Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA STUNTING PADA BALITA Atik Sunarmi; Fitria Siswi Utami; Sri Ratna Ningsih
Jurnal Kesehatan - STIKes Prima Nusantara Vol 12 No 3 (2021): JURNAL KESEHATAN
Publisher : LPPM Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35730/jk.v12i3.491

Abstract

Latar Belakang : Stunting  merupakan gangguan pada pertumbuhan fisik anak/ballita. Balita yang mengalami stunting  akan mengalami perlambatan partumbuhan atau kerdil yang disebabkan dari dampak tidak seimbanganya gizi yang menyebabkan gangguan secara fisik, mental, intelektual serta kognitif sehingga terjadi stunting pada balita. Tujuan : untuk mereview  faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting. Metode : Menggunakan scoping review untuk memetakan literature dan mengidentifikasi  masalah  atau kesenjangan dalam area riset yang akan diteliti, membuat framework dengan mengidentifikasi pertanyaan penelitian melalui PEOs dan mengidentifikasi studi yang relevan melalui Google Scholar, Pubmed dan science Direct, pemilihan studi artikel dengan Prisma Flow Chart, memetakan data charting dan menggambarkan alur pencarian artikel, menyusun, meringkas dan melaporkan hasil serta pembahasannya dengan Critical Appraisal. Hasil : Berdasarkan artikel yang didapat sebanyak 8 artikel, 5 artikel menggunakan metode kualitatif, 2 artikel  menggunakan metode kuantitatif dan 1 artikel menggunakan Mix mrthod. Ada 7 sub tema yang mempengaruhi terjadinya stunting pada balita yaitu : Faktor lingkungan, Pendidikan orang tua, jenis kelamin, riwayat pemberian ASI, riwayat berat badan lahir rendah, fator genetik dan juga faktor ekonomi. Kesimpulan : Stunting merupakan masalah kesehatan pada anak yang masih sangat tinggi angka kejadianya di Dunia banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting, seperti  pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua dan juga faktor ekonomi orang tua, faktor lingkungan, jenis kelamin, vasilitas kesehatan yang kurang memadai, sanitasi yang buruk dan kurangnya air bersih dan riwayat saat lahir dengan berar badan rendah, sehingga faktor yang telah disebutkan sangat berpengaruh pada kejadian  stunting.
HUBUNGAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI PUSKESMAS KOTAGEDE 1 KOTA YOGYAKARTA Hasnita, Reni; Ningsih, Sri Ratna
Midwifery Journal: Jurnal Kebidanan UM. Mataram Vol 9, No 1 (2024): JANUARI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/mj.v9i1.19827

Abstract

Abstract: Breast cancer is a life threatening disease in the world and in Indonesia. Efforts can be made to detect breast cancer as early as possible by conducting breast self-examination (BSE). This study aimsto determine the relationship between knowledge of women of childbearing age with breast self-examination (BSE) behaviour at Kotagede 1 Primary Health Center. The sampling technique used was puposive sampling technique with a sample 69 women of childbearing age. The measuring instrument used a knowledge questionnaire and SADARI behavior, and statistical analysis using Spearman Rhank. The results showed that most of them had sufficient knowledge, namely 40.6% and poor SADARI behavior, namely 53.6%. the result of bivariate analysis showed that there was a relationship between knowledge of women of childbearing age with breast self-examination (BSE) behaviour with (p-value = 0.000) with strong correlation strength (0.733). there is a correlation between knowledge of women of childbearing age with breast self-examination (BSE) behaviour at Kotagede 1 Primary Health Center in Yogyakarta. Respondents are expected to enhance their understanding of BSE and breast cancer, hence cultivating the necessary awareness to angage in frecuent BSE practises for the ealy detection of breast cancer. health workers who have more authority in carrying out management.Abstrak: Kanker payudara menjadi penyakit yang mengancam kehidupan di dunia maupun di Indonesia. Upaya yang dapat dilakukan untuk mendeteksi sedini mungkin kanker payudara dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan wanita usia subur dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) Di Puskesmas Kotagede 1. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu Purposive Sampling dengan sampel 69 wanita usia subur. Alat ukur menggunakan kuesioner pengetahuan dan perilaku SADARI, serta analisis statistik menggunakan Spearman Rhank. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar memiliki pengetahuan cukup yaitu 40.6% dan perilaku SADARI kurang yaitu 53.6%. Hasil analisis bivariate didapatkan ada hubungan pengetahuan wanita usia subur dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dengan (p-value = 0.000) dengan kekuatan korelasi kuat (0.733). Ada hubungan pengetahuan wanita usia subur dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di Puskesmas Kotagede 1 Kota Yogyakarta. Diharapkan responden untuk memperluas pengetahuan tentang SADARI dan kanker payudara agar dapat memiliki kesadaran untuk melakukan SADARI secara rutin untuk mendeteksi secara dini kanker payudara.
Hubungan tingkat stres dengan gangguan siklus menstruasi pada mahasiswa S1 Psikologi Unisa Yogyakarta Hasanah, Atin Zulfarida; Ningsih, Sri Ratna
Jurnal Riset Kebidanan Indonesia Vol 7, No 2 (2023): Desember
Publisher : AIPKEMA (Asosiasi Institusi Pendidikan Kebidanan Muhammadiyah-'Aisyiyah Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32536/jrki.v7i2.260

