Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Status Sosial Dan Jumlah Uang Panai Pada Proses Perkawinan Suku Bugis Di Kelurahan Raya Kecamatan Turikale Kabupaten Maros Islamiyah, Islamiyah; Asmirah, Asmirah; Bahri, Syamsul
Jurnal Ilmiah Ecosystem Vol. 21 No. 2 (2021): ECOSYSTEM Vol. 21 No 2, Mei - Agustus Tahun 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/eco.v21i2.1129

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelapisan sosial suku Bugis dan juga untuk mengetahui bagaimana keterkaitan antara status sosial dan jumlah uang panai pada proses perkawinan suku Bugis di Kelurahan Raya Kecamatan Turikale Kabupaten Maros. Metode penelitian yang dilakukan dimulai dengan penentuan jenis penelitian, lokasi penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data dan keabsahan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, wawancara dengan informan dan melakukan dokumentasi. Data yang telah dihimpun dianalisis menggunakan metode deskriptif dengan pola pikir induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelapisan sosial suku Bugis di Kelurahan Raya Kecamatan Turikale Kabupaten Maros terdiri atas tiga lapisan, yaitu puang, daeng dan ata. Dalam penentuan jumlah uang panai tinggi rendahnya tidak terlalu dipengaruhi oleh status sosial seseorang dalam suku Bugis apabila tidak ditunjang dengan faktor pendidikan, ekonomi yang baik dan konisi fisik calon mempelai wanita dan juga menjadi penentu jumlah uang panai adalah pihak keluarga itu sendiri dimana harus berdasarkan hasil kesepakatan bersama. This study aims to find out how the social layering of the Bugis tribe is and also to find out how the relationship between social status and the amount of panai money in the Bugis ethnic marriage process is in the Raya Village, Turikale District, Maros Regency. The research method carried out begins with determining the type of research, research location, data collection techniques, data analysis and data validity. Data collection techniques in this study were carried out by means of observation, interviews with informants and documentation. The data that has been collected was analyzed using a descriptive method with an inductive mindset. The results of the research show that the social stratification of the Bugis tribe in the Raya Village, Turikale District, Mares Regency consists of three layers, namely puang, daeng and ata. In determining the amount of penai high and low, it is not too influenced by a person's social status in the Bugis tribe if it is not supported by factors of education, a good economy, and the physical condition of the prospective bride and also what determines the amount of panai money is the family itself which must based on mutual agreement.
PEMBERDAYAAN WANITA SEBAGAI PEKERJA PADA SEKTOR PUBLIK DAN DOMESTIK . Asmirah
HomeEC Vol 7, No 1 FEB (2009)
Publisher : HomeEC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bagi wanita yang bekerja, dorongan untuk bekerja bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, namun ada pula diantara mereka bekerja karena kebutuhan akan aktualisasi diri. Pemberdayaan wanita  merupakan perjuangan akan keadilan dalam kesempatan untuk memperoleh pendidikan,dan penghapusan segala bentuk diskriminasi. Key Words : Pemberdayaan, Wanita , Publik dan Domestik
Gender dan Mobilitas Sirkuler Perempuan Desa Asmirah; Harifuddin Halim; Rasyidah Zainuddin; Ismail Suardi Wekke; Mortaza A. Syafinuddin Hammada
Ad-Dariyah: Jurnal Dialektika, Sosial dan Budaya Vol 3 No 2 (2022): Dialektika, Sosial dan Budaya (Desember 2022)
Publisher : STAI DDI Kota Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55623/ad.v3i2.132

