Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

MPLEMENTATION OF NUTRITION CURRICULUM TO UNDERGRADUATE STUDENTS IN FACULTY OF MEDICINE, MATARAM UNIVERSITY Wardoyo, Eustachius Hagni
Jurnal Kedokteran Vol 2 No 2 (2013)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan Mendeskripsikan pelaksanaan kurikulum nutrisi untuk mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran Universitas Mataram (FK Unram) Metode Pendidikan ilmu nutrisi untuk mahasiswa FK Unram sebagian besar dituangkan kedalam blok metabolisme dan energi. Penjabaran kurikulum nutrisi dilakukan mulai dari proses pengembangan kurikulum, pelaksanaan dan evaluasi internal. Setiap mahasiswa yang mengikuti blok Metabolisme dan Energi diikutkan dalam studi ini. Persepsi mahasiswa mengenai pelaksanaan kurikulum nutrisi digali melalui kuisioner. Hasil Kurikulum nutrisi dilaksanakan dalam 40 jam pembelajaran. Durasi topik terlama adalah nutrisi klinis (14,5), diikuti patofisiologi (7), nutrisi masyarakat (5,5), nutrisi untuk kesehatan dan pencegahan (4), kemudian masing-masing 3 jam oleh histologi, biokimia dan fisiologi. Tutorial merupakan aktivitas pembelajaran terlama (28), diikuti oleh kuliah (5), skills lab (3), kunjungan lapangan dan laboratorium masing-masing 2 jam. Diantara 61 peserta, 52 (85,24%) mahasiswa merasa bahwa pelaksanaan kurikulum nutrisi telah membantu pemahaman materi dari nutrisi dasar kepada nutrisi klinis. Enam puluh (98,36%) mahasiswa lulus blok Metabolisme dan Energi (nilai ambang: 70). Nutrisi klinis terpilih sebagai topik yang paling disukai oleh 43 (70,49%) diikuti oleh nutrisi masyarakat 8 (13,11%), nutrisi untuk kesehatan dan pencegahan penyakit oleh 7 (11,47%) dan patofisiologi oleh 3 (4,91%) mahasiswa. Sebanyak 41 (67,21%) mahasiswa memilih kunjungan lapangan sebagai aktivitas pembelajaran favorit, diikuti dengan keterampilan medik 8 (13,11%), tutorial 6 (9,83%), kelas laboratorium dan kuliah masing-masing oleh 3 (4,92%) mahasiswa. Student Oral Case Analysis (SOCA) dipilih sebagai metode penilaian terfavorit oleh 52 (85,24%) mahasiswa. Kesimpulan Nutrisi klinis merupakan topik dan tutorial merupakan aktivitas pembelajaran dengan durasi terlama.Sebagian besar mahasiswa merasa bahwa pelaksanaan kurikulum nutrisi telah membantu pemahaman materi dari nutrisi dasar kepada nutrisi klinis.Nutrisi klinis sebagai topik yang paling menarik, kunjungan lapangan merupakan aktivitas pembelajaran yang paling disukai dan SOCA terpilih sebagai metode penilaian yang terpopuler.
