Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Ners Indonesia

Perbedaan Tingkat Depresi Pasien Kanker Sebelum dan Sesudah Kemoterapi Pertama A'la, Muhamad Zulfatul; Arini, Puji; Wantiyah, Wantiyah; Setioputro, Baskoro; Ridla, Akhmad Zainur
Jurnal Ilmiah Ners Indonesia Vol 4 No 2 (2023): November 2023
Publisher : Program Studi Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jini.v4i2.27472

Abstract

Cancer is one of the main causes of death in the world. The most common cancer treatment is chemotherapy. Chemotherapy in its implementation has a physical and psychological impact on cancer patients. This study aims to determine the differences in depression in cancer patients before and after the first chemotherapy at Baladhika Husada Hospital, Jember. It was a longitudinal study with a comparative design. A total of 39 respondents were recruited using purposive sampling. Respondents before chemotherapy were 39 patients and after chemotherapy there were 39 patients. Beck Depression Inventory II with 21 statement items is utilized as a measuring tool to see the level of depression. Data were analyzed using the Wilcoxon test with a significance level <0.05. The results showed that 3 patients experienced a decrease, 5 patients did not change, and 31 patients experienced an increase in depression after 7 days of first chemotherapy. The Wilcoxon test showed no difference in depression in cancer patients before and after the first chemotherapy (p = 0.000; Z = -4.574). The conclusion of this study showed that there were differences in depression in cancer patients before and seven days after the first chemotherapy at Baladhika Husada Hospital, Jember. This difference is influenced by the side effects of chemotherapy that cause depression in cancer patients. Further research recommends exploring at the factors that influence depression after the first chemotherapy and subsequent chemotherapy. ABSTRAK Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di dunia. Perawatan kanker yang paling umum adalah kemoterapi. Kemoterapi dalam implementasinya memiliki dampak fisik dan psikologis pada pasien kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan depresi pada pasien kanker sebelum dan sesudah kemoterapi pertama di rumah sakit Baladhika Husada, Jember. Ini adalah studi longitudinal dengan desain komparatif. Sebanyak 39 responden direkrut dengan menggunakan purposive sampling. Responden sebelum kemoterapi adalah 39 pasien dan sesudah kemoterapi ada 39 pasien. Beck Depression Inventory II dengan 21 item pernyataan digunakan sebagai alat ukur untuk melihat tingkat depresi. Data dianalisis menggunakan uji wilcoxon dengan tingkat signifikansi <0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 3 pasien mengalami penurunan, 5 pasien tidak berubah, dan 31 pasien mengalami peningkatan depresi sesudah 7 hari pasca kemoterapi pertama. Uji Wilcoxon menunjukkan ada perbedaan dalam depresi pada pasien kanker sebelum dan sesudah kemoterapi pertama (p = < 0,01; Z = -4,574). Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan depresi pada pasien kanker sebelum dan tujuh hari sesudah kemoterapi pertama di Rumah Sakit Baladhika Husada Jember. Perbedaan ini dipengaruhi oleh efek samping kemoterapi yang menyebabkan depresi pada pasien kanker Penelitian selanjutnya merekomendasikan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi depresi pasca kemoterapi pertama maupun kemoterapi selanjutnya. Kata Kunci: Depresi, Pasien Kanker, Kemoterapi Pertama
Asuhan Keperawatan Pada Penurunan Curah Jantung Dengan Intervensi Posisi Semi fowler: Studi Kasus Pada Pasien Acute Decompensated Heart Failure (ADHF) Di Ruang ICCU Ardiyanto, Makhrufi M.A.S.; Zulfatul A'la, Muhamad; Tri Gunarto, Sugito; Zainur Ridla, Akhmad
Jurnal Ilmiah Ners Indonesia Vol 5 No 1 (2024): May 2024
Publisher : Program Studi Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jini.v5i1.31655

Abstract

Acute Decompensated Heart Failure (ADHF) is characterized by initial complaints such as fatigue, jugular vein distention, cough, shortness of breath, paroxysmal nocturnal dyspnea, CRT<3 seconds, and arrhythmia indicated by auscultation results. In this case study, observations were made of individuals diagnosed with ADHF and a low heart rate, who underwent treatment in a semifowler position for three days in a Bali hospital. An increase in heart rate was observed as a result of the intervention in this case study, along with reduced shortness of breath or dyspnea, less fatigue, and increased ability to engage in minimal bed activity in patients.Similarly, jugular vein distention, coughing, and muscle contractions all contribute to reduced breathing. Semi-fowler positions are used with patients as an alternative to diuretic treatment in cases of elevated heart rate. It is hoped that future researchers will be able to combine a semi-Fowler intervention with other more complex research designs that include more detailed observation sheets or monitoring in order to monitor not only the patient's hemodynamic status, but also the oxygenation status and other factors that contribute to improvement in patients with heart rate reduction disorders Abstrak Gagal jantung dekompensasi atau yang disebut juga Acute Decompensated Heart Failure (ADHF) terjadi secara langsung (akut atau subakut) dengan gejala yang bertahap dari keluhan awal berupa keletihan, distensi vena jugularis, batuk disertai sesak napas, paroksimal nocturnal dispnea, hingga CRT > 3 detik dan hasil auskultasi dengan interpretasi aritmia pada irama bunyi jantung. Penurunan curah jantung menjadi salah satu masalah keperawatan prioritas pada pasien ADHF. Metode dalam studi kasus ini yakni berupa pengamatan yang dilakukan pada pasien ADHF dengan diagnosa keperawatan penurunan curah jantung dan diberikan intervensi posisi semi fowler selama tiga hari di rumah sakit di Bali. kondisi sadar dan tidak takut untuk mengikuti serangkaian intervensi yang diberikan. Hasil dari pemberian intervensi yang dilakukan dalam studi kasus ini yakni berupa peningkatan curah jantung dan hasil evaluasi yang diperoleh dari keluhan pasien berupa sesak napas atau dispnea yang menurun, keletihan menurun, dan juga mampu beraktivitas dengan minimum di tempat tidur. Begitu juga tidak teraba distensi vena jugularis, batuk dan otot bantu napas menurun. Pemberian posisi semi fowler yang diimplementasikan kepada pasien sebagai bentuk alternatif selain pemberian obat diuretik dalam meningkatan curah jantung. Harapan peneliti selanjutnya dapat menerapkan intervensi semi fowler dengan desain penelitian lain yang lebih kompleks dengan lembar observasi atau pengamatan yang lebih lengkap dalam melakukan pengamatan tidak hanya status hemodinamik pasien, namun juga status oksigenasi dan juga faktor lainnya yang menjadi aspek peningkatan pasien dengan gangguan penurunan curah jantung. Kata kunci : Acute Decompensated Heart Failure, Penurunan curah jantung.