being multi-purposes. The types of plants that were widely developed other than forage are dominated by food crops and horticulture. The three types farms can have a positive impact on feed and food security, source of farmer’s income and land conservation
Pengaruh Pemberian Konsentrat Mengandung Tepung Ubi Kayu dan Bonggol Pisang Sebagai Sumber Energi Alternatif Terhadap Konsumsi dan Kecernaan Serat Kasar serta Lemak Kasar Sapi Bali Penggemukan Pola Peternak: The Effect Giving of Concentrate Containing Casava Flour and BananaWeevil As an Alternative Energy Source on the Consumption and Digestibility of Crude Fiber and Crude Fat of Bali Cattle Fattening Farmers Pattern Santi Diana Karuhgair; Edi Djoko Sulistijo; Marthen Yunus
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 4 No. 2 (2022): Juni
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57089/jplk.v4i2.936

Abstract

Tujuan studi ini adalah untuk mempelajari efek pemberian konsentrat mengandung tepung ubi kayu dan bonggol pisang terhadap konsumsi dan kecernaan serat kasar serta lemak  kasar pada sapi bali penggemukan pola peternak. Penelitian ini menggunakan sapi jantan umur 1-1,5 tahun sejumlah 4 ekor, dan berat badan awal 133-155kg dengan rata-rata 144kg ± 10,231. Metode yang digunakan yaitu eksperimen menggunakan rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 periode sebagai ulangan. Perlakuan tersebut adalah P0: pakan pola peternak + konsentrat mengandung bonggol pisang 40% dan ubi kayu 60%, P1: pakan pola peternak + konsentrat mengandung bonggol pisang 50% dan ubi kayu 50%, P2: pakan pola peternak + konsentrat mengandung bonggol pisang 60% dan ubi kayu 40%, P3: pakan pola peternak + konsentrat mengandung bonggol pisang 70% dan ubi kayu 30%. Hasil penelitian menunjukan bahwa konsumsi serat kasar (g/e/h) P0=557,86±42,47;  P1=567,38±13,53; P2=578,83±39,70;  P3=580,96±24,82, konsumsi lemak kasar (g/e/h)  P0=104,83±7,56; P1=109,06±2,41; P2= 106,00±7,06; P3=104,98±4,14, kecernaan serat kasar (%) P0=47,87±4,67; P1=47,10±7,56; P2=43,32±1,78; P3=42,75±1,93, kecernan lemak kasar (%) P0=59,28±7,52; P1=54,75±5,68; P2=54,38±3,67; P3=54,91±3,78. Analisis statistik menunjukan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi serat kasar, konsumsi lemak kasar, kecernaan serat kasar dan kecernaan lemak kasar. Disimpulkan bahwa pakan konsentrat mengandung tepung ubi kayu dan bonggol pisang memiliki efek yang sama terhadap konsumsi serat kasar, konsumsi lemak kasar, kecernaan serat kasar dan kecernaan lemak kasar sapi Bali penggemukan pola peternak. Kata kunci : Bonggol Pisang , Konsentrat, Konsumsi dan Kecernaan, Pola Peternak, Sapi Bali Penggemukan, Ubi Kayu. ABSTRACT  The purpose of this study was to study the effect of giving  concentrate containing cassava flour and banana weevil on the consumption and digestibility of crude fiber and crude fat of bali cattle fattening farmers pattern. This research used four bulls1-1.5 years old was used with an initial  body weight of 138-155kg with an average of 144kg±10,231.The method was used the Latin Square design (LSD) which consists of 4 treatments and 4 periods as replications. The treatments are P0 : farmer pattern feed + concentrate contain 40% banana weevil and 60% cassava, P1 : farmer pattern feed + concentrate contain 50% banana weevil and 50% cassava, P2: farmer pattenfeed + concentrate contain 60% banana weevil and 40% cassava, P3: farmer pattern feed + concentrate contain 70% banana weevil and 30% cassava. The result showed that consumption of crude fiber (g/h/d) P0 = 557.86 ± 42.47; P1 = 567.38 ± 13.53; P2 = 578.83 ± 39.70; P3 = 580.96 ± 24.82, crude fat consumption (g/h/d); P0= 104.83 ± 7.56; P1= 109.06 ± 2.41; P2= 106.00 ± 7.06; P3= 104.98 ± 4.14, crude fiber digestibility (%) P0= 47.87 ± 4.67; P1= 47.10 ± 7.56; P2= 43.32 ± 1.78; P3= 42.75 ± 1.93, crude fat digestibility (%); P0= 59.28 ± 7.52; P1= 54.75 ± 5.68; P2= 54.38 ± 3.67; P3= 54.91 ± 3.78. Statistical analysis showed that the treatment had no significant effect (P>0.05) on crude fiber consumption, crude fat consumption, crude fiber digestibility and crude fat digestibility. It was concluded  that giving containing cassava flour and banana weevil gave the same effect  between treatment on crude fiber consumption, crude fat consumption, crude fiber digestibility and crude fat digestibility of Bali cattle fattening farmers pattern.  
Pengaruh Level Pupuk Cair Daun Kelor (Moringa oleifera) terhadap Kandungan Nutrisi Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum cv. Mott) pada Tanah Bekas Tambang Mangan: The Effect of Level Moringa’s (Moringa oleifera) Liquid Organic Fertilizer on the Nutrition Content ofMini Elephant Grass (Pennisetum purpureum cv.Mott) in Ex-Manganese Mining Soil Haardiningsih Muhiddin; Edi Djoko Sulistijo; Herayanti Panca Nastiti
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 4 No. 3 (2022): September
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57089/jplk.v4i3.1270