HUBUNGAN ANTARA DURASI PEMBERIAN HAART (HIGHLY ACTIVE ANTI RETROVIRAL THERAPY) DENGAN PENINGKATAN LEVEL CD4 PADA PASIEN HIV DEWASA Wardoyo, Eustachius Hagni; Hartono, Teguh Sarry
Jurnal Kedokteran Vol 2 No 3 (2013)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Dinamika CD4 dikaitkan dengan durasi pemberian HAART memiliki keberagaman antar individu, antar seting waktu dan tempat. Dinamika CD4 paska HAART merupakan faktor penting baik dalam evaluasi klinis pasien HIV dan kepentingan epidemiologis. Penelitian ini bertujuan melihat hubungan antara durasi pemberian HAART dengan peningkatan level CD4. Metodologi: Merupakan penelitian potong lintang dengan kriteria inklusi: 1. Usia pasien ≥18 tahun, pria dan wanita, 2. Memiliki angka CD4 pre ART (CD4 naïve) dan CD4 setelah ART, 3. Memiliki data CD4 naïve dan CD4 setelah HAART, 4. Memiliki selisih CD4 terakhir dengan CD4 naïve positif, dan 5. Memiliki kepatuhan berobat. Durasi pemberian HAART (bulan) dikelompokkan dalam kelompok waktu: 1)
ASPEK MIKROBIOLOGI VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIA Wardoyo, Eustachius Hagni
Jurnal Kedokteran Vol 2 No 4 (2013)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ventilator-associated pneumonia (VAP) merupakan bagian dari hospital-acquired pneumonia (HAP) atau pneumonia nosokomial. Pola kuman penyebabnya diasumsikan pada awal-awal infeksi memiliki pola yang mirip dengan HAP. Dua aktivitas dalam mikrobiologi yang dapat membantu klinisi adalah survailans dan pemeriksaan mikrobiologi VAP. Kata kunci: pemeriksaan mikrobiologi, ventilator-associated pneumonia, pneumonia nosocomial
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK JINTAN HITAM TERHADAP KADAR ENZIM SGOT DAN SGPT MENCIT YANG TERINFEKSI PLASMODIUM BERGHEI Gazali, Akbar; Wardoyo, Eustachius Hagni; Cenderadewi, Muthia
Jurnal Kedokteran Vol 3 No 1 (2014)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Malaria masih merupakan masalah kesehatan di lebih dari 100 negara atau 41% penduduk dunia. Salah satu kendala pada pengobatan malaria yaitu peningkatan resistensi obat antimalaria konvensional sehingga dibutuhkan penemuan obat baru. Jintan hitam merupakan tumbuhan yang dapat digunakan sebagai antimalaria. Keadaan malaria dapat mempengaruhi kadar enzim penanda kerusakan jaringan salah satunya SGOT dan SGPT. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam terhadap kadar SGOT dan SGPT mencit yang terinfeksi Plasmodium berghei. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan rancangan penelitian Post-Test Only Control Group Design dengan menggunakan 6 kelompok mencit yang mengalami parasitemia terdiri atas 4 kelompok perlakuan yaitu kelompok dengan pemberian ekstrak jintan hitam dengan dosis 2 µL/grBB, 3 µL/grBB, 5 µL/grBB, 6 µL/grBB dan 2 kelompok kontrol, yaitu kelompok kontrol positif dengan pemberian klorokuin 25mg/kgBB serta kelompok kontrol negatif dengan pemberian aquades. Sehari setelah pemberian perlakuan selama empat hari dilakukan pengambilan sampel darah intrakardiak untuk diukur kadar SGOT dan SGPT. Hasil: Pemberian ekstrak jintan hitam tidak memberikan pengaruh terhadap kadar SGOT dan SGPT mencit yang terinfeksi Plasmodium berghei yang dibuktikan dengan uji Kruskall-Wallis. Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan bermakna antar kelompok pada nilai SGOT dan SGPT mencit yang terinfeksi Plasmodium berghei. Kata kunci: Ekstrak Jintan hitam, Plasmodium berghei, SGOT, SGPT.
STUDI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIKAPASIEN RAWAT INAP DI RSUP NTB Wardoyo, Eustachius Hagni; Suryani, Dewi; Sabrina, Yunita
