Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Pengembangan Model Bimbingan Kelompok Berbasis Islami untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional Siswa Fadhilah, Ningsih
Jurnal Penelitian Volume 14 Nomor 1 2017
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (699.662 KB) | DOI: 10.28918/jupe.v14i1.1209

Abstract

This article examines the model of group guidance development that is effective in improving the emotional intelligence of senior high school students. This research used educational research and development method. The sample was chosen by purposive sampling to one group of 10 students. The result of this research is Islamic-based group guidance model. The Islamic group-based guidance model developed is a process of providing assistance by counselors to individual through a group atmosphere based on Islamic values in al-qur'an and hadith, enabling each member to learn to participate actively by utilizing the thought and experience of group members. The result of model implementation shows that the guidance of Islamic-based group proved effective in improving students' emotional intelligence. This increase occurs in all aspects of emotional intelligence. Wilcoxon statistical test result shows probability value below 0.05 (0.0025 <0.05), means that the guidance of Islamic-based group effective to improve students' emotional intelligence.
Strategi Bimbingan Konseling Islam Bagi Masyarakat Muslim Minoritas Untuk Meningkatkan Kematangan Beragama Sebagai Upaya Menghadapi Bahaya Kristenisasi DI Kawasan Minoritas Fadhilah, Ningsih; Khasanah, Uswatun
KONSELING RELIGI Vol 9, No 1 (2018): June 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/kr.v9i1.3199

Abstract

Kematangan beragama merupakan kemampuan seseorang untuk memahami, menghayati, serta mengaplikasikan nilai-nilai luhur agama yang dianutnya. Jika kematangan beragama telah ada pada diri seseorang, maka segala perbuatan dan tingkahlaku keagamaannya senantiasa dipertimbangkan betul-betul dan dibina atas rasa tanggung jawab bukan atas dasar peniruan dan sekedar ikut-ikutan saja. Oleh karenanya dalam masyarakat muslim minoritas, kematangan beragama sangatlah penting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kematangan beragama warga muslim minoritas Dukuh Purbo sebelum dan sesudah diberi layanan bimbingan konseling islami melalui pembinaan keagamaan dan mengetahui efektivitas strategi bimbingan konseling Islam melalui kegiatan keagamaan sebagai media dakwah terhadap peningkatan kematangan beragama warga muslim minoritas. Penelitian  ini merupakan eksperimen, menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian  pre-eksperimental dan model penelitian one group pretest post test design. Dilakukan dua kali pengukuran terhadap aspek kematangan beragama, yakni pre test  dan  post test  atau sebelum dan setelah dilakukan layanan bimbingan konseling Islam. Sampel dalam penelitian ini dengan mengambil satu kelompok berjumlah 20 orang. Instrumen yang digunakan adalah menggunakan angket, wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis menggunakan statistik wilcoxon, Hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa: (1) kematangan beragama warga muslim minoritas sebelum treatment memiliki skor rata-rata pree test 74,6, termasuk kategori “kurang”; (2) kematangan beragama warga muslim minoritas setelah treatment skor post test  meningkat yakni 85,4, termasuk kategori “cukup”; (3) strategi bimbingan konseling Islam melalui pembinaan keagamaan terbukti efektif dalam peningkatan kematangan beragama warga muslim minoritas, terlihat pada hasil  nilai  probabilitas dibawah 0,05 yakni (0,0005<0,05).
KUALIFIKASI, PERSEPSI, DAN KOMPETENSI GURU PAI SMP/MTS SE-KOTA PEKALONGAN DALAM PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK DI ERA GENERASI Z Zaeni, Akhmad; Fauyan, Muchamad; Fadhilah, Ningsih
JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN Vol 14 (2018)
Publisher : BAPPEDA Kota Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.458 KB)