Abstract

Suatu penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk cair daun kelor (Moringa oleifera) terhadap kandungan nutrisi rumput gajah mini (Pennisetum purpureum cv. Mott) pada tanah bekas tambang mangan. Penelitian berlangsung selama 4 bulan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan yaitu K0: kontrol, K1: 100 ml pupuk cair, K2: 200 ml pupuk, K3: 300 ml pupuk cair. Variabel yang diukur adalah kandungan protein kasar, serat kasar, lemak kasar serta mineral kalsium. Data dianalisis dengan menggunakan analisis ragam. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kandungan protein kasar, kandungan lemak kasar, dan mineral kalsium tetapi berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap serat kasar. Uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa antar perlakuan K0: K3, K1: K2, dan K1:K3 berbeda sangat nyata (P<0,01) pada parameter protein kasar dan mineral kalsium (Ca). Selanjutnya K0:K1, K2; K1: K2, K3; K2:K3; K0;K1, K2, K3 berbeda nyata (P<0,05) pada protein kasar, lemak kasar dan mineral kalsium (Ca). Sedangkan K1: K2: K3 berbeda tidak nyata (P>0,05) pada kandungan lemak kasar. Disimpulkan bahwa semakin tinggi level pupuk cair daun kelor (Moringa oleifera) maka kandungan nutrisi rumput gajah mini (Pennisetum purpureum cv. Mott) semakin tinggi. Kandungan nutrisi rumput gajah mini tertinggi dicapai pada level 300 ml dengan rataan kandungan protein kasar (10,15%), serat kasar. (42,93%), lemak kasar (1,15%) dan mineral kalsium (0,61%).   A study aims to determine the effect of applying Moringa oleifera (Moringa oleifera) liquid fertilizer on the nutritional content of mini elephant grass (Pennisetum purpureum cv. Mott) on ex-manganese mining soil. The study lasted for 4 months. The research design used was a completely randomized design with 4 treatments and 4 replications, namely K0: no treatment (control), K1: 100 ml of liquid fertilizer, K2: 200 ml of fertilizer, K3: 300 ml of liquid fertilizer. The variables measured is crude protein, crude fiber, crude fat and calcium minerals. The data obtained were analyzed using analysis of variance. The results of the study showed that the treatment had a significant effect (P<0.05) on the nutritional content of crude protein, crude fat and calcium minerals but had no significant effect (P>0.05) on crude fiber content. Duncan's Multiple Range Test showed that there is a significant difference (P<0.01) between the treatments of K0:K3 and K1: K2; K1:K3 on crude protein content and calcium (Ca) content. Furthermore, between K0:K1, K2; K1: K2, K3; K2;K3; K0;K1, K2, K3 were significantly different (P<0.05) in crude protein, crude fat and calcium (Ca) content. While K1: K2: K3 was not significantly different (P>0.05) on crude fat content. It was concluded that the higher the level of liquid fertilizer of Moringa leaves (Moringa oleifera), the higher the nutrient content of mini elephant grass (Pennisetum purpureum cv. Mott). The highest nutritional content of mini elephant grass was achieved at the level of 300 ml with an average crude protein content (10.15%), crude fiber. (42.93%), crude fat (1.15%) and calcium minerals (0.61%).  
Pengaruh Level Pupuk Organik Cair Daun Kelor terhadap Produksi Rumput Gajah Mini pada Tanah Latosol: The Effect of Liquid Organic Fertilizer Level of Moringa Leaves on Mini Elephant Grass Production in Latosol Soil Defri Debora Lenci Missa; Domingus Benyamin Osa; Edi Djoko Sulistijo
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 5 No. 1 (2023): Maret
