Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

PEMANFAATAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN BPJS DI KALANGAN WANITA PEKERJA SEKS (STUDI PADA WANITA PEKERJA SEKS DI SUNAN KUNING SEMARANG) Rahmah, Hilda; Iswari, Rini; Prasetyo, Kuncoro Bayu
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 5 No 2 (2016): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara yang mengkategorikan aspek kesehatan kedalam program jaminan sosial yang dilaksanakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), dengan konsep kepesertaan berdasarkan asas universal coverage. Asas tersebut mengharuskan kesehatan dinikmati oleh seluruh masyarakat tanpa pengecualian kelas sosial. Wanita Pekerja Seks (WPS) di Sunan Kuning Semarang merupakan komponen dalam masyarakat yang belum sepenuhnya memanfaatkan akses kesehatan berbasis program BPJS, meskipun secara umum WPS sudah mengenal dan memahami fungsi BPJS. Penelitian ini berusaha mengungkap bagaimana pemanfaatan BPJS di kalangan WPS di Sunan Kuning Semarang, dengan melibatkan pandangan WPS terhadap BPJS serta faktor-faktor yang memengaruhi pemanfaatan BPJS di kalangan WPS. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan berlokasi di tempat lokalisasi resmi yang kini dikenal dengan nama Resosialisasi dan Rehabilitasi Sunan Kuning Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan BPJS di kalangan WPS belum merata, dikarenakan kesadaran akan kesehatan yang berbeda serta terdapat stereotip yang melekat terhadap BPJS. Pemanfaatan BPJS di kalangan WPS dipengaruhi oleh faktor pendorong (penggunaan layanan BPJS dalam keluarga dan kesadaran untuk mendapatkan fasilitas kesehatan BPJS) dan faktor penghambat (tidak tersedianya akses layanan BPJS di Resos/Sunan Kuning, persepsi negatif terhadap BPJS dan minimnya sosialisasi tetang BPJS).
PEMANFAATAN JAMINAN SOSIAL KESEHATAN BPJS DI KALANGAN WANITA PEKERJA SEKS (STUDI PADA WANITA PEKERJA SEKS DI SUNAN KUNING SEMARANG) Rahmah, Hilda; Iswari, Rini; Prasetyo, Kuncoro Bayu
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 5 No 2 (2016): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara yang mengkategorikan aspek kesehatan kedalam program jaminan sosial yang dilaksanakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), dengan konsep kepesertaan berdasarkan asas universal coverage. Asas tersebut mengharuskan kesehatan dinikmati oleh seluruh masyarakat tanpa pengecualian kelas sosial. Wanita Pekerja Seks (WPS) di Sunan Kuning Semarang merupakan komponen dalam masyarakat yang belum sepenuhnya memanfaatkan akses kesehatan berbasis program BPJS, meskipun secara umum WPS sudah mengenal dan memahami fungsi BPJS. Penelitian ini berusaha mengungkap bagaimana pemanfaatan BPJS di kalangan WPS di Sunan Kuning Semarang, dengan melibatkan pandangan WPS terhadap BPJS serta faktor-faktor yang memengaruhi pemanfaatan BPJS di kalangan WPS. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan berlokasi di tempat lokalisasi resmi yang kini dikenal dengan nama Resosialisasi dan Rehabilitasi Sunan Kuning Semarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan BPJS di kalangan WPS belum merata, dikarenakan kesadaran akan kesehatan yang berbeda serta terdapat stereotip yang melekat terhadap BPJS. Pemanfaatan BPJS di kalangan WPS dipengaruhi oleh faktor pendorong (penggunaan layanan BPJS dalam keluarga dan kesadaran untuk mendapatkan fasilitas kesehatan BPJS) dan faktor penghambat (tidak tersedianya akses layanan BPJS di Resos/Sunan Kuning, persepsi negatif terhadap BPJS dan minimnya sosialisasi tetang BPJS).
Baim Wong’s and Atta Halilintar’s Personal Branding through Religious Messages in YouTube Contents Citra Safira; Hilda Rahmah; Errika Dwi Setya Watie
ETTISAL : Journal of Communication Vol 7, No 1 (2022): ETTISAL: Journal of Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor collaboration with ISKI (Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi Indo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ejoc.v7i1.7199

