Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Sifat Kimia dari Kayu Shorea Retusa, Shorea Macroptera, dan Shorea Macrophylla Yunanta, Rohmatus Rizqy Kisna; Lukmandaru, Ganis; Fernandes, Andrian
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 8, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kayu meranti merah berpotensi sangat tinggi untuk digunakan sebagai alternatif bahan baku industri. Agar dapat dimanfaatkan secara optimal, kayu meranti merah perlu diketahui sifat dasarnya, diantaranya sifat kimia kayu. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi sifat kimia pada tiga jenis kayu meranti merah kurang dikenal. Pohon yang dipakai dalam penelitian ini adalah Shorea retusa (SR) dan Shorea macroptera (ST) yang didapat dari PT. Hutan Sanggam Labanan Lestari, Berau, Kalimantan Timur, dan Shorea macrophylla (SP) yang didapat dari PT. Sari Bumi Kusuma, Seruyan, Kalimantan Tengah. Analisis kimia yang dilakukan mengacu pada standar ASTM. Dari hasil penelitian didapatkan kadar ekstraktif etanol-toluena (KEET), air dingin (KEAD), dan air panas (KEAP) secara berurutan adalah 1,47%-16,09%, 1,37%-6,91%, 1,55%-8,14%. Kadar holoselulosa, alfa-selulosa, dan lignin secara berurutan adalah 63,16%-75,16%, 39,70%-48,33%, 24,35%-35,95%. Kemudian kelarutan dalam NaOH 1%, kadar abu, dan nilai pH secara berurutan adalah 19,33%-39,56%, 0,02%-1,40%, 4,59-8,39. Kadar alfa-selulosa, lignin, dan nilai pH tertinggi terdapat i pada SR, sedangkan KEAD, KEAP, dan kelarutan dalam NaOH 1% tertinggi diperlihatkan oleh ST. Selain itu, kadar holoselulosa dan abu tertinggi ditunjukkan oleh SP. Kadar holoselulosa dan kadar abu cenderung meningkat dari kayu teras ke kayu gubal pada variasi radial. Secara keseluruhan variasi aksial, KEET, KEAP, holoselulosa, lignin, dan kelarutan dalam NaOH 1% cenderung meningkat dari bagian pangkal ke ujung.
SIFAT KIMIA DAN WARNA KAYU KERUING, MERSAWA, DAN KAPUR Lukmandaru, Ganis; Fatimah, Siti; Fernandes, Andrian
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat kimia dan warna kayu keruing (Dipterocarpus humeratus), mersawa (Anisoptera laevis) dan kapur (Dryobalanops keithii) yang sampai saat ini relatif belum banyak diketahui. Sampel pohon diperoleh dari hutan Muara Wahau, Kalimantan Timur. Bagian gubal dan teras diperoleh dari bagian pangkal pohon. Pengujian komponen kimia mengacu pada standar ASTM. Pengukuran warna dilakukan melalui sistem koordinat CIELAB. Hasil pengukuran kadar ekstraktif di 3 spesies pada nilai kadar ekstraktif etanol-toluena (KEET) menunjukkan kisaran pada kayu bagian gubal (KG) 2,37-4,60 % dan teras (KT) 2,58-4,81 %, kelarutan dalam air panas (KAP) sebesar 2,14-6,49 % (KG) dan 1,14-5,77 % (KT), kadar kelarutan dalam air dingin (KAD) adalah 1,61-6,39 % (KG) dan 1,06-3,26 % (KT). Kecenderungan dari gubal ke teras menunjukkan adanya kenaikan nilai KEET, dan penurunan nilai KAP dan KAD. Pengukuran komponen dinding sel pada kadar lignin berkisar 27,39 – 33,29 % (KG) dan 25,77- 34,19 % (KT), kadar holoselulosa berkisar 70,50-73,73 % (KG) dan 65,94-74,84% (KT), sedangkan kadar α-selulosa berkisar 45,83-49,62 % (KG) dan 44,23-52,32 % (KT). Dari gubal ke teras, perbedaan nilai kadar lignin dan selulosa relatif kecil. Kelarutan dalam NaOH 1 % berkisar 12,06-17,07 (KG) dan 11,85-20,79 % (KT), kadar abu sekitar 0,72-3,64 % (KG) dan 0,74-4,73 % (KT), sedangkan nilai pH berkisar 5,56-8,02 (KG) dan 7,09-7,96 (KT). Untuk sifat warna, kisaran nilai indeks kecerahan (L*), kemerahan (a*), dan kekuningan (b*) pada bagian gubal adalah 48-53, 6-11, dan 9-20, secara berturutan,, sedangkan pada bagian teras masing-masing 40-49, 9-16, dan 14-18.