Jurnal Kedokteran Vol 3 No 4 (2014)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Kualitas penggunaan antibiotika yang baik merupakan bagian dari kampanye pengendalian resistensi antibiotika. Penggunaan antibiotika yang baik memiliki ciri-ciri penggunaan antibiotika spectrum sempit sesuai dengan indikasi, dosis adekuat dan lama penggunaan sesuai kebutuhan. Resistensi antibiotika merupakan isu dunia yang berkembang sejak beberapa dekade terakhir. Pada negara-negara berkembang, sekitar 44% sampai 97% pasien di RS diresepkan antibiotika, seringkali tidak perlu atau tidak tepat indikasi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas penggunaan antibiotika pasien rawat inap RSUP NTB. Metodologi: Penelitian ini dilakukan menggunakan metode potong lintang menggunakan data rekam medis dalam kurun 2004-2014. Kualitas penggunaan antibiotika yang dipergunakan adalah berdasarkan kriteria Gyssens. Hasil: Sebanyak 120 kasus memenuhi kriteria inklusi memiliki diagnosis/ diagnosis kerja yang beragam. Dari 120 kasus tersebut diberikan peresepan 360 antibiotika dengan rerata 3 kombinasi antibiotika. Didapatkan tingkat ingkat konsumsi antibiotika per 100 hari rawat (bed days) adalah ceftriaxone (28.9%); metronidazole (24.2%), levofloxacin (17.3%), ciprofloxacin (15.7%), cefotaxim (8.8%), meropenem (2.1%), amoxicillin dan gentamicin (0.7%), fosfomycin (0.3%) dan chloramphenicol (0.1%).Hasil yang diperoleh berdasarkan analisa kualitatif penggunaan antibiotik adalah sebagai berikut: pemberian empiris (58.6%), disusul tidak diketahui (22.5%), definitif (13.9%) dan profilaksis (5%). Untuk tipe terapi profilaksis 100% menggunakan ceftriaxon. Kesimpulan: Berdasarkan penelitian ini terdapat penggunaan ceftriaxone yang berlebihan dan tidak rasional. Kualitas peresepan tertinggi adalah meropenem disusul ampisilin, levofloxacin, fosfomycin, amoxicillin, metronidazole, cefotaxim dan ceftriaxone. Adapun kriterianGyssens yang mendominasi pada studi ini adalah tidak adanya indikasi penggunaan antibiotika. Dengan demikian maka perlu (1) dibuat panduan penggunaan antibiotika RSUP dan (2) Pembatasan penggunaan ceftriaxone dan cephalosporin generasi ketiga. Kata Kunci: rasionalisasi, antibiotika, rawat inap.
Peran Dukungan Keluarga Pasien HIV yang Menjalani Terapi Anti Retroviral di Klinik VCT RSUD Provinsi NTB terhadap Outcome Klinis Wardoyo, Eustachius Hagni; Budyono, Catarina; Asmara, I Gede Yasa
Jurnal Kedokteran Vol 7 No 1 (2018)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Jumlah kasus HIV di Provinsi NTB semakin meningkat setiap tahun. Pemberian terapi antiretroviral pada pasien HIV secara signifikan dapat memperpanjang ketahanan hidup yang tergambar secara obyektif dari gambaran klinis. Namun belum ada data yang menilai peran dukungan keluarga terhadap outcome klinis pasien HIV khususnya di klinik VCT RSUD Provinsi NTB. Oleh sebab itu dilakukan penelitian untuk mengetahui peran dukungan keluarga terhadap outcome klinis pasien HIV yang menjalani Terapi Anti Retroviral di klinik VCT RSUD Provinsi NTB Metode: Studi ini merupakan studi case-control yang terdiri atas dua tahap, yaitu 1) pendataan pasien HIV yang menjalani terapi ARV, dengan kesuksesan terapi sebagai kasus, kegagalan terapi sebagai kontrol dan 2) pendekatan dengan wawancara mendalam terhadap pasien mengenai peran dukungan keluarga. Kriteria inklusi pada penelitian ini, yaitu pasien HIV yang berusia di atas 12 tahun yang telah mengkonsumsi ARV minimal 6 bulan dengan data rekam medis lengkap dan setuju dilakukan wawancara. Hasil: Dari 230 pasien, sebanyak 70 memenuhi kriteria inklusi. Outcome klinis baik sejumlah 58 orang dan 12 sisanya memiliki outcome klinis buruk. Sebanyak 26 orang perempuan dan 44 laki-laki. Faktor risiko penularan didominasi oleh heteroseksual (67,1%) dan pendukung utama yang dianggap memberikan kontribusi paling besar adalah pasangan (45,7%). Penelitian ini membagi 4 fase yang sudah dilalui subjek penelitian yaitu sebelum terdiagnosis, saat terdiagnosis, saat mulai ARV dan saat monitoring ARV. Bentuk dukungan yang memiliki pengaruh terhadap outcome klinis baik (OR; interval) dari tiap fase: sebelum terdiagnosis: memberikan nasehat yang selalu dapat diterima (3.8 [1.01814.178]); saat terdiagnosis: memberikan nasehat yang selalu dapat diterima (5.20 [1.387-19.874]); sedangkan fase saat mulai dan monitoring ARV tidak didapatkan bentuk dukungan yang signifikan. Kesimpulan: Dukungan yang memberikan efek positif bagi outcome klinis pada pasien HIV dimulai dari keluarga. Bentuk dukungan yang diharapkan dari populasi penelitian ini adalah nasihat yang dapat diterima, terutama pada fase sebelum terdiagnosis dan saat terdiagnosis HIV.
