Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Potensi Rambut Jagung (Zea mays L.) sebagai Antibiotik Alami Siti Khalimatus Sa'diah; Rasmi Zakiah oktarlina; Femmy Andrifianie; Andi Nafisah Tendri Ajeng Malarangeng
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 7, No 1 (2023): JURNAL KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jkunila711-3

Abstract

Resistensi antibiotik dalam kehidupan saat ini menjadi masalah utama kesehatan pada abad ke-21 yang mengancam pencegahan maupun pengobatan yang efektif. Setiap tahunnya, terdapat 700 ribu kasus kematian yang diakibatkan olehresistensi antibiotik dan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2050 menjadi 10 juta jiwa di dunia. Hal yang perlu diperhatikan dalam terapi antibiotik adalah keamanan penggunaan antibiotik dalam menghambat pertumbuhan bakteri,namun tidak akan membahayakan inang manusia. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah risiko terjadinya resistensi antibiotik adalah dengan menggunakan antibiotik alami. Rambut jagung dapat digunakan sebagai antibakteridikarenakan adanya kandungan senyawa golongan fenolik, flavonoid, saponin, steroid, dan alkaloid. Aktivitas antibakteri pada rambut jagung dibuktikan dengan kemampuannya dalam menghambat bakteri Streptococcus mutans danPorphyromonas gingivalis, Bacillus cereus, B. subtilis, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Shigella sonnei, S. flexneri, Proteus vulgaris, P. mirabilis, Enterobacter aerogenes, Salmonella typhi, S. paratyphi, dan E. coli yang telah diujikan dengan beberapa pelarut seperti etanol, metanol, kloroform, etil asetat, dan petroleum eter. Beberapa penelitian menunjukkan hasil positif yaitu adanya aktivitas antibakteri pada ekstrak rambut jagung, sehingga rambut jagung dapatdigunakan sebagai alternatif pengobatan bakteri (antibiotik alami) pada pengobatan berbasis herbal yang mampu menghindari resistensi obat ganda (multiple drug), efek samping dan munculnya organisme resisten obat ganda (multipledrug).Kata Kunci: antibakteri, antibiotik, rambut jagung, resistensi
Kejadian Drug Induced Renal Disease pada Pasien Pediatri Ervina Damayanti; Afriyani Afriyani; Femmy Andrifianie; Suryadi Islami; Ergidona Nurizqi; Syiffatulhaya Syiffatulhaya; Winda Winda; Luhut Uji Arto Naenggolan; Natasya Karren Zeta
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 7, No 1 (2023): JURNAL KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jkunila7137-42

Abstract

Drug induced renal disease adalah penyakit ginjal yang diinduksi oleh obat – obatan. Beberapa obat-obatan dapat menyebabkan gagal ginjal akut, obstruksi intrarenal, nefritis interstitial, sindrom nefrotik serta gangguan kesetimbangan asam basa dan cairan elektrolit. Obat-obatan seperti antimikroba, obat antiinflamasi non steroid (OAINS) dan agen kemoterapi dapat menginduksi terjadinya gagal ginjal pada anak – anak. Artikel ini akan membahas lebih lanjut terkait informasi mengenai kejadian dan mekanisme drug-induced renal disease yang penting diketahui untuk mencegah kejadian gagal ginjal pada anak - anak. Penelusuran artikel ilmiah dilakukan melalui database elektronik dari berbagai terbitan jurnal nasional maupun internasional seperti PubMed/MEDLINE, EMBASE, EBSCO, Scopus, Cochrane Central Register of Controlled Trials, dan database pencarian Google Scholardengan kata kunci seperti obat induksi, gagal ginjal, nefrotoksisitas, dan anak-anak. Sumber data yang digunakan adalah hasil publikasi dari tahun 2013 sampai 2022.Berdasarkan hasil reviu dari 25 artikel, didapatkan bahwa kejadian gagal ginjal pada anak dapat disebabkan oleh beberapa obat-obatan seperti antimikroba (aminoglikosida dan amfoterisin B), obat antiinflamasi non steroid (OAINS) dan agen kemoterapi (ifosfamid, sisplatin dan metotreksat). Kerusakan ginjal yang diinduksi oleh obat biasanya melibatkan sel-sel tubular ginjal karena sebagian besar berada pada kondisi hipoksia untuk mengatasi kebutuhan metabolisme yang tinggi yang diperlukan dalam proses reabsorpsi elektrolit dan mengendalikan hidrasi.Kata Kunci: gagal ginjal, nefrotoksisitas, induksi obat, pediatri
Potensi Aktivitas Antidiabetes Berbagai Jenis dan Varian Tanaman Mangga (Mangifera spp.) Agnes Monica Murisla; Zulpakor Oktoba; Femmy Andrifianie; Ramadhan Triyandi
Jurnal Riset Ilmu Kesehatan Umum dan Farmasi (JRIKUF) Vol. 3 No. 2 (2025): April : Jurnal Riset Ilmu Kesehatan Umum dan Farmasi (JRIKUF)
Publisher : LPPM STIKES KESETIAKAWANAN SOSIAL INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57213/jrikuf.v3i2.595