Abstract

Perempuan selalu menjadi bagian penting dalam ekonomi rumahtangga. Dalam mencari nafkah, perempuan (ibu rumah tangga) bisa melakukan apa saja untuk meningkatkan pendapatan keluarganya. Ia bahkan bisa pergi ke mana saja melakukan perjalanan jauh dan kembali lagi ke rumahnya. Bahkan, ia juga bisa meninggalkan anak dan suaminya dalam jangka waktu tertentu untuk bekerja. Dalam konteks tersebut, artikel ini mengungkapkan mobilitas perempuan (ibu rumah tangga) yang pergi jauh dari rumahnya untuk mencari uang atau bekerja dan kembali lagi (mobilitas), sementara suami tinggal di rumah. Artikel ini mengkaji perempuan pedagang di pelabuhan Parepare yang melakukan mobilitas sirkuler antar wilayah. Hasil penelitian ini menemukan (1) kaum perempuan (baca istri) meninggalkan rumah dari luar Parepare ke pelabuhan Parepare untuk meningkatkan ekonomi keluarga. (2) keberadaan para pedagang tersebut di pelabuhan merupakan hasil kesepakatan bersama suami. (3) mobilitas sirkuler kaum perempuan menunjukkan adanya dominasi mereka di bidang ekonomi dibanding kaum pria. Hal itu disebabkan oleh adanya pembagian kerja yang seimbang di antara kaum perempuan dan pria. Kesimpulan penelitian ini adalah mobilitas sirkuler perempuan pedagang merupakan bagian dari wujud keadilan gender di pelabuhan Parepare.
The Urgency of Social Capital in Local Community Development Syamsul Bahri; Rusdi Maidin; Asmirah; Iskandar; Nurmi Nonci; Andi Burchanuddin; Harifuddin
Formosa Journal of Social Sciences (FJSS) Vol. 2 No. 3 (2023): September, 2023
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/fjss.v2i3.6462

Abstract

The concept of social capital is widely associated with development, and the term 'development' is always synonymous with changing from an old situation to a new situation with the representation of new values and abandoning old values. This condition is reflected in almost all development that takes place in all corners of the village in Indonesia. The result of such development is physical material progress, but non-material regression such as local socio-cultural values. In this context, this paper is intended to illustrate the urgency of local social capital in rural community development. The social setting of this paper is Tapong Village in Maiwa District, Enrekang Regency, South Sulawesi Province. Tapong village has great socio-cultural potential and social capital that needs to be preserved through development programs, especially culture, so that it can become a local asset. This potential is in the form of the Appa Alliri Customary Institution, and various rituals. Both of these assets are local wisdom as well as socio-cultural assets that live on to this day
The Potential of Paku Gajah (Angiopteris evecta) as Antitumor Through In Vitro and In Silico Studies Rasyid, Herlina; Asmirah, Asmirah; Firdausiah, Syadza; Arief, Ihsanul; Soekamto, Nunuk Hariani
Molekul Vol 19 No 2 (2024)
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jm.2024.19.2.10644

Abstract

ABSTRACT. Paku gajah (Angiopteris evecta) is one of the largest ferns which has been used empirically by the Dayak tribe of Kalimantan, Indonesia as a traditional medicine to treat various diseases, one of which is tumors. This research aims to determine the potential utilization of A. evecta stem extract as an antitumor by secondary metabolites analysis, toxicity and antitumor assay. The methods used in this study were gradual maceration using three solvents (n-hexane, ethyl acetate, and methanol), phytochemical screening, toxicity test, antitumor activity assay with the Alamarblue method, Liquid Chromatography-Mass Spectrometry (LC-MS) analysis, and molecular docking analysis. This study indicated that A. evecta stem extract contained secondary metabolites such as flavonoids, saponins, tannins, and steroids. The ethyl acetate and methanol were found as toxic extracts with LC50 130.67 and 314.31 µg/mL, respectively. In line with the toxicity, the antitumor activity of the ethyl acetate extract was the highest with an IC50 of 240.94 µg/mL and phytochemical analysis revealed the presence of violanthin and angiopteroside in the extract. Molecular docking showed that the binding energy and inhibition constants of violanthin and angiopteroside against receptors were higher than standard ligand F82. The interaction between violanthin and the receptor results five hydrogen-bond (H-bond) with Lys920, Cys919, Asp1046, and Leu840, while the angiopteroside produces four H-bonds with Leu836, Leu834, and Arg831. Keywords: Antitumor, molecular docking, paku gajah (Angiopteris evecta).
Model Komunikasi Orang Tuaterhadap Penggunaan Gadget Pada Remaja Di Desa Bori’ Ranteletok Kabupaten Toraja Utara Taku, Deviana; Asmirah, Asmirah; Iskandar, Iskandar
Jurnal Sosiologi Kontemporer Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Sosiologi Kontemporer, Juni 2024
Publisher : Program Studi Sosiologi Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56326/jsk.v4i1.4868