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The research aimed at examining the effect of doses of liquid organic fertilizer on Moringa leaves (Moringa oleifera) on the production of mini elephant grass (Pennisetum purpureum cv. Mott) on latosol soil, was conducted in Kayu Putih Village, Oebobo District, Kupang City for 3 months. This study was designed based on a completely randomized design with four treatments and four replications. The four treatments were: M0: without Moringa liquid fertilizer (control), M1: 100 ml Moringa liquid fertilizer, M2: 200 ml Moringa liquid fertilizer, M3: 300 ml Moringa liquid fertilizer. The parameters observed were the production of fresh, dry and organic matter. The results of the analysis of variance showed that the treatment had no significant effect (P>0.05) on mini elephant grass production. It was concluded that the application of 100 ml of liquid organic fertilizer for Moringa leaves tended to give better results on the production of mini elephant grass on latosol soil. Penelitian yang bertujuan untuk mengkaji pengaruh level dosis pupuk organik cair daun kelor (Moringa oleifera) terhadap produksi rumput gajah mini (Pennisetum purpureum cv. Mott) pada tanah latosol, telah dilakukan di Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang selama 3 bulan. Penelitian ini didesain berdasarkan rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan dan empat ulangan. Ke empat perlakuan adalah: M0: tanpa pupuk cair daun kelor (kontrol), M1: 100 ml pupuk cair daun kelor, M2: 200 ml pupuk cair daun kelor, M3: 300 ml pupuk cair daun kelor. Parameter yang diamati adalah produksi bahan segar, bahan kering dan bahan organik. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap produksi rumput gajah mini. Disimpulkan bahwa pemberian 100 ml pupuk organik cair daun kelor cenderung memberikan hasil yang lebih baik terhadap produksi rumput gajah mini pada tanah latosol.  
Kecernaan in Vitro Bahan Kering dan Bahan Organik Hijauan Padang Rumput Alam di Desa Bhezamari dan Raporendu Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende Frederikus Osaputra Sama; Edi Djoko Sulistijo; Herayanti Panca Nastiti
COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 12 (2024): COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/comserva.v3i12.1280

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mendapatkan nilai kecernaan bahan kering dan bahan organik in vitro hijauan pakan padang rumput alam di Desa Bhezamari dan Desa Raporendu Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende. Penelitian ini menggunakan survei, pengukuran, dan pengamatan langsung di lapangan. Materi penelitian adalah leguminosa dan hijauan rumput yang tumbuh di padang rumput alam di lokasi penelitian. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah kecernaan bahan kering dan bahan organik in vitro. Data dianalisis dengan Uji t Student. Hasil penelitian diperoleh, rataan kecernaan bahan kering in vitro hijauan pakan padang penggembalaan alam di Desa Bhezamari dan Desa Raporendu adalah 42,989% dan 37,481%. Rataan kecernaan bahan organik in vitro hijauan pakan padang penggembalaan alam di Desa Bhezamari dan Desa Raporendu adalah 41,351% dan 38,764%. Hasil analisis uji t (t-student) KcBK diperoleh nilai t hitung 2,672 t lebih besar (>) dari t tabel 2,12. Nilai t hitung KcBO diperoleh 1,365 lebih kecil (<) dari t tabel 2,12. Kesimpulan KcBK desa Bhezamari lebih tinggi dibanding desa Raporendu, sedangkan KcBO antara Desa Bhezamari dan KcBO Desa Raporendu relatif sama. Nilai kecernaan bahan kering dan bahan organik in vitro pada kedua Desa termasuk dalam kategori rendah
Pengaruh Suplementasi Pakan Konsentrat Mengandung Tepung Ubi Kayu dan Tepung Bonggol Pisang dengan Level Berbeda terhadap Status Fisiologis Sapi Bali Penggemukkan Pola Peternak : The Effect of Suplementation of Concentrate Feed Containing Cassava Flour and Banana Hump Flour with Different Levels on Physiological Status of Fattening Bali Cattle Farming Pattern Mana'o, Reinhart Jonathan; Rosnah, Upik Syamsiar; Sulistijo, Edi Djoko
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 6 No. 2 (2024): Juni
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57089/jplk.v6i2.1707