Abstract

Penelitian ini dilatarbekalangi adanya temuan bahwa guru PAI SMP/MTs Se-Kota Pekalongan di era generasi Z ini belum optimal dalam memanfaatkan media pembelajaran khususnya yang berbasis TIK sehingga penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap kondisi riil kualifikasi, persepsi, dan kompetensi serta penyebab keterbatasan guru PAI dalam mengembangkan atau memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK. Di samping itu, juga diungkap proses perencanaan, produksi, pemanfaatan, dan pengelolaan media pembelajaran berbasis TIK oleh guru PAI yang sudah pernah mempraktikkannya. Hasil penelitian ini adalah semua guru PAI yang menjadi sampel penelitian sudah memenuhi kualifikasi sebagai guru PAI SMP/MTs. Persepsi mereka terhadap pemanfaatan media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) diketahui memiliki kategori kecenderungan/ persepsi baik, sedangkan kompetensi guru SMP/MTs se-Kota Pekalongan dalam pemanfaatan media pembelajaran berbasis teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam kategori cukup baik. Kompetensi mereka itu dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal sehingga ada hal-hal yang mendukung atau menghambat Guru PAI SMP/MTs Se-Kota Pekalongan dalam memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK dalam pembelajaran PAI. Oleh karena itu, diharapkan guru PAI lebih termotivasi lagi dan memiliki kemauan untuk meningkatkan kompetensinya dalam memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK yang disesuaikan dengan materi ajar, kebutuhan siswa, kondisi lingkungan dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Kata Kunci: Kompetensi guru, Guru PAI, Media pembelajaran, TIK
Spiritual Emotional Freedom Techniques as an Islamic Counseling Approachin Reducing Depression in Elderly Women Fadhilah, Ningsih; Muasomah, Muasomah
KONSELING RELIGI Vol 12, No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/kr.v12i1.11074

Abstract

This study aims to determine the effectiveness of the implementation of SEFT as an Islamic-based traumatic counseling therapy in reducing depression in elderly women, and how these elderly women are a vulnerable group to depression. This study used an experimental method with a Single-Subject Research (SSR) with an ABA design that aims to determine the use of SEFT therapy to treat depression in the elderly. The measurement of depression levels was carried out with Geriatric Depression Scale, scale of 0 to 15. The population of this study was 14 elderly patients in the RPSBM of Pekalongan. The sampling was done by purposive sampling, through various considerations, taking a sample of the elderly who are physically healthy, and not senile, with a total sample of 5 elderly women. Data analysis used descriptive statistics and the Wilcoxon test. The results of this study show that the majority of the elderly in RPSBM experience depression due to unpleasant experiences. The treatment carried out through Traumatic Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) significantly effective in reducing depression in elderly women, seen from the Wilcoxon statistical test that the probability value is below 0.05, namely 0.0195 <0.05. The reduction in depression in the elderly ranged from 40% to 56%. Some indications of a decrease in the level of depression in the elderly can be seen from physical and psychological changes. The success of the SEFT technique lies in its strength in strengthening the elderly to be sure, sincere, and grateful for all existing life. 
KECENDERUNGAN PERILAKU SEKSUAL BERESIKO DIKALANGAN MAHASISWA: KAJIAN ATAS SEXUAL ATTITUDE DAN GENDER ATTITUDE Ningsih Fadhilah
Marwah: Jurnal Perempuan, Agama dan Jender Vol 19, No 2 (2020): Marwah
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/marwah.v19i2.9746

Abstract

The research aims to find out the effect of Sexual and Gender Attitude on risky sexual behavior and the tendency of its behavior among adolescents. This research is a quantitative research with survey methods and applies cross sectional approach. The respondents of this research were 99 students in Pekalongan City which selected using random sampling technique. The results show that there was a significant relationship between sexual and gender attitudes to the tendency of risky sexual behavior among adolescent students with a significance level of <0.05. In the aspect of sexual attitudes, the results obtained (tcount (3.229)> ttable (1.988) and the level of Sig (0.02 <0.05)), amounting to 64.6% of students had a permissive attitude towards sexuality issues, while the gender attitude variable obtained results (tcount (-3,986)> ttable (1,988) and Sig. (0,000 <0.05)). There were as many as 67.7% who strongly supported and 32.3% who supported the importance of equality of gender roles in various aspects. Gender attitude significantly influences risky sexual behavior. The two factors above that influence sexual behavior are at risk in adolescents, but it is also influenced by the attitudes and sexual behavior of peer and media exposure. This is due to the direct or indirect encouragement of close friends and media exposure to have risky sexual relations which causes a person to be permissive and possible to do.  Penelitian ini bertujuan untuk melihat fenomena kecenderungan perilaku seksual beresiko dikalangan pasangan remaja mahasiswa, mengetahui pengaruh Sexual Attitude dan Gender Attitude terhadap perilaku seksual beresiko. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, metode penelitian survey, dan pendekatannya adalah cross sectional. Responden sebanyak 99 orang mahasiswa di Kota Pekalongan, teknik pengambilan sampel random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifkan antara sikap terhadap seksualitas dan sikap terhadap gender perempuan dengan kecenderungan perilaku seksual beresiko di kalangan pasangan remaja mahasiswa dengan nilai taraf signifikasi< 0,05. Pada aspek sikap seksual (Sexual Attitude) diperoleh hasil (thitung (3,229) > ttabel (1,988) dan taraf nilai Sig. (0,02 < 0,05)), sebesar 64,6% mahasiswa memiliki sikap permisif terhadap persoalan seksualitas. Sedangkan pada variable sikap terhadap gender perempuan (gender attitude) diperoleh hasil (thitung (-3,986) > ttabel (1,988) dan taraf nilai Sig. (0,000 < 0,05)). Sebanyak 67,7% sangat mendukung dan 32,3% mendukung pentingnya kesetaraan peran gender perempuan dalam berbagai aspek. Sikap terhdap gender perempuan sangat berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku seksual beresiko. Selain kedua factor di atas, juga dipengaruhi oleh sikap dan perilaku seksualitas teman sebaya dan eksposur dari media. Adanya dorongan, sikap dan perilaku yang ditunjukkan oleh teman sebayanya serta eksposur media baik secara langsung maupun tidak langsung akan memicu keinginannya melakukan hubungan seksual beresiko. Pengaruh teman sebaya dan eksposur dari media inilah menyebabkan tumbuhnya sikap permisif remaja pada perilaku tersebut.
BIAS GENDER DALAM BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA ARAB KARYA FARUQ BAHARUDIN: Studi Analisis Pada Buku Ajar Tingkat Madrasah Tsanawiyah Kelas VII Adin Nur Kholiza; Ningsih Fadhilah
JURNAL SIPAKALEBBI Vol 5 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/sipakallebbi.v5i2.25529