POLA PEMANENAN BUAH TENGKAWANG (Shorea machrophylla) DAN REGENERASI ALAMINYA DIKEBUN MASYARAKAT Fajri, M.; Fernandes, Andrian
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 1, No 2 (2015): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemungutan buah tengkawang banyak dilakukan masyarakat di populasi alaminya, baik di kebun masyarakat, hutan adat maupun di hutan alam. Kenyataan yang dihadapi sekarang adalah adanya eksploitasi yang mengancam keberadaan pohon penghasil tengkawang. Permasalahan yang kedua adalah apakah selama ini masyarakat memanen biji tengkawang tersebut secara lestari, sehingga kedepannya keberadaan buah tengkawang tetap ada dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dari masyarakat tentang cara pemanenan buah, produktivitas pohon dan permudaan yang ada di areal penghasil tengkawang di Kabupaten Sanggau. Metode pengumpulan data di dilapangan yaitu :1. wawancara dengan pemilik pohon tengkawang; 2. Pembuatan plot pada setiap pohon yang berbuah; 3. inventarisasi tingkat semai, pancang, tiang dan pohon tengkawang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanenan buah tengkawang terjadi pada bulan Desember, Januari, Pebruari dan diperkirakan berakhir di bulan Maret. Masa pembungaannya dimulai pada bulan Nopember, Desember dan Januari. Pemanenan buah tengkawang masih dilakukan secara tradisional. Untuk produksi rata-rata 206,14 kilogram buah/pohon. Untuk tingkat regenerasi alami yang paling banyak ditemukan adalah tingkat semai.
SIFAT FISIK DAN MEKANIK KAYU SHOREA MACROPTERA ssp. SANDAKANENSIS ( Sym. ) ASHTON SEBAGAI BAHAN BAKU MEBEL Fernandes, Andrian; Saridan, Amiril
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 7, No 1 (2013): Jurnal Penelitian Dipterokarpa
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Ekosistem Hutan Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Adanya perkembangan industri mebel membuka peluang digunakannya jenis-jenis kayu yang kurang dikenal. Salah satunya adalah Shorea macroptera ssp. sandakanensis (Sym.) Ashton yang tergolong jenis meranti merah yang belum diketahui sifat dasarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat dasar dan peluang penggunaan kayu S. macroptera ssp. sandakanensis (Sym.) Ashton sebagai bahan baku mebel. S. macroptera ssp. sandakanensis (Sym.) Ashton diambil dari RKT 2012 IUPHHK PT Hutansanggam Labanan Lestari. Sifat dasar yang diuji meliputi berat jenis kayu dan perubahan dimensi kayu mengikuti standar DIN-2135 1975, pengujian mekanik kayu menggunakan standar uji BS 373-1957, dan pengujian pengetaman kayu mengikuti standar uji ASTM D-1666-64 1981 yang dimodifikasi oleh Abdurachman dan Karnasudirdja (1982). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu S. macroptera ssp. Sandakanensis (Sym.) Ashton tergolong ke dalam berat jenis kelas III, memiliki kekuatan lengkung statis kelas II, kekuatan tekan sejajar serat kelas III dan mudah dikerjakan. Berdasarkan sifat tersebut kayu S. macroptera ssp. sandakanensis (Sym.) Ashton dapat digunakan untuk bahan baku mebel.
The Health Fitness Level in The Men Athlet Basket Ball in Christian Satya Wacana Salatiga Middle School Fernandes, Andrian
Journal of Physical Education Health and Sport Vol 6, No 1 (2019): July
Publisher : Universitas Negeri Semarang (Unnes)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.038 KB) | DOI: 10.15294/jpehs.v6i1.16666

