Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Bekerja di Kota Mataram Wiguna, Putu Aditya; Yuliani, Eka Arie; Affarah, Wahyu Sulistya; Reditya, Ni Made
Jurnal Kedokteran Vol 5 No 4 (2016)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: ASI eksklusif berdampak luas pada status gizi dan kesehatan balita. Angka keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja sangat rendah. Tujuan: Menentukan faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja di Kota Mataram. Metode: Penelitian deskriptif analitik dengan rancangan potong lintang menggunakan kuisioner dilakukan sepanjang Desember 2013. Responden merupakan ibu bekerja di Kota Mataram, memiliki bayi berusia 6-36 bulan, menyusui, bayi juga tidak memiliki kelainan kongenital atau penyakit kronis. Hasil: Dari 288 ibu yang diwawancarai, 135 (46,9%) memberikan ASI eksklusif. Odd ratio menyusui dengan ASI eksklusif lebih tinggi pada ibu yang mendapat dukungan suami (OR = 21,32, CI = 2,28-160,77, p = 0,000), memiliki sarana dan prasarana menyusui di tempat kerja (OR=1,91, CI = 1,12-3.26, p = 0,017), memiliki durasi perjalanan ke tempat kerja kurang dari 15 menit (OR=1,93, CI = 1,20-3,11, p=0,006) dan menyiapkan ASI perah (OR = 2,45, CI = 1,52-3,95, p=0,000). Paparan terhadap saran untuk memberikan makanan atau minuman lain selain ASI pada bayi berumur kurang dari 6 bulan, lamanya jam kerja, jabatan ibu di tempat kerja, dan lamanya cuti menyusui tidak berhubungan dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif (p>0,05). Kesimpulan: Keberhasilan menyusui dengan ASI Eksklusif pada ibu bekerja berhubungan dengan dukungan suami, ketersediaan sarana dan prasarana menyusui di tempat kerja, durasi perjalanan ke tempat kerja kurang dari 15 menit dan menyiapkan ASI perah.
EFEKTIVITAS PETIDIN 25 MG INTRAVENA UNTUK MENCEGAH MENGGIGIL PASCA ANESTESI UMUM Kresnoadi, Erwin; Rahman, Hadian; Affarah, Wahyu Sulistya
Jurnal Kedokteran Vol 2 No 3 (2013)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background : Post anesthesia complication scan be caused by various factors, shivering is quite frequently encountered complications during recovering time. Risks that may happen is increasing of metabolism and make post operative pain worst. This study proves petidine can be used as an alternative to prevent shivering after general anesthesia. Methods : This research includes phase II clinical trials, the sample selection by Quota Sampling of patients are being prepared for elective surgery with general anesthesia, aged 20-40 years, ASA I-II, all patients who meet the criteria for inclusion in the sample until the required number met, willing to volunteer. Randomization was done at the end of the operation. Patients were divided into two groups, Pand S.Severity of shivering were recorded and assessed. Results : Characteristics of patients five minutes before induction did not significant differences. Measurement of systolic blood pressure and heart rate immediately after extubation showed significant differences. Duration of shivering in saline group occurredin almost the same when compared with the treatment group, because after the shivering, the patient is given immediate intervention of meperidine of 25mg for the treatment of shivering occurred, especially given to people who experience shivering with2nd, 3rd, or 4th degree. For patients shivered first degree was given meperidine administration intervention. Duration of shivering in the control group took place in almost the same time. Conclusion : Pethidine had a good effectiveness in preventing the occurrence of shivering after general anesthesia. Keywords: Pethidine, shivering after general anesthesia.
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM Putra, Ryan Prasdinar Pratama; Widiastuti, Ida Ayu Eka; Affarah, Wahyu Sulistya
Jurnal Kedokteran Vol 3 No 1 (2014)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Stres merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dunia pendidikan, khususnya pendidikan kedokteran. Berbagai faktor dapat menjadi penyebab stres, baik faktor akademis maupun non akademis. Stres dapat memberikan efek negatif pada fungsi kognitif dan belajar mahasiswa. Jadi, semakin tinggi tingkat stres, maka semakin tinggi efek negatif yang ditimbulkan yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar mahasiswa. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mataram tahap preklinik yang memenuhi kriteria inklusi. Data penelitian yang diambil merupakan data primer yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner K10 dan data sekunder yang diperoleh dari dokumen akademik Fakultas Kedokteran Universitas Mataram yang berupa nilai ujian tulis utama blok. Analisis statistik yang digunakan adalah uji korelasi Spearman untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan prestasi belajar. Hasil: Hasil uji korelasi Spearman didapatkan bahwa nilai signifikansi (p) adalah 0,004 yang membuktikan bahwa terdapat hubungan antara tingkat stres dengan prestasi belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, dengan nilai kekuatan hubungan antar variabel terbilang sangat lemah (r=-0,192). Arah hubungan yang negatif berarti bahwa semakin tinggi tingkat stres yang dialami oleh mahasiswa, maka semakin rendah prestasi belajar yang diraih. Simpulan: Terdapat hubungan antara tingkat stres dengan prestasi belajar Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mataram. Kata kunci: Tingkat Stres, Prestasi Belajar, Mahasiswa Kedokteran.