Infeksi Luka Operasi (ILO) di Bangsal Kebidanan dan Kandungan RSUPN Ciptomangunkusumo (RSCM): Laporan Serial Kasus Bulan Agustus-Oktober 2011 Wardoyo, Eustachius Hagni; Tjoa, Enty; Ocvyanty, Dwiana; H Moehario, Lucky
Cermin Dunia Kedokteran Vol 41, No 5 (2014): Muskuloskeletal
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.969 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v41i5.1135

Abstract

Tujuan: Mendeskripsikan kejadian Infeksi Luka Operasi (ILO) di bangsal Kebidanan dan Kandungan RSCM selama bulan Agustus- September 2011. Metode: Deskripsi analitik terhadap data rekam medik di bagian Kebidanan dan Kandungan RSCM dengan cara purposive sampling. Kejadian ILO yang dilaporkan oleh tim pengendalian infeksi rumah sakit (PPIRS) dimasukkan sebagai kriteria inklusi. Hasil: Infeksi Luka Operasi (ILO) di Bangsal Kebidanan dan Kandungan RSCM selama Agustus-Oktober 2011 memiliki insidensi 25/566 (4,4%). Mikroorganisme penyebab ILO: E. coli (7), Acinetobacter spp. (2), Staphylococcus epidermidis (2), Pseudomonas spp., Enterobacter aerogenes, Klebsiella oxytoca, Klebsiella pneumonia, Staphylococcus aureus, Streptococcus non hemolitikus, grup D masing-masing 1, Staphylococcus sp. & Bacillus sp. (1), Klebsiella pneumonia & Pseudomonas sp. (1) dan E.coli & Acinetobacter sp (1). Simpulan: Insidensi ILO bangsal Kebidanan dan Kandungan pada Agustus – Oktober 2011 dilaporkan 4,4%. E. coli merupakan organisme penyebab ILO terbanyak.Objective: To describe the incidence of surgical site infection (SSI) in Obstetric and Gynaecologic Ward Cipto Mangunkusumo National Referral Hospital (RSCM) during August to September 2011. Method: Analytic description on medical record from Obstetric and Gynaecologic Ward obtained by purposive sampling methods. The incident of SSI reported by RSCM infection control team was included. Result: The incidence of SSI during August to September 2011 was 25/566 (4,4%). The organism detected were: E. coli (7), Acinetobacter spp. (2), Staphylococcus epidermidis (2), Pseudomonas spp., Enterobacter aerogenes, Klebsiella oxytoca, Klebsiella pneumonia, Staphylococcus aureus, Streptococcus non hemolitikus, grup D one case each, Staphylococcus sp. & Bacillus sp. (1), Klebsiella pneumonia & Pseudomonas sp. (1) dan E.coli & Acinetobacter sp (1). Conclusion: The incidence of SSI in Obstetric and Gynaecologic ward during August to September 2011 was 4.4%. E. coli was the organism most frequently isolated.
Analysis of the Restriction of Vancomycin Use in Hospitals Before, During and After the Implementation of the Antimicrobial Resistance Control Program (ARCP) Eustachius Hagni Wardoyo; Didit Yudhanto; I Gede Yasa Asmara; Claresta Salsabila; Ajeng Retno
The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol 6, No 2 (2020): The Indonesian Journal of Infectious Disease
Publisher : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32667/ijid.v6i2.109

Abstract

Background: A policy restricting the use of vancomycin was a pilot project for the implementation of the Antimicrobial Resistance Control Program (ARCP) in RSUD Nusa Tenggara Barat in 2018. There were three phases of the ARCP in hospitals, namely preparation, execution, and monitoring. This research aimed to evaluate the quality of vancomycin prescribing before, during, and after the implementation of ARCP in 2017–2019. Method: Descriptive analysis was conducted of all the vancomycin prescriptions before, during, and after the implementation of ARCP in 2018. All medical records of cases requiring vancomycin prescriptions during the research period was evaluated: patient characteristics, culture test results, and clinical diagnoses. The quality of vancomycin prescriptions, which was expressed as follows: “Vancomycin prescriptions are intended only for infections caused by Gram-positive pathogens, particularly Staphylococcus aureus, that are resistant to methicillin (MRSA), Enterococcus sp (Vancomycin-sensitive enterococci)” was evaluated. Results: There were sixty-one cases of vancomycin prescribing; 21 female and 40 male patients, with a mean age of 23 years (0–82 years). Overall, there were 41 positive cultures, 5 negative cultures, and 15 no-cultures. The diagnoses were moderate to severe infections: sepsis, pneumonia, post-surgery infections, CNS infections, low birth weight, septic shocks, and chronic obstructive lung diseases. The urinary tract infection was present as a mild infection. The prescription quality indicators ‘vancomycin is prescribed only for moderate to severe infections’ and ‘prescribed only for Gram-positive pathogens’ altogether increased. Conclusion: There was improvement in the vancomycin prescription quality after the implementation of the vancomycin restriction policy.