Abstract

Ketidakadilan gender yang terjadi pada pendidikan formal di sekolah tanpa disadari oleh guru atau siswa itu sendiri. Pada umumnya, guru merasa telah memperlakukan siswa-siswinya secara adil. Mereka tidak memperhatikan dengan baik buku ajar yang berpotensi mengarah pada bias gender. Memperhatikan isi buku ajar adalah langkah penting yang berperan dalam merubah pola pikir para murid termasuk prilaku yang dianggap bias gender maupun responsif gender. Oleh karenanya tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bias gender pada materi dan gambar ilustrasi buku teks pelajaran bahasa Arab karya Faruq Baharudin. Metode yang digunakan penelitian studi pustaka dengan pendekatan kualitatif. Adapun teknik analisis data menggunakan analisis semiotik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa materi dalam buku teks pelajaran bahasa Arab karya Faruq Baharudin masih mengandung bias gender yang dilihat dari empat aspek: 1) peran kerja, 2) nilai sifat, 3) status sosial, dan 4) bias gender  dalam kegemaran. Bias gender ini terdapat dalam tiga tema yaitu bab satu tema ta’aruf (Perkenalan), bab tiga tema adawaatul madrosiyyah (Peralatan sekolah), dan bab enam tema min yaumiyyatil usroh (Kegiatan sehari-hari keluarga) dan ada satu gambar ilustrasi yang mengandung bias gender, yaitu terdapat pada tema enam tentang min yaumiyyati lusroh (kegiatan sehari-hari keluarga).  
KUALIFIKASI, PERSEPSI, DAN KOMPETENSI GURU PAI SMP/MTS SE-KOTA PEKALONGAN DALAM PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK DI ERA GENERASI Z Akhmad Zaeni; Muchamad Fauyan; Ningsih Fadhilah
JURNAL LITBANG KOTA PEKALONGAN Vol. 14 (2018)
Publisher : Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kota Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54911/litbang.v14i0.70

Abstract

Penelitian ini dilatarbekalangi adanya temuan bahwa guru PAI SMP/MTs Se-Kota Pekalongan di era generasi Z ini belum optimal dalam memanfaatkan media pembelajaran khususnya yang berbasis TIK sehingga penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap kondisi riil kualifikasi, persepsi, dan kompetensi serta penyebab keterbatasan guru PAI dalam mengembangkan atau memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK. Di samping itu, juga diungkap proses perencanaan, produksi, pemanfaatan, dan pengelolaan media pembelajaran berbasis TIK oleh guru PAI yang sudah pernah mempraktikkannya. Hasil penelitian ini adalah semua guru PAI yang menjadi sampel penelitian sudah memenuhi kualifikasi sebagai guru PAI SMP/MTs. Persepsi mereka terhadap pemanfaatan media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) diketahui memiliki kategori kecenderungan/ persepsi baik, sedangkan kompetensi guru SMP/MTs se-Kota Pekalongan dalam pemanfaatan media pembelajaran berbasis teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam kategori cukup baik. Kompetensi mereka itu dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal sehingga ada hal-hal yang mendukung atau menghambat Guru PAI SMP/MTs Se-Kota Pekalongan dalam memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK dalam pembelajaran PAI. Oleh karena itu, diharapkan guru PAI lebih termotivasi lagi dan memiliki kemauan untuk meningkatkan kompetensinya dalam memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK yang disesuaikan dengan materi ajar, kebutuhan siswa, kondisi lingkungan dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Kata Kunci: Kompetensi guru, Guru PAI, Media pembelajaran, TIK
Pengembangan Model Bimbingan Kelompok Berbasis Islami untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional Siswa Ningsih Fadhilah
Jurnal Penelitian Volume 14 Nomor 1 2017
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/jupe.v14i1.1209