Abstract

Peneltian bertujuan untuk mengetahui peran orang tua dalam mengontrol penggunaan gadget pada anak remajanya, yaitu dengan  memberikan nasihat yang lembut kepada anak untuk tidak terlalu sering bermain gadget, memberikan banyak waktu dan perhatian kepada anak agar anak-anak tidak merasa kesepian dan merasa selalu diperhatikan, mengisi waktu luang anak sehingga tidak selalu teringat akan gadgetnya. Kesulitan yang dihadapi orang tua saat ini adalah permasalahan waktu karena selalu sibuk dengan pekerjaan sehingga lupa membagi waktu dengan anaknya The research aims to determine the role of parents in controlling the use of gadgets in their teenage children, namely by giving gentle advice to children not to play with gadgets too often, giving lots of time and attention to children so that children do not feel lonely and always feel cared for, fill children's free time so they don't always remember their gadgets. The problem parents face today is the problem of time because they are always busy with work so they forget to share their time with their children
Dampak Objek Wisata Buntu Burake Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Lokal Kecamatan Makale Kabupaten Tana Toraja Linggi, Elma Taruk; Asmirah, Asmirah; Burchanuddin, Andi
Jurnal Sosiologi Kontemporer Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Sosiologi Kontemporer, Juni 2024
Publisher : Program Studi Sosiologi Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56326/jsk.v4i1.4871

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan objek wisata dapat memberi dampak secara sosial dan keberadaan objek wisata dapat memberi dampak pada kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif jenis deskriptif. Subjek dalam penelitian ini adalah pegelola, masyarakat lokal, penjual dan pengunjung. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi, sedangkan teknik analisis datanya menggunakan analisis data menurut Rijai (2019) yang terdiri dari: proses reduksi data, penyajian data dan proses penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 1). keberadaan objek wisata dapat memberi dampak secara sosial dilihat dari adanya interaksi antara masyarakat lokal dengan wisatawan yang menjalin hubungan yang baik, 2) keberadaan objek wisata buntu burake dapat memberi dampak pada kesejahteraan masyarakat karena adanya objek wisata sehingga masyarakat setempat dapat membuka usaha dengan berjualan dan mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhannya This research was conducted to determine whether the existence of tourist attractions can have a social impact and the existence of tourist attractions can have an impact on community welfare. This research uses descriptive qualitative reseaech. The subjects in this research were managers, local communities, sellers and visitors. The data collection technique in this research uses observation, interviews and documentation methods, while the data analysis technique uses data analysis according to Rinjai (2019) which consists of: data reduction process, data presentation and conclusion drawing process. The results of this research show that 1). The existence of a tourist attraction can have a social impact seen from the interaction between local communities and tourists who have good relationships, 2) the existence of the Burake dead end tourist attraction can have an impacr on the welfare of the community because of the existence of the tourist attraction so that local people can open businesses by selling and earning money income of meet their needs.
Gerakan Solidaritas Perempuan Anging Mammiri Dalam Memperjuangkan Hak Kelompok Perempuan Buruh Migran Bangkala Di Kecamatan Manggala Kota Makassar Sandana, Stefani Tasik; Asmirah, Asmirah; Bahri, Syamsul
Jurnal Sosiologi Kontemporer Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Sosiologi Kontemporer, Juni 2024
Publisher : Program Studi Sosiologi Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56326/jsk.v4i1.4874

