Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR DESA LONTAR, KABUPATEN SERANG, BANTEN MELALUI PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK SURVEI PEMETAAN POTENSI DESA PESISIR Prabowo, Nico Wantona; Saputra, Julian; Jasmine, Agitha Saverti; Khalifa, Muta Ali; Supadminingsih, Fahresa Nugraheni; Munandar, Erik; Pratama, Ginanjar; Dewantara, Esza Cahya; Saad, Moch; Santoso, Prakas; Hasanah, Afifah Nurazizatul; Aryani, Desy; Azkia, Lana Izzul; Meata, Bhatara Ayi; Syafrie, Hendrawan
Jurnal Pemberdayaan Maritim Vol 7 No 2 (2025): Journal of Maritime Empowerment
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jme.v7i2.7097

Abstract

Masyarakat pesisir memiliki peran penting dalam pengelolaan sumber daya pesisir yang berkelanjutan. Namun, keterbatasan akses terhadap teknologi dan pengetahuan dalam pemetaan sumber daya pesisir sering menjadi kendala dalam pengambilan keputusan berbasis data. Penelitian ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat pesisir Desa Lontar, Kabupaten Serang, Banten, melalui peningkatan kemampuan teknik survei dan pemetaan potensi desa pesisir. Metode yang digunakan meliputi pelatihan teori dan praktik survei lapangan, penggunaan teknologi Global Positioning System (GPS), analisis citra satelit, serta pengolahan data spasial menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil kegiatan menunjukkan bahwa peserta pelatihan, yang terdiri dari perangkat desa, nelayan, dan masyarakat pesisir, mengalami peningkatan pemahaman terhadap teknik survei dan pemetaan. Peta penggunaan lahan yang dihasilkan mencakup informasi tentang ekosistem mangrove, tambak, pemukiman, serta utilitas lainnya. Evaluasi pasca-pelatihan menunjukkan bahwa 85% peserta mampu menggunakan GPS dan perangkat lunak pemetaan secara mandiri. Hasil dari kegiatan ini tidak hanya memberikan gambaran mengenai teknik survei pemetaan, tetapi juga ikut membantu pemerintah khususnya melalui perangkat desa dalam hal upaya pengayaan/pembaruan data dan informasi guna pengelolaan wilayah pesisir secara berkelanjutan.
Kuantifikasi Populasi Belangkas Sebagai Dasar Strategi Konservasi di Perairan Mauk Supadminingsih, Fahresa Nugraheni; Pratama, Ginanjar; Prabowo, Nico Wantona; Yanuarti, Rini; Nurdin, Hery Sutrawan
Akuatiklestari Vol 9 No 1 (2025): Jurnal Akuatiklestari
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/akuatiklestari.v9i1.7610

Abstract

Penelitian terkait kuantifikasi terkait distribusi populasi belangkas di Utara Banten masih minim padahal dengan mengetahui spesies, jumlah, ukuran dan jenis kelamin dapat menjadi dasar ilmiah dalam mendukung strategi konservasi belangkas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kuantifikasi belangkas yang tertangkap di Perairan Mauk, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Penelitian ini dilakukan selama Juli-Agustus 2025 dengan mengikuti 15 trip operasional nelayan jaring insang. Data belangkas tertangkap diidentifikasi secara morfologi untuk kemudian dianalisis berdasarkan spesiesnya terhadap ukuran Panjang total, jenis kelamin dan jumlah. Analisis Hasil penelitian diperoleh jumlah belangkas sebanyak 86% spesies Tachypleus gigas dan 14% Carcinoscorpius rotundicauda. Distribusi panjang total T. gigas berkisar antara 14,795–48,045 cm dengan frekuensi individu terbesar pada interval 16,295–33,445 cm sebanyak 27 ekor. Sementara itu, panjang total C. rotundicauda tercatat antara 16,295–33,445 cm, dengan dominasi pada interval 30,015-33,445 cm sebanyak 7 ekor. Rasio perbandingan jantan dan betina diperoleh jenis T. gigas 1:1 dan C. rotundicauda 1:7. Stadia usia jenis T. gigas didominasi oleh Jantan dewasa 46 ekor, sementara betina dewasa 6 ekor dan betina belum dewasa sebanyak 44 ekor. Jenis C. rotundicauda tertangkap diperoleh betina dewasa 13 ekor, Jantan dewasa 2 ekor dan betina belum dewasa sebanyak 2 ekor. Berdasarkan hasil studi diharapkan dapat mendukung perumusan strategi konservasi dan pengelolaan belangkas yang bersinggungan dengan aktivitas penangkapan penangkapan di wilayah pesisir.
IDENTIFICATION OF THE PRESENCE OF DUGONG, SEAGRASS HABITAT, AND THREATS IN THE WATERS OF BANTEN PROVINCE Khalifa, Muta Ali; Saad, Moch; Santoso, Prakas; Prabowo, Nico Wantona; Jasmine, Agitha Saverti; Dewantara, Esza Cahya
Aurelia Journal Vol 6, No 2 (2024): October
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/aj.v6i2.15021

Abstract

The waters of Banten Province are one of the habitats of Dugong and many other protected species because it is supported by the many seagrass ecosystems found. The purpose of this study was to identify the presence, seagrass beds, dugong, other protected species, and their threats in Banten Waters. Information data regarding the presence of dugong, threats to dugong, community perceptions regarding dugong and seagrass beds, as well as additional information on other protected species (such as turtles, dolphins, sharks and whales) were taken by conducting in-depth interview methods to respondents. The interview questionnaire was based on the CMS-UNEP standardized dugong questionnaire. The number of respondents was determined with a proportion of 70% in locations with strong dugong information and the rest in neighboring locations. The results showed that dugong, dolphins, turtles, sharks and whales were found in Pandeglang Waters. While in Serang Waters dugong, porpoise, dolphin, turtle and whale shark were found. Threats to the life of dugong and other biota in Pandeglang Waters are the presence of gill net fishing gear and sero, if there is a dugong caught, it is not sold for food but sold to Sea World Ancol under the pretext of rescue.  There are two threats in Serang: poachers from the Wadas area and the construction of an international port that changes habitat, pollutes, and can cause accidents. Seagrass beds can be found almost along the entire coast of Pandeglang and Serang. The main threat to seagrass beds is environmentally unfriendly coastal change.