Abstract

Basketball requires a good physical fitness condition, a good physical fitness needs an adequate exercise program, one of the popular exercise program is fartlek method. The purpose of this study is to know the effect of fartlek method that have had done for eight weeks (twice in a week) towards the VO2max of SMP Kristen Satya Wacana’s male basketball extracurricular. Based on the previous study about physical fitness, the participants of SMP Kristen Satya Wacana’s basketball extracurricular had a poor physical fitness proven by the result of cooper test that shown the VO2max on SMP Kristen Satya Wacana’s male basketball extracurricular was 29,19 ml⸱kg-1⸱min-1 (very poor).The VO2max was calculated using cooper test. The VO2max’s result on this research is 53,49 19 ml-kg-1-min-1, which is very good. T-tests were used to determine the result of pretest and postest, and the result of the vo2max is 26,03111±7,5 ml∙kg-1∙min-1 (p<0,05). Based on the result of this research, fartlek could be used to increase the VO2max of basketball male athletes of SMP Kristen Satya Wacana Salatiga.
The Health Fitness Level in The Men Athlet Basket Ball in Christian Satya Wacana Salatiga Middle School Fernandes, Andrian
Journal of Physical Education Health and Sport Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpehs.v6i1.16666

Abstract

Basketball requires a good physical fitness condition, a good physical fitness needs an adequate exercise program, one of the popular exercise program is fartlek method. The purpose of this study is to know the effect of fartlek method that have had done for eight weeks (twice in a week) towards the VO2max of SMP Kristen Satya Wacana’s male basketball extracurricular. Based on the previous study about physical fitness, the participants of SMP Kristen Satya Wacana’s basketball extracurricular had a poor physical fitness proven by the result of cooper test that shown the VO2max on SMP Kristen Satya Wacana’s male basketball extracurricular was 29,19 ml⸱kg-1⸱min-1 (very poor).The VO2max was calculated using cooper test. The VO2max’s result on this research is 53,49 19 ml-kg-1-min-1, which is very good. T-tests were used to determine the result of pretest and postest, and the result of the vo2max is 26,03111±7,5 ml∙kg-1∙min-1 (p0,05). Based on the result of this research, fartlek could be used to increase the VO2max of basketball male athletes of SMP Kristen Satya Wacana Salatiga.
Antidepressant Activity Study of Keruing (Dipterocarpus grandiflorus) Oleoresin Candle Aromatherapy on Male Mice (Mus musculus) Balb/C Strain Agus, Adhe Septa Ryant; Butar-Butar, Maria Elvina Tresia; Fernandes, Andrian; Maharani, Rizki; Awan, Kevin Imanuel; Luhat, Martin Gilbert
Camellia : Clinical, Pharmaceutical, Analytical and Pharmacy Community Journal Vol 3 No 2 (2024): Camellia (Clinical, Pharmaceutical, Analytical, and Pharmacy Community Journal)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/cam.v3i2.24665

Abstract

Depression represents a manifestation of prolonged stress, which, if left untreated, may lead to severe mental disorders. For depression treatment therapy, it can be carried out based on evidence-based treatment for depression and anxiety. Aromatherapy candles can be used as a non-pharmacological medium for depression therapy, where keruing has active compounds are phthalic acid di(3-methoxybenzyl) ester and phthalic acid, 5-ethyl-1,3-dioxan-5-yl octyl ester, causing keruing oleoresin to have a distinctive fragrance. This study aims to evaluate the pharmacological potential of keruing as an antidepressant for non-pharmacological therapy. Aromatherapy candles were formulated with keruing oleoresin at concentrations of 0%, 2.5%, 5%, 7.5%, and 10%, followed by testing their antidepressant activity using the Conditioned Place Preference (CPP) method. The results of the Paired T-test for groups F0, F2, and F4 or formulas containing 0%, 5%, and 10% of keruing oleoresin have a significant effect (sig. values <0.05) between pre and post-test being given aromatherapy and induction. In the One-way ANOVA test, between their groups, it can be seen there was no significant difference in test activity, namely for the pre-treatment test (sig. 0.445 > 0.05) and for the post-treatment test (sig. 0.065 > 0.05). Results indicated that while the candles met physical quality standards outlined by the Indonesian National Standard (SNI), no significant antidepressant effects were observed in mice. Further refinement in methodology, including the concentration of active compounds and delivery methods, is recommended to enhance the pharmacological potential of keruing oleoresin.
Antihypertensive Activity Profile of Bangkirai Leaves (Shorea laevis Ridl.) Ethanol Extract on Angiotensin II (4ZUD) and β-Adrenergic (6PS5) Receptors Agus, Adhe; Siswandono, Siswandono; Butar-Butar, Maria; Fernandes, Andrian; Maharani, Rizki
Media Farmasi Vol 20 No 2 (2024): Media Farmasi Edisi Oktober 2024
Publisher : Jurusan Farmasi Poltekkes kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v20i2.994

