AbstrakBesarnya investasi yang ditanamkan dalam aktiva tetap menjadikan aktiva tetap perlu mendapatkan perhatian yang serius, tidak hanya pada penggunaan dan operasinya saja tetapi juga dalam perlakuan akuntansinya. Proses pengakuan, penyusutan, penurun, pelepasan, dan pengungkapan aktiva tetap sedianya berpedoman pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.16 (revisi 2011) yang mengatur perlakuan akuntansi aktiva tetap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan kebijakan akuntansi aktiva tetap dan penyusutan pada PT. Perkebunan Nusantara XIV Makassar (Unit Usaha Perkebunan Kelapa Sawit LUWU I). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang memberikan gambaran secara jelas tentang perlakuan kebijakan akuntansi aset tetap berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2011). Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan PT. Perkebunan Nusantara XIV Makassar (Unit Usaha Perkebunan Kelapa Sawit LUWU I) dalam perlakuan akuntansi aset tetap masih belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK No.16 (revisi 2011). Hal ini ditunjukkan dengan tidak dilakukannya review atas nilai residu dan umur manfaat aset tetap pada setiap akhir tahun buku, dan tidak diakuinya keuntungan atau kerugian disposal aset tetap. Oleh karena itu, guna menghasilkan laporan keuangan yang handal maka perlu dilakukan penyajian dan pengungkapan aset tetap secara terstandar sebagaimana diatur dalam PSAK No.16 (revisi 2011).Kata Kunci : Aset Tetap , Penyusutan, PSAK, Laporan Keuangan. AbstractThe amount invested in fixed assets made concern fixed assets, not only on the use and operation but also in the accounting treatment. The process of recognition, depreciation, disposals, and disclosure of fixed assets was due to be guided by the Statement of Financial Accounting Standard (IAS) 16 (revised 2011) which prescribes the accounting treatment of fixed assets. The research to determine the treatment of accounting policies and the depreciation of fixed assets at PT. Perkebunan Nusantara XIV Makassar (Unit Usaha Perkebunan Kelapa Sawit I). The method used is descriptive qualitative approach that gives a clear picture of the treatment of fixed asset accounting policies in accordance with SFAS No. 16 (Revised 2011). The technique of collecting data through interviews, observation and study of the document. The results showed that the policy of PT. Perkebunan Nusantara XIV Makassar (Unit Usaha Perkebunan Kelapa Sawit I) in plant and equipment is still not fully in accordance with IAS 16 (revised 2011). This is shown by not doing a review of the residual value and useful life of fixed assets at the end of each financial year, and no recognition of gain or loss on disposal of fixed assets. Therefore, in order to produce reliable financial statements it is necessary to the presentation and disclosure of fixed assets are standardized as set out in IAS 16 (revised 2011).Keywords: fixed assets, depreciation, IAS, financial Statement