Abstract

Siklus menstruasi adalah proses perubahan hormone yang terus-menerus mengarah pada pembentukan endometrium,ovulasi, serta peluruhan dinding jika kehamilan tidak terjadi, Stres menyebabkan gangguan pada siklus menstruasi karena stress menyebabkan gangguan hormon Luteinizing Hormon dan Follicle Stimulating Hormone, sehingga tidak terjadi perkembangan sel telur, sehingga hormon estrogen dan progesteron juga tidak akan terbentuk.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan gangguan siklus menstruasi pada mahasiswi S1 Psikologi Unisa Yogyakarta. Metode penelitian analitik cross sectional dengan data primer berupa quesioner. Analisa data menggunakan uji sperman rank, Teknik pengambi sampel yaitu menggunakan Simple Random Sampling dengan populasi sebanyak 93 responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat stres normal sebanyak 37 mahasiwi (39,8%) dan siklus mentruasi teratur sebanyak 67 (72%). Tidak ada hubungan yang signifikasi antara tingkat stres dengan gangguan siklus menstruasi, dikarenakan hasilnya lebih dari (0,05) yaitu (0,255). Mahasiwi S1 Psikologi Unisa Yogyakarta karna didapatkan tingkat stress dalam katogori normal dan gangguan siklus menstruasi normal, tetapi pada status gizi dalam kategori kurus,diharapkan untuk mahasiswi memperhatikan pola makanan yang dikonsumsi hindari memakan junk food, makanan cepat saji, konsumsi makanan dengan gizi yang baik agar status gizi normal.
BENEFITS OF PHYSICAL ACTIVITY ON REPRODUCTIVE HEALTH FUNCTIONS IN WOMEN POLYCYSTIC OVARY SYNDROME: SYSTEMATIC REVIEW Rahayu, Linda Sri; Dwiningsih, Sri Ratna
Siklus : Journal Research Midwifery Politeknik Tegal Vol 14, No 1 (2025)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/siklus.v14i1.7794

Abstract

Polycystic ovary syndrome (PCOS) is a predominant endocrine disorder in women of reproductive age. The prevalence of PCOS is estimated to be around 8-13% of women of childbearing age and up to 70% of cases are undiagnosed. This systematic review aims to synthesize evidence on the impact of physical activity on reproductive health function in PCOS women. Conducted using electronic data base from journals that have been published in PubMed, Science Direct and Wiley. This study investigated physical activity interventions with intensity and volume and measured reproductive function as well as hormonal and menstrual improvements. The inclusion of physical activity alone or combined with other therapeutic interventions improved reproductive outcomes. Reproductive function of women with PCOS can be improved by physical activity. Physical activity can also reduce infertility and social and psychological stress in women.
PEMBERDAYAAN GURU MELALUI PROGRAM PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK DIDIK Nuzuliana, Rosmita; Ratnaningsih, Sri
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Patikala Vol. 4 No. 4 (2025): ABDIMAS PATIKALA
Publisher : Education and Talent Development Center of Indonesia (ETDC Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51574/patikala.v4i4.3021

Abstract

Reducing stunting rates in Indonesia is the responsibility of all sectors, including the early childhood education sector. This program is an additional burden for early childhood education  teachers because the implementation of the program is evaluated directly during the institution's accreditation activities. The problem that occurs is the teachers, especially those who are members of the Aisyiyah Bustanul Athfal (IGABA) teachers' association in Turi Sleman, are not health workers and not all teachers have been exposed to training related to growth and development detection. The results of the identification, 95% of teachers have not been exposed at all to how to detect growth and development. For this reason, we help the community, especially teachers, to be able to detect growth and development for students by providing training to IGABA’s teachers on child growth and development detection. The total implementation of the activity was carried out for one month starting from preparation, implementation and evaluation. Preparations were made starting from coordination, equipment preparation. The implementation of activities using educational methods through lectures and discussions, demonstrations, roleplay. Evaluation was carried out after the action to determine the level of knowledge and skills after training. Participants who took part in this activity were 35 IGABA teachers from 8 schools. The results found that there was an increase in teacher knowledge and skills in detecting child growth and development. The average increase in knowledge was 24.4 and the average difference in skill scores before and after was 48.086. These good results are expected to enable teachers to routinely implement detection of student growth and development so that they can help implement government programs. In addition, we provide a module book in monitoring student growth and development entitled Jejak Tumbuhku and a set of educational game tools for growth and development detection in each school for the implementation of growth and development detection in each school.
RISK FACTORS ASSOCIATED WITH SPONTANEOUS ABORTION AT DR. SOETOMO HOSPITAL IN 2019–2023 Sabrina, Rania; Aprilawati, Dwi; Dwiningsih, Sri Ratna
Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal Vol. 9 No. 1 (2025): Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, January 2025
Publisher : UNIVERSITAS AIRLANGGA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/imhsj.v9i1.2025.59-73