Abstract

AbstractThis study aims to determine how personal branding forms and the meanings contained in the content shared by Atta Halilintar and Baim Wong using Roland Barthes' Semiotic analysis. The era of disruption provides unlimited space for many people to connect with each other. YouTube is one of the social media that offers a space for relationship and expression, where it is possible for someone to do personal branding in order to show their characteristics and give a different impression from others. Just like Baim Wong and Atta Halilintar, on their personal YouTube channel. Both Atta Halilintar and Baim Wong have a sharing content, both of which show the act of sharing to people who are financially vulnerable. Along with the massive amount of shared content being posted, their actions have been in the spotlight because they were able to touch the religious sentiments of the audience, especially in the midst of a pandemic. Although not a content category for religious creators, both have succeeded in instilling religious messages that tend to increase their popularity and followers on YouTube. Using a qualitative approach, this research involves semiotics as an analytical method to interpret the hidden meaning behind the content by Atta Halilintar and Baim Wong. The results show that religious sentiment is used to emphasize the character of capitalism, because it shows poverty as a commodity.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk personal branding dan makna yang terkandung dalam konten berbagi Atta Halilintar dan Baim Wong menggunakan analisis Semiotik Roland Barthes. Era disrupsi memberikan ruang gerak tanpa batas bagi banyak orang untuk terkoneksi satu sama lain. YouTube menjadi salah satu media sosial yang menawarkan ruang untuk berelasi dan berekspresi, dimana hal ini memungkinkan bagi seseorang untuk melakukan personal branding dalam rangka menunjukkan ciri khas dan menampilakan kesan yang berbeda dari orang lain. Begitu pula yang dilakukan oleh Baim Wong dan Atta Halilintar, dalam kanal YouTube pribadinya. Baik Atta Halilintar maupun Baim Wong memiliki muatan konten berbagi, dimana keduanya mempertontonkan aksi berbagi kepada orang-orang yang rentan secara finansial. Seiring masifnya konten berbagi yang diposting, aksi keduanya menjadi sorotan karena mampu menyentuh sisi sentimen religius khalayak, terutama di tengah kondisi pandemi. Meskipun bukan kategori konten kreator religi, kedunya berhasil menanamkan pesan-pesan religius yang bertendensi menaikan popularitas dan pengikutnya di YouTube. Menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini menggunakan semiotik sebagai metode analisis untuk menafsirkan makna tersembunyi dibalik konten berbagi Atta Halilintar dan Baim Wong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sentimen religius digunakan untuk mempertegas watak kapitalisme, karena mempertontonkan kemiskinan sebagai sebuah komoditas. 
RELIGIUSITAS DIGITAL DAN DIMENSI PERLAWANAN MILENIAL DALAM RUANG ONLINE Hanry Harlen Tapotubun; Hilda Rahmah
Jurnal Sosiologi Reflektif Vol 15, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jsr.v15i2.2042

Abstract

This article aims to analyze the reasons behind the increasing number of expressing the religiosity on social media by the millennials, especially by discussing the preconditions those religious expressions. This study uses a qualitative approach with literature-based and netnographic study methods. It is also supported by interviews and observations on social media related to the activities of millennials in expressing their religiosity on Instagram, Facebook and WhatsApp. The results showed that the massive expression of religiosity on social media by the millennial could be considered as a "resistance" against the dominant discourse, both in virtual and in the religious spaces. These dominant discourses, such as: 1) religion is a private matter, and 2) the existence of a virtual world can only be achieved by displaying an established image, academic achievement, hedonic behavior, good looking appearance and creativity. By using the idea of mimicry by Bhabha, that massive activity of expressing religiosity in the virtual space emphasizes a counter-discourse that millennials have created. This is done in a “similar” way from common social media users, in response to the dominant discourse which tends to place their religious expression and their existence on social media as two separates aspects. Mimicry shows that anyone can show their religiosity in the same ways as the common users or celebrity on Instagram, but with a different idea and interests.Artikel ini bertujuan untuk menganalisis alasan dibalik maraknya aktivitas mengekspresikan religiusitas di media sosial oleh generasi milenial, dengan membahas bagaimana prakondisi yang melandasi aktivitas tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kepustakaan dan netnografi, dibantu teknik wawancara dan observasi partisipan di media sosial untuk mengamati aktivitas para millenial dalam mengekspresikan religiusitasnya di platform Instagram, Facebook dan WhatsApp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masifnya ekspresi religiusitas di media sosial oleh generasi milenial merupakan sebuah praktik “pelawanan” terhadap wacana dominan, baik dalam ruang virtual maupun dalam ruang agama. Wacana dominan ini antara lain: 1) agama adalah urusan privat, dan 2) eksistensi dunia virtual hanya dapat dicapai dengan cara memamerkan citra kemapanan, pencapaian akademik, perilaku hedon, good looking dan kreatif. Menggunakan gagasan Mimikri Bhabha, ekspresi religiusitas yang masif di ruang virtual menegaskan adanya sebuah upaya counter wacana yang ingin dibangun oleh para milenial. Hal tersebut dilakukan dengan cara-cara yang tidak jauh berbeda dengan para pengguna sosial media lainya dalam menampilkan citra good looking, pencapaian akademik dan perilaku hedon sebagai bentuk eksistensi, demi merespon wacana dominan yang cenderung menempatkan ekspresi beragama dan eksistensi di media sosial sebagai dua hal terpisah. Mimikri menunjukkan bahwa siapapun bisa menunjukkan ekspresi religiusitasnya dengan cara-cara yang sama seperti yang dilakukan oleh artis atau selebgram di Instagram, namun dengan dasar dan kepentingan yang berbeda. 
NARASI INDUSTRI PARIWISATA HALAL DI NEGARA JEPANG DAN JERMAN Hilda Rahmah; Hanry Harlen Tapotubun
Jurnal Sosiologi Reflektif Vol 14, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jsr.v14i2.1830

