Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

UPAYA PENYANDANG DISABILITAS FISIK TERHADAP AKSES PEKERJAAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SOSIAL EKONOMI (Studi Pada Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Provinsi Sulawesi Tenggara) Wahyuningsi, Pirda; Moita, Sulsalman; Tanzil, Tanzil
WELL-BEING: Journal of Social Welfare Vol 2, No 1 (2021): June
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.419 KB) | DOI: 10.52423/well-being.v2i1.20001

Abstract

Persons with disabilities are every person who experiences physical, intellectual, mental and or sensory limitations for a long period of time who in interacting with the environment experiences obstacles and difficulties to participate fully and effectively with other citizens based on equal rights, a physical disability is someone who has body abnormalities in the locomotion which include bones, muscles and joints that prevent them from doing proper activities. The purpose of this research is to find out the efforts of persons with physical disabilities and the challenges experienced by persons with physical disabilities in accessing jobs in meeting socio-economic needs. This research method is descriptive qualitative. The results showed that first, the efforts made by members of PPDI Sultra in meeting their socio-economic needs, namely increasing self-confidence by working and also joining an environment that has conditions like them so that they can encourage each other and also by participating in training for people with disabilities. gain knowledge and skills to equip them to open and get jobs as well as entrepreneurship, entrepreneurship, namely sewing, welding workshops, and selling groceries. Second, the challenges experienced by PPDI Sultra members with regard to access to jobs in meeting socio-economic needs, namely employment opportunities that are not disability friendly, shame, job opportunities, education and skills. With the efforts made by persons with physical disabilities to access work in meeting their socioeconomic needs, they get recognition from the community that they are able to have a job and fulfill their needs.
FUNGSI RITUAL MONAHU NDAU’ PADA ORANG TOLAKI DI DESA PARAUNA KECAMATAN ANGGABERI KABUPATEN KONAWE AJEMAIN, AJEMAIN; MOITA, SULSALMAN; ALIM, ABDUL
Jurnal Penelitian Budaya Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (625.715 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v4i1.6614

Abstract

Penelitian ini berjudul “Fungsi Ritual Monahu Ndau’ Pada Orang Tolaki Di Desa Parauna Kecamatan Anggaberi Kabupaten Konawe. merupakan penelitian kualitatif, sebagaimana dikemukakan oleh Levis Strauss dan Corbin (2003:9), bahwa model penelitian ini memiliki tiga unsur yaitu data berasal dari berbagai sumber, prosedur analisis dan interpretative digunakan untuk memperoleh temuan, laporan hasil penelitian dibuat dalam bentuk tertulis maupun lisan. Penelitian ini dilaksanakan di Desa PArauna, Kecamatan Anggaberi. Data dan sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan studi kepustakaan. Sedangkan informan dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan teknik purposive. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif-kualitatif dan interpretative yang mengacu pada empat langka yang dilakukan peneliti yaitu mengurutkan data ke dalam pola  sesuai dengan permasalahan, mengelompokan data dalam kategori yang sesuai dengan interpretasi peneliti,  sesuai dengan data, dan sejalan dengan pemahaman yang akan diperoleh, serta penilaian atas data  hingga memperoleh simpulan.Hasil penelitian menunjukkan, bahwa Monahu Nda’u memiliki fungsi sebagai sarana kerukunan hidup dan fungsi kegotongroyongan.Kata Kunci: Ritual, Monahu Nda’u, Fungsi, Orang Tolaki
MAKNA SIMBOLIK KALOSARA DALAM KEHIDUPAN SUKU TOLAKI DI KABUPATEN KONAWE Munir, Munir; Suardika, I Ketut; Moita, Sulsalman
Jurnal Penelitian Budaya Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (682.552 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v4i1.6610

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untul menganalisis makna simbolik kalosara dalam kehidupan suku Tolaki di Kabupaten Konawe. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskripsi kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan dan wawancara dengan informan penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna simbolik kalosara yang dipilin tiga dengan mempertemukan pada satu simpul, melambangkan adanya unsur pemerintahan, unsur agama, dan unsur adat. Ketiga unsur tersebut tersalut menjadi satu dalam simbol kalo sara. Ketiga komponen yang terdiri dari unsur pemerintahan, agama, dan adat itu saling dukung mendukung dalam upaya menciptakan tingkat kesejahteraan masyarakat pada umumnya.Kata kunci: kalosara, makna, simbolik, suku Tolaki
PERAN KEPEMIMPINAN INFORMAL PU’UTOBU DALAM PENYELESAIAN SENGKETA SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT SUKU TOLAKI Suarni, Suarni; Moita, Sulsalman; Syahrun, Syahrun
Jurnal Penelitian Budaya Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (740.413 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v4i1.6612