Surveilans Pasif dan Aktif Kejadian Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan di RSUD Provinsi NTB, 2017 Eustachius Hagni Wardoyo; Edi Prasetyo Wibowo; I Gede Jayantika; I Gst Alit Rai Sudiadnya; Rolly Armand
The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol 4, No 1 (2018): The Indonesian Journal of Infectious Diseases
Publisher : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.114 KB) | DOI: 10.32667/ijid.v4i1.43

Abstract

Pendahuluan: Surveilans Health-care Associated Infections (HAIs) atau kejadian infeksi terkait pelayanan kesehatan dapat dilakukan baik secara aktif maupun pasif sesuai sumber daya yang dimiliki. Penelitian ini bertujuan mengetahui insidensi dan perbandingan hasil surveilans pasif dan aktif 4 jenis HAIs di RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat periode Januari-Oktober 2017. Empat jenis HAIs tersebut adalah Ventilator-associated Pneumonia (VAP), Catheter-associated Urinary Tract Infection (CAUTI), Central Line-associated Blood Stream Infection (CLABSI) dan Surgical Site infection (SSI). Metode: Surveilans pasif menggunakan data sekunder dengan menelusuri rekam medis, sedangkan surveilans aktif berdasarkan laporan Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI). Hasil: Tidak ada perbedaan indikator yang digunakan dalam form VAP dan CLABSI pada surveilans pasif dan aktif. Namun pada form CAUTI dan SSI tidak mencantumkan gejala infeksi dan gejala panas di lokasi infeksi pada surveilans aktif. Perbandingan hasil surveilans pasif dan aktif berturut-turut adalah VAP 24,9 dan 0 per 1.000 ventilator days, CAUTI 49 dan 12 per 1.000 catheter days, CLABSI 18 dan 9 per 1.000 central line days, serta SSI 1,9 dan 1,4%. Kesimpulan: Ada perbedaan insidensi keempat jenis HAIs pada surveilans pasif dan aktif, karena penggunaan metodologi yang berbeda.
Optimasi Ekstraksi DNA dari Spesimen Feses Pasien Kanker Kolorektal Eustachius Hagni Wardoyo; Yunita Sabrina; Dewi Suryani; Ramses Indriawan
The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol 6, No 1 (2020): The Indonesian Journal of Infectious Disease
Publisher : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32667/ijid.v6i1.108

Abstract

Latar Belakang: Pasien kanker kolorektal sering mengalami diare, baik itu karena konsekuensi langsung akibat penyakit, efek samping kemoterapi/radioterapi, atau karena adanya infeksi. Perubahan konsistensi feses pasien kolorektal dalam kemoterapi menyebabkan perubahan komposisi feses (jumlah sel bakteri, komposisi inhibitor) yang berbeda pada feses manusia normal. Konsekuensinya ekstraksi DNA bakterial dari feses pasien kanker kolorektal dalam kemoterapi perlu dilakukan optimasi. Tujuan penelitian untuk mendapatkan protokol DNA optimal dari feses cair pasien kolorektal. Metode: Ekstraksi DNA menggunakan Quick-DNA™ Fecal/Soil Microbe Miniprep Kit (Zymoresearch). Terdapat 3 pilihan protokol yang dilakukan, yang mana 2 protokol lainnya yang merupakan