Abstract

This paper aims to find out how non-Muslim countries such as Japan and Germany develop the halal tourism industry and highlight the narratives of halal tourism in both non-Muslim countries. This study has been done qualitatively in focus on the literature review and discourse analysis method as the main approach. Over time, the halal label has been led to be an inseparable aspect of lifestyle segment in certain society. It did not occur only in the food industry, but also been penetrated into various other industries, one of those is known as halal tourism. According to Global Muslim Tourist Index (GMTI), this phenomenon is not only the Muslim countries Phenomenon, but also increase in the non-Muslim countries. The halal tourism business is expanding and start to be the main economical income by Muslim minority countries, including Japan and Germany. The presence of these two countries in developing halal tourism is unique, because it is not a country with a Muslim majority, but it is precisely the target of foreign Muslim tourists, including Indonesians. Although Indonesia has been named the best halal destination according to GMTI, in fact the interest in halal tourism developed by Japan and Germany is far more promising. No doubt this has become a challenge for Indonesia to enter the this global market competition. Therefore, compared to following the market trend with profit oriented, Indonesia as a Muslim-majority country should deliver halal tourism towards the target of justice and welfare of the people.Tulisan ini bertujuan untuk memahami wacana dan kepentingan yang mengiringi perkembangan wisata halal di Jepang dan Jerman, sebagai negara non-muslim. Hal ini dikarenakan, meskipun berstatus negara non-muslim, keduanya mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam hal pengembangan dan tingkat kedatangan turis muslim. Dengan menggunakan pendekatan teori hegemoni oleh Laclau dan Mouffe yang menekankan pada aspek logic of difference dan chain of equivalent sebagai kunci utama internalisasi wacana hegemonik, tulisan ini dimaksudkan untuk melihat beragam wacana dan kepentingan mengiringi perkembangan wisata halal, baik yang tersirat maupun tersurat. Untuk mancapai tujuan tersebut, metode pengumpulan data akan dilakukan dengan studi kepustakaan yang fokus pada beragam artikel, berita, serta laporan-laporan terkait perkembangan industri pariwisata halal di Jepang dan Jerman. Dari berbagai data dan analisa, tampak jelas bahwa meskipun ada beragam wacana dan kepentingan, perbedaan tersebut berada dalam wacana besar neoliberalisme. Sehingga, wisata halal di negara non-muslim dapat dipahami sebagai sebuah wacana hegemonik yang hanya menguntungkan negara dan pasar tetapi mengesampingkan masyarakat. Dengan belajar dari temuan tersebut, Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar diharapkan mampu mengembangkan industri wisata halal yang ramah, bukan hanya kepada turis dan pemodal, melainkan juga pada masyarakat sebagai garda terdepan industri wisata halal. 
Peningkatan Literasi Jurnalistik Melalui Pelatihan Penulisan Berita pada Siswa Ekstrakurikuler Jurnalistik SMA Muhammadiyah 01 Semarang Hilda Rahmah; Kharisma Ayu Febriana; Sri Syamsiah Lestari Syafiie
ABDIMASKU : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 6, No 1 (2023): Januari 2023
Publisher : LPPM UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33633/ja.v6i1.975