TINGKAT KEPUASAN PASIEN JAMKESMAS TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Kirtiasih, Ida Ayu; Syamsun, Arfi; Affarah, Wahyu Sulistya
Jurnal Kedokteran Vol 3 No 4 (2014)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Jamkesmas is a health insurance which is used since 2008-2013 for the poor of Indonesian. The last implementation of Jamkesmas insurance is still facing problems for instance membership, finance and services. The patients satisfaction is one of an evaluation of the services have been done, so it can be used as a benchmark to continue the new health insurance program which is called JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) especially for the government provincial west nusa tenggara barat (RSUP NTB) hospital. Methods: The type of research is a descriptive study categorical with cross-sectional design. Statistical analysis used univariate analysis. Results: Respondents of female showed more satisfied compared of men.The most satisfied through the ward unit services showed by group of age over 50. Every ward needs to fix of services based on reability variable. The most satisfaction showed by assurance variable and the lowest is reliabillity variable . Conclusion: The satisfaction level of patients Jamkesmas through ward unit services at government provincial West Nusa Tenggara hospital reached 74% base on average 5 variables. Keywords: Satisfaction, Services, Patients, Jamkesmas, Hospitalization, Hospital.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif di Kota Mataram Rahmadhona, Devi; Affarah, Wahyu Sulistya; Wiguna, Putu Aditya; Reditya, Ni Made
Jurnal Kedokteran Vol 6 No 2 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Tingkat pemberian ASI eksklusif di indonesia masih sangat rendah. Data dari Dinas Kesehatan Provinsi NTB mengenai cakupan pemberian ASI eksklusif belum memuaskan. Rendahnya pemberian ASI merupakan ancaman bagi tumbuh kembang anak yang akan berpengaruh pada pertumbuhan dan pengembangan kualitas SDM. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Kota Mataram. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah desktiptif analitik dengan desain potong lintang menggunakan kuisioner selama bulan Agustus hingga September 2014 pada ibu dengan bayi berumur 6-12 bulan yang tidak memiliki kelainan kongenital atau penyakit kronis. Hasil: Sebanyak 301 responden diwawancarai, sebanyak 198 orang (65,8%) memberikan ASI eksklusif. Faktor sosiodemografi yang memiliki hubungan bermakna dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif adalah pekerjaan ibu dengan tingkat korelasi sangat lemah (r=0,156,p=0,007). Faktor pra dan pasca natal yang memiliki hubungan bermakna dengan korelasi sangat kuat adalah pemberian MPASI (r=-0,844,p=0,000). Faktor psikososial yang memiliki hubungan bermakna dengan tingkat korelasi lebih tinggi dibanding faktor lainnya adalah keyakinan ibu untuk dapat menyusui (r=0,527,p=0,000) dan persepsi ibu terhadap kepuasan bayi saat menyusui (r=0,468,p=0,000). Kesimpulan: Sebanyak 65,8% ibu di Kota Mataram berhasil memberikan ASI eksklusif. Faktor sosiodemografi, faktor psikososial, faktor pra dan pasca natal memiliki hubungan bermakna dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan Suspect Skabies pada Santri Pondok Pesantren Al-Aziziyah Kapek Gunung Sari Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 Pertiwi, Arsy Mira; Hapsari, Yunita; Affarah, Wahyu Sulistya
Jurnal Kedokteran Vol 6 No 2.1 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang : Prevalensi penyakit skabies menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit tersering di Indonesia. Angka kejadian skabies sering terjadi pada orang-orang yang tinggal bersama di fasilitas tertentu, seperti fasilitas asrama, pondok pesantren, rumah jompo, rumah sakit, rawat inap, rumah tahanan dan fasilitas lainnya. Pondok pesantren menyediakan beberapa fasilitas asrama yang digunakan secara bersama-sama oleh karena itu santri rentan tertular penyakit skabies. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap suspect skabies pada santri di Pondok Pesantren Al-Aziziyah Kapek Gunungsari. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi dengan cross sectional study dengan metode proportion random sampling. Populasi penelitian ini ialah seluruh santri dengan jumlah minimal sampel 93 orang dan pengurus santri yang berjumlah 25 orang. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui observasi langsung dan data sekunder berupa absensi santri. Adapun instrumen penelitian yang digunakan ialah kuisioner dan lembar observasi. Hasil : Sebagian besar responden (95,69%) mengalami suspect skabies. Kemudian dari hasil analisis bivariat yang menggunakan uji Chi square dengan α 5% diperoleh lima faktor yang berhubungan dengan suspect skabies yaitu personal hygiene, kelembaban, ventilasi, kepadatan hunian dan dukungan pihak pondok pesantren. Simpulan : Suspect skabies pada santri di Pondok Pesantren Al-Aziziyah Kapek Gunungsari memiliki hubungan dengan beberapa faktor yaitu personal hygiene, kelembaban, ventilasi, kepadatan hunian dan dukungan pihak pondok pesantren. Oleh karena itu, maka disarankan kepada Pondok Pesantren Al-Aziziyah Kapek Gunungsari untuk menerapkan pendidikan kesehatan, melaksanakan pendataan kesehatan secara aktif dan rutin, dan mengatur tata letak perlengkapan santri pada tiap kamar yang disesuaikan dengan standar kesehatan.
Hubungan Riwayat Atopi dengan Tingkat pada Santri Di Pondok Pesantren Al-Aziziyah Gunungsari Lombok Barat Keparahan Lesi Skabies NTBTahun 2015 Gani, Martina Rizki Prihartini; Hapsari, Yunita; Affarah, Wahyu Sulistya
Jurnal Kedokteran Vol 6 No 2.1 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang : Skabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infestasi tungau Sarcoptes scabiei dan umumnya menyerang individu yang hidup berkelompok seperti di pesantren, asrama, rumah sakit, dan rumah jompo. Manifestasi klinis dari skabies antara lain gatal di malam hari, kemerahan yang kadang disertai dengan papul, burrow, dan ekskoriasi yang timbul akibat dari garukan pada daerah yang gatal. Sensititivitas terhadap tungau maupun produk tungau tampaknya memiliki peranan penting dalam manifestasi klinis skabies sehingga pada orang atopi kemungknan dapat mengalami gejala yang lebih berat. Metode : Penelitian ini menggunakan desain rancangan cross sectional dengan jumlah sampel 100 orang yang diambil secara consecutive sampling. Sampel kemudian diberikan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas untuk menilai riwayat atopi dan tingkat keparahan lesi skabies. Selanjutnya dilakukan analisis univariat dan bivariat menggunakan kolmogorov-smirnov untuk menilai hubungan riwayat atopi dengan tingkat keparahan lesi skabies menggunakan software SPSS 17.0 for Windows. Hasil : Didapatkan sebanyak 52 (52%) santri memiliki riwayat atopi sedangkan 48 (48%) lainnya tidak memiliki riwayat atopi. Santri dengan derajat keparahan lesi ringan sebanyak 69 santri (69%), sedang 26 (26%) dan berat 5 santri (5%). Analisis data menggunakan uji Kolmogorov-smirnov diperoleh p=0,045 pada hubungan riwayat atopi dengan tingkat keparahan lesi skabies. Kesimpulan : Terdapat hubungan antara riwayat atopi dengan tingkat keparahan lesi skabies pada santri di Pondok Pesantren Al-Aziziyah Gunungsari
Hubungan Tingkat Pruritus dengan Tingkat Keparahan Lesi Skabies pada Santri di Pondok Pesantren Al-Aziziyah Gunungsari Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 Failasufi, Khalida; Hapsari, Yunita; Affarah, Wahyu Sulistya