Abstract

This article examines the model of group guidance development that is effective in improving the emotional intelligence of senior high school students. This research used educational research and development method. The sample was chosen by purposive sampling to one group of 10 students. The result of this research is Islamic-based group guidance model. The Islamic group-based guidance model developed is a process of providing assistance by counselors to individual through a group atmosphere based on Islamic values in al-qur'an and hadith, enabling each member to learn to participate actively by utilizing the thought and experience of group members. The result of model implementation shows that the guidance of Islamic-based group proved effective in improving students' emotional intelligence. This increase occurs in all aspects of emotional intelligence. Wilcoxon statistical test result shows probability value below 0.05 (0.0025 <0.05), means that the guidance of Islamic-based group effective to improve students' emotional intelligence.
Children’s Boarding School in Indonesia: Examining Psychological and Social Dynamics in the Perspective of Gender-Friendly Islamic Boarding Schools Ningsih Fadhilah
Muwazah Vol 14 No 1 (2022)
Publisher : UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/muwazah.v14i1.6775

Abstract

The purpose of this research is to find out the psychological dynamics in children's boarding schools, which focus on the problems of the psychological well-being of young students who are felt to be in the boarding school environment as well as the challenges of boarding schools in fulfilling the psychological well-being of students in the perspective of gender-friendly boarding schools. This research is qualitative research with the type of Field Research and uses a phenomenological paradigm. The research subjects were students of school age, namely 6-12 years. Through interviews, observation, and documentation, data was collected for both the santri and the caretakers of the boarding schools (kiai or nyai). Data analysis uses the Miles and Huberman model, through four steps, namely data collection, data reduction, data display, and conclusion. The results showed that there were still some conditions for students who experienced psychological turmoil during the adjustment period, such as homesickness, self-acceptance, difficulties in establishing social relations with other friends problems of independence, especially for low-class students and at the beginning of the boarding year. A gender-biased perspective was found in fulfilling children's rights in Islamic boarding schools, such as the assumption that looking after women is more difficult than men, women have to take extra care of themselves and their morals while men are labeled as difficult to manage, and tend to be naughty. Besides that, the fulfillment of nutrition and balanced nutrition is not found in Islamic boarding schools with the reason for developing the principle of zuhud (simplicity). This is what makes it a particular challenge for Islamic boarding schools to help the growth and personal development of students so that they feel comfortable and happy in the boarding school with all the activities and activities that bind students, both male and female students. This challenge is very important to be captured by pesantren managers such as forming child-friendly pesantren.
Model Bimbingan Belajar Behavioristik dan Pandangannya dalam Perspektif Islam Ningsih Fadhilah
Jurnal Hikmatuna Vol 2 No 2 (2016): HIKMATUNA: Journal for Integrative Islamic Studies, December 2016
Publisher : Postgraduate Program, Universitas Islam Negeri (UIN) K. H. Abdurrahman Wahid Pekalongan, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.172 KB) | DOI: 10.28918/hikmatuna.v2i2.961

Abstract

Behavioristic theory emphasizes on shaping observable behaviors as the result of the learning process. Learning is about changing the behavior as the result of interaction between stimulus and responses. One can be considered to have learned when he is able to show changing behaviors. The behavioristic learning model is applied by considering the Thomdike’s primary laws: law of readiness, law of exercise, andlaw of effect and five subsidiary laws/ minor laws)i.e.Law of multiple response, Law of attitude (law of set, law of disposition), Law of partial activity (law of prepotency element), Law of response by analogy (law of assimilation), Law of associative shifting. On their application, behavioristic learning strategies cannot be separated from the behavioural principles, including: (1) Reinforcement and Punishment; (2) Primary and Secondary Reinforcement; (3) Schedules of Reinforcement; (4) Contingency Management; (5) Stimulus Control in Operant Learning; (6) The Elimination of Responses. In Islam, the influential factors toward childreninclude not only the environmental conditioning, but also heredity. Besides, there is also one the most important thing above all: God’s will or iradah, approval and blessing. These tauhid principles are the distinguishing factors between Islamic education and behavioristic theory.