modifikasi dari protokol standar yang mengikuti prinsip: 1. Disrupsi mekanis untuk memisahkan sel bakteri dari materi feses dengan modifikasi lama sentrifugasi, 2. Proses binding DNA dengan modifikasi kecepatan sentrifugasi, 3. Proses mendapatkan DNA elusi dengan modifikasi gradien volume buffer DNA. Protokol standar diaplikasikan pada feses kontrol berpasangan usia dan jenis kelamin dan feses sampel, sedang 2 protokol lainnya diaplikasikan hanya pada feses sampel. Rasio absorbansi A260/280 ≥ 1.8 menggunakan Nanodrop™ di aplikasikan pada konsentrasi DNA yang dinyatakan sebagai DNA murni. Pemeriksaan dilakukan sebanyak 3 kali dan reratanya dilaporkan dalam penelitian ini. Hasil: Rasio absorbansi sebesar A260/280 ≥1.8 didapatkan pada protocol ketiga yakni dengan rerata rasio absorbansi A260/280 1.81, sedangkan pada protokol 2 dan 3 feses sampel menunjukkan rerata rasio absorbansi A260/280 1.79 dan 1.81. Kesimpulan: Protokol ketiga dalam penelitian ini merupakan protokol optimal untuk ekstraksi DNA pada sampel feses pasien pasien kanker kolorektal paska keoterapi
Co-Authors Adnanto Wiweko Agrijanti, Agrijanti Ahmad Taufik S Aimar, Lalu Muhammad Fascal Ajeng Retno Akbar Gazali, Akbar Alamsyah, Abiel Dwi Cahya Firdaus Andini, Ayu Fitri Ardiana Ekawanti Arfi Syamsun Arnawati, Ida Ayu Bayu Tirta Dirja Bayu Tirta Dirja Candra Eka Puspitasari Catarina Budyono, Catarina Citami, Niko Claresta Salsabila Decky Aditya Zulkarnaen Dewi Suryani Dewi Suryani Dewi, Lale Budi Kusuma Didit Yudhanto Dini Suryani Dirja, Bayu Tirta Dwiana Ocvyanty Edi Prasetyo Wibowo Emira Alifia Enty Tjoa Enty, Enty Eva Triani Febriana, Rista Febriza Risti Widyastuthi GD, Ni Made Saithanya Gunawan, M. Haerul H Moehario, Lucky Haerunnisa, Baiq Vidia Hanifa, Nisa Isnaeni Hasbi, Nurmi - Haza, Saskia Safarina Hazaa, Saskia Safarina Hulfifa, Lale Nandhita Hulfifa, Lale Nandita I Gede Jayantika I Gede Yasa Asmara I Gst Alit Rai Sudiadnya Ida Ayu Eka Widiastuti Ida Bagus Alit Ika Primayanti Indratama, I Nyoman Yudayana John, Sonya Ananda Elya Khusuma, Ari Linda Silvana Sari Lucky H Moehario Miftahul Jannah Monalisa Nasrul Muhamad Ali Muhammad Ghalvan Sahidu Muhammad Luthfi Mulya, Shania Hafitsa Muthia Cenderadewi, Muthia Ni Made Amelia Ratnata Dewi Nuriastuti, Novera Nurmi , Hasbi Ocvyanty, Dwiana P, Novanda Dila Prima Belia Fathana Putri, Dyah Ayu Qurrata'yuni Pratiwi Rahim, Adelia Riezka Rahim, Adelya Riezka Raisya Hasina Ramses Indriawan Rizky Hidayat, Rizky Rizqullah, Rifqi Rolly Armand Rosyunita Rosyunita, Rosyunita Saputra, Nurman Sari, Putu Suwita Shania Hafitsa Mulya Sofiatuddin, Baiq Solihah, Maulida Srikus Saptaningtyas, Rini Suazhari, Muhammad Adam Teguh Sarry Hartono, Teguh Sarry Titi Pambudi Karuniawaty Triana Dyah Cahyawati Untari, Lania Pradiva Vaidika, I Komang Satya Validika, I Komang Satya Wahyu Sulistya Affarah Wahyu Sulistya Affarah, Wahyu Sulistya Yoga Pamungkas Susani Yohanes Juliantoni Yunita Sabrina Yunita Sabrina, Yunita