Abstract

Percepatan dalam sektor informasi dan komunikasi menuntut masyarakat untuk mampu beradaptasi di tengah gempuran informasi dari berbagai arah. Dalam konteks ini, menulis menjadi alternatif untuk dapat meningkatkan literasi komunikasi digital sehingga memungkinkan terjadinya kecakapan individu dalam menerima segala bentuk informasi. Menanggapi hal tersebut, SMA Muhammadiyah 01 Semarang berupaya untuk memfasilitasi peserta didiknya sebuah ruang belajar jurnalistik melalui ekstrakurikuler jurnalistik sekolah. Namun, antusias siswa yang tinggi terhadap ekstrakurikuler ini tidak sebanding dengan peningkatan skill menulis. Anggota ekstrakurikuler jurnalistik masih memiliki kemampuan menulis yang minim, diantaranya karena keterbatasan SDM dalam bidang jurnalistik di sekolah, belum tersedianya lembaga pers sekolah, serta belum pernah diadakan pelatihan jurnalistik di sekolah. Lebih lanjut hal ini membuat siswa mengalami kesulitan dalam membuat dan menyusun teks berita dan menyalurkan tulisanya. Berdasarkan temuan masalah tersebut, kegiatan pengabdian kepada masyarakat Universitas Semarang Program Studi Ilmu Komunikasi, berkomitmen untuk membekali siswa ekstrakurikuler jurnalistik SMA Muhammadiyah 01 Semarang dengan memberikan pelatihan penulisan, agar siswa mampu menghasilkan dan menyalurkan tulisan yang kompeten di majalah dinding sekolah maupun di media massa.
Munculnya Pawang Hujan di Sirkuit MotoGP Mandalika 2022 di Mata Netizen (Analisis Isi Pesan di Kolom Komentar YouTube MotoGP Trans7 Official) Setyowati, Retno Manuhoro; Suhariyanto, Suhariyanto; Rahmah, Hilda
JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol. 5 No. 9 (2022): JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan)
Publisher : STKIP Yapis Dompu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (730.666 KB) | DOI: 10.54371/jiip.v5i9.943

Abstract

Penelitian ini berisi tentang analisis isi kualitatif komentar netizen di kolom komentar channel atau kanal YouTube MotoGP Trans7 Official yang menayangkan gelaran MotoGP 2022 di sirkuit Mandalika yang disajikan oleh Trans7 selaku official television. Penelitian ini dititik beratkan pada momentum munculnya pawang hujan bernama Rara Isti Wulandari saat prosesi penghentian hujan yang ditayangkan di kanal YouTube MotoGP Trans7 sebagai obyek penelitian. Penelitian dinilai penting dilakukan untuk mengetahui opini publik atau pendapat netizen pada momentum tersebut, sejalan dengan tujuan analisis isi yakni diantaranya melihat isi media yang tersurat, perhatian media terhadap isu, tokoh, kelengkapan informasi, termasuk berbagai pendapat yang dilontarkan oleh netizen. Metode yang digunakan adalah metode analisis isi kualitatif dengan pendekatan induktif. Ini adalah proses memadatkan data tekstual yang kompleks dan membangun makna dari data melalui tema atau kategori yang muncul. Data diolah dengan menggunakan NVivo12 Plus 12 Plus untuk membantu menemukan tema-tema isi komentar netizen, dan dianalisis secara deskriptif. Hasil dari penelitian ini muncul lima (5) tema besar teratas yaitu bangga budaya Indonesia, menghormati keberagaman adat atau kearifan lokal, mengapresiasi keunikan acara, merasa terhibur, mengungkapkan sinisme maupun rasa suka. Komentar netizen yang sering mengemuka adalah tema “bangga akan budaya bangsa Indonesia”. Dimana netizen serempak sepakat dalam berbagai ungkapan kalimat bahwa peristiwa munculnya pawang hujan menambah kecintaannya kepada adat, budaya dan kearifan lokal yang ada di Indonesia.
Opini Publik dalam Penilaian Eksistensi Personal Branding Jeje sebagai Icon Citayam Fashion Week Indonesia melalui Akun Instagram Jeje @911jelicascalling Djaya, Tika Ristia; Rahmah, Hilda; Fitrianti, Ayang
JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol. 6 No. 4 (2023): JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan)
Publisher : STKIP Yapis Dompu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.081 KB) | DOI: 10.54371/jiip.v6i4.1937

Abstract

Media sosial menjadi sarana yang memungkinkan setiap orang membangun konsep diri secara virtual melalui sebuah konten, baik berupa foto, video dan teks.  Kemajuan media baru yang menawarkan cara kerja instan, membuat kecenderungan setiap orang dari berbagai kalangan mengenalkan dirinya di media sosial untuk menarik simpati dan popularitas layaknya selebriti. Jasmine Leticia atau yang akrab dipanggil Jeje Slebew merupakan salah satu dari sekian banyak orang yang sukses menarik perhatian khalayak di media sosial. Berawal dari aktivitasnya sebagai anak muda yang gemar nongkrong di kawasan Jalan Sudirman dan berlakon layaknya model catwalk, Jeje mulai membagikan foto-fotonya di instagram berbalut busana khas anak muda urban. Kemunculan fenomena citayam fashion week kemudian membesarkan namanya, hingga cara berpakaian dan bentuk visual wajahnya mendapatkan banyak perhatian. Penelitian ini bertujuan mengetahui Opini Publik dalam Menilai Eksistensi Personal Branding Jeje Sebagai Icon Citayam Fashion Week Melalui Akun Instagam jeje@9111jelicascalling. Metode Penelitian yang digunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Tahapan pengambilan datanya meliputi wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis datanya meliputi pengumpulan data, redusi data, penyajian data dan kesimpulan. Di balik popularitas yang diperoleh Jeje, terdapat penilaian dari publik atas perilaku dalam membesarkan namanya sehingga menjadi icon citayam fashion week. Hal ini ditunjukkan dalam postinganya yang diunggah di akun instagramnya Jeje (@ 911Jelicascalling).
KOMUNIKASI BISNIS DALAM PENGEMBANGAN GREEN ENTREPRENEURSHIP MELALUI BATIK ECOPRINT UMKM BATIK DURENAN INDAH SEMARANG Safira, Citra; Rahmah, Hilda; Indainanto, Yofiendi Indah
Perspektif Komunikasi: Jurnal Ilmu Komunikasi Politik dan Komunikasi Bisnis Vol 8, No 1 (2024): Perspektif Komunikasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/pk.8.1.93-102

Abstract

Terjadinya global warming membuat masyarakat kini mulai fokus pada lingkungan. Salah satunya adalah meningkatnya konsumsi produk-produk ramah lingkungan. Konsumen saat ini mulai lebih peduli pada lingkungan dan beralih pada pasar yang lebih hijau (green marketing). Oleh sebab itu, pengusaha juga kini lebih bertanggung jawab secara sosial dan telah memahami peran mereka dalam bisnis yang berkelanjutan di masa depan yang lebih baik dengan menerapkan kewirausahaan hijau (green entrepreneurship). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses komunikasi bisnis yang dilakukan oleh penginisiasi batik di UMKM Batik Kampung Tematik Batik Durenan Indah Semarang oleh anggota-anggota umkm batik lainnya dalam mengembangkan green entrepreneurship. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan pengumpulan data melalui wawancara dan observasi langsung dengan mengamati proses komunikasi yang berlangsung. Pengembangan green entrepreneurship menjadi penting untuk meningkatkan kualitas pengusaha itu sendiri serta turut menjaga kelestarian lingkungan.
PENINGKATAN KEMAMPUAN DIGITAL MARKETING UNTUK PESERTA DIDIK KOMPETENSI KEAHLIAN KULINER DI SMK NU 01 KENDAL Jannah, Desika Nur; Fanani, Fajriannoor; Rahmah, Hilda
TEMATIK Vol. 3 No. 1 (2023): Januari
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/tmt.v3i1.5675

Abstract

Pelatihan Digital Marketing merupakan suatu kegiatan pemasaran atau promosi sebuah brand atau produk menggunakan media  digital  atau  internet, untuk menjangkau dan mendapatkan customer lebih banyak, dari pada menggunakan strategi secara konvensional. Keberhasilan digital marketing menjadikan cara ini banyak dipilih oleh para pelaku usaha untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan target penjualan. SMK NU 01 Kendal menjadi salah satu lembaga pendidikan yang turut melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pelaku usaha, salah satunya melalui kompetensi Keahlian Kuliner. Sebagai salah satu bagian dari pelaku usaha, pengetahuan peserta didik kompetensi Keahlian Kuliner SMK NU 01 Kendal masih sangat terbatas, sehingga hal ini menghambat peserta didik untuk memasarkan produknya secara lebih luas.Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah peningkatan kemampuan digital marketing untuk peserta didik kompetensi Keahlian Kuliner. Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan materi dan pelatihan digital marketing tentang cara bagaimana membuat brand dan konten promosi, menentukan serta memperluas target pasar. Hasil dalam kegiatan ini diharapkan peserta didik mampu melakukan promosi, menjangkau pasar yang lebih luas dan tepat sasaran, dapat meningkatkan penjualan dan menjaga komunikasi antara penjual dan pelanggan secara digital, memanfaatkan media handphone dan laptop yang dimiliki oleh peserta didik