Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Pola Teknik Permainan Alat Musik Cello Lagu Suling Bambu oleh Grup Musik Keroncong Maheswara di Kota Kediri Nugraha, Didi Krisna; Pristiati, Tutut; Gusanti, Yurina
Journal of Language Literature and Arts Vol. 5 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um064v5i12025p108-122

Abstract

Keroncong Maheswara merupakan grup musik keroncong dengan ciri khas yang menonjol, khususnya pada permainan instrumen cellonya. Pola teknik permainan cello yang bervariasi, seperti irama bimbo, engkel, dobel, langgam Jawa, dan jaipong, menciptakan karakteristik unik yang membuat permainan cello ini tidak monoton. Penelitian ini bertujuan menganalisis pola teknik permainan cello pada lagu "Seruling Bambu" karya Hetty Koes Endang yang diaransemen oleh grup Maheswara dengan berbagai pola irama keroncong pada tiap bagian lagu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, serta validitas data diperiksa menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan adanya pola permainan cello utama dalam setiap irama, yang diperkaya dengan berbagai bentuk improvisasi. Teknik permainan cello yang sering digunakan mencakup pizzicato, muting, dan sinkopasi yang menciptakan karakteristik tertentu. Penelitian ini mengungkap bahwa peran cello dalam keroncong lebih dominan pada pengisian irama dan improvisasi, menjadikan musik keroncong semakin dinamis. Temuan ini diharapkan dapat memperkaya referensi pola permainan cello dan memberikan inspirasi inovasi dalam musik.
Bentuk Iringan Musik pada Pertunjukan Barongsai di Klenteng Tjoe Hwie Kiong Kota Kediri Rojihan, Liling Agustin; Pristiati, Tutut; Widyawati, Ika Wahyu
Journal of Language Literature and Arts Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um064v5i22025p150-167

Abstract

Barongsai merupakan seni pertunjukan akrobatik dengan kostum menyerupai singa, dimainkan oleh dua orang, dan diiringi musik seperti tambur, lhin, dan jik. Musik iringan Barongsai di Klenteng Tjoe Hwie Kiong memiliki keunikan dalam mempertahankan pola ritmik yang baku, meskipun terjadi akulturasi budaya, serta pengembangan pola ritmik pada gerakan atraksi yang bernuansa Cina jenaka. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bentuk iringan musik pada pertunjukan Barongsai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan data yang diperoleh melalui wawancara dan transkripsi musik iringan yang telah diubah ke dalam notasi balok. Observasi dilakukan dengan mentranskripsikan musik iringan dalam notasi balok dan menganalisis bentuk musik tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk iringan musik Barongsai pada perayaan Tahun Baru Imlek 2023 terdiri dari: 1) Tiga bagian kompleks A A’ A’’ B B’ C D E, dan 2) Terdapat pengembangan komposisi pada atraksi yang bernuansa Cina jenaka. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada pelestarian kesenian Barongsai dari generasi ke generasi agar tidak terkikis oleh zaman, serta mendukung pemeliharaan instrumen tradisional Barongsai di kalangan pemainnya. Selain itu, penelitian ini membuka kemungkinan penelitian lanjutan mengenai penulisan notasi musik dan pendokumentasian Barongsai.
Makna Simbolik Gerak Tari Pedhanyangan Kapal Kandas pada Ritual Bersih Desa Jatiguwi Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang Cahyaningrum, Puspita Nur; Wahyuningtyas, Tri; Pristiati, Tutut
Journal of Language Literature and Arts Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um064v5i32025p285-298

Abstract

Tari Pedhanyangan merupakan tari yang wajib ditampilkan saat acara ritual bersih Desa Jatiguwi. Desa Jatiguwi merupakan salah satu desa yang masih melestarikan ritual setiap tahunnya. Pada ritual tersebut terdapat Tari Pedhanyangan yang digunakan sebagai sarana ritual dengan tujuan untuk mengucapkan rasa syukur atas nikmat Tuhan dan mengharapkan agar Desa Jatiguwi terhindar dari bencana serta diberikan kesejahteraan, dan kerukunan pada setiap warganya. Setiap gerakan yang terdemonstrasikan dalam Tari Pedhanyangan mengandung makna yang mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan makna simbolik gerakan pada Tari Pedhanyangan Kapal Kandas selama ritual bersih Desa Jatiguwi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian didapatkan bahwa makna simbolik Tari Pedhanyangan Kapal Kandas yang terdiri dari beberapa ragam gerak yang memiliki makna bahwa seorang pemimpin harus berani mengambil tindakan apapun meskipun beresiko agar mencapai kesuksesan dalam pemerintahannya. Keberanian seorang pemimpin digambarkan dalam gerak Gobesan atau dalam filosofi Tari Malang terdapat pada teknik Mapak (Menghadap atau ngadep).
Pembuatan Jingle Tempe Sanan Enak Tenan Sebagai Media Promosi Untuk Meningkatkan Daya Saing UMKM Tempe Sanan Suprihatin, Endang Wara; Sumarwahyudi; Pristiati, Tutut; Zandra, Rully Aprilia; Prasetyo, Yunanto Adi; Handayani, Silvy; Isfa'lan, Widad
Gayatri : Jurnal Pengabdian Seni dan Budaya Vol. 3 No. 2 (2025): Oktober
Publisher : Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20111/gayatri.v3i2.66

Abstract

Tempe Sanan, one of the well-known local products from Malang, is currently facing challenges in branding and market competitiveness despite its high quality. This is especially true in the midst of the growing trend of online-based promotions, which appear to be more effective and efficient. This community service program aims to enhance the competitiveness and brand awareness of Tempe Sanan through a song, packaged in the form of a jingle. The creation of a jingle as a promotional medium was chosen because it serves as a concise, simple, and effective alternative for promotion that can be played anytime and anywhere The jingle is designed to be catchy and appealing, combining local cultural elements with Javanese lyrics and a blend of diatonic and pentatonic musical instruments. Its creation employed a participatory approach, involving local MSME (Micro, Small, and Medium Enterprise) actors in developing a culturally rich jingle. The outcomes of the activity include: 1) The creation of a jingle titled "Tempe Sanan Enak Tenan" (Tempe Sanan is Really Delicious);2) Dissemination via WhatsApp and recording in MP3 format, played at Primkobti Bangkit Usaha Kampung Sanan;3) Socialization and public presentation of the jingle at the Porprov East Java exhibition. The conclusion of this community service initiative emphasizes the effectiveness of music as a branding tool for local MSMEs, which is essential for enhancing their market competitiveness.