Abstract

The purpose of this study was to find out what the effects of supplementation of concentrate feed containing cassava flour and banana weevil flour had on the physiological status of Bali cattle fattening by breeders in Oeletsala Village. There were 4 cattle used in this study aged around 11.5 years with a body weight of around 133-155kg (x ̅ 144kg ± 10.2kg and KV 6%). The design used was the Latin Square Design (RBSL) consisting of 4 treatments and 4 periods as replications. The research treatment was P0: Farmer pattern ration + concentrate (40% banana hump and 60% cassava). P1: Farmer + concentrate ration (50% banana hump and 50% cassava). P2: Farmer's pattern ration + concentrate (60% banana hump and 40% cassava). P3: Farmer + concentrate ration (70% banana hump and 30% cassava). The results showed that the average rectal temperature (0C) P0 = 37.80 ± 0.198, P1 = 37.97 ± 0.125, P2 = 37.96 ± 0.177, and P3 = 37.97 ± 0.414; heart rate (beats/minute) P0= 79.56 ± 0.227, P1 = 78.13 ± 0.135, P2 = 77.69 ± 0.304, P3 = 78.94 ± 0.169 ; respiratory rate (times/minute) P0= 30.60 ± 0.196, P1 = 29.69 ± 0.232 P2 = 27.75 ± 0.137 P3 = 29.06 ± 1.434. The results of statistical analysis showed that physiological status did not differ between treatments (P>0.05). It was concluded that statistically the supplementation of concentrate feed containing cassava flour and banana weevil flour at different levels gave the same response and the physiological status of Bali cattle was fattening by breeders in normal circumstances. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui apa saja yang ditimbulkan dari suplementasi pakan konsentrat mengandung tepung ubi kayu dan tepung bonggol pisang terhadap status fisiologis sapi Bali penggemukan pola peternak di Desa Oeletsala. Ternak sapi yang digunakan dalam penelitian 144kg ± 10,2kg dan KV 6%). Rancangan yang digunakan Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL ) terdiri 4 perlakuan dan 4 periode sebagai ulangan. Perlakuan penelitian yaitu P0: Ransum pola peternak + konsentrat (bonggol pisang 40% dan ubi kayu 60%). P1: Ransum pola peternak + konsentrat (bonggol pisang 50% dan ubi kayu 50%). P2: Ransum pola peternak + konsentrat (bonggol pisang 60% dan ubi kayu 40%). P3: Ransum pola peternak + konsentrat (bonggol pisang 70% dan ubi kayu 30%). Hasil penelitian menunjukkan bawah rataan suhu rektal (0C) P0= 37,80±0,198, P1= 37,97±0,125, P2= 37,96±0,177, dan P3=37,97±0,414 ; denyut jantung (kali/menit) P0= 79,56±0,227, P1=78,13±0,135, P2= 77,69 ±0,304, P3= 78,94±0,169 ; frekuensi pernapasan (kali/menit) P0= 30,60±0,196, P1=29,69±0,232 P2= 27,75±0,137 P3= 29,06 ±1,434. Hasil analisis statistik memperlihatkan status fisiologis tidak berbeda diantara perlakuan (P>0,05). Disimpulkan bahwa secara statistik suplementasi pakan konsentrat mengandung tepung ubi kayu dan tepung bonggol pisang dengan level berbeda memberikan respon yang sama dan status fisiologis ternak sapi Bali penggemukan pola peternak dalam keadaan normal.
Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Kandungan Neutral Detergent Fiber (NDF) dan Acid Detergent Fiber (ADF) Serta Lignin Tanaman Indigofera zollingeriana Yohanes Fernando Nana; Edi Djoko Sulistijo; Stefanus Tany Temu
COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 5 (2024): COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/comserva.v4i5.2059