Abstract

Hypertensive is a cardiovascular system disorder characterized by systolic pressure ≥ 140mmHg and diastolic ≥ 90mmHg. The increase in blod pressure is due to the mechanism of angiotensin II and β-adrenergic receptors, so in developing medicine for hypertension, compounds are needed to inhibit the activation of angiotensin II to angiotensin II, as well as β-adrenergic. Kalimantan, Indonesia has a biodiversity that has the potential as medicine such as Bangkirai (Shorea laevis Ridl.). Based on previous research on secondary metabolites, various compounds have been identified that have potential as new drug candidates, for example as antihypertensive. This study aims to determine the pharmacological profile and mechanism of angiotensin I inhibition at the 4ZUD and β-adrenergic receptors inhibition at the 6PS5 receptor, from ethanol extract of bangkirai leaves by carrying out molecular docking which begins with several stages including preparation and optimization of the structure of the test compound and structure preparation of 3D receptors 4ZUD and 6PS5. To find out the correctness of the method, validation was carried out on the Olmesartan ligand compound for 4ZUD and the propranolol ligand for 6PS5. Based on research carried out on both receptors, results were obtained for the test compounds in the form of MolDockScore, the pharmacological profile of absorption, distribution, metabolism, excretion, and toxicity. MolDockScore results show that the compound Colchicine, N-desacetyl-N-[4-hydroxy-3,5-dimethoxycinnamoyl] has the lowest values, namely -146.503 at the 4ZUD receptor dan -129.718 at the 6PS5 receptor, which is close to the natural ligand value compared to other metabolite compounds. Apart from that, it also provides good results based on the pharmacological profile of the 4ZUD and 6PS5 receptors including HIA (95.73%), Caco2 (35.14nm/second), and PPB (87.67%). Negative test results are also shown in the mutagenic toxicity profile (Ames Test Method), non-mutagenic, and carcinogenic tests which include genotoxic and nongenotoxic.
Minyak Keruing Sebagai Produk Hasil Hutan Bukan Kayu Fernandes, Andrian; Rosamah, Enih; Kuspradini, Harlinda
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 9, No 1 (2025)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32522/ujht.v9i1.18634

Abstract

Hutan hujan tropis Kalimantan didominasi oleh jenis Dipterocarpaceae, diantaranya adalah keruing (Dipterocarpus). Selain memiliki kayu dengan kualitas tinggi, keruing juga menghasilkan minyak. Minyak keruing merupakan metabolit sekunder pohon Keruing (Dipterocarpus) dengan bau yang khas dan bersifat mudah menguap. Minyak keruing diperoleh dari destilasi daun, batang, ranting serta pemisahan dari oleoresin keruing. Kandungan minyak keruing didominasi oleh metabolit sekunder terpenoid. Minyak keruing memiliki beragam kegunaan di bidang farmasi dan kesehatan. Minyak keruing dan produk turunannya memiliki nilai ekonomi yang tinggi, bahkan sudah mulai dijual pada “online shopping”, dengan harga Rp.400.000,00 hingga Rp.800.000,- per liter minyak keruing. Adanya nilai ekonomi yang tinggi, dapat dijadikan sebagai salah satu sumber pendapatan warga sekitar hutan.
Formulasi dan Evaluasi Krim Ekstrak Jamur Sawit (Volvariella sp) sebagai Tabir Surya dengan Variasi Konsentrasi Basis Lemak Tengkawang dan Lemak Cokelat Prehatin, Chrisbaningrum; Butarbutar, Maria Elvina Tresia; Sianturi, Sister; Fernandes, Andrian
Majalah Farmasetika Vol 10, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mfarmasetika.v10i1.60520

Abstract

Jamur sawit merupakan bahan alam yang mengandung senyawa antioksidan sangat kuat, yaitu 19,14 bpj, sehingga memiliki potensi sebagai tabir surya. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktivitas ekstrak jamur sawit sebagai tabir surya dengan menentukan nilai SPF yang diformulasikan menjadi sediaan krim dengan variasi konsentrasi lemak tengkawang dan lemak cokelat. Metode spektrofotometri UV-Vis digunakan untuk menentukan nilai SPF krim ekstrak jamur sawit. Diuji nilai SPF 7 formula dan diperoleh 3 formula terbaik, yaitu F1 (1,9305), F5 (1,6487), dan F7 (1,7906) untuk selanjutnya dilakukan evaluasi mutu fisik. Pada uji pH, F1, F5, dan F7 memenuhi persyaratan pH kulit, yaitu 4,5-6,5, dasil statistik pH diperoleh p>0,05 menunjukan tidak terdapat perbedaan pada variasi konsentrasi terhadap nilai pH. Pada uji viskositas F1, F5, dan F7 memenuhi persyaratan sediaan krim, yaitu 2.000-50.000 cPs. Pada uji daya sebar F1, F5, dan F7 tidak memenuhi persyaratan sediaan krim, yaitu 5-7 cm. Pada uji daya lekat tidak memenuhi persyaratan waktu daya lekat krim, yaitu <4 detik. Hasil viskositas diperoleh adanya perbedaan pada F1, F5, dan F7 dengan nilai p<0,05. Nilai signifikansi tersebut dapat diartikan adanya pengaruh variasi konsentrasi basis terhadap nilai viskositas.