Abstract

Background: Spontaneous abortion or miscarriage is one of the pregnancy complications which can cause vaginal bleeding, as well as a significant impact on women's psychology. The occurrence of spontaneous abortion is caused by several risk factors that need to be considered. This research is aimed to analyze risk factors related to spontaneous abortion in pregnant women at Dr. Soetomo Hospital. Method: The study used a cross-sectional approach. The population was women who checked their pregnancy at Dr. Soetomo Hospital who experienced spontaneous abortion and did not experience spontaneous abortion. The number of samples was 55 for the case group and 55 for the control group. Data were obtained from medical records at Dr. Soetomo Hospital Surabaya. Bivariate chi-square statistical analysis and multivariate logistic regression were performed using SPSS software. Results: The risk factors found to be significant for the occurrence of spontaneous abortion were maternal age (p = 0.003), pregnancy interval (p = 0.005), and hemoglobin levels (p = 0.005). Meanwhile, the insignificant risk factors for the occurrence of spontaneous abortion were parity (p = 0.070) and body mass index (p = 0.525). The most dominant risk factor associated with the occurrence of spontaneous abortion was maternal age <20 or >35 years (OR = 6,769). Conclusion: maternal age, pregnancy interval, and hemoglobin level have been shown to be the significant risk factors for spontaneous abortion in pregnant women.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Di RSUD Wonosari Gunungkidul Haryanti, Elismi; Ningsih, Sri Ratna
Jurnal Kesehatan Ilmiah Aufa Royhan Vol 10 No 1 (2025): Vol. 10 No. 1 Juni 2025
Publisher : Universitas Aufa Royhan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51933/health.v10i1.1996

Abstract

BBLR merupakan kondisi bayi yang terlahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram. Dan menjjadi penyebab kematian tertinggi pada neonatal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR di RSUD Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Metode Penelitian menggunakan desain observasional analitik case control dengan pendekatan retrospektif. Data dikumpulkan dari rekam medis ibu bersalin di RSUD Wonosari selama tahun 2024. Sampel yang diambil yaitu 176 sampel dengan tehnik pengambilan sampel untuk kelompok kontrol dan kasus 1:1 dengan random sampling system. Instrument penelitian menggunakan master tabel dan rekam medis. Variabel yang diteliti meliputi usia ibu, paritas, pendidikan, anemia. Uji statistik penelitian ini menggunakan chi-square. Dari 176 bayi yang diteliti, 88 mengalami BBLR dan 88 yang tidak BBLR. Analisis menunjukkan bahwa usia ibu (p-value = 0,000), pendidikan (p-value = 0,016), anemia (p-value = 0,000) mempunyai hubungan yang signifikan dengan berat badan lahir rendah di RSUD Wonosari Gunungkidul dan dari paritas ibu tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan berat badan lahir rendah di RSUD Wonosari Gunungkidul dengan nilai p = 0,647 (p > 0.05). Kesimpulan: Faktor-faktor seperti usia, pendidikan berhubungan dengan kejadian BBLR dan paritas ibu tidak berhubungan dengan BBLR Saran: Penelitian ini menekankan perlunya perhatian lebih terhadap faktor-faktor tersebut dalam upaya pencegahan BBLR, serta meningkatkan edukasi kesehatan bagi ibu hamil, serta perlu penelitian lebih lanjut oleh peneliti di masa yang akan datang, Kata kunci: Berat Badan Lahir Rendah, usia ibu, paritas, pendidikan, anemia
THE EFFECT OF PROVIDING HEALTH EDUCATION ABOUT MENSTRUATION ON READINESS OF STUDENTS TO FACE MENARCHE Khairunnsa; Ningsih, Sri Ratna
Jurnal Smart Kebidanan Vol. 12 No. 1 (2025): JUNE 2025
Publisher : Universitas Karya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34310/jskb.v12i1.158

Abstract

Menarche is the onset of menstruation, typically occurring between the ages of 10 and 16. Adolescents who are unprepared to face menarche may develop feelings of rejection toward this physiological process, viewing menstruation as something harsh and threatening. Adequate education and information about menstruation are crucial for female students to be well-prepared for menarche. This study aims to assess the effect of health education on menstruation on female students' readiness to face menarche. The research employed a cross-sectional method with a pre-experimental design using a one-group pre-test and post-test approach. The sampling technique used was purposive sampling. The data analysis was conducted using the nonparametric Wilcoxon matched pairs test. The results showed a significant improvement in students' readiness after receiving health education, with a p-value of 0.000 (0.05). The study concludes that health education significantly enhances students' readiness to face menarche. It is recommended that schools collaborate with healthcare professionals to provide menstruation education, ensuring that students are better prepared for menarche.
Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahun ibu hamil tentang Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) di Puskesmas Tembarak Temanggung Jawa Tengah Linadi Yulia Putri, Jasmin; Mutiara Putri, Intan; Ratnaningsih, Sri
Jurnal Kebidanan Indonesia Vol 16, No 2 (2025): JULI
Publisher : STIKES Mamba'ul 'Ulum Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36419/jki.v16i2.1468

Abstract

Latar Belakang : Hipotiroid kongenital adalah kondisi penurunan atau tidak berfungsinya kelenjar tiroid yang didapat sejak bayi baru lahir. Hal ini terjadi karena kelainan anatomi atau gangguan metabolisme pembentukan hormon tiroid atau defisiensi iodium. Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) merupakan salah satu program kesehatan penting yang bertujuan mendeteksi dini kelainan tiroid pada bayi baru lahir. Skrining Hipotiroid Kongenital adalah skrining/uji saring untuk memilah bayi yang menderita Hipotiroid Kongenital dari bayi yang bukan penderita. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahun ibu hamil tentang skrining hipotiroid kongenital (SHK). Metode : Penelitian ini menggunakan Pre-Eksperimental Design dengan rancangan One Group Pre test dan Post test Design. Sampel berjumlah 56 ibu hamil dengan pengambilan sampel secara teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan Uji Wilcoxon. Hasil : Hasil penelitian diperoleh sebagian besar pengetahuan responden sebelum diberikan intervensi yaitu dalam kategori cukup (42.9%). Sedangkan sebagian besar pengetahuan setelah diberikan intervensi yaitu dalam kategori baik (78.6%). Hasil Uji Wilcoxon diperoleh p value = 0,00 < 0,05 yang menunjukkan terdapat pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang skrinning hipotiroid kongenital (SHK) pada ibu hamil di Puskesmas Tembarak Temanggung. Simpulan : Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada ibu hamil hendaknya lebih kritis khususnya pada indikator pengertian, waktu pemeriksaan dan dampak dari tidak dilakukan SHK, bisa dengan sering membaca buku KIA dan leaflet yang diberikan saat penyuluhan agar mendapatkan pengetahuan yang lebih baik dan berkualitas.
Hubungan Dukungan Suami dengan Kecemasan Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Tegalrejo Kota Yogyakarta Drisa, Retna Eltira; Ningsih, Sri Ratna
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 15, No 2 (2025): Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jbik.v15i2.5794

Abstract

Latar Belakang : Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, khususnya di Kota Yogyakarta, menunjukkan tantangan serius dalam kesehatan. Data dari Dinas Kesehatan menunjukkan bahwa pada tahun 2021, AKI di Kota Yogyakarta mencapai 580,34 per 100.000 kelahiran hidup. Kehamilan adalah proses fisiologis yang alami, namun sering kali disertai dengan berbagai emosi, termasuk kecemasan. Terutama pada trimester ketiga, ibu hamil sering merasa cemas menunggu kelahiran, yang dapat memicu komplikasi. Dukungan dari pasangan sangat penting dalam mengurangi kecemasan ibu. Suami yang memberikan perhatian, pemahaman, dan dukungan emosional dapat membantu ibu merasa lebih tenang dan percaya diri dalam menghadapi persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara dukungan suami dan kecemasan yang dialami oleh ibu hamil pada trimester III di Puskesmas Tegalrejo, Kota Yogyakarta. Kecemasan pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin, sehingga dukungan dari suami menjadi faktor penting dalam mengurangi tingkat kecemasan tersebut. Tujuan : Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi tenaga kesehatan puskesmas Tegal Rejo dan keluarga tentang pentingnya dukungan suami dalam mendukung kesehatan mental ibu hamil. Metode: penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada 110 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Analisis bivariat menggunakan uji chi square hasil : menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu hamil, dengan nilai p value 0,00 dengan taraf signifikan a (0,05). Berdasarkan hasil tersebut bahwa nila P Value 0,00