Fahresa Nugraheni Supadminingsih, Fahresa Nugraheni
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

ANALISIS TINGKAH LAKU KEPITING BAKAU (Scylla serrata) PADA UMPAN DAN STADIA UMUR YANG BERBEDA (SKALA LABORATORIUM) Supadminingsih, Fahresa Nugraheni; Fitri, Aristi Dian Purnama; Asriyanto, -
Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology Vol 4, No 3: Agustus, 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.483 KB)

Abstract

Tingkah laku kepiting bakau (Scylla serrata) dalam mencari makan menjadi dasar dalam aplikasi operasi penangkapan. Stadia umur yang berbeda pada kepiting memiliki respon berbeda pada tiap stimulus (umpan). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui interaksi faktor perbedaan umpan dan stadia umur terhadap waktu respon kepiting; faktor perbedaan umpan terhadap waktu respon kepiting dan faktor perbedaan stadia umur terhadap waktu respon kepiting. Materi penelitian adalah  kelompok umur kepiting muda (lebar karapas 8 cm) dan dewasa (lebar karapas11 cm) serta jenis umpan berupa umpan kepala ayam, ikan petek dan keong mas segar. Metode penelitian ini menggunakan eksperimen di laboratorium dengan 3 variabel umpan dan 2 stadia umur dengan 6 perlakuan. Analisis data menggunakan uji normalitas One Sample Kolmogorov-Smirnov, uji ANOVA RAL faktorial dan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukan terdapat interaksi antara faktor perbedaan umpan dan stadia umur tehadap waktu respon. Umpan kepala ayam memberikan waktu respon tercepat jika dibandingkan umpan ikan petek dan keong mas. Kepiting stadia dewasa memberikan waktu respon tercepat jika dibandingkan kepiting muda khusus pada umpan kepala ayam. The Mud Crab’s (Scylla serrata) behavior in feeding habits becomes the base of operation application of fish capturing in the field. The different mud crab’s life stage provides the different responses to each stimulus (bait). The purpose of this study is to know the interaction between the different types of bait and life stage factor towards the response  speed of  mud crab; the different types of  bait towards response speed of mud crab and the different life stage towards the response speed of mud crab factor. The materials used  in this research are sub-adult (carapace width 8 cm) and adult (carapce 11 cm) mud crab and the types of  fresh bait in the form of chicken’s head, leiognathus fish, and golden snail. The methods used in this reasearch are experimental laboratory  and the method analysis with two variables: the types of bait and life stage with six treatments. The data analyses used are One-Sample Kolmogorov-Smirnov normality test, RAL factorial ANOVA test and Duncan test. The result of this research shows the interaction between the different types of bait and life stage factor towards the response speed of mud crab. The bait in the form of chicken’s head gives the fastest response among the liognathus fish and the golden snail bait. The  life stage of adult mud crab gives the  faster response than the sub-adult mud crab special for chicken’s head bait.
CORAL POINT COUNT WITH EXCEL EXTENSIONS (CPCE) SOFTWARE: CORAL REEF CONDITION AT SMALL ISLANDS IN INDONESIA Utami, Risnita Tri; Yulfiperius, Yulfiperius; Supadminingsih, Fahresa Nugraheni; Saputra, Julian
JST (Jurnal Sains dan Teknologi) Vol 11, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jst-undiksha.v11i1.43337

Abstract

Coral reefs are marine ecosystem that provide homes at less 25% of all marine species. In the last decade, the use of Underwater Photo Transect (UPT) methods for coral reef monitoring has gained increased popularity. This study aimed to monitoring of coral reef condition at Dua Island, Tikus Island, Belanda Island, and Dapur Island. This study used Coral Point Count with Excel extensions (CPCe) software, to increase the efficiency of coral reef monitoring efforts. Photo transects were conducted by scuba diving. Coral reef community image was capture for every 1m across 50m transect line. A total of 30 random point samples was selected for each photo frame. Multiple photo frame were combine  and for each point coded according to the code of each category, biota, and substrate at the random point. The results showed that the condition of the coral reefs in Bengkulu was in the fair to good category, while the condition of the coral reefs in the Seribu Islands was in the poor to fair category. The most common coral genera found in Bengkulu are Porites and Pocillopora, while in the Seribu Islands are Porites and Acropora.
ADAPTASI MATA IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis) HASIL TANGKAPAN PUKAT CINCIN DI SELAT SUNDA Susanto,, Adi; Kartiwa, Teddi; Irnawati, Ririn; Nurdin, Hery Sutrawan; Hamzah, Asep; Supadminingsih, Fahresa Nugraheni; Syafrie, Hendrawan; Azkia, Lana Izzul
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 19, No 2 (2023): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijfst.19.2.84-89

Abstract

Pengoperasian pukat cincin di Selat Sunda menggunakan alat bantu lampu jenis metal halide untuk menarik ikan target agar berkumpul di catchable area. Adanya asumsi bahwa semakin terang lampu yang digunakan dapat meningkatkan hasil tangkap mendorong nelayan menggunakan lampu dalam jumlah banyak dan daya yang besar. Padahal setiap jenis ikan memiliki preferensi dan kemampuan adaptasi yang terbatas terhadap cahaya yang diterimanya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat adaptasi mata ikan tongkol (Euthynnus affinis) yang ditangkap oleh pukat cincin di Selat Sunda berdasarkan jumlah lampu yang berbeda. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei hingga Juli 2021 dengan mengikuti operasi penangkapan ikan yang dilakukan oleh kapal pukat cincin dengan dua kapal lampu yang berbeda (kapal yang dilengkapi 8 lampu dan kapal yang dilengkapi dengan 6 lampu). Intensitas cahaya lampu pada medium air diukur menggunakan ILT 5000 research radiometer. Pengambilan sampel mata ikan tongkol dilakukan masing-masing sebanyak 3 ekor pada setiap trip yang selanjutnya diproses dengan metode histologi. Hasil penelitian menunjukkan intensitas cahaya pada kapal yang menggunakan 8 lampu lebih tinggi dibandingkan dengan kapal yang menggunakan 6 lampu. Namun demikian, pada kedalaman > 10 m, intensitas cahaya yang dihasilkan oleh kedua kapal tersebut relatif sama. Nilai indeks kon ikan tongkol hasil tangkapan kapal dengan 6 lampu rata-rata 90,76% sedangkan pada kapal dengan 8 lampu sebesar 91,50%. The purse seines fishing operation in the Sunda Strait uses metal halide lamps to attract target fish to congregate in catchable areas. There is an assumption that brighter lights can increase the catch, encouraging fishermen to use lights in large quantities and with high power. Even though each type of fish has preferences and limited adaptability to the light it receives. This study aims to determine the level of adaptation of the tuna (Euthynnus affinis) caught by purse seines based on the number of different lights. Data collection was conducted from May to July 2021 through experimental fishing on a purse seiner fishing vessel with two different numbers of lamps, including 6 lamps and 8 lamps for each boat respectively. The light intensity in the seawater was measured using an ILT 5000 research radiometer. A sampling of the eye of the tuna was carried out by 3 individuals on each trip which were then processed using histological methods. The results showed the light intensity on the boat using 8 lights was higher compared to boat using 6 lights. However, at depths > 10 m, the light intensity produced by both was similar. The average cone value of Mackarel tuna captured on the boat with 6 lights is 90.76%, while for a boat with 8 lights, it is 91.50%.
MODIFIKASI DINDING BUBU LIPAT UNTUK MELOLOSKAN RAJUNGAN YANG BELUM LAYAK TANGKAP: Collapsoble Trap Wall Modification to Realease Under Size Blue Swimming Crab Susanto, Adi; Sutrawan Nurdin, Hery; Jayanudin; Irnawati, Ririn; Hamzah, Asep; Supadminingsih, Fahresa Nugraheni; Syafrie, Hendrawan; Azkia, Lana Izzul; Sucilawati, Mumung; Adisaputra, Divandra Yogi; Hikmatyar, Alfito Dicky
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 15 No. 1 (2024): Marine Fisheries: Journal of Marine Fisheries Technology and Management
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jmf.v15i1.49776

Abstract

Increasing of fishing pressure poses a serious threat to the sustainability of blue swimminng crab resources. Trap design modifications are needed to improve size selectivity and to release under size crabs. This study aimed to determine the type of wall modification of collapsible trap that is effective in excluding under size blue swimming crab. Laboratory observations were conducted using four escape vents treatments and three different mesh sizes. The escape gap used are rectangular, square, circular and oval respectively. Moreover, the mesh sizes used are 2.0 inches, 2.5 inches and 3.0 inches. Descriptive analysis and scoring were used to determine the most effective type of wall trap modification to be used in the blue swimming crab fishing. The results showed that the rectangular escape gap has better effectiveness than other shapes with the percentage of crabs that pass through at 86.7%. The wall modification using a 3.0-inch mesh size had better performance than the other modification types with a total score of 19. Collapsible trap with a 3.0-inch mesh wall was able to escape 86.7% of the crabs with an escape time of only 11.2 seconds and an average escaped crab carapace width of 78 mm. Keywords: Collapsible trap, escape gap, environmentaly-frendly fisheries, mesh size of trap wall
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PESISIR DESA LONTAR, KABUPATEN SERANG, BANTEN MELALUI PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK SURVEI PEMETAAN POTENSI DESA PESISIR Prabowo, Nico Wantona; Saputra, Julian; Jasmine, Agitha Saverti; Khalifa, Muta Ali; Supadminingsih, Fahresa Nugraheni; Munandar, Erik; Pratama, Ginanjar; Dewantara, Esza Cahya; Saad, Moch; Santoso, Prakas; Hasanah, Afifah Nurazizatul; Aryani, Desy; Azkia, Lana Izzul; Meata, Bhatara Ayi; Syafrie, Hendrawan
Jurnal Pemberdayaan Maritim Vol 7 No 2 (2025): Journal of Maritime Empowerment
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jme.v7i2.7097

Abstract

Masyarakat pesisir memiliki peran penting dalam pengelolaan sumber daya pesisir yang berkelanjutan. Namun, keterbatasan akses terhadap teknologi dan pengetahuan dalam pemetaan sumber daya pesisir sering menjadi kendala dalam pengambilan keputusan berbasis data. Penelitian ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat pesisir Desa Lontar, Kabupaten Serang, Banten, melalui peningkatan kemampuan teknik survei dan pemetaan potensi desa pesisir. Metode yang digunakan meliputi pelatihan teori dan praktik survei lapangan, penggunaan teknologi Global Positioning System (GPS), analisis citra satelit, serta pengolahan data spasial menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Hasil kegiatan menunjukkan bahwa peserta pelatihan, yang terdiri dari perangkat desa, nelayan, dan masyarakat pesisir, mengalami peningkatan pemahaman terhadap teknik survei dan pemetaan. Peta penggunaan lahan yang dihasilkan mencakup informasi tentang ekosistem mangrove, tambak, pemukiman, serta utilitas lainnya. Evaluasi pasca-pelatihan menunjukkan bahwa 85% peserta mampu menggunakan GPS dan perangkat lunak pemetaan secara mandiri. Hasil dari kegiatan ini tidak hanya memberikan gambaran mengenai teknik survei pemetaan, tetapi juga ikut membantu pemerintah khususnya melalui perangkat desa dalam hal upaya pengayaan/pembaruan data dan informasi guna pengelolaan wilayah pesisir secara berkelanjutan.
GERAKAN AKSI BERSIH PANTAI SEBAGAI WUJUD KEPEDULIAN MENJAGA LINGKUNGAN DI PULAU PANJANG KABUPATEN SERANG, BANTEN Munandar, Erik; Pratama, Ginanjar; Azkia, Lana Izzul; Syafrie, Hendrawan; Hasanah, Afifah Nurazizatul; Khalifa, Muta Ali; Meata, Bhatara Ayi; Susanto, Adi; Supadminingsih, Fahresa Nugraheni; Nuryadin, Devi Faustine Elvina; Aryani, Desy; Radityani, Fitri Afina
Jurnal Pemberdayaan Maritim Vol 6 No 2 (2024): Journal of Maritime Empowerment
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jme.v6i2.7307

Abstract

Pulau Panjang merupakan salah satu pulau yang berada di wilayah Teluk Banten, menjadi salah satu jalur laut strategis, termasuk dalam Wilayah Zona Ekonomi Ekslusif Kabupaten Serang, dan menjadi tujuan objek wisata khususnya pantai. Sampah yang berada di pantai akan meningkat seiring dengan peningkatan kegiatan. Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan pantai dengan tidak membuang sampah sembarangan ataupun membersihkan sampah kiriman. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan mengklasifikasi jenis sampah yang ada di pulau Panjang. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah partisipatif masyarakat dalam kegiatan aksi bersih dan klasifikasi jenis sampah yang berada di Pulau Panjang. Hasil yang diperoleh yaitu peserta aksi bersih ini diikuti 60 orang peserta yang terdiri atas mahasiswa, masyarakat dan dosen, serta sosialisasi yang terselenggara dengan baik dengan indikator masyarakat yang lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan. Aksi bersih pantai berhasil mengangkut sekitar 20 kantong sampah menunjukan adanya peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan pantai di Pulau Panjang.
PEMANFAATAN TEKNOLOGI TUNNEL GARAM DI DESA PANIMBANGJAYA, KABUPATEN PANDEGLANG Aziizah, Nunung Noer; Lestari, Nurhaliza Amalia; Khalifa, Muta Ali; Hasanah, Afifah Nurazizatul; Munandar, Erik; Wantona, Nico; Supadminingsih, Fahresa Nugraheni; Jasmine, Agitha Saverthi; Dewantara, Esza Cahya; Akif, Muhammad Mahdi; Fitria, Syarlla Putri Ara
Jurnal Pemberdayaan Maritim Vol 8 No 1 (2025): Journal of Maritime Empowerment
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Mutu, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/jme.v8i1.7658

Abstract

Produksi garam di Indonesia masih sangat bergantung pada kondisi cuaca, sehingga kualitas dan jumlah yang dihasilkan sering tidak stabil. Desa Panimbangjaya, Kabupaten Pandeglang, menghadapi permasalahan serupa dalam produksi garam rakyat. Kegiatan pengabdian ini memperkenalkan tiga komponen inovasi teknologi tunnel garam yaitu kolam penuaan berlapis HDPE, filterisasi air laut, dan dinding tunnel portabel kepada siswa MAN 3 Pandeglang sebagai agen transfer pengetahuan. Metode pelaksanaan meliputi sosialisasi, pelatihan praktik, diskusi interaktif, dan evaluasi melalui kuesioner. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil survei menunjukkan skor persepsi rata-rata 4,65 (kategori sangat baik), dengan penilaian tertinggi pada aspek keberlanjutan teknologi tunnel garam (5,0). Responden menekankan kebutuhan penambahan jumlah tunnel, replikasi ke desa pesisir lain, pelatihan lanjutan, serta dukungan pemasaran. Temuan ini menunjukkan bahwa keterlibatan siswa tidak hanya memperkuat transfer pengetahuan lintas generasi, tetapi juga mendukung keberlanjutan inovasi produksi garam rakyat di wilayah pesisir.
CORAL POINT COUNT WITH EXCEL EXTENSIONS (CPCE) SOFTWARE: CORAL REEF CONDITION AT SMALL ISLANDS IN INDONESIA Utami, Risnita Tri; Yulfiperius, Yulfiperius; Supadminingsih, Fahresa Nugraheni; Saputra, Julian
JST (Jurnal Sains dan Teknologi) Vol. 11 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.218 KB) | DOI: 10.23887/jstundiksha.v11i1.43337

Abstract

Terumbu karang adalah ekosistem laut yang menyediakan rumah bagi sekitar 25% organisme laut. Beberapa dekade terakhir, penggunaan metode Underwater Photo Transect (UPT) untuk pemantauan terumbu karang semakin populer. Penelitian ini bertujuan untuk memantau kondisi terumbu karang di Pulau Dua, Pulau Tikus, Pulau Belanda, dan Pulau Dapur. Penelitian ini menggunakan software Coral Point Count with Excel extensions (CPCe), untuk meningkatkan efisiensi upaya pemantauan terumbu karang. Transek foto diambil dengan penyelaman scuba. Foto komunitas terumbu karang diambil setiap 1m di sepanjang garis transek sepanjang 50m. Sebanyak 30 sampel titik acak dipilih untuk setiap foto. Beberapa foto digabungkan dan untuk setiap titik dikodekan sesuai dengan kode masing-masing kategori, biota, dan substrat pada titik acak. Hasil penelitian menunjukkan kondisi terumbu karang di Bengkulu termasuk dalam kategori sedang hingga baik, sedangkan kondisi terumbu karang di Kepulauan Seribu termasuk dalam kategori buruk hingga. Genus karang yang paling banyak ditemukan di Bengkulu adalah Porites dan Pocillopora, sedangkan di Kepulauan Seribu adalah Porites dan Acropora.  
Kuantifikasi Populasi Belangkas Sebagai Dasar Strategi Konservasi di Perairan Mauk Supadminingsih, Fahresa Nugraheni; Pratama, Ginanjar; Prabowo, Nico Wantona; Yanuarti, Rini; Nurdin, Hery Sutrawan
Akuatiklestari Vol 9 No 1 (2025): Jurnal Akuatiklestari
Publisher : Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31629/akuatiklestari.v9i1.7610

Abstract

Penelitian terkait kuantifikasi terkait distribusi populasi belangkas di Utara Banten masih minim padahal dengan mengetahui spesies, jumlah, ukuran dan jenis kelamin dapat menjadi dasar ilmiah dalam mendukung strategi konservasi belangkas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kuantifikasi belangkas yang tertangkap di Perairan Mauk, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Penelitian ini dilakukan selama Juli-Agustus 2025 dengan mengikuti 15 trip operasional nelayan jaring insang. Data belangkas tertangkap diidentifikasi secara morfologi untuk kemudian dianalisis berdasarkan spesiesnya terhadap ukuran Panjang total, jenis kelamin dan jumlah. Analisis Hasil penelitian diperoleh jumlah belangkas sebanyak 86% spesies Tachypleus gigas dan 14% Carcinoscorpius rotundicauda. Distribusi panjang total T. gigas berkisar antara 14,795–48,045 cm dengan frekuensi individu terbesar pada interval 16,295–33,445 cm sebanyak 27 ekor. Sementara itu, panjang total C. rotundicauda tercatat antara 16,295–33,445 cm, dengan dominasi pada interval 30,015-33,445 cm sebanyak 7 ekor. Rasio perbandingan jantan dan betina diperoleh jenis T. gigas 1:1 dan C. rotundicauda 1:7. Stadia usia jenis T. gigas didominasi oleh Jantan dewasa 46 ekor, sementara betina dewasa 6 ekor dan betina belum dewasa sebanyak 44 ekor. Jenis C. rotundicauda tertangkap diperoleh betina dewasa 13 ekor, Jantan dewasa 2 ekor dan betina belum dewasa sebanyak 2 ekor. Berdasarkan hasil studi diharapkan dapat mendukung perumusan strategi konservasi dan pengelolaan belangkas yang bersinggungan dengan aktivitas penangkapan penangkapan di wilayah pesisir.
Lost Gear on Blue Swimming Crab Fisheries in Banten Bay: Case of Abandoned, Lost or Discarded Fishing Gear: HILANGNYA ALAT TANGKAP PADA PERIKANAN RAJUNGAN DI TELUK BANTEN: KASUS ABANDONED, LOST OR DISCARDED FISHING GEAR Susanto, Adi; Syafrie, Hendrawan; Nurdin, Hery Sutrawan; Irnawati, Ririn; Supadminingsih, Fahresa Nugraheni; Hamzah, Asep; Kurniawati, Vaya
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 13 No. 2 (2022): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jmf.v13i2.41961

Abstract

Blue swimming crab is one of the capture fisheries sector leading commodities in Banten Bay which is caught using gill nets and collapsible traps. The risk of lost fishing gears during operation is very high, both due to the bad weather and interactions with other fishing gear. The Abandoned, Lost or Discarded Fishing Gear (ALDFG) contributes significantly to the abundance of marine plactics in the world which has a negative impact on the sustainability of fish resources, water quality and endangers the safety of navigation. Nevertheless, there have been no mitigation activities and efforts to reduce ALDFG in the Banten Bay. This study aims to identify the global causes of lost fishing gear derived from blue swimming crab fisheries in Banten Bay. Data were collected around the Archipelagic Fishing Port (PPN) of Karangantu in May-June 2022. In-depth interviews were conducted with 28 respondents who were selected purposively and the results were analyzed descriptively. The results showed that generally, the causes of lost gear were conflicts with other fishing gear which constitute 64%, whilst human errors during fishing operations and bad weather contributed 19% and 17%, respectively. Keywords: ALDFG, conflict, blue swimming crab, lost gear.