Abstract

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengkaji suatu femonena sosial dalam bentuk gerakan feminis dan juga mengkaji relasi sosial yang terjalin antara Solidaritas Perempuan Anging Mammiri (SP Anging Mammiri/SPAM) dengan Kelompok Perempuan Buruh Migran Bangkala. Penelitian dilakukan di kantor kesekretariatan SPAM dan posko Kelompok Perempuan Buruh Migran bangkala di Kecamatan Manggala, Kota Makassar. Pergerakan yang dilakukan organisasi harus berjalan sesuai dengan standar organisasi yang telah ditetapkan dan berjalan secara kondusif serta terarah. Di samping itu, aspirasi Kelompok Perempuan Buruh Migran Bangkala dapat didengarkan oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif deskriptif, yaitu langsung mendatangi lokasi penelitian untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Selain itu, dalam prosesnya dilakukan observasi, wawancara mendalam atau dokumentasi untuk memperoleh data yang konkrit dan faktual. Dari hasil wawancara mengenai gerakan yang dilakukan SPAM di Kelompok Perempuan Buruh Migran Bangkala, maka kesimpulan yang bisa ditarik yaitu ; (1) Proses gerakan SPAM di Bangkala hingga terbentuknya Kelompok Perempuan Buruh Migran Bangkala, diawali dengan observasi, pendekatan kepada warga/keluarga buruh migran di Bangkala. Konsolidasi dengan pemerintah kelurahan di Bangkala, melakukan diskusi kampung, penguatan hingga terbentuknya Kelompok perempuan Buruh Migran Bangkala dan dilanjutkan dengan penguatan/pengorganisasian, advokasi dan kampanye. (2) Proses pergerakan berjalan dengan kondusif walaupun terdapat miskomunikasi dan dinamika di lapangan dalam proses pengadvokasian kasus, namun semuanya dapat teratasi dengan melakukan diskusi terbuka atas saran dan kritik. Sehingga gerakan yang dilakukan bersama tidak terganggu. Dalam menjaga relasi sosial dilakukan proses interaksi sosial dan, mengedepankan relasi yang setara serta adanya proses akomodasi. Corak gerakan SPAM adalah feminisme yang mana gerakan ini memperjuangkan kaum perempuan dalam proses pergerakan organisasinya Examining the feminist movement as a social phenomenon and the social relationships between the Bangkala Women's Migrant Workers Group and the Anging Mammiri Women's Solidarity (SP Anging Mammiri/SPAM) are the two main goals of this research. The research was conducted at the SPAM secretariat office and the Bangkala Women's Migrant Workers Group post in Manggala District, Makassar City. The organization's movements must be conducted in a way that is conducive to and geared toward compliance with specified organizational standards. Aside from that, the Indonesian government and society are receptive to the goals expressed by the Bangkala Migrant Women Workers Group. This research employed a descriptive qualitative, which entails visiting the research site directly to obtain data related to the problem being studied. In addition, observations, in-depth interviews, or documentation are done throughout the process to gather accurate and tangible data. From the results of interviews regarding the movement carried out by SPAM in the Bangkala Women's Migrant Workers Group, the conclusions that can be drawn are; (1) The SPAM movement in Bangkala started with observations and outreach to locals and migrant worker families prior to the establishment of the Bangkala Women's Migrant Workers Group. consolidation with Bangkala's sub-district government, holding village discussions, fortification up to the Bangkala Migrant Workers Women's Group's establishment, and persistence in fortification/organization, advocacy, and campaigns. (2) The movement process is running conducively even though there is miscommunication and dynamics in the field in the case advocacy process, all issues may be overcome by holding open discussions regarding suggestions and criticism. so as not to interfere with coordinated movements. Equal relationships and the process of accommodation are given priority during the social interaction process that sustains social partnerships. The feminist approach of the SPAM movement is to fight for women while advancing its organizational goals
Disfungsi Sosial Kartu Indonesia Sehat Di Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Rakyat Di Kota Makassar Aisyah, Sitti; Asmirah, Asmirah; Harifuddin, Harifuddin
Jurnal Sosiologi Kontemporer Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Sosiologi Kontemporer, Juni 2024
Publisher : Program Studi Sosiologi Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56326/jsk.v4i1.4875