Jurnal Kedokteran Vol 6 No 2.1 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei varian hominis. Gejala klinis utama pada skabies adalah rasa gatal. Gatal semakin hebat pada malam hari dan menyebabkan gangguan pada tidur. Sensitivitas alergi terhadap tungau maupun produk tungau memiliki peranan penting dalam menyebabkan pruritus dan menimbulkan lesi di bagian tubuh yang terkena tungau. Lesi skabies ditandai dengan adanya terowongan, papul /nodul skabies pada kulit penderitanya. Rasa gatal yang hebat menyebabkan santri akan sering melakukan garukan sehingga seiring bertambahnya penyebaran tungau melalui migrasi akibat garukan, rasa gatal dan lesi akan menjadi meluas di tubuh. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Sampel berjumlah 94 santri. Data diperoleh melalui observasi dan pembagian kuesioner kepada responden. pengolahan data dan dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil: Didapatkan santri dengan tingkat pruritus ringan sebanyak 2 orang (2,13%), sedang 71 (75,53%) dan berat 21 (22,34%). Santri dengan tingkat keparahan lesi ringan sebanyak 57 (60,64%), sedang 27 (28,72%) dan berat 10 (10,64%). Santri dengan tingkat pruritus sedang dengan tingkat keparahan lesi ringan berjumlah 50 (87,72%), keparahan lesi sedang 20 (74,07%) dan keparahan lesi berat 3 (30%). Santri dengan tingkat pruritus berat dan tingkat keparahan lesi ringan berjumlah 7 (12,28%), keparahan lesi sedang 7 (25,93%) dan keparahan lesi berat 7 (70%). Analisis data menggunakan uji Chi-square diperoleh p=0,000 pada hubungan tingkat pruritus dengan tingkat keparahan lesi. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara tingkat pruritus dengan tingkat keparahan lesi skabies pada santri di Pondok Pesantren Al-Aziziyah Kapek Gunungsari NTB tahun 2015.
Hubungan Riwayat Penggunaan Sabun Antiseptik pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mataram dengan Riwayat Atopi terhadap Kemungkinan Riwayat Kejadian Dermatitis Kontak Indraswari, Elina; Hapsari, Yunita; Affarah, Wahyu Sulistya
Jurnal Kedokteran Vol 6 No 2.1 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang. Sabun antiseptik mengandung substansi antiseptik, seperti triklosan, triklokarban, dan alkohol, yang ditambahkan ke dalam dasar sabun. Substansi antiseptik tersebut dapat membunuh flora normal pada kulit. Selain itu, bahan antiseptik juga dapat menyebabkan iritasi dan meningkatkan sensitisasi terutama pada orang-orang dengan riwayat atopi. Hal ini dapat menyebabkan dermatitis kontak jika digunakan setiap hari dalam jangka waktu yang lama. Tujuan. Mengetahui hubungan riwayat penggunaan sabun antiseptik pada mahasiswa dengan riwayat atopi terhadap kemungkinan riwayat kejadian dermatitis kontak. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan populasi penelitian mahasiswa/i FK Unram. Pemilihan sampel dengan metode purposive sampling didapatkan 64 responden yang sesuai kriteria inklusi. Data yang digunakan berupa data primer yang diperoleh melalui pengisian mandiri dengan alat bantu kuesioner. Uji analisis yang digunakan adalah chi square. Hasil. Jumlah responden yang mengalami kemungkinan dermatitis kontak alergi adalah 11 orang. Merek sabun yang paling banyak digunakan oleh responden adalah Lifebuoy®. Dari uji chi square, tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara riwayat penggunaan sabun antiseptik daily-use terhadap kemungkinan riwayat kejadian dermatitis kontak (p=0,797). Kesimpulan. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat penggunaan sabun antiseptik daily-use pada responden dengan riwayat atopi terhadap kemungkinan riwayat kejadian dermatitis kontak
Hubungan Antara Onset Kejadian Preeklamsia dengan Kejadian Bayi Lahir Berat Lahir Rendah (BBLR) di RSUD Provinsi NTB Primayanti, Ika; Affarah, Wahyu Sulistya; Harahap, Ida Lestari; Syari, Mayuarsih Kartika; Wilmayani, Ni Ketut
Jurnal Kedokteran Vol 5 No 3 (2016)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Preeklamsia merupakan salah satu komplikasi obstetrik yang dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas baik maternal maupun perinatal. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu komplikasi perinatal yang dapat terjadi. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji statistik chi square. Hasil: terdapat hubungan yang signifikan antara onset kejadian preeklamsia dengan kejadian BBLR (p= 0,000). Kesimpulan: Penurunan perfusi uteroplasenta pada preeklamsia menyebabkan berkurangnya aliran darah plasenta sehingga pertumbuhan janin menurun dan meningkatnnya risiko bayi berat lahir rendah