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam terhadap kandungan Neutral Detergent Fiber (NDF), Acid Detergent Fiber (ADF) dan Lignin tanaman Indigofera zollingeriana. Materi yang digunakan adalah anakan Indigofera zollingeriana, tanah, pupuk kandang dan air. Penelitian ini menggunakan metode percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan tersebut adalah J1= 1 meter x 1,25 meter, J2= I meter x 1 meter, J3= 1 meter x 0.75 meter, dan J4= 1 meter x 0,50 meter. Variabel yang diukur adalah kandungan Neutral Detergent Fiber (NDF), Acid Detergent Fiber (ADF), dan Lignin. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analysis Of Variance (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil analisis ragam menunjukan bahwa jarak tanam berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kandungan NDF, berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan ADF dan Lignin. Simpulan bahwa pada jarak tanam (1 x 1,25 m) yang lebih lebar memberikan kandungan NDF, ADF dan lignin tanaman Indigofera zollingeriana lebih rendah dibandingkan pada jarak tanam yang lebih sempit.
EVALUASI PERFORMA PRODUKSI LEGUM KEMBANG TELANG (Clitoria ternatea) MENGGUNAKAN PUPUK FOSFOR DAN MOLIBDENUM: EVALUATION OF LEGUM PRODUCTION PERFORMANCE OF Clitoria ternatea (Clitoria ternatea) USING PHOSPHORUS AND MOLYBDENUM FERTILIZERS Prihutomo; Umami, Nafiatul; Kurniawati, Asih; Sulistijo, Edi Djoko; Gusri, Rahmat; Yoga Kertiyasa, I Kadek
Journal of Animal Research and Applied Science Vol. 5 No. 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/aras.v5i2.38462

Abstract

Kembang telang (Clitoria ternatea) adalah tanaman leguminosa unggulan yang tersebar luas di wilayah tropis dengan kandungan nutrisi tinggi sehingga sangat baik untuk mendukung produksi ternak ruminansia. Fosfor dan molibdenum adalah unsur hara esensial yang berkontribusi dalam meningkatkan kualitas tanaman ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pemberian fosfor dan molibdenum dalam berbagai variasi dosis terhadap produksi berat kering dan karakteristik tumbuh Clitoria ternatea. Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap pola split-plot dengan 9 perlakuan dan 3 ulangan, terdiri dari BC1D0, BC1D1, BC1D2, BC2D0, BC2D1, BC2D2, BC3D0, BC3D1, BC3D2 dengan variabel yang diamati yaitu Berat Kering Daun, Berat Kering Batang, Berat Kering Akar, Berat Kering Total Hijauan, Nisbah Berat Kering Daun dengan Berat Kering Batang, serta Nisbah Berat Kering Total Hijauan dengan Berat Kering Akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk fosfor 0,44 g/polibag dan molibdenum 0,00789 g/polibag (D2) memberikan pengaruh signifikan (P<0,05) terhadap Berat Kering Daun sebesar 33,74 gram, Berat Kering Batang 42,65 gram, Berat Kering Akar 17,54 gram, Berat Kering Total Hijauan 76,39 gram, Nisbah Berat Kering Daun dengan Berat Kering Batang sebanyak 1,63 %, serta Nisbah Berat Kering Total Hijauan dengan Berat Kering Akar sebanyak 0,23 % pada tanaman leguminosa Clitoria ternatea. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa penggunaan dosis pupuk fosfor sebanyak 0,44 g/polibag dan molibdenum 0,00789 g/polibag (D2) dapat meningkatkan produksi berat kering dan karakteristik tumbuh pada legum Clitoria ternatea. Selain itu, penanaman dengan menggunakan dua tanaman legum Clitoria ternatea per polibag (BC2) dapat menghasilkan produksi berat kering tertinggi, dikarenakan rendahnya persaingan antar tanaman dalam memanfaatkan unsur hara.