Abstract

Pelayanan kessehatan yang berkualitas dan proposional menjadi dambaan bagi setiap rakyat Indonesia, oleh karenanya diperlukan komitmen dari pelaksana pemberi layanan khususnya rumah sakit dalam menunjang pelaksanaan program pemerintah melalui kartu Indonesia sehat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apa saja yang menjadi kendala pengguna Kartu Indonesia Sehat dalam pelayanan kesehatan berbasis Kartu Indonesia Sehat dan untuk mengetahui presepsi pasien pemilik Kartu Indonesia Sehat terhadap penggunaannya di Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Rakyat. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena yang terjadi. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa program Kartu Indonesia Sehat masih kurang efektif dikarenakan banyaknya kendala yang dihadapi seperti sosialisasi program yang belum merata, masih ada pasien yang belum mengetahui tentang program Kartu Indonesia Sehat dan kurangnya sosialisasi dari pemerintah ketika mengeluarkan suatu kebijakan sehingga masyarakat banyak kurang mengerti dan tahu kegunaan Kartu Indonesia Sehat Quality and proportional health services are the dream of every Indonesian, therefore commitment is needed from service providers, especially hospitals, in supporting the implementation of government programs through the Indonesia Health Card. The purpose of this research is to find out what are the obstacles for users of the Indonesia Health Card in health services based on the Indonesia Health Card and to find out the perceptions of patients who own the Indonesia Health Card regarding its use at the Sayang Rakyat Regional General Hospital. The approach in this research uses descriptive qualitative to describe and explain the phenomena that occur. The results of this research show that the Healthy Indonesia Card program is still less effective due to the many obstacles faced such as uneven socialization of the program, there are still patients who do not know about the Healthy Indonesia Card program and there is a lack of socialization from the government when issuing a policy so that many people do not understand and know the use of the Healthy Indonesia Card
Analisis Tradisi Ma’pasilaga Dalam Penguatan Kohesi Sosial Masyarakat Toraja Padandi, Astuti; Burchanuddin, Andi; Asmirah, Asmirah
Jurnal Sosiologi Kontemporer Vol. 4 No. 1 (2024): Jurnal Sosiologi Kontemporer, Juni 2024
Publisher : Program Studi Sosiologi Universitas Bosowa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56326/jsk.v4i1.4876

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana tradisi ma’pasialaga tedong berkontribusi dalam memperkuat kohesi sosial masyarakat Toraja serta faktor-faktor yang membuatnya tetap relevan hingga kini. Metode penelitian yang diterapkan adalah deskriptif kualitatif, dengan fokus pada tradisi Ma’pasilaga Tedong dalam konteks masyarakat Toraja. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan pencatatan lapangan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa tradisi ma’pasialaga tedong berperan sebagai sarana pertemuan dan kekerabatan bagi masyarakat Toraja, serta bertahan hingga saat ini karena dianggap sebagai hiburan dan bagian integral dari kebudayaan, termasuk dalam konteks perjudian. This study aims to uncover how the of buffalo fighting tradition contributes to strengthening the social cohesion of the Toraja community as well as the factors that make it relevant today. The research method applied is qualitative descriptive, focusing on the tradition of buffalo fighting in the context of the Toraja community. Data collection is carried out through observation, interviews, documentation, and field recording. The findings of the study show that the tradition of buffalo fighting serves as a means of meeting and kinship for the Toraja people, and has survived to this day because it is considered entertainment and an integral part of culture, including in the context of gambling