Abstract

Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui peran informal Pu’utobu dalam peneyelesaian sengketa sosial budaya masyarakat Suku Tolaki di Kecamatan Meluhu kabuapaten konawe. Peran informal kepemimpinan Pu’utobuadalah sebagaipemerintahan wilayah yang masing-masing  wilayah ini dikuasai dan bertanggung jawab kepada pemerintahan Siwole Mbatohu yaitu empat penjuru pemerintahan daerah yang telah diuraikan sebelumnya. Pemerintahan Pu’utobu ini merupakan pemerintahan perantara antara pemerintahan wonua melalui Siwole Mbatohu kemudian diteruskan kepada pemerintahan desa (napo) yang disebut o’napo. Pemerintahan Pu’utobu berkewajiban menyambaikan segala perintah dari pemerintahan wonua kepada pemerintahan o’napo yang berada di wilayah kekuasaannya.Pu’utobu mempunyai kewajiban untuk meneruskan segala usul permintaan dari pemerintahan napo kepada pemerintahan siwole mbatohu, dan diteruskan lagi kepada pemerintahan wonua yang dipimpin oleh seorang mokole (kepala negeri).Seorang Pu’utobu sebagai kepala wilayah mempunyai aparat pemerintahan di tingkat wilayahnya, yaitu tingkat pabitara, tolea, posudo dan tamalaki yang ditunjuk dan diangkat dari salah seorang yang menonjol prestasinya dari aparat pemerintahan di bawahnya.Tugas-tugas yang dilaksanakan aparat pemerintahan Pu’utobu ini adalah segala masalah perselisihan yang tidak dapat diselesaikan oleh pemerintahan onapo, dan atau segala perselisihan yang terjadi antara pemerintahan o’napo dalam wilayah kekuasaannya.Kata kunci: kepemimpinan, Pu’utobu, sengketa, sosial budaya, masyarakat
Relasi Sosial Pedagang Pasar Tradisional Daerah Amesiu di Kelurahan Pondidaha Kecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe Selnawati, Selnawati; Moita, Sulsalman; Tanzil, Tanzil
Gemeinschaft Vol 5, No 2 (2023):
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52423/gjmpp.v5i2.28110

Abstract

Permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana Relasi Sosial pedagang di Pasar Tradisional Daerah Amesiu Di Kelurahan Pondidaha Kecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe dan Faktor-faktor apa yang mempengaruhi Relasi Sosial Pedagang di Pasar Tradisional Daerah Amesiu Di Kelurahan Pondidaha Kecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui Relasi Sosial Pedagang Pasar Tradisional Daerah Amesiu Di Kelurahan Pondidaha Kecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe dan Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Relasi Sosial Pedagang di Pasar Tradisional Daerah Amesiu Kelurahan Pondidaha Kecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe. Subjek penelitian ini adalah Kepala Pasar, pedagang sebanyak 10 orang dan konsumen sebanyak 5 orang di Pasar Tradisional Daerah Amesiu Di Kelurahan Pondidaha Kecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe. Penentuan informan dengan menggunakan Tinjauan Lapangan (Field Research). Adapun metode penelitian ini Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengamati secara langsung obyek peneliti dimana penulis terjun langsung ke lokasi penelitian yang telah ditentukan dengan teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi di pasar tradisional daerah Amesiu Keluruhan Pondidaha Kecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada bagaimana Relasi Sosial pedagang di Pasar Tradisional Daerah Amesiu Di Kelurahan Pondidaha Kecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe dan Faktor-faktor apa yang mempengaruhi Relasi Sosial Pedagang di Pasar Tradisional Daerah Amesiu Di Kelurahan Pondidaha Kecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe dapat dikatakan kurang baik, dimana hal tersebut dapat disimpulkan berdasarkan hasil wawancara jawaban pertanyaan informan mengenai relasi yang terjadi antara pedagang, distributor dan konsumen serta faktor yang mempengaruhinya yang terjadinya yakni masih kurang baik
FUNGSI ORMAS ISLAM WAHDAH ISLAMIYAH TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT (Studi di Kecamatan Wangi-wangi Kabupaten Wakatobi) Arjun, Arjun; Moita, Sulsalman; Yusuf, Bakri
Gemeinschaft Vol 6, No 1 (2024):
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52423/gjmpp.v6i1.46629

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi serta faktor pendukung dan penghambat Wahdah Islamiyah Di Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik penentuan informan menggunakan teknik purposive Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Fungsi Wahdah Islamiyah untuk kehidupan masyarakat Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi dapat dikatakan berjalan dengan baik dan dapat memberikan manfaat serta kontribusi kepada masyarakat maupun pengurus Wahdah Islamiyah Wakatobi. Hal tersebut bisa di lihat dari dua bidang yakni; Dalam bidang dakwah Wahdah Islamiyah Wakatobi memiliki program penyediaan khotib, imam sholat, pelatihan dirosa islamiyah, kajian rutin, tarbiyah islamiyah dan pelatihan penyelenggaraan jenazah. Dalam bidang sosial Wahdah Islamiyah Wakatobi memiliki program berkah peduli, berkah sehat, program tebar ifthor, tebar qurban, penggalangan dana dan penyaluran zakat . ; Faktor pendukung Wahdah Islamiyah Wakatobi dalam menjalankan fungsinya : (a.) sumber daya manusia, (b.) Penerimaan yang baik dari masyarakat, (c.) Kepemimpinan yang cakap dan bertanggung jawab, (d.) Kerja samaa yang baik dan rapi, (e.) Rencana dan tujuan dakwah yang strategis, (f.) Penyediaan dan Penggalian dana, (g.) Tersedianya sarana dan media dakwah, (h.) Pengunaan metode dakwah yang tepat, (i.) Materi dakwah yang menarik dan memenuhi kebutiuhan objek dakwah; Faktor penghambat Wahdah Islamiyah Wakatobi dalam menjalankan fungsinya: (a.) Pengaruh Budaya yang masih kental dalam masyarakat, (b.) Manajemen lembaga yang kurang bagus, (c.) Kurangnya sumber daya pengurus.
MODAL SOSIAL NELAYAN SUKU BAJO DALAM AKTIVITAS PENAGKAPAN IKAN (Studi di Desa Tapi-Tapi Kecamatan Marobo Kabupaten Muna) Sartina, Sartina; Moita, Sulsalman; Upe, Ambo
Gemeinschaft Vol 3, No 2 (2021): Edisi Oktober
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52423/gjmpp.v3i2.19334

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dimensi modal sosial bagi kelangsungan hidup nelayan Suku Bajo dan  apa saja yang terdapat dalam modal sosial di Desa Tapi-Tapi dan Upaya Masyarakat dalam mempertahankan modal sosial yang ada pada masyarakat di Desa Tapi-Tapi Kecamatan Marobo Kabupaten Muna. Adapun metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif dengan Teknik pengumpulan datanya antara lain Observasi, wawancara, dan Dokumentasi. Menggunakan teknik observasi, wawancaara dan dokumentasi di dalam penelitian ini yang menjadi informan penelitian adalah kepala desa selaku informan kunci. Sedangkan informan pendukung terdiri dari satu orang tokoh adat dan 24 orang anggota masyarakat. Jadi jumlah keseluruhan pelitian ini adalah 25 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa dimensi-dimensi modal sosial terdapat tiga bagian: Dimensi Koginitif, dimensi struktural dan dimensi relasional: dalam kelangsungan masyrakat nelayan Suku Bajo. Selain itu juga terdapat beberapa fungsi modal sosial pada masyarakat: Fungsi Kepercayaan, fungsi Nilai-nilai dan norma sosial, fungsi Relasi timbal balik, dan  fungsi Jaringan Sosial. Pada kehidupan masyarakat Nelayan Suku Bajo yang di Desa Tapai-Tapi Kecamata Marobo Kabuten Muna
MODAL SOSIAL PEDAGANG JAGUNG REBUS (Studi Di Desa Amesiu Kecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe) Tiansih, Anggi; Moita, Sulsalman; Yusuf, Bakri
Gemeinschaft Vol 6, No 1 (2024):
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52423/gjmpp.v6i1.46250

Abstract

Pedagang jagung rebus merupakan salah satu kelompok masyarakat yang memiliki tingkat interaksi yang tinggi dengan pelanggannya. Oleh karena itu, pedagang jagung rebus perlu memiliki modal sosial yang kuat untuk dapat berinteraksi kepada pelanggan dengan baik.Penelitian ini dilakukan di Desa Amesiu Kecamatan Pondidaha. Teknik penelitian yang akan digunakan adalah purposive samping yaitu teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu. Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang menggambarkan realita empirik dibalik fenomena secara mendalam,rinci,dan tuntas dengan penjelasan detail objek dan masalah penelitian berdasarkan fakta di lapangan. Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Observasi, Wawancara, dokumentasi. Hasil Penelitian ini menjelaskan bahwa Modal sosial yang terdiri dari (Jaringan sosial, kepercayaan, nilai dan norma) telah digunakan oleh para pedagang jagung rebus didesa Amesiu. Modal sosial yang dijalankan oleh para pedagang diantaranya adalah membangun kepercayaan kepada sesama pedagang dan pemasok jagung, Selain itu sesama pedagang juga saling mengembangkan sikap percaya kepada sesama pedagang dengan jaringan pertemanan dengan cara saling menolong dan membantu, saling jujur dan saling berbagi informasi. Bagi pedagang jagung rebus, modal sosial memberikan beberapa fungsi atau manfaat yang terdiri dari Jaringan hubungan, berbagi informasi dan permodalan pinjaman
INTERNALISASI KALOSARA PADA GENERASI MUDA SUKU TOLAKI (Studi di Kecamatan Puriala Kabupaten Konawe) B, Isma Wariyanti; Moita, Sulsalman; Supiyah, Ratna
Gemeinschaft Vol 5, No 2 (2023):
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52423/gjmpp.v5i2.22562

Abstract

Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengkaji bagaimana fungsi lembaga adat dan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat dalalm proses internalisasi Kalosara pada generasi muda suku Tolaki di Kecamatan Puriala Kabupaten Konawe. Metode penelitian ini yaitu menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknis pengumpulan datanya yaitu studi pustaka, studi lapangan, wawancara, serta dokumentasi. penelitian ini menunjukan bahwa dalam proses internalisasi Kalosara pada generasi muda melakukan beberapa cara diantaranya internalisasi budaya melalui kegiatan seremoni pesta perkawinan, kematian, menyambut tamu/pejabat, dan melalui penyelesaian konflik serta pelatihan dan seminar budaya Kalosara, adapun faktor-faktor yang mendukung yaitu pemerintah daerah dan tokoh masyarakat dan yang menjadi menghambat adalah pengaruh modernisasi dan faktor pendidikan.
PENINGKATAN KAPASITAS PENGELOLAAN BUMDES MELALUI PELATIHAN PENGEMBANGAN POTENSI UNGGULAN DESA DI KECAMATAN AMONGGEDO KABUPATEN KONAWE Moita, Sulsalman; Nusantara, Ambo Wonua; Tuwu, Darmin; Liwaul, Liwaul; Sarpin, Sarpin; Azizah, Lutfiana Nur
Anoa : Jurnal Pengabdian Masyarakat Sosial, Politik, Budaya, Hukum, Ekonomi Vol 4, No 2 (2023):
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52423/anoa.v4i2.46285

Abstract

The objectives of the Internal Community Partnership Program (PKMI) are: 1). Increasing the knowledge and technical skills of BUMDes managers in developing superior village potential through planning business types and actively involving the community as beneficiaries; and 2). Increase the knowledge and morality of BUMDes managers, so that in developing the village's superior potential they can utilize budgets that are carried out honestly, openly, fairly, professionally and future-oriented. To achieve this goal, the method used was training with a focus on lecture and FGD methods. The PKMI results show that: 1) Training to increase the capacity of BUMDes managers in developing superior village potential, is a vehicle for administrators and business unit managers to identify and ensure appropriate, effective and innovative superior potential in supporting BUMDes programs to increase village income and community welfare; 2) Capacity building training in developing superior village potential becomes a starting point for administrators, business managers and BUMDes program target groups to identify various challenges and obstacles; as well as solving problems, so that they are able to choose the right type of business by involving the community as beneficiaries.