Abstract

Diabetes mellitus is a chronic disease with a significantly increasing global prevalence, especially in developing countries. Current treatments use synthetic antidiabetic drugs that are generally expensive and have various side effects. This study aims to examine the potential of mango plants (Mangifera spp.) as antidiabetic agents through a systematic literature review. Literature searches were conducted through the electronic databases PubMed and Google Scholar using the keywords "Mangifera/mango" and "antidiabetic". From the search results, 25 relevant articles were obtained for further review, consisting of 15 articles on in vitro testing and 10 articles on in vivo testing. The search results identified 17 mango plant variants worldwide that have been shown to have antidiabetic activity. Each mango species has unique characteristics and different nutritional content and bioactive compounds. Various parts of the mango plant, including leaves, fruits, seeds, and bark, contain bioactive compounds such as flavonoids, tannins, saponins, and terpenoids. These compounds contribute to antidiabetic activity through several mechanisms, namely inhibition of α-glucosidase and α-amylase enzymes, increased insulin sensitivity, and reduced blood glucose levels. Mango plant secondary metabolites are not only effective, but also have the potential to be an alternative antidiabetic treatment that is more affordable and safe compared to synthetic drugs. It can be concluded that Mangifera spp. has great potential to be developed as an innovative diabetes therapy. Further research through clinical trials is needed to confirm its effectiveness as an antidiabetic agent.
Literature Review: Manfaat Tradisional, Kandungan Fitokimia, Aktivitas Farmakologis, dan Potensi Pengembangan Sediaan Antibakteri dari Tumbuhan Kakao (Theobroma cacao L.) Agaphe Suluh Brahmantio; Ramadhan Triyandi; Zulpakor Oktoba; Femmy Andrifianie; Muhammad Iqbal
Jurnal Praba : Jurnal Rumpun Kesehatan Umum Vol. 3 No. 2 (2025): Juni : Jurnal Praba : Jurnal Rumpun Kesehatan Umum
Publisher : STIKES Columbia Asia Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62027/praba.v3i2.362

Abstract

The cacao plant (Theobroma cacao L.) has long been used in traditional medicine and has been proven to contain phytochemical compounds such as polyphenols, flavonoids, alkaloids, and tannins, which exhibit pharmacological activities, including antioxidant, anti-inflammatory, and antibacterial properties. This study aims to review the potential development of antibacterial formulations based on cacao extract through a literature review. The method used is a qualitative descriptive analysis of national and international journals published in the last 10 years. The review results indicate that extracts from cacao seeds, fruit peels, and leaves are effective in inhibiting the growth of various pathogenic bacteria, both Gram-positive and Gram-negative. Various formulations such as gels, creams, lotions, soaps, toothpaste, and mouthwash have been developed with promising results. The utilization of the cacao plant as an antibacterial agent in pharmaceutical formulations holds great potential as a natural alternative in the healthcare field while also adding value to cocoa industry by-products.
INOVASI MP-ASI: PENDAMPINGAN PEMBUATAN SUSU BIJI DURIAN DI DESA KARANG ANYAR Femmy Andrifianie; Suryani Agustina Daulay; Terza Aflika Happy; Syazili Mustofa; Linda Septiani; Sutarto, Sutarto; Andi Nafisah Tendri Adjeng
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1: Juni 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stunting merupakan permasalahan gizi kronis yang masih menjadi tantangan utama di berbagai daerah, termasuk di Desa Karang Anyar, Kabupaten Lampung Selatan. Upaya pencegahan stunting memerlukan intervensi edukatif yang efektif serta inovasi pemanfaatan pangan lokal sebagai alternatif sumber nutrisi. Biji durian (Durio zibethinus Murr), yang selama ini kurang dimanfaatkan, memiliki potensi sebagai bahan dasar susu MP-ASI (Makanan Pendamping-Air Susu Ibu) karena kandungan gizinya yang tinggi. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait stunting dan pemanfaatan biji durian sebagai MP-ASI melalui pendekatan edukatif. Metode yang digunakan adalah pretest dan posttest pada 30 peserta dengan sepuluh pertanyaan yang sama sebelum dan sesudah edukasi. Hasil menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada seluruh indikator pemahaman setelah edukasi, dengan rata-rata jumlah peserta yang menjawab benar meningkat dari 10–16 orang menjadi 25–30 orang (p < 0,0001). Edukasi juga efektif dalam memperkenalkan konsep baru terkait nilai gizi dan cara pengolahan biji durian. Kesimpulannya, edukasi berbasis pangan lokal dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat secara signifikan dan berpotensi mendukung upaya pencegahan stunting di tingkat desa. Temuan ini menunjukkan pentingnya integrasi edukasi gizi dan inovasi pangan lokal dalam strategi intervensi kesehatan masyarakat
Potensi Antibakteri Ekstrak Bulu Babi Diadema setosum dan Echinometra Mathaei : Literature Review Natalia Michelle Simatupang; Ramadhan Triyandi; Ihsanti Dwi Rahayu; Femmy Andrifianie; Muhammad Iqbal
Jurnal Mahasiswa Ilmu Kesehatan Vol. 3 No. 3 (2025): Jurnal Mahasiswa Ilmu Kesehatan
Publisher : STIKes Ibnu Sina Ajibarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59841/jumkes.v3i3.2744

Abstract

The increasing incidence of bacterial resistance to antibiotics has become one of the major challenges in global health, necessitating the exploration of natural antibacterial sources as alternative treatments, such as bioactive compounds derived from sea urchins. This literature review aims to evaluate the antibacterial potential of sea urchin extracts based on existing research findings. The literature search was conducted using the PubMed and Google Scholar databases using the Boolean operators (AND, OR). Inclusion criteria include articles published between 2014 and 2024, available in full text, written in either Indonesian or English, and discussing the antibacterial activity of sea urchin extracts from the species Diadema setosum and/or Echinometra mathaei. Based on the selection process, eight articles met the inclusion criteria and were included in the review. The results of the literature review indicate that sea urchin extracts exhibit antibacterial activity against gram-negative bacteria, including Escherichia coli, Salmonella typhi, Salmonella typhimurium, Shigella flexneri, Pseudomonas aeruginosa, Aeromonas hydrophila, Acinetobacter sp., Citrobacter freundii, and Klebsiella pneumoniae, as well as gram-positive bacteria, including Propionibacterium acnes, Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Bacillus subtilis, Staphylococcus epidermidis, Streptococcus mutans, and Streptococcus sobrinus. These antibacterial effects are attributed to the presence of secondary metabolites such as alkaloids, steroids, flavonoids, saponins, and phenolics.
LITERATUR REVIEW : FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN GASTRITIS Ergidona Nurizqi Syiffatulhaya; M. Fitra Wardhana; Femmy Andrifianie; Ratna Dewi Puspita Sari
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 10 No. 1 (2023): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit gastritis menjadi salah satu penyakit yang termasuk ke dalam permasalahan sosial dan kesehatan bagi masyarakat pada saat ini. Hal tersebut terjadi pada negara yang sudah maju maupun negara berkembang. Penyakit gastritis ini jika tidak segera diobati dapat mengakibatkan kerusakan fungsi organ lambung serta meningkatkan risiko terjadinya kanker lambung hingga hal terburuknya adalah kematian. Beberapa penelitian menyatakan bahwa pasien gastritis dengan keluhan nyeri di Indonesia paling banyak disebabkan oleh gastritis fungsional, dengan proporsi kasus mencapai 7080% dari total kasus. Resiko penyakit gastritis terbilang masih sangat tinggi, dan masyarakat luas ternyata masih banyak yang tidak terlalu memperhatikan kesehatan dan menjaga kesehatan lambung seperti gaya hidup yang tidak sehat terutama dari apa yang dikonsumsi, penggunaan obatobatan, stres, infeksi bakteri, serta pola makan dan minum yang kurang baik sehingga dapatmenyebabkan terjadinya inflamasi pada lambung atau gastritis. Dalam review ini masalah terkait gastritis dikumpulkan kemudian diulas untuk melihat faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit gastritis di Indonesia. Metode yang digunakan dalam studi pustaka ini mengggunakan database elektronik. Dari Faktor-faktor penyebab gastritis yang banyak terjadi di Indonesia meliputi stress, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, jenis kelamin, pola makan, frekuensi makan, usia, dankonsumsi kopi.Kata Kunci: Gastritis, faktor penyebab, Indonesia
Efektivitas Inhalasi Aromaterapi terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dysmenorrhea Primer pada Remaja Nur Mawar Agustina; Ervina Damayanti; Femmy Andrifianie; Oktafany Oktafany
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 11 No. 2 (2024): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jka.v11i2.pp83-93

Abstract

Dysmenorrhea primer merupakan masalah kesehatan umum saat menstruasi yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Pengelolaan nyeri dysmenorrhea primer dapat dilakukan melalui pemberian terapi farmakologi dan non farmakologi. Obat-obatan dalam terapi farmakologi dinilai efektif dalam mengatasi nyeri dysmenorrhea primer, namun efek samping pengobatan yang tidak diinginkan dapat muncul akibat penggunaan obat dalam waktu yang lama, sehingga mendorong pencarian alternatif terapi yang dinilai lebih aman dan efektif. Aromaterapi, sebagai terapi komplementer telah banyak diteliti sebagai terapi non farmakologi pengelolaan nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas inhalasi aromaterapi dalam mengurangi intensitas nyeri pada remaja dengan dysmenorrhea primer melalui pemanfaatan minyak esensial berbagai tanaman. Penelitian ini berupa tinjauan pustaka (literature review) terhadap 10 studi terkait dengan rentang waktu publikasi 2019-2024 pada database elektronik Google Scholar dan PubMed yang diseleksi melalui proses skrining. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inhalasi aromaterapi dengan menggunakan berbagai jenis minyak esensial secara signifikan dapat mengurangi intensitas nyeri dysmenorrhea primer. Mekanisme kerja aromaterapi diduga terkait dengan efek anti-inflamasi dan analgesik dari komponen-komponen aktif dalam minyak esensial. Oleh karena itu, aromaterapi dapat menjadi pilihan terapi non farmakologi yang dinilai efektif, aman, dan potensial untuk dikembangkan sebagai pengobatan dalam mengurangi nyeri dysmenorrhea primer pada remaja.
Pengaruh Konsentrasi dan Volume Etanol Terhadap Rendemen Ekstrak Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) Pada Metode Ekstraksi Maserasi Ade Putri Selviana; Ummi Khoirotunnisa; Atri Sri Ulandari; Ihsanti Dwi Rahayu; Femmy Andrifianie
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 11 No. 2 (2024): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jka.v11i2.pp94-100

Abstract

Bunga telang (Clitoria ternatea L.) adalah salah satu tanaman yang banyak digunakan dalam pengobatan tradisional. Bunga telang (Clitoria ternatea L.) banyak diekstraksi dengan metode maserasi karena metode ini cocok untuk tanaman dengan senyawa termolabil. Proses maserasi dengan menggunakan berbagai konsentrasi pelarut dan volume pelarut menghasilkan nilai rendemen yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk membahas terkait konsentrasi dan volume pelarut etanol yang efektif untuk menghasilkan rendemen pada bunga telang (Clitoria ternatea L). Penelitian ini menggunakan metode literature review atau tinjauan pustaka dengan mengumpulkan beberapa sumber dari database online seperti google scholar selama 10 tahun terakhir (2014-2024) menggunakan kata kunci yang relevan yaitu "bunga telang", "maserasi", "etanol", dan "rendemen" hingga didapatkan hasil sebanyak 3.620 artikel yang kemudian diseleksi lagi menjadi 14 artikel untuk ditinjau. Hasil tinjauan literatur ini menunjukkan bahwa polaritas pelarut dan perbandingan volume mempengaruhi kualitas rendemen yang dihasilkan dengan menggunakan etanol 70% dengan perbandingan antara sampel dan pelarut 1:10. Literatur review ini dapat menjadi daftar referensi terkait pemilihan pelarut yang efektif terhadap peningkatan kualitas rendemen ekstrak bunga telang (Clitoria ternatea L.) menggunakan metode ekstraksi maserasi.
Uji Aktivitas Beberapa Ekstrak Tumbuhan Sebagai Repellent untuk Pencegahan Penyakit Tular Vektor Nyamuk: Tinjauan Pustaka Linda Septiani; Terza Aflika Happy; Femmy Andrifianie; Intan Kusumaningtyas; Reny Arienta Putri; Istiqomatul Qur'ani; Emantis Rosa; Endah Setyaningrum
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 11 No. 2 (2024): Jurnal Kesehatan dan Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jka.v11i2.pp121-126

Abstract

Penyakit tular vektor nyamuk merupakan penyakit infeksi tropis yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan juga mengalami peningkatan kasus baik di tingkat global maupun lokal. Upaya pengendalian vektor saat ini masih dititikberatkan pada penggunaan insektisida kimiawi namun bisa menyebabkan resistensi. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menghindari kontak manusia dengan nyamuk yakni menggunakan repellent dari bahan alami. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas repellent dari beberapa ekstrak tumbuhan sebagai pencegahan terhadap penyakit yang disebabkan vektor nyamuk. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur yang dipublikasikan pada tahun 2020-2024. Berdasarkan hasil review dari beberapa jurnal tersebut bahwa beberapa ekstrak tumbuhan memiliki aktivitas sebagai repellent nyamuk yang potensial, seperti ekstrak tumbuhan marigold, daun seledri, daun bunga kertas, rimpang lengkuas, jeruk purut, umbi rumput teki, dan sirih merah. Aktivitas Repellent dipengaruhi oleh jenis senyawa aktif yang terkandung pada tumbuhan tersebut dan konsentrasi yang digunakan. Kata kunci: Aktivitas Repellent, penyakit tular nyamuk, vektor